Analisis Tahap Analyze 1.Analisis Pareto Diagram
Gambar 6.3. Peta Kontrol Atribut Peta P
Dari grafik diatas diperoleh bahwa jumlah produk cacat baja beton polos masih berada dalam batas kendali yang artinya bahwa banyaknya cacat yang terjadi
masih dapat dikendalikan sehingga nantinya tidak akan merugikan perusahaan.
6.1.3. Analisis Tahap Analyze 6.1.3.1.Analisis Pareto Diagram
Diagram pareto dibuat untuk melihat dan mengetahui jenis-jenis kecacatan yang memberikan kontribusi paling besar terhadap kecacatan yang terjadi dalam
suatu perusahaan. Hasil diagram pareto dapat dilihat pada gambar 6.4. berikut :
0,0000 0,0500
0,1000 0,1500
0,2000 0,2500
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
P CL
UCL LCL
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.4. Pareto Diagram Produk Baja Beton Polos
Berdasarkan aturan 80-20, hasil diagram pareto menunjukkan bahwa jenis kecacatan yang harus dianalisis lebih lanjut penyebab terjadinya permasalahan adalah
produk baja beton polos yang cacat kuping dan memiliki cerna.
6.1.3.2.Analisis Cause and effect Diagram
Pada cause and effect diagram sumber-sumber potensial yang menjadi masalah dibagi menjadi 4 bagian yaitu: manusia, metode, mesin dan material.
Penyebab-penyebab dari setiap jenis kecacatan cacat kuping dan cerna dapat dilihat pada tabel 6.2.
Jumlah Cacat 804
795 720
Percent 34.7
34.3 31.0
Cum 34.7
69.0 100.0
Jenis Kecacatan Butiran Basah
Butiran Belang Butiran Hancur
2500 2000
1500 1000
500 100
80 60
40 20
J u
m la
h C
a c
a t
P e
r c
e n
t
Pareto Chart of Jenis Kecacatan
Cacat Kuping Cerna
Retak 1.498.358
1.234.766 739.280
43.2 35.6 21,2
43.2 78.7
100.0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.2. Faktor-faktor yang Menjadi Penyebab Kecacatan
Jenis Kecacatan
Faktor Penyebab Kecacatan Manusia
Metode Mesin
Material
Cacat Kuping
Pemilihan Scrap yang kurang teliti
Jadwal produksi terlalu padat
Part Penggiling tidak optimal
Komposisi bahan baku
kurang bagus
Pencampuran bahan panduan
kurang sesuai aturan
Mesin kurang bersih masih terdapat serpihan-
serpihan baja Operator tidak
tanggap dalam mengoperasikan
mesin Slide pada bin masuk
material tidak norma
Cerna Pencampuran
bahan panduan kurang sesuai
aturan Terkendala
banyak ration dadakan yang
mengganggu proses produksi
Mesin CCM tidak bekerja optimal
Bahan Baku Scrap
kurang bagus
Operator tidak tanggap dalam
mengoperasikan mesin
Part penggiling tidak optimal
6.1.3.3.Analisis Scatter Diagram
Scatter Diagram dibuat untuk mengidentifikasi korelasi yang mungkin ada
antara karakteristik kualitas dan faktor yang mungkin mempengaruhinya. Untuk perhitungan korelasi antara jenis kecacatan cacat kuping terhadap jumlah cacat
diperoleh nilai korelasinya 0,963 yang berarti terdapat hubungan korelasi positif lemah antara semakin tinggi jumlah kecacatan cacat kuping produk baja beton polos
maka akan semakin tinggi juga jumlah produk baja beton polos yang cacat. Sedangkan untuk perhitungan korelasi antara jenis kecacatan cerna terhadap jumlah
cacat diperoleh nilai korelasinya 1,770 yang berarti terdapat hubungan korelasi positif antara semakin tinggi jumlah kecacatan cerna produk baja beton polos maka akan
semakin tinggi juga jumlah produk baja beton polos yang cacat.
Universitas Sumatera Utara
6.1.3.4.Analisis FMEA Failure Mode and Effect Analysis
Hasil pengerjaan FMEA dengan nilai RPN risk priority number pada dua jenis kegagalan yang diperoleh dari hasil diagram pareto dapat dilihat pada tabel 6.3.
berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.3. FMEA Terhadap Proses dengan Nilai RPN
Mode Kegagalan
Efek Kegagalan Penyebab
Kegagalan Metode Deteksi
RPN Kategori
Cacat Kuping
Produk tidak layak diberi label SNI, sehingga menurunkan harga jual
produk, produk tidak diterima oleh konsumen dan penggunaan baja
beton polos yang memiliki cacat kuping dapat menurunkan fungsi baja
beton secara keseluruhan Ukuran
billet yang
tidak sesuai Periksa mesin
CCM sebelum dilakukannya
proses produksi
175 Low-
Moderate
Mesin penggilingan
rolling mill tidak bekerja
optimal Periksa setiap
bagian-bagian mesin
penggilingan rolling mill
sebelum dilakukannya
proses produksi
168 Low-
Moderate
Cerna Produk akan mudah patah, sehingga
produk tidak layak jual. Produk baja beton yang memiliki cerna yang
dalam akan dijadikan scrap untuk bahan baku kembali
Komposisi logam cair
yang dituang tidak standar
Pastikan logam cair yang dituang
telah memenuhi komposisi yang
sesuai syarat
100 Low
Scrap mengandung
baja karbon yang terlalu
tinggi Pilih scrap yang
sesuai syarat sebelum
dimasukkan ke tanur EAF
40 Very Low
Universitas Sumatera Utara
Kategori jenis kegagalan ini termasuk kategori Low-Moderate kategori menengah rendah. Berarti, jenis kegagalan ini memiliki tingkat prioritas menengah
rendah yang tidak diperlukan tindakan perbaikan untuk segeramendesak dilakukan. Hanya diperlukan tindakan berupa pengecekan terhadap mesin dan setiap komponen-
komponen secara berkala sebelum dimulai proses produksi. Sedangkan untuk kategori Low dan Very Low memiliki tingkat prioritas yang terendah, perbaikan
dapat dilakukan dengan meningkatkan keahlian dan pengetahuan pekerjaoperator dalam mengoperasikan setiap mesin dalam proses produksi, sehingga dapat
mengurangi kesalahan yang sering dilakukan oleh pekerjaoperator pada umumnya.