20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan langkah atau tahapan yang dilakukan dalam sebuah penelitian. Tahapan tersebut diawali dengan menggunakan sebuah
pendekatan sampai pada teknik pengumpulan data serta teknik analisis data. Pendekatan sering disamakan dengan metode, tetapi jika ditelusuri lebih jauh
makan pendekatan akan lebih dekat dengan pembicaraan suatu ilmu, sedangkan metode mengarah pada teknik pengumpulan dan penganalisaan data.
Menurut Djajasudarma 1993:3, metode penelitian merupakan alat, prosedur dan tehnik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian. Metode
merupakan syarat atau langkah-langkah yang dilakukan dalam suatu penelitian. Metode penelitian membicarakan mengenai tata cara pelaksanaan
penelitian, sedangkan prosedur penelitian membicarakan urutan kerja penelitian dan teknik penelitian membicarakan alat-alat yang digunakan dalam mengukur
dan mengumpulkan data penelitian. Dengan demikian, metode penelitian melingkupi prosedur dan teknik penelitian M. Iqbal Hasan, 2002:21.
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitianPerkembangan Seni Beladiri Wing Chun di Kota Medan 2005-2013 adalah metode penelitian
sejarah. Dalam penelitian sejarah Dr. Kuntowijoyo 1995:89 mengatakan bahwa: “Penelitian sejarah mempunyai lima tahap, yaitu: 1 pemilihan topik, 2
pengumpulan sumber heuristik, 3 verifikasi kritik sejarah, keabsahan
Universitas Sumatera Utara
21
sumber, 4 interpretasi: analisis dan sintesis dan 5 penulisan historiografi.”
Untuk mencapai hasil yang maksimal dan sesuai dengan apa yang
diharapkan, setelah pemilihan topik selesai dibahas maka tahapan-tahapan yang
akan dilakukan selanjutnya yaitu:
Pengumpulan sumber Heuristik adalah tahap pengumpulan data,
sumber data berupa sumber primer dan sekunder. Penulis melakukan studi kepustakaan library research dan menemukan literatur atau sumber bacaan
untuk melengkapi data yang diperlukan penelitian mengenai Perkembangan Wing Chun di Kota Medan. Sumber bacaan itu dapat diperoleh dari buku, artikel surat
kabar, jurnal, internet, ataupun dari penelitian yang dilakukan sebelumnya dalam bentuk skripsi serta dokumen-dokumen dari tempat penelitian berlangsung.
Karena tidak semua data yang diperlukan ada dalam sumber tertulis maka dilakukan studi lapangan field research yaitu dalam bentuk wawancara dan
observasi untuk mendapat data langsung dari responden yang diwawancarai mengenai Wing Chun.
Sebelum memulai penelitian, penulis terlebih dahulu melakukan studi lapangan field research yaitu melakukan observasi.Observasi atau pengamatan,
dapat berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran dengan menggunakan indera penglihatan yang juga berarti tidak melakukan pertanya-pertanyaan
Soehartono, 1995:69. Dalam mengumpulkan data salah satu teknik yang cukup baik untuk diterapkan adalah pengamatan secara langsungobservasi terhadap
subyek yang akan diteliti.
Universitas Sumatera Utara
22
Dalam penelitian ini penulis melakukan dua kali observasi secara langsung ke Perguruan Wing Chun Kungfu Academy Medan, pertama penulis melakukan
observasi untuk memastikan dimana tempat kegiatan latihan Wing Chun di Medan, yaitu di Perguruan Wing Chun Kungfu Academy Medan, dan pada
observasi yang kedua penulis berkesempatan melihat kegiatan latihan para murid Wing Chun.
Selain observasi, salah satu teknik mengumpulkan data dalam penelitian adalah wawancara, yaitu mendapatkan informasi dengan bertanya langsung
kepada subyek penelitian. Seperti pendapat Koentjaraningrat 1991:136 yang mengatakan “…kegiatan wawancara secara umum dapat dibagi tiga kelompok
yaitu : persiapan wawancara, tehnik bertanya dan pencatat data hasil wawancara.” Sebelum melakukan wawancara penulis menyiapkan hal-hal yang
berhubungan dengan kelancaran wawancara seperti alat tulis untuk mencatat hasil wawancara.Untuk mendapatkan data penulis melakukan wawancara terhadap
pelatih Wing Chun yaitu HF Sinar di tempat latihan Wing Chun Kungfu Academy Medan.Pada kesempatan itu beliau tidak bisa memberikan penjelasan yang rinci
mengenai sejarah dan perkembangan Wing Chun di Kota Medan karena berbagai alasan. Dalam wawancara tersebut penulis hanya mendapatkan data-data tentang
kegiatan-kegiatan di Perguruan Wing Chun tersebut, sejarah Wing Chun di Medan dan sejarah tentang perguruan Wing Chun Kungfu Academy Medan. Pada
kesempatan tersebut penulis tidak berhasil menemui ketua perguruan Wing Chun tersebut karena beliau berhalangan hadir pada saat itu.
Universitas Sumatera Utara
23
Penulis juga melakukan wawancara terhadap warga disekitar tempat latihan atau berdirinya Wing Chun Kungfu Academy Medan tersebut yaitu Anton,
yang juga merupakan pekerja lepas di tempat latihan tersebut. Penulis secara langsung mengajukan pertanyan-pertanyaan yang sesuai dengan objek yang
diteliti, akan tetapi penulis hanya mendapatkan data yang sedikit dari beliau. Maka, untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian ini,
penulis melakukan kegiatan wawancara lagi ke Perguruan Wing Chun Kungfu Academy dan akhirnya berjumpa dan berhasil mewawancarai Ketua Wing Chun
Kungfu Academy Medan yaitu Johan Tjongiran, SH. Melalui wawancara dengan beliau penulis mendapatkan banyak informasi mengenai perkembangan dan
sejarah Wing Chun di Kota Medan, informasi tentang Perguruan Wing Chun tersebut. Beliau dengan sangat terbuka memberikan informasi yang ditanyakan
oleh penulis.Namun sayangnya, beliau tidak bersedia memberikan data-data tertulis mengenai Perguruan Wing Chun Kungfu Academy Medan tersebut tapi
diberikan kebebasan untuk memotret kegiatan-kegiatan di Perguruan Wing Chun Kungfu Academy Medan.Penulis mengolah sendiri informasi dan data-data yang
didapat dari hasil wawancara. Dalam penelitian ini, sumber utama atau data primer adalah hasil
wawancara dari informan kunci key informant yaitu: Nama : Johan Tjongiran, SH
Usia : 52 Tahun Alamat : Jalan Sutomo no. 86 Medan
Universitas Sumatera Utara
24
Nama : HF Sinar Usia : 38 Tahun
Alamat : Jalan Plaju no. 15 Medan. Dan peneliti juga mengumpulkan data lisan lain berupa artifact atau
dokumen-dokumen Wing Chun. Selain data primer peneliti juga menggunakan data sekunder yang diperoleh dari buku-buku, majalah, internet, artikel-artikel di
surat kabar dan lain-lain. Sumber data sekunder adalah:
Sumber data sekunder : Wing Chun – Teknik dan Latihan Halaman
: 98 halaman Penerbit
: Gramedia Tahun
: 2010 Warna
: Hitam Merah Bergambar
Sumber data sekunder :Teknik dan Kunci Dasar Wing Chun Tradisional Ip Man
Halaman : 127 halaman
Penerbit :Rajawali Pers.
Tahun : 2012
Warna : Putih Biru Bergambar
Selanjutnya adalah tahap verifikasi kritik sejarah, keabsahan sumber
penulismelakukan kritik terhadap sumber-sumber sejarah yang sudah diperoleh. Berupa kritik internal melakukan pengujian kredibilitas atau kebisaan dipercayai,
Universitas Sumatera Utara
25
apakah dapat dipercaya berdasarkan komposisi dan keabsahan data dan kritik eksternal meliputi pengujian atas keaslian sumber atau otentisitas sumber yang
dikumpulkan baik berupa dokumen atau pustaka dimana aspek fisiknya tersebut diuji dengan memperhatikan aspek dominan yang mempengaruhi kondisi
dokumen tersebut.
Kemudian tahap interpretasi: analisis dan sintesisdalam tahap ini semua
data yang ada ditafsirkan dengan cara menganalisis data-data yang telah ada sebaik-baiknya sehingga data tersebut memberikan fakta tentang uruain yang
disampaikan dan juga mengelompokkan data-data sehingga dapat terlihat kaitannya satu sama lain yang mengandung fakta atau hal-hal lain mengenai
Perkembangan Seni Beladiri Wing Chun di Kota Medan. Dengan demikian menghasilkan sebuah kesimpulan.
Setelah data didapatkan, dianalisis dan di kelompokkan maka dilakukan
penulisan historiografi secara kronologis dengan cara merangkum semua hasil
penelitian menjadi sebuah skripsi.
3.2 Lokasi Penelitian