Kosmologi Masyarakat Melayu Langkat

7 membagikan kembali secara adil. Keempat pada saat alim ulama setempat bersama warga yang datang melakukan doa sebagai wujud terima kasih kepada nikmat dan rejeki dari Tuhan Yang Maha Esa. Kelima pada saat warga melanjutkan tradisi ini untuk menyebar seserahan di sawah. Keenam pada saat warga melanjutkan tradisi ini untuk menyebar seserahan di kandang ternak. Amran Kasimin 1999 juga menulis buku tentang ritual khitanan dalam masyarakat Melayu, khususnya di Semenanjung Malaysia. Dalam bukunya dijelaskan aspek- aspek ritual khitanan merupakan pengaruh India atau Hindu. Diuraikan bahwa istiadat ritual khitanan bernilai etika yang lazim dilakukan oleh masyarakat dimanapun. Selain itu, dijelaskan juga tentang nilai kerja sama atau gotong royong yang ada dalam istiadat ritual khitanan merupakan salah satu aspek jati diri atau karakter dari masyarakat Melayu.

2.2 Kosmologi Masyarakat Melayu Langkat

Pengertian kosmologi dalam konteks penelitian nilai budaya atau tradisi Melayu dapat diartikan segala sesuatu mendasari aktifitas atau keadaan bersifat kultural yang mengitari wujudnya aspek suatu budaya atau istiadat masyarakat. Dalam konteks penciptaan karya, dalam hal ini juga dapat disebut sebagi konsep kreatif seorang penyair atau pujangga. Aktifitas dan keadaan tersebut berperan penting dalam pemaknaan dan kelangsungan suatu budaya atau istiadat dan karya tertentu. Manakala secara etimologi, kosmologi berasal dari perkataan kosmos yang berarti dunia, aturan alam dan logos berarti rasio atau akal. Jadi kosmologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang alam dunia, akan tetapi kosmologi merupkaan ajaran atau ulasan tentang dunia dari suatu aspek budaya. 7 Membahas tentang ilmu alam atau ilmu dunia, seperti istiadat ritual khitanan tak terlepas dari pemahaman tentang kosmologi religius dan budaya, kosmologi ini merupakan ajaran dan 7 Bertens, 1985:13 Universitas Sumatera Utara 8 keyakinan bersifat religi dan nilai serta norma sesuai keyakinan dan memberikan petunjuk dan prilaku-prilaku manusia yang memiliki etika. Kabupaten Langkat merupakan daerah Melayu yang teridentik beragama Islam. Yang selalu berpegang teguh pada adat yang bersendikan ’’syara’’ syara bersendikan kitabullah. Yuchan mengatakan dalam bukunya adat istiadat perkawinan Melayu Sumatera Timur, Adat dan budaya terbentuk dan berkembang sesuai dengan kebutuhan, situasi dan kondisi di suatu tempat, setelah masuknya agama islam ke Indonesia sebagian besar agama yang dianut dan ditaati oleh sebahagian besar bangsa indonesia, maka untuk menyempurnakannya adat dan budaya Melayu diselaraskan dengan ajaran agama islam sesuai dengan ungkapan yang berbunyi’’ adat yang bersendikan syara’’ syara mengikat adat ’’kuat agama kuat adat kuat adat kuat agama’’. Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat dari beberapa pakar-pakar adat serta budayawan Melayu maka adat Melayu dibagi atas beberapa tingkatan yaitu: adat yang sebenar adat, adat yang diadatkan, adat yang teradat. Adat yang sebenar adat adalah sebuah prinsip- prinsip adat Melayu yang tidak dapat berubah. Prinsip- prinsip tersebut tersimpul dalam ’’adat bersendikan syara’’ dan ’’syara bersendikan kitabullah’’. Sedangkan ketentuan-ketentuan adat yang bertentangan dengan ajaran agama islam tidak dapat digunakan lagi. Adat yang diadatkan adalah adat yang dibuat oleh penguasa satu kurun waktu tertentu. Masa berlaku adat ini adalah selama belum dirubah oleh penguasa berikutnya. Adat ini dapat dirubah sesuai dengan situasi dan kondisi serta perkembangan zaman. Adat yang teradat adalah suatu kebiasaan sehari- hari yang merupakan berlaku bagi Masyarakat Melayu atau istilah dengan tradisi. Adat ini selalu dipakai Universitas Sumatera Utara 9 dan dilaksanakan sebagai pelengkap sehingga pelanggaran terhadap adat ini tidaklah mendapatkan sanksi apapun terkecuali nasehat dari para pengetua adat pada zaman dahulu. 8 Pada Masyarakat Desa Secanggang juga sangat memegang tuguh agama islam, selalu berpedoman pada ALQUR’AN dan HADIST. Ajaran agama islam sangat penting bagi kehidupan Melayu, terutama Shalat dan Mengaji. Di dalam organisasi bermasyarakat juga penduduk Desa Secanggang juga membuat perwiritan atau yasin sebagai kegiatan agama, dan dalam bentuk pengajian lainnya. Biasanya anak- anaknya pergi mengaji ke sebuah sekolah Madrasah. Dan mereka juga membuat acara syukuran apabila anak mereka sudah khatam mengaji. Pada umumnya mata pencarian masyarakat Secanggang adalah sebagai nelayan, ada juga sebagian yang menjadi pedagang atau guru. Mereka pergi berlayar atau melaut Mencari ikan dengan menggunakan bot atau sampan. Jika mereka ingin mengambai udang maka mereka pergi ke laut tengah malam. Dalam hidup sosial mereka juga sangat mengutamakan hubungan baik dengan tetanngga dan jiran, ramah tamah dan berakhlak juga sangat diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari. 2.3 Letak Geografis dan Sejarah Singkat 2.3.1 Letak Geografis