c Teknik proaktif
Metode terbaik untuk mengidentifikasi bahaya adalah cara proaktif, atau mencari bahaya sebelum bahaya tersebut menimbulkan akibat atau dampak
yang merugikan. Tindakan proaktif memiliki kelebihan anatara lain:
1. Bersifat preventif karena dikendallikan sebelum menimbulkan kecelakaan
atau cedera 2.
Bersifat peningkatan berkelanjutan karena dengan mengenal bahaya dapat dilakukan upaya perbaikan. Meningkatkan “awareness” semua pekerjaan
setelah mengetahui dan mengenal adanya bahaya disekitar tempat kerja. 3.
Dapat mencegah pemborosan yang tidak diinginkan, karena adanya bahaya dapat menimbulkan kerugian.
2.4.2 Penilaian Risiko
Setelah semua risiko dapat diidentifikasi, dilakukan penilaian risiko melalui analisa risiko dan evaluasi risiko. Analisa risiko dimaksudkan untuk
menentukan besarnya suatu risiko dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya dan besarnya akibat yang ditimbulkan. Berdasarkan hasil analisa dapat
ditentukan peringkat risiko sehingga dapat dilakukan pemilihan risiko yang memiliki dampak besar terhadap perusahaan dan risiko ringan atau dapat
diabaikan. Penilaian risiko bertujuan untuk memberikan makna terhadap suatu
bahaya yang teridentifikasi untuk memberikan gambaran sebera besar risiko
Universitas Sumatera Utara
tersebut. Sehingga dapat diambil tindakan lanjut terhadap bahaya yang teridentifikasi, apakah bahaya itu dapat diterima atau tidak.
Dalam menilai suatu risiko berbagai standar dapat kita gunakan sebagai acuan, salah satu diantaranya adalah standar ASNZS 4360 yang membuat matrik
atau peringkat risiko sebagai berikut: 1.
E : Extreme Risk 2.
H : High Risk 3.
M : Moderat Risk 4.
L : Low Risk Matrik atau peringkat risiko sebaiknya dikembangkan sendiri oleh
perusahaan sesuai dengan kondisi masing-maisng. Hal ini dikarenakan setiap perusahaan memiliki berbagai potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja yang
sangat beragam Ramli, 2010. Teknik penilaiam risiko yang dapat kita gunakan untuk menilai risiko
kecelakaan kerja dianataranya adalah: 1.
Teknik Kualitatif Metoda kualitatif menggunakan matrik risiko yang menggambarkan
tingkat dari kemungkinan dan keparahan suatu kejadian yang dinyatakan dalam bentuk rentang dari risiko rendah sampai risiko tinggi.
Pendekatan kualitatif dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui risiko suatu kegiatan atau fasilitas. Pendekatan ini dilakukan jika data-data yang
lengkap tidak tersedia. Menurut standar ASNZS 4360, kemungkinan atau
Universitas Sumatera Utara
likelihood diberi rentang antara suatu risiko yang jarang terjadi sampai dengan risko yang dapat terjadi setiap saat.
Untuk keparahan dikategorikan antara kejadian yang tidak menimbulkan cedera atau hanya kerugian kecil dan yang paling parah jika dapat menimbulkan
kejadian fatal atau kerusakan besar terhadap aset perusahaan.
Tabel 2.1 Ukuran K ualitatif dari “ likelihood”
Level Descriptor
Uraian A
Almost Certain Dapat terjadi setiap saat
B Likely
Kemungkinan terjadi sering C
Possible Dapat terjadi sekali-sekali
D Unlikely
Kemungkinan terjadi jarang
Tabel 2.2 Ukuran K ualitatif dari “consequency”
Level Descriptor
Uraian 1
Insignifant Tidak terjadi cedera, kerugian finasial kecil
2 Minor
Cedera ringan, kerugian finansial sedang 3
Moderate Cedera sedang, perlu penanganan medis, kerugian
finansial besar 4
Major Cedera berar lebih satu orang, kerugian besar,
gangguan produksi 5
Catastrophic Fatal lebih satu orang, kerugian sangat besar dan
dampak luas yang berdampak panjang, terhentinya seluruh kegiatan.
Universitas Sumatera Utara
2. Teknik Semi Kuantitatif
Teknik semi kuantitatif dapat dilakukan jika data-data yang tersedia lebih lengkap. Nilai risiko digambarkan dalam angka numerik, namun nilainya tidak
bersifat absolute. Teknik ini baik digunakan untuk risiko yang bersifat komulatif. Dalam pengaplikasiannya dibutuhkan sedikit keahlian dalam menggunakan
Analisa Lapis Proteksi LOPA. 3.
Teknik Kuantitatif Analisa risiko kuantitatif menggunakan pehitungan probabilitas kejadian
atau kensekuensinya dengan data numerik. Besarnya risiko lebih dinyatakan dalam angka seperti 1, 2, 3 atau 4 yang namanya 2 mengandung arti risiko dua
kali lipat dari 1. Oleh karena itu, hasil perhitungan kuantitatif akan memberikan data yang lebih akurat terhadap suatu potensi bahaya.
Evaluasi risiko merupakan proses membandingkan level atau tingkat risiko yang ada dengan kriteria standar. Setelah itu tingkatan risiko yang ada untuk
beberapa hazard dibuat tingkatan prioritas manajemennya. Jika tingkat risiko ditetapkan rendah, maka risiko tersebut masuk ke dalam kategori yang dapat
diterima dan mungkin hanya memerlukan pemantauan saja tanpa harus melakukan pengendalian. Jika risiko tidak dapat diterima, perlu dilakukan langkah
pengendalian risiko untuk menekan tingkat risiko.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3 Pengendalian Risko