2.3.1 Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3
Manajemen risiko K3 adalah suatu upaya mengelola risiko K3 untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif,
terencana dan terstruktur dalam suatu kesisteman yang baik. Manajemen risiko K3 berkaitan dengan bahaya dan risiko yang ada di tempat kerja yang dapat
menimbulkan kerugian bagi perusahaan Ramli, 2010. Manajemen risiko sangat erat hubungannya dengan K3. Timbulnya aspek
K3 disebabkan karena adanya risiko yang mengancam keselmatan pekerja, sarana dan lingkungan kerja sehingga harus dikelola dengan baik. Sebaliknya,
keberadaan risiko dalam kegiatan perusahaan mmendorong perlunya upaya keselamatan untuk mengendalikan semua risiko yang ada. Dengan demikian,
risiko adalah bagian tidak terpisahkan dengan manajemen K3.
1. OHSAS 18001.2007
Salah satu sistem manajemen K3 yang berlaku global adalah OHSAS 18001. Manajemen risiko merupakan elemen inti yang disebutkan dalam Klausul
4.3.1. Menurut OHSAS 18001, manajemen K3 adalah upaya terpadu untuk mengelola risiko yang ada dalam aktivitas perusahaan yang dapat mengakibatkan
cedera pada manusia, kerusakan atau gangguan terhadap bisnis perusahaan. Menurut OHSAS 18001, manajemen risiko terbagi atas 3 bagian yaitu Hazard
Identification, Risk Assasment dan Risk Control, biasa dikenal dengan singkatan HIRARC.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil
evaluasi dari
kajian HIRARC
perusahaan mengembangkan sasaran K3, kebijakan K3 dan program kerja untuk mengelola
risiko tersebut, dengan demikian pengembangan sistem manajemen K3 adalah berbasis risiko Risk Based Safety Management System.
2. SMK3 Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012
Di Indonesia sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 diberlakukan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dikenal
dengan SMK3. SMK3 menempatkan manajemen risiko sebagai salah satu elemen penting antara lain penyusunan rencana K3 harus mempertimbangkan Identifikasi
Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko. Hubungan manajemen risiko dan sistem manajemen K3 dapat dilihat pada
Gambar. 2.3:
Gambar 2.3 Hubungan Manajemen Risiko dengan Sistem Manajemen K3
Universitas Sumatera Utara
2.3.2Proses Pengembangan Manajemen Risiko
Perusahaan dapat mengembangkan manajemen risiko dengan skala yang lebih luas misalnya dalam lingkup ERP Manajemen Risko Korporat yang berarti
menyangkut berbagai jenis manajemen risiko yang ada. Perusahaan juga dapat mengembangkan manajemen risiko dalam konteks K3 sebagai bagian dari
manajemen K3. Proses penerapan manajemen risiko dalam perusahaan terdiri atas eman
langkah yaitu: 1.
Dukungan manajemen 2.
Kebijakan dan organisasi manajemen risiko 3.
Komunikasi 4.
Mengelola risiko tingkat korporat 5.
Mengelola risiko tingkat unit kegiatan 6.
Pemantauan dan tinjauan ulang Step-1
Step-2 Step-3
Step-4 Step-5
Step-6
Step in developing and implementing a risk management program
Step-1 Step-2 Step-3
Step-4 Step-5
Step-6
Gambar 2.4 Langkah Pengembangan dan Penerapan Manajemen Risiko
Support of Senior Management
Develop Organizational
Policy Communicate
The Policy Manage risk at
Organizational Level
Manage risk At the program
Project and Team Monitoring
Review
Universitas Sumatera Utara
1. Komitmen Manajemen Penerapan manajemen risiko dalam perusahaan tidak akan berhasil jika
tidak dilandaskan komitmen manajemen. Manajemen risiko pada dasarnya adalah upaya strategis seorang pemimpin unit usaha untuk mengelola bisnisnya dengan
baik, karena itu manajemen risiko harus menjadi bagian integral dalam manajemen perusahaan.
2. Penetapan Kebijakan Manajemen Risiko Kebijakan mengenai manajemen risiko ini mengandung komitmen
perusahaan untuk menerapkan manajemen risiko, untuk melindungi pekerja, aset perusahaan, masyarakat pengguna dan kelangsungan bisnis perusahaan. sebagai
tindak lanjut komitmen, disusun prosedur manajemen untuk manajemen risiko dalam perusahaan yang membuat pengaturan teknis misalnya peran dan tanggung
jawab dalam manajemen risiko, prosedur pelaksanaan, sumber daya. 3. Sosialisasi Kebijakan Manajemen Risiko
Kebijakan dan program manajemen risiko perlu dikomunikasikan kepada semua unsur dalam perusahaan. Komunikasi penting, agar seluruh pekerja
mengetahui kebijakan perusahaan, memahami, dan kemudian mengikuti dan mendukung dalam kegiatan masing-masing.
4. Mengelola Risiko pada level korporat tingkat manajemen Manajemen risiko harus dimulai pada tingkat korporat atau perusahaan,
agar dapat diidentifikasi apa saja risiko yang ada, baik internal maupun eksternal perusahaan.
Berdasarkan kebijakan
tersebut, dikembangkan
program implementasi manajemen risiko yang dimulai dari tingkat organisasi atau
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Dalam tahap ini, dijalankan proses manajemen risiko mulai dari penentuan konteks, identifikasi bahya, sampai proses pengendaliannya.
5. Mengelola risiko pada tingkat unit kegiatan atau proyek Risiko pada level ini lebih bersifat teknis dan langsung di tempat kerja.
Proses pengendalian risiko di tingkat ini lebih bersifat teknis dan dikembangkan sesuai kondisi operasi yang ada dalam perusahaan.
6. Pemantauan dan Tinjauan Ulang Hasil pelaksanaan manajemen risiko harus dipantau secara berkala untuk
memastikan bahwa proses telah berjalan baik dan efektif. Hasil identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko akan menentukan objektif dan sasaran
K3.
2.3.3 Kegagalan dalam Menerapkan Manjemen Risiko