commit to user produksi gitar dan juga upah tenaga kerja. Jika dihitung-hitung menurut
perhitungan Bp.Ipang dalam seminggu bisa menghasilkan bersih Rp. 350.000- 400.000 minggunya. Dengan penghasilan sebesar itu Bp. Ipang dapat membeli
kebutuhan hidup sehari-hari untuk dia serta anak dan istrinya, dikarenakan jumlah anggota keluarga yang masih kecil maka dengan perolehan penghasilan
tersebut Bp.Ipang dapat menyisihkan sedikut uangnya tersebut untuk keperluan yang tak terduga. Seperti yang dikemukakan sebagai berikut : ”lumayan tiap
minggu walau ga pasti tapi hampir 350-400 ribu di dapatkan, duitnya bisa buat mencukupi kebutuhan sehari-hari dan jaga-jaga kalau ada keperluan nantinya
kan juga anak mau sekolah.. jadi uangnya disihkan dikit-dikit mbak..” W Ipang 30062010
Penghasilan yang diperoleh tenaga kerja yang digunakan dalam industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo disesuaikan dengan ketrampilan yang mereka
miliki. Rata-rata tenaga kerja itu dibayar dengan sistem mingguan di mana setiap minggunya mereka memperoleh penghasilan berkisar 130-150 ribu
minggunya. Data yang dikemukakan di atas memberikan suatu pengertian bahwa
dengan berdirinya industri kecil kerajinan gitar di Desa Ngrombo dapat memberikan dan meningkatkan pendapatan masyarakat yang bekerja di sektor
tersebut. Dari data di atas dapat disimpulkan besarnya pendapatan khususnya bagi tenaga kerja di Industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo tidak ditentukan
oleh UMR yang berlaku di Kabupaten Sukoharjo, tetapi ditentukan oleh pemilik industri. Penghasilan tersebut bisa merupakan penghasilan tambahan bagi
mereka selain dari penghasilan yang diperoleh dari sektor pertanian. Namun ada juga yang menjadikan industri kerajinan gitar itu sebagai pekerjaan pokok
mereka. Diharapkan dari hal terebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa.
3. Persoalan dan Upaya yang Dilakukan Dalam Industri Kerajinan Gitar
commit to user Selayaknya usaha pada umumnya, usaha industri kerajinan gitar yang
berdiri di Desa Ngrombo juga mengalami beberapa kendala yang menghambat jalannya industri kerajinan gitar. Masalah yang biasanya menjadi kendala
pengrajin dalam mengembangkan industri kerajinan gitarnya meliputi masalah semakin tingginya atau tidak stabilnya harga bahan baku dan sulitnya
pemasaran sendiri gitar-gitar mereka selain itu juga kurangnya wawasan para pengrajin di Desa Ngrombo. Untuk tetap menjadikan industri kerajinan gitar itu
berlangsung maka pengrajin dan pemerintah setempat melakukan beberapa upaya untuk mengatasinya.
a. Permasalahan Bahan Baku
Dari berbagai kendala dalam berusaha yang dihadapinya selama menjalani usaha kerajinan gitar itu oleh Bp.Marno selalu berusaha diatasi secara
maksimal. Berhubungan dengan semakin naiknya harga bahan baku pembuatan gitar, Bp.Marno mempunyai trik untuk menyiasati kendala tersebut. Agar tidak
merugi terlalu besar maka Bp.Marno berusaha untuk menekan jumlah produski gitarnya. Bp.Marno tetap melakukan produksi gitar dengan bahan baku yang
berkualitas namun hanya saja jumlah gitar yang diproduksinya diturunkan. Sehingga kualitas gitar yang dihasilkan oleh Bp.Marno tetap bagus dan kerugian
yang ditanggung oleh Bp.Marno bisa dihindari. berikut penjelasan yang diberikan oleh Bp.Marno tentang kendala apa yang dirasakannya selama
menekuni usaha gitarnya tersebut : “..kalau waktu dulu bahan masih murah bikin gitar ya enak mbak,
sekarang bahan sudah banyak yang harganya naik semakin membuat bingung saja mbak, kalau memakai bahan yang kualitas rendah nantinya
hasilnya juga pasti jelek, sudah harga bahan mahal ditambah peluang pasar yang tidak stabil. Jadi ya memang harus hati-hati mengambil keputusan
dalam memproduksi gitar ini mbak…”WMarno1062010
Hal senada juga dilakukan oleh Bp.Sadiman. Usaha-usaha selalu dilakukan oleh Bp. Sadiman untuk mengatasi kendala yang menghambat
jalannya industri kerajinan gitarnya. Untuk permasalahan harga bahan baku yang bergejolak Bp. Sadiman mengatasinya dengan menekan jumlah produksi
commit to user gitar dan juga dengan menghutang dahulu bahan baku dari penjual baru nanti
saat gitarnya terjual dibayarnya utang tersebut. Perilaku yang sama juga dilakukan pula oleh pengrajin yang bernama
Bp.Ipang. Untuk mengatasi permasalahan bergejolaknya harga bahan baku pembuatan kerajinan gitar usaha yang dilakukannya yaitu dengan menekan
jumlah produksi gitarnya, selain itu juga mencoba mencari pinjaman modal untuk menutupi kekurangan yang ada. Setelah gitarnya terjual maka menjadi
kewajibannya untuk mengembalikan pinjaman uang yang telah digunakan sebelumnya. Hal ini dilakukan semata-mata untuk tetap bisa mempertahankan
usaha kerajinan gitarnya tersebut. Selama menjalani usaha kerajinan gitar Bp.Ipang mengaku sudah bisa mencukupi kebutuhan pokok keluarga saat ini.
Dapat diambil kesimpulan bahwa dalam mengatasi harga bahan baku yang tidak stabil para pengrajin mengatasinya dengan cara menekan jumlah produksi
mereka. Hal ini dilakukan agar pengrajin tidak mengalami kerugian yang terlalu besar.
b. Pemasaran
Kegiatan pemasaran merupakan usaha yang sangat penting untuk mendorong proses produksi. Semakin lancar pemasaran suatu barang maka akan
semakin meningkatkan produksi barang tersebut, sebab jumlah permintaan akan terus meningkat. Salah satu penghambat perkembangan industri kerajinan gitar
ini adalah sistem pemasarannya. Daerah yang dijadikan sasaran pemasaran produksi kerajinan gitar Ngrombo antara lain, Sumatra, kalimantan, Sulawesi,
Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Gitar-gitar produksi Desa Ngrombo ternyata juga sudah masuk pasar export namun masih melalui Agen distributor secara
grosir, itupun harga ditentukan oleh distributor serta label atau merk yang menentukan pihak dari Agennya. Hal ini dijelaskan oleh Bp.Mulyana
dikarenakan terbatasnya modal para Pengrajin untuk bisa memasarkan sendiri hasil kerajinan gitarnya ke daerah luar kota atau luar negeri. Hal ini juga
didukung oleh pernyataan Bp.Marno WMarno1062010 untuk mengatasi masalah pemasaran gitar yang diproduksinya selama ini Bp.Marno berusaha
mencari rekan kerja yang bisa diajak kerja untuk mempromosikan gitar yang 81
commit to user diproduksinya. Rekan kerja yang dimaksud di sini adalah distributor yang
berasal dari dalam daerah maupun luar kota. Selain mencari rekan kerja Bp.Marno juga berusaha sendiri untuk menjual gitar buatannya itu ke toko-toko
alat musik di wilayah terdekat.Pada umumnya untuk mengatasi masalah pemasaran hasil gitar, para pengrajin bekerja sama dengan distributor untuk
memasarkan hasil kerajinan gitarnya. Diakui memang masyarakat Desa Ngrombo merupakan pengrajin-pengrajin yang hebat dalam membuat gitar,
namun pengrajin itu hanya mampu membuat dan sulit untuk mencari jaringan pasar untuk mempromosikannya. Lebih lanjut Bp.Setiyadi menjelaskan :“diakui
memang pengrajin Desa Ngrombo bisa membuat gitar dengan kualitas yang bagus namun mereka hanya bisa membuat dan terkadang masih kesulitan untuk
memasarkan…”WSetiyadi1072010 Lebih lanjut lagi Bp.Ipang juga mengungkapkan bahwa masih merasa
kesulitan dalam memasarkan hasil kerajinan gitarnya. Sulitnya memasarkan produksi gitarnya tersebut juga menjadi permasalahan yang serius. Saat ini
Bp.Ipang sangat bergantung kepada distributor dan belum bisa memasarkan sendiri gitar-gitar produksinya. Sehingga Bp.Ipang pun harus mengikuti harga
yang dipatok oleh distributor tersebut. Dimungkinkan jika bisa memasarkan sendiri maka Bp.Ipang akan memperoleh harga yang lebih tinggi dari harga
yang dipatok oleh distributor. Permasalahan tersebut juga dialami oleh Bp.Marno. Bp.Sadiman dan
Bp.Marmo sulitnya memasarkan gitar-gitar produksi mereka menjadi kendala yang cukup berarti bagi mereka. Tengkulak kadang juga mengalami kesulitan
untuk mendistribusikan gitar-gitar itu. Hal ini dikarenakan gitar bukanlah barang kebutuhan pokok yang setiap hari diperlukan oleh setiap orang.
Untuk mengatasi kendala dalam hal sulitnya memasarkan hasil kerajinan gitar di Desa Ngrombo, berbagai strategi selalu diupayakan oleh para pengrajin
dan dibantu oleh pemerintah setempat. Beberapa strategi itu antara lain yaitu : 1 strategi pemasaran secara langsung, dimana pembeli atau konsumen
datang sendiri ke lokasi industri kerajinan gitar dan pembeli dapat memilih sendiri gitar-gitar sesuai keinginan mereka. Pembelian dapat dilakukan
commit to user dalam jumlah partai besar maupun kecil. Pembeli juga dapat memesan
gitar sesuai keinginan mereka kepada pengrajin dengan ketentuan harga yang sudah disepakati. Pemasaran secara langsung dapat juga dilakukan
dengan jalan menyetorkan hasil kerajinan gitar mereka ke toko-toko musik, toko-toko besar maupun kecil yang mau menerima dan
menjualnya. 2 Strategi pemasaran secara tindak langsung ialah melalui program
kemitraan atau rekan kerja dari masing-masing pengrajin. Rakan kerja yang dimaksud di sini ialah distributor dan agen yang mampu memasarkan
hasil kerajinan gitar mereka ke berbagai daerah di Indonesia. Bentuk dari program kemitraan dengan rekan kerja tersebut yaitu dengan memberikan
kepercayaan kepada distributor membawa gitar-gitar pengrajin di Desa Ngrombo untuk dipasarkan ke berbagai daerah. Sebagai jaminan atas
kepercayaan tersebut pengrajin diberikan separuh modal awal dari pembuatan gitar untuk digunakan sebagai modal produksi selanjutnya.
Harga yang dipatok untuk gitar-gitar mereka tergantung oleh pihak distributor. Ketentuan ini dapat berjalan dengan kesepakatan bahwa tidak
ada pihak yang merasa dirugikan dengan harga yang telah ditetapkan oleh distributor. Dengan jalan seperti itu diharapkan hasil kerajinan gitar
mereka lebih di kenal secara luas bahkan hingga menembus pasar luar negeri seperti beberapa negara di Benua Eropa.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa usaha yang dilakukan para pengrajin dalam mengatasi kendala sistem pemasaran yaitu dengan melakukan
pemasaran secara langsung yaitu dimana pembeli datang secara langsung ke lokasi industri kerajinan gitar milik pengrajin di Desa Ngrombo. Selain
pemasaran secara langsung strategi lain yaitu dengan menjalin hubungan kerjasama dengan distributor agar gitar mereka lebih dikenal ke berbagai daerah
di Indonesia.
c. Wawasan Pengrajin Tentang Kewirausahaan
Untuk menambah wawasan kewirausahaan para pengrajin gitar di Desa Ngrombo Pemerintah Desa setempat senantiasa melakukan upaya. Upaya yang
commit to user selama ini dilakukan yaitu dengan memberikan pembinaan-pembinaan tentang
kewirausahaan bagi mereka. Pembinaan yang selama ini diberikan yaitu pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi. Selain itu juga dari pihak pengrajin sendiri saat ini mulai sadar untuk berkelompok. Kelompok pengrajin beserta perangkat Desa setempat melakukan
pertemuan setiap malam Jum’at Kliwon untuk membahas masalah dalam pengembangan industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo. Waktu pertemuan pun
tidak ditentukan setiap malam Jum’at Kliwon, hal ini disesuaikan dengan kondisi dan situasi dari setiap anggota sehingga pertemuan ini bisa berubah
waktunya dan fleksibel. Diharapkan dengan adanya pembinaan serta kesadaran berkelompok dari pengrajin maka industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo
semakin berkembang dan lebih maju.
C. Analisis Data