Pengembangan Industri Kecil Kerajinan Gitar Sebagai Tindakan Sosial

commit to user selama ini dilakukan yaitu dengan memberikan pembinaan-pembinaan tentang kewirausahaan bagi mereka. Pembinaan yang selama ini diberikan yaitu pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi. Selain itu juga dari pihak pengrajin sendiri saat ini mulai sadar untuk berkelompok. Kelompok pengrajin beserta perangkat Desa setempat melakukan pertemuan setiap malam Jum’at Kliwon untuk membahas masalah dalam pengembangan industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo. Waktu pertemuan pun tidak ditentukan setiap malam Jum’at Kliwon, hal ini disesuaikan dengan kondisi dan situasi dari setiap anggota sehingga pertemuan ini bisa berubah waktunya dan fleksibel. Diharapkan dengan adanya pembinaan serta kesadaran berkelompok dari pengrajin maka industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo semakin berkembang dan lebih maju.

C. Analisis Data

Dari sajian data yang dipaparkan di atas maka dapat dijelaskan bahwa :

1. Pengembangan Industri Kecil Kerajinan Gitar Sebagai Tindakan Sosial

Industri kerajinan gitar merupakan bentuk industri kecil yang terdapat di Desa Ngrombo. Kegiatan industri ini ialah memproduksi kerajinan gitar yang berbahan dasar kayu. Industri kecil kerajinan gitar yang berada di Desa Ngrombo merupakan bentuk alternatif mata pencaharian penduduk. Pada mulanya penduduk Desa Ngrombo mempunyai mata pencaharian sebagai petani dan buruh tani penggarap sawah yang lokasinya berada tidak jauh dari Desa tersebut. Bekerja di sektor pertanian tidak banyak menyita waktu mereka secara optimal. Ada waktu senggang di antara waktu tanam dan waktu panen yang biasa disebut sebagai masa paceklik. Waktu senggang yang mereka miliki di sektor pertanian dimanfaatkan oleh masyarakat dengan membuat kerajinan gitar untuk mencari tambahan penghasilan. Untuk memanfaatkan waktu luang tersebut masyarakat berinisiatif untuk mengembangkan usaha industri kerajinan gitar. Sejalan dengan pernyataan tersebut Irsan Azhary memberikan pernyataan bahwa : commit to user “Karakteristik industri kecil adalah bahwa industri kecil membutuhkan modal yang relatif kecil juga, tenaga kerja yang mengerjakan cukup anggota keluarga sendiri, dilakukan di rumah sendiri, peralatan yang digunakan masih sederhana. Karakteristik industri kecil tersebut karena sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai pengganti kegiatan di sektor pertanian dan hanya untuk mengisi waktu luang atau kosong sebagai upaya untuk menambah penghasilan Oleh karena itu Maka dapat dipastikan bahwa pada umumnya persebaran industri kecil ini biasanya terdapat di daerah pedesaan.” Irsan Azhary,1986:20. Pada mulanya kegiatan industri membuat kerajinan gitar ini hanyalah sebagai usaha sampingan masyarakat Desa Ngrombo, namun kegiatan industri ini mengalami perkembangan dan mampu bertahan hingga saat ini. Ketrampilan membuat kerajinan gitar itu diperoleh secara turun temurun dari generasi ke generasi. Hal menarik yang dapat dikemukakan dari industri kecil ini adalah bahwa sebagian besar diantaranya merupakan usaha kerajinan yang dikerjakan oleh anggota keluarga. Telaah dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menyatakan bahwa : ”..ada gejala bahwa kegiatan industri-lokal ini pada galibnya lebih merupakan aktivitas sambilan atau musiman dengan berpangkal tolak dari kultur tani yang secara tradisional memang berpengaruh terhadap berbagai faset kegiatan perekonomian Indonesia pada umumnya. Di beberapa tempat kegiatan industri lokal ini bahkan kurang memiliki arti ekonomis, dalam arti lebih merupakan manifestasi dari tradisi setempat dalam bentuk usaha kerajinan tangan yang semata-mata membantu kegiatan utama yaitu kegiatan pertanian. Namun sebaliknya dapat dikemukakan pula kenyataan empiris yang justru menampakkan prospek tumbuh dari industri lokal ini, yaitu dengan mengambil contoh petani-petani Klaten, Jawa Tengah. Dewasa ini mereka memperoleh pendapatan dari dua sumber utama, yakni pertanian dan usaha kerajinan. Petani-petani Klaten itu sejak beberapa tahun belakangan ini kian menempatkan usaha pertanian dan kerajinan rumah tangga sebagai dua sumber pendapatan yang sama pentingnya. Padahal, pada mulanya, usaha kerajinan para petani Klaten itu hanyalah kegiatan sampingan yang dihidupi dengan menginvestasikan surplus produksi dari bidang-bidang kegiatan pertanian mereka, dan kemudia , secara gradual usaha kerajinan itu semakin mampu menciptakan retainability kekuatan bertahan secara permanen dalam proses perkembangan selanjutnya” Irsan Azhary,, 1986:52 Keadaan yang demikian terjadi di Desa Ngrombo yang merupakan sentra industri kecil kerajinan gitar. Kegiatan sampingan masyarakat Desa Ngrombo commit to user merupakan sebuah fenomena perubahan yang muncul. Tindakan masyarakat Desa Ngrombo bukan tanpa alasan dan tujuan. Kesadaran pada diri mereka sendiri untuk mencari jalan keluar terhadap keterbatasan lapangan kerja di Desa Ngrombo direalisasikan dengan aksi yang mereka lakukan yaitu membuka lapangan kerja baru di sektor industri kecil kerajinan gitar. Masyarakat Desa Ngrombo mempunyai inisiatif untuk memanfaatkan waktu luang mereka dengan bekerja di sektor industri tersebut. Inisiatif yang mereka lakukan merupakan sebuah bentuk kreatifitas dari pikiran mereka sendiri. Pada dasarnya setiap manusia adalah aktor yang bersifat aktif dan kreatif dari sebuah realitas sosialnya dimana keputusan berada diri mereka. Manusia bebas menentukan tindakan yang mereka lakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sejalan dengan hal itu Hinkle dalam Ritzer menjelaskan bahwa : ”manusia adalah aktor yang kreatif dari realitas sosialnya. Manusia adalah aktif dan kreatif. Tindakan manusia muncul dari kesadarannya sendiri sebagai subyek dan dari situasi eksternal dalam posisinya sebagai obyek. Sebagai subyek manusia bertindak atau berperilaku untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Jadi tindakan manusia bukan tanpa tujuan. Dalam bertindak manusia menggunakan cara, teknik, prosedur, metode serta perangkat yang diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan tersebut. Manusia memilih, menilai dan megevaluasi terhadap tindakan yang akan, sedang dan yang telah dilakukannya .” Ritzer, 2004 : 43-46 Tindakan masyarakat petani di Desa Ngrombo untuk memanfaatkan waktu luang dengan bekerja di sektor industri kerajinan gitar mempunyai tujuan untuk mencari alternatif pekerjaan sampingan sehingga mampu memberikan pendapatan bagi mereka dan mencukupi kebutuhan hidup bagi keluarganya. Adapun nilai dari tujuan tersebut pada dasarnya adalah untuk memperoleh suatu kualitas hidup yang lebih layak bagi keluarganya. Nampaknya cukup beralasan tentang apa yang mereka lakukan dalam kelangsungan hidup mereka. Alasan yang cukup rasional bagi setiap manusia untuk melakukan sebuah tindakan demi mencapai tujuan tertentu. Berubahnya petani di Desa Ngrombo dengan bekerja sampingan merupakan sebuah tindakan sosial. Alasan mereka bekerja di sektor industri kecil kerajinan gitar yaitu untuk memanfaatkan waktu luang sehingga mereka memperoleh pendapatan. Pendapatan yang mereka peroleh commit to user dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga. Tindakan tersebut merupakan keputusan yang diambil dari hasil pemikiran mereka sendiri dengan cara dan jalan yang mereka pilih. Ini menekankan bahwa apa yang mereka lakukan mempunyai tujuan yang jelas sesuai dengan interpretasi mereka masing-masing. Sejalan dengan pernyataan tersebut Pip Jones menjelaskan bahwa : “hampir semua tindakan manusia adalah produk dari suatu keputusan untuk bertindak, sebagai hasil dari pikiran. Hampir semua yang kita lakukan adalah hasil dari memilih tindakan dengan suatu cara tertentu bukan cara lain. Ini adalah pilhan purposif atau berorientasi pada tujuan. Kita memilih diantara banyak pilihan karena kita manusia, kita mampu mengarah pada tujuan atau hasil dan mengambil tindakan untuk mencapainya. Oleh karena itu hampir semua tindakan manusia adalah tindakan yang di sengaja: kita mengambil tindakan tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang dikehendaki” Pip Jones, 2009:25 Dilihat dari segi sasarannya dimana yang menjadi sasaran tindakan sosial si aktor dapat berupa individu atau sekumpulan orang, hal ini dikarenakan tindakan mereka dilakukan untuk menambah penghasilan sehingga dapat berpengaruh kepada kesejahteraan individu yang kemudian secara tidak langsung akan berpengaruh juga kepada orang lain yaitu anggota keluarga khususnya dan masyarakat pada umumnya. Konsep lain yang terkandung dalam tindakan sosial adalah adanya hubungan sosial social relationship. Dalam hubungan sosial tersebut terdapat saling penyesuaian mutual orientation antara orang satu dengan orang yang lain. Penyesuaian ini disesuaikan dengan kemampuan mereka dalam melakukan tindakan dalam arti menetapkan cara atau alat dari sejumlah alternatif yang tersedia dalam rangka mencapai tujuannya. Di dalam tindakan sosial aktor mengejar tujuan dalam situasi di mana norma – norma mengarahkannya dalam memilih alternatif cara dan alat untuk mencapai tujuan tersebut. Tindakan masyarakat pedesaan dalam melakukan kegiatan industri didasarkan pada keadaan untuk mecari jalan keluar dalam menghadapi terbatasnya lapangan kerja di sektor pertanian. dapat diambil kesimpulan sementara bahwa tindakan yang dilakukan oleh masyarakat pelaku kegiatan commit to user industri kecil di pedesaan termasuk dalam tindakan yang didasarkan pada rasionalitas. Dalam tindakan ini aktor tidak hanya sekedar menilai cara yang baik untuk mencapai tujuannya tapi juga menentukan nilai dari tujuan itu sendiri. Sejalan dengan hal tersebut Weber menyatakan sebagai berikut : “tindakan-tindakan yang tercakup dalam sifat kelaziman rasional ia nilai secara khas sebagai tipe yang paling bisa dipahami, dan perbuatan manusia ekonomis adalah contoh utamanya. Tindakan-tindakan yang kurang rasional oleh Weber digolonglan, kaitannya dengan pencarian “tujuan-tujuan absolut sebagai berasal dari sentimen berpengaruh affectuall sentiment, atau sebagai tradisional. Karena tujuan absolut dipandang oleh sosiologi sebagai data yang terberi given, maka sebuah tindakan bisa menjadi rasional dengan mengacu pada sarana yang digunakan” Max Weber , 2009:66 Rasionalitas yang mendorong petani mengembangkan alternatif pekerjaan di sektor industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo yaitu: Pertama , Lahan pertanian yang semakin menyempit. Peduduk desa yang dulunya masih relatif sedikit menjadikan sektor pertanian begitu penting dalam menjamin kehidupan ekonomi masyarakat desa. Seiring dengan berjalannya waktu kepadatan penduduk di Desa Ngrombo mengalami peningkatan. Lahan pertanian di Desa Ngrombo banyak yang beralih fungsi menjadi pemukiman penduduk. Berkurangnya lahan pertanian mengakibatkan berkurangnya kegiatan penduduk dalam sektor pertanian. Di sisi lain penduduk yang jumlahnya besar merupakan sumber dari angkatan kerja yang besar pula. padahal lapangan kerja di sektor pertanian yang menjadi andalan masyarakat Desa Ngrombo semakin terbatas. Dari faktor ini, dapat disimpulkan bahwa petani di Desa Ngrombo mengalami pengurangan jumlah yaitu dengan jumlah lahan sawah yang berkurang juga. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Soediono 1998:301 ”pertambahan luas untuk tanaman pangan tidak dapat diharapkan secara terus menerus, lebih-lebih di Jawa kejenuhanambang batas untuk pertanian pangan sudah sangat didekati. Bahkan ada perkiraan bahwa luasan itu berkurang dengan 10.000 ha pertahun, karena tanah berubah penggunaanya untuk pemukimanperluasan kota, aneka prasarana, rekreasi dan sebagainya...” Selain itu juga dikarenakan semakin pesatnya perkembangan sektor non pertanian dalam hal ini industri kerajinan gitar yang hampir di setiap rumah commit to user penduduk memilikinya, sehingga banyak rumah tangga baru bahkan yang lama terserap di sektor ini. Kegiatan industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo pada umumnya berlokasi di rumah-rumah penduduk. Terkait dengan dengan kenyataan bahwa semakin menyempitnya lahan maka cukup berlogika jika kegiatan industri kerajinan gitar dilakukan di rumah masing-masing pengrajin. Nampaknya faktor ekonomis pun juga ikut berpengaruh terhadap pemilihan lokasi industri kerajinan gitar yaitu selain fleksibel namun juga dapat menghemat modal lahan produksi. Sejalan dengan hal tersebut Haryadi dalam Cristiana Winarsih 2001:30 mengatakan”karakteristik dari usaha kecil yaitu usaha yang berbasis dirumah dengan kegiatan produksi menyatu dengan rumah tempat tinggal, disamping itu usaha kecil dalam sistemnya juga masih sangat sederhana”. Kedua, desakan kekuatan pemilik modal terhadap petani kecil. Terjadinya monopoli perusahaan multinasional dalam teknologi bibit yang menyebabkan petani miskin tidak lagi dapat melakukan pengadaan sendiri. Berbeda dengan petani kaya yang dapat bertahan dengan hal tersebut. Lebih lanjut harga bibit akan menjadi mahal, petani miskin tergantung terhadap bibit tersebut, dan kemungkinan besar akan menyebabkan tergusurnya petani miskin pergi ke perkotaan urbanisasi atau pindah pekerjaan lain, karena pekerjaan sebagai petani telah berubah menjadi mahal biaya produksinya. Hal ini sejalan dengan Thesis yang ditulis oleh R.W. Franke 1972 berjudul ”the green Revolution in a Javanese Village” bahwa : “…ialah bahwa petani kaya lebih mampu memperbaiki nasibnya berdasarkan asset tanah dan modal yang dimilikinya, dibandingkan dengan petani kecil. Selain daripada itu resiko kegagalan panen karena faktor- faktor yang tidak disukai oleh petani, juga lebih dapat ditanggung okeh petani kaya dari pada oleh petani miskin atau sedang… lapisan bawah , apabila sudah tidak dapat bercocok tanam sebagai buruh tani di desanya, senderung keluar dari masyarakat pedesaan untuk mencari pekerjaan di sektor informal a.l. jasa dan perdagangan kecil” Di Desa Ngrombo, petani banyak yang pindah pekerjaan yaitu sebagai pengrajin Gitar. Tetapi tidak semua petani di Desa Ngrombo pindah sebagai pengrajin gitar, masih ada yang bermata pencaharian murni sebagai petani dan ada pula yang kedua-duanya dijalaninya. Biasanya petani ini adalah petani yang commit to user kaya yang mampu bersaing. Ketiga, meningkatnya jumlah penduduk di Desa Ngrombo. Makin berkurangnya lahan pertanian akan menghasilkan penurunan luas tanah pertanian milik setiap keluarga. Pada gilirannya hal tersebut akan mengakibatkan kemiskinan di kalangan petani dikarenakan lahan olahan mereka menjadi semakin sempit. Lapangan kerja menjadi terbatas pula dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat. Nampaknya kondisi ini sejalan dengan pernyataan dari Jhingan M.L 2007:407 sebagai berikut : ”...di negara berkembang kebanyakan rakyat tinggal di wilayah pedesaan. Pertanian merupakan mata pencaharian utama. Maka dari itu pertambahan penduduk akan mempengaruhi rasio lahan manusia. Tekanan penduduk lahan tidak elastis. Hal ini semakin memperlambat pembangunan pertanian. Penduduk yang meningkat akan menjerumuskan perekonomian ke pengangguran dan kekurangan lapangan kerja karena penduduk meningkat proporsi pekerja menjadi naik.” Keempat, dapat meningkatkan kenaikan sosial dalam masyarakat. Dengan berkembang pesatnya kerajinan gitar di Desa Ngrombo, masyarakat dapat meningkatkan kehidupan sosial dan ekonominya dengan cepat bila dibandingkan ketika kerajinan gitar belum berkembang pesat. Sistem lapisan masyarakat yang lebih terbuka layaknya masyarakat Desa Ngrombo memungkinkan adanya perpindahan status sosial di Masyarakat. Masyarakat Desa Ngrombo dulu hanya mengandalkan hasil pertanian untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya, tetapi dengan berkembangnya kerajinan gitar mereka mempunyai dua pekerjaan sekaligus yaitu sebagai petani dan sebagai pengrajin gitar, seperti keluarga Bapak Antono. Dengan dua pekerjaan sekaligus beliau dapat meningkatkan kehidupan ekonomi dan sosial keluarganya. Dengan penghasilan yang lumayan besar mereka bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga jenjang perguruan tinggi yang akan merubah kehidupan keluarganya menuju ke arah yang lebih baik. Hal ini sependapat dengan pemikiran yang dikemukakan oleh Retno Widi 2008:38 sebagai berikut : ”sistem lapisan sosial yang terbuka memungkinkan adanya perpindahan status sosial secara lebih leluasa berdasarkan kemampuan masing-masing individu. Pada setiap masyarakat pasti ada sesuatu yang dihargai. Di sini masyarakat akan berusaha mencapaii status sosial yang tertinggi dalam 90 commit to user masyarakat tersebut. Stratifikasi yang terbuka memberikan peluang bagi masyarakat setempat untuk berpindah status” kelima, sedikit atau banyaknya terpaan informasi. Sedikit atau banyaknya terpaan informasi, baik melalui media massa, kontak pribadi dengan para pemuka pendapat dan atau penyuluh dalam komunikasi tentang industrialisasi pedesaan khususnya tentang industri kecil akan ikut mempengaruhi perubahan perilaku masyarakat di pedesaan tentang industri kecil pedesaan tersebut khususnya di sini industri gitar dan menyumbangkan pengaruh pada terjadinya transformasi pekerjaan mereka di bidang pertanian ke industri tali tambang. Menurut masyarakat Desa Ngrombo, industri gitar sering diliput oleh wartawan dari media massa dan kadangkala ditinjau oleh Dinas Perindustrian dari Kabupaten Sukoharjo. Keenam, pertanian tergantung sekali pada musim, sedangkan industri kerajinan gitar tidak. Pertanian di Desa Ngrombo sangat tergantung sekali pada musim hujan. Pada musim kemarau biasanya sawah tidak ditanami. Hal ini dikarenakan jika tidak hujan 3 bulan saja, air sungai tidak mengalir dan petani tidak dapat mengairi sawahnya. Sedangkan sawah di Desa Ngrombo tidak difasilitasi dengan sumur bor sumur artetis. Jadi dapat disimpulkan bahwa sawah hanya bisa ditanami pada musim penghujan saja. Sedangkan untuk pembuatan kerajinan gitar tidak bergantung sekali pada musim. Kegiatan membuat kerajinan gitar tetap berjalan jika hujan deras, hanya saja pengeringan pada gitar yang telah di cat tidak dilakukan sedangkan jika hujan dirasa tidak terlalu deras gerimis kecil mereka akan tetap bekerja. Ketujuh, meneruskan usaha orang tua Mereka yang termasuk klasifikasi ini pada umumnya bukan berlatar belakang sebagai petani. Orang tua mereka sudah terlebih dahulu bekerja sebagai pengrajin gitar, kemudian ada tuntutan untuk meneruskan usaha orang tua atau bahkan mengembangkannya. Sebagai contoh yaitu Bapak Ipang. Beliau mewarisi kerajinan gitar dari orang tuanya. Menurut masyarakat sekitar, keluarga Bapak Ipang sudah turun temurun berkecimpung dalam usaha industri kecil kerajinan gitar. Sebagian yang lain di antara mereka ada yang berlatar belakang petani, tetapi sekaligus bekerja 91 commit to user sambilan sebagai pengrajin atau buruh pengrajin gitar. Umumnya orang tua mereka sebelumnya juga bekerja sebagai pengrajin sekaligus sebagai petani, seperti yang dialami oleh Mas Eko. Dengan adanya faktor-faktor pendorong yang telah dijelaskan di atas, masyarakat Desa Ngrombo banyak yang mencari alternatif pekerjaan lain salah satunya dari petani dan menjadi pengrajin gitar. Mereka tidak berpindah sepenuhnya karena mereka juga masih bekerja di bidang pertanian.

2. Penyerapan Tenaga Kerja Dalam Industri Kecil Kerajinan Gitar a. Terbukanya Lapangan Kerja