Setyawan, H.M. Djakaria, 2013.

enzim lisozim di antara mereka. Lisozim mengkatalis hidrolisis molekul dinding sel bakteri. Selain itu ada asam hidroklorik yang terdapat pada cairan lambung membunuh sebagian besar mikroorganisme yang masuk ke lambung. Adapun Pertahanan Biologi di dalam terdapat populasi bakteri tidak berbahaya yang hidup di kulit dan membrane mukosa yang menghambat pertumbuhan banyak bakteri pathogen. Mereka melindungi kita dengan cara berkompetisi dengan bakteri pathogen dalam mendapatkan nutrien. Dalam sumsum tulang terdapat 5 jenis darah putih yaitu: Basofil, Eosinofil, Neutrofil, Limfosit dan Monosit Ayisetia Budy, 2009.

2.2 Jaringan Hemopoetik

Jaringan merupakan sekolompok sel dengan asal embriologi yang sama yang membawa fungsi khusus tertentu. Sel dalam jaringan memiliki sistem organisasi spesifik. Jaringan hemopoetik adalah jaringan yang mempengaruhi pembentukan sel darah pada sumsum tulang Pearce, Evelin C, 2005. Radiasi yang mengenai sumsum tulang akan menyebabkan depresi jumlah sel darah karena destruksi sel punca hemopoetik dan sel progenitor yang sangat sensitif radiasi. Dengan meningkatnya dosis radiasi yang diabsorbsi semakin banyak sel punca dan sel prekusor hemopoetik yang mati dan semakin sedikit atau bahkan tidak ada lagi pembentukan sel matur fungsional

A. Setyawan, H.M. Djakaria, 2013.

Darah merupakan bagian penting dalam sistem sirkulasi tubuh. Darah terdiri atas dua bagian yaitu bagian cair plasma darah dan sel darah. Sel darah meliputi: Eritrosit, Leukosit dan Trombosit. Menurut Campbell, dkk, 2002 bahwa sel darah putih atau Leukosit berfungsi sebagai Sistem Immunitas Tubuh yaitu untuk melindungi tubuh terhadap invasi benda asing seperti bakteri dan virus. Gambar 2.1 Gambar Leukosit dalam darah Ayisetia Budy, 2009 Universitas Sumatera Utara Tempat pembentukan sel darah putih ada pada sumsum merah tulang pipih, limpa dan kelenjar getah bening. Semua sel darah putih memiliki masa hidup antara enam hingga delapan hari. Umumnya sel darah putih berukuran lebih besar dari sel darah merah. Bentuknya anmeboid tidak beraturan dan tidak berwarna. Eritrosit bersama haemoglobin berfungsi dalam oksigenasi jaringan dan produksi Hb, Trombosit berfungsi dalam mekanisme pembekuan darah. Hemoglobin merupakan sejenis protein pengikat dan pembawa oksigen. Dalam leukosit terdiri dari beberapa sel yaitu: Basofil, Eosinofil, Neutrofil, Limfosit dan Monosit. Gambar 2.2 Jenis sel darah putih Dikutip dari White Blood Cell J Function, Kempert P.H. University of Calivornia at Los Angeles, Mattel Children’s Hospital and UCLA Medical Center Basofil dapat melepaskan senyawa kimia seperti histamin yaitu sebuah molekul protein dalam tubuh manusia dengan rumus kimia C 5 H 9 N 3 sebagai bagian penting dari respon kekebalan tubuh manusia yang menyebabkan reaksi inflamasi yaitu pembengkakan. Eosinofil memiliki peranan dalam reaksi alergi. Neutrofil memiliki ciri nucleus berlobus dan merupakan sel darah putih terbesar berfungsi fagositosis yaitu menelan mikroorganisme dan sisa sel mati. Limfosit berfungsi membentuk antibodi yaitu sejenis protein yang berfungsi memerangi kuman penyakit Terdiri dari 2 jenis sel yaitu Limfosit B dan Limfosit T. Limfosit B berfungsi sebagai antibodi yakni sistem pertahanan tubuh kita yang akan melindungi tubuh terhadap penyakit dan kuman yang berbeda dari protein tubuh kita yang dinamakan antigen. Limfosit T berfungsi sebagai mediated immun yaitu immunitas yang diperantarai sel dan melibatkan sel menyerang organisme asing. Universitas Sumatera Utara Terdapat 3 jenis sel T yaitu: Sel T pembantu bertugas membantu atau mengontrol komponen respon immun spesifik lainnya. Mengaktivasi makrofag untuk segera bersiap memfagositosit pathogen dan sisa-sisa sel. Sel T Pembuluh bertugas menyerang sel tubuh yang terinfeksi dan sel-sel pathogen yang relatif besarsecara langsung. Sel T Supresor berfungsi untuk menurunkan dan menghentikan respon imun dimana mekanisme tersebut diperlukan ketika respon imun sudah mulai lebih dari yang diperlukan ketika respon immun sudah mulai lebih dari yang diperlukan atau ketika infeksi sudah mulai berhasil diatasi. Monosit akan berkembang menjadi makrofag yakni yang menelan dan mencerna patogen yang juga berfungsi fagositosis yaitu suatu proses yang digunakan oleh sel untuk menelan dan mencerna partikel nutrisi atau bakteri Ayisetia Budy, 2009. Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik yang berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Tabel 2.1 Nilai Normal Leukosit Maxwell M Wintrobe, 1947 No. Usia Nilai normal Leukosit 1. Bayi baru lahir 9.000-30.000mm 3 2. BayiAnak 9.000-12.000mm 3 3. Dewasa 4.000-10.000mm 3 Peningkatan jumlah leukosit disebut leukositosis menunjukkan adanya proses infeksi atau radang akut, misalnya pneumonia yaitu radang paru-paru, meningitis atau radang selaput otak, apendiksitis atau radang usus buntu, tuberculosis, tonsilitis. Penurunan jumlah leukosit disebut leukopenia dapat terjadi pada infeksi tertentu terutama virus, malaria, alkoholic dan lain-lain. Pada hitung jenis leukosit yang ada dalam darah berdasarkan proprsi tiap jenis leukosit dari seluruh jumlah leukosit. Tabel 2.2 Nilai Normal Hitung Jenis Leukosit Maxwell M Wintrobe, 1947 No. Jenis Nilai Normal Hitung Jenis 1. Basofil 0-1 absolut 20 - 100 selmm 3 2. Eosinofil 1-3 absolut 50 - 3.000 selmm 3 3. Netrofil: - Batang - Segmen 3-5 absolut 150 - 500 selmm 3 50-70 absolut 2.500 - 7.000 selmm 3 4. Limfosit 25-35 absolut 1.750 - 3.500 selmm 3 5. Monosit 4-6 absolut 200 - 600 selmm 3 Universitas Sumatera Utara Salah satu jenis leukosit yang cukup besar yaitu dua kali besarnya eritrosit yaitu sel darah merah dan mampu bergerak aktif dalam pembuluh darah maupun di luar pembuluh darah. Neutrofil paling cepat bereaksi terhadap radang dan luka dibanding leukosit yang lain dan merupakan pertahanan selama fase infeksi akut. Peningkatan jumlah neutroil biasanya pada kasus infeksi akut, radang, kerusakan jaringan, apendiksitis akut atau radang usus buntu dan lain-lain. Penurunan jumlah neutrofil terdapat pada infeksi virus leukimia, anemia defisiensi besi dan lain-lain. 2.3 Kanker Serviks 2.3.1 Defenisi