5.3.4 Gambaran Jadwal Kuliah
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.17 bahwa sebagian besar responden yaitu 83 orang 90,2 yang tidak memungkinkan untuk
mencegah gastritis berdasarkan jadwal perkuliahan, dan 9 orang45,7 yang memungkinkan untuk mencegah gastritis berdasarkan jadwal perkuliahan. Hal ini
dilihat dari apakah jadwal kuliah membuat terlambat makan, apakah jadwal kuliah yang padat membuat anda stress, dan solusi yang dilakukan untuk mengantisipasi
jadwal kuliah yang padat. Menurut Purnomo dalam Oktaviani 2011 menyatakan bahwa penyebab
asam lambung tinggi diantaranya adalah aktivitas padat sehingga terlambat makan. Bila seseorang terlambat makan 2
– 3 jam, maka asam lambung yang diperoduksi semakin banyak dan berlebih sehingga dapat mengiritasi mukosa
lambung serta menimbulkan rasa nyeri disekitar epigastrum Suparyanto, 2012. Jadwal kuliah selain membuat mahasiswa terlambat makan juga dapat
menimbulkan stress. Menurut penelitian Yusbar 2014 ada hubungan antara stress dengan kejadian penyakit gastritis pada mahasiswa. Sehingga pada
penelitian ini terlihat bahwa jadwal perkuliahan membuat sebagian besar mahasiswa 90,2 tidak memungkinkan untuk mencegah penyakit gastritis.
Pada penelitian ini berdasarkan jadwal kuliah sebagian besar responden tidak memungkinkan untuk mencegah penyakit gastritis. Hal ini disebabkan
karena Fakultas Kesehatan Masyarakat tidak memiliki jam istirahat makan siang khusus untuk para mahasiswa sehingga banyak mahasiswa yang terlambat makan
Universitas Sumatera Utara
karena jadwal kuliah. Selain itu tidak tersedianya kantin di Fakultas Kesehatan Masyarakat juga mempengaruhi responden dalam mencegah penyakit gastritis
5.4 Gambaran Faktor Penguat
Faktor penguat reinforcing factor adalah faktor yang memperkuat terjadinya perilaku. Kadang
– kadang meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya. Faktor
– faktor yang termasuk faktor penguat adalah sikap dan perilaku petugas, kelompok referensi, dan tokoh
masyarakat. Dalam penelitian ini yang menjadi faktor penguat adalah peran orangtua.
5.4.1 Peran Orangtua
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.19 bahwa sebagian besar responden yaitu 72 orang 78,3 yang memperkuat responden untuk
mencegah gastritis berdasarkan peran orangtua, dan 20 orang21,7 yang tidak memperkuat responden untuk mencegah gastritis berdasarkan peran orangtua. Hal
ini dilihat dari apakah orangtua mengingatkan untuk sarapan, apakah orangtua mengingatkan untuk untuk makan tepat waktu, apakah orangtua melarang
mengkonsumsi makan pedas dan asam secara berlebihan, apakah orangtua melarang mengkonsumsi rokok dan alkohol, dan apakah orangtua menyarankan
agar mengkonsumsi buah dan sayur. Menurut Handayani 2011 terdapat hubungan yang signifikan antara
dukungan keluarga dengan kekambuhan pasien gastritis di Puskesmaas Jatinangor. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peran orang tua sebagian besar
78,3 memperkuat responden untuk mencegah penyakit gastritis.
Universitas Sumatera Utara