Berdasarkan klasifikasi kategori sikap menurut Arikunto 2007 yang dibagi menjadi 3 kategori yaitu sikap baik 75 , sikap cukup 40
– 75 , dan sikap kurang 40. Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa sikap responden
terhadap pencegahan penyakit gastritis tergolong pada kategori cukup 55,4.
5.3 Gambaran Enabling Factors
Faktor pendorong enabling factor adalah faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi terjadinya perilaku atau tindakan. Hal ini berupa
lingkungan fisik, sarana dan prasarana atau sumber – sumber khusus yang
mendukung dan keterjangkauan sumber dan fasilitas kesehatan. Dalam penelitian ini yang menjadi faktor pendorong adalah akses ke tempat makan, kegiatan
eksternal, pola makan, jadwal perkuliahan.
5.3.1 Gambaran Akses ke Tempat Makan
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.7 bahwa sebagian besar responden yaitu 74 orang 80,4 yang memungkinkan untuk mencegah
gastritis berdasarkan akses ke tempat makan, dan 18 orang19,6 yang tidak memungkinkan untuk mencegah gastritis berdasarkan akses ke tempat makan. Hal
ini dilihat dari lama waktu menjangkau tempat makan, transportasi yang digunakan untuk sampai ke tempat makan, biaya transportasi yang dikeluarkan
untuk sampai ke tempat makan, dan cara responden mendapatkan makanan. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti sebagian besar responden yaitu 44
orang 47,8 mendapatkan makan siangnya dengan cara beli setiap kali ingin makan. Hal ini yang menyebabkan responden memungkinkan untuk mencegah
penyakit gastritis. Disekitar kampus FKM USU ada beberapa kantin yang tersedia
Universitas Sumatera Utara
seperti kantin pasca sarjana, kantin kedokteran, kantin keperawatan, dan kantin psikologi
sehingga lebih banyak responden yang ≤ 15 menit dalam mengakses tempat makan, dan lebih banyak responden yang tidak menggunakan alat
transportasi untuk mengakses tempat makan serta lebih banyak responden yang tidak membutuhkan biaya transportasi untuk sampai ke tempat makan.
5.3.2 Gambaran Kegiatan Eksternal
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.9 bahwa sebagian besar responden yaitu 50 orang 54,3 yang tidak memungkinkan untuk
mencegah gastritis berdasarkan kegiatan eksternal, dan 42 orang45,7 yang memungkinkan untuk mencegah gastritis berdasarkan kegiatan eksternal. Hal ini
dilihat dari apakah responden bekerja sambil kuliah dan apakah responden mengikuti UKM. Menurut peneliti kesibukan mengikuti kegiatan eksternal rentan
membuat mahasiswa menjadi sibuk dan sering mengabaikan jadwal makan sehingga waktu untuk makan terganggu.
Menurut penelitian Yusbar 2009 kejadian gastritis pada mahasiswa disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur atau tidak makan apapun dalam
waktu relatif lama dan berakibat kadar asam lambung meningkat sehingga permukaan lambung terkikis hingga menimbulkan semacam tukak. Jika
pengikisan sudah terjadi, gastritis pun akan semakin beresiko.
Universitas Sumatera Utara
5.3.3 Gambaran Pola Makan