Posisi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Pontianak Nomor:

BAB III ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM TERHADAP PENJATUHAN HUKUMAN KEPADA ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PENCABULAN Studi Putusan Nomor: IPid.Sus.Anak2014PN.PTK; Putusan Nomor: 2Pid.Sus-Anak2014PN.Mdn

A. Posisi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Pontianak Nomor:

IPid.Sus.Anak2014PN.PTK 1. Kronologis Kasus Terdakwa dalam kasus ini bernama Ghumantar als. Patih Ghumantar als. Tatar, berumur 16 Tahun lahir di Simpang Banuah Kabupaten Kubu Raya pada 7 Maret 1999, berdomisili di Jalan Trans Kalimantan Dusun VI Gunung Banuah Desa Teluk Bakung Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu raya, beragaman Khatolik dan berstatus sebagai pelajar. Peristiwa ini bermula ketika terdakwa pada hari sabtu 21 juni 2014 jam 13.00 wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu pada bulan juni tahun 2014 bertempat di sebuah rumah jalan Trans Kalimantan Dusun VI Gunung Benuah Rt 04 Rw 04 Kecamatan Sei Ambawang Kab Kubu Raya, yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk anak yakni Korban Fortuna Juwita Talenta Als. Juwita yang lahir pada tanggal 4 juni 2010 dan berumur 4 Tahun berdasarkan kutipan Akte Kelahiran No : 2984Ist2010 untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, perbuatan mana terdakwa lakukan dengan cara sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara Bermula ketika terdakwa pada hari sabtu 21 juni 2014 datang kerumah saksi Julita Dinata dan terdakwa bertemu dengan saksi Julita Dinata kemudian terdakwa bertemu dengan korban yaitu saksi Fortuna Juwita Talenta lalu terdakwa member saksi Fortuna Juwita Talenta permen kemudian terdakwa berkata kepada saksi Julita Dinata ” tante aku mau menelepon, ada sinyal tidak diatas?” dan terdakwa langsung naik kelantai dua tidak lama kemudian terdakwa turun lagi sambil berkata kepada skasi Julita Dinata bahwa tidak ada sinyal, setelah itu terdakwa naik lagi kelantai dua dan masuk kedalam kamar yang ada dilanati dua rumah tersebut dengan maksud hendak menelepon dan meng SMS kakak terdakwa, tidak berapa lama datang saksi Adnanta Talenta dan saksi Fortuna Juwita Talenta masuk kedalam kamar dan bermain didekat terdakwa, kemudian terdakwa teringat film porno yang pernah terdakwa tonton sebelumnya lalu terdakwa terangsang melihat saksi Fortuna Juwita Talenta dan terdakwa langsung memegang kemaluan saksi Fortuna Juwita Talenta dan terdakwa memaksa memasukkan jari terdakwa kedalam kemaluan saksi Fortuna Juwita Talenta hingga saksi Fortuna Juwita Talenta kesakitan, setelah itu terdakwa mengatakan kepada saksi Adnanta Talenta yang merupakan abang kandung saksi Fortuna Juwita Talenta ” jangan bilang mama mu, nanti kau tidak aku kasih permen lagi”, kemudian terdakwa turun dari lantai dua rumah tersebut dan terdakwa pamit pulang kepada saksi Julita Dinata yang mana merupakan ibu dari saksi Fortuna Juwita Talenta dan saksi Adnanta Talenta. Kemudian sekitar jam 16.00 Wib saksi Julita Dinata hendak memandikan saksi Fortuna Juwita Talenta namun saksi Fortuna Juwita Talenta tidak mau Universitas Sumatera Utara karena kemaluannya sakit akibat dari dicubit dan ditusuk dengan jari yang kukunya panjang sambil menangis, kemudian saksi Julita Dinata membuka celana dalam saksi Fortuna Juwita Talenta dan kemaluan saksi Fortuna Juwita Talenta berdarah ada terdapat bercak darah dicelana dalamnya, akibat perbuatan tersebut saksi Julita Dinata langsung melaporkan terdakwa ke Polresta Pontianak. 2. Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Jaksa penuntut umum menyusun dakwaan secara tunggal yaitu: Terdakwa diancam pidana Pasal 82 Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 Tentang perlindungan anak yang berbunyi: “Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 lima belas tahun dan paling singkat 3 tiga tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 enam puluh juta rupiah”. 3. Fakta Hukum Tugas pokok hakim adalah menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan perkara yang diajukan ke pengadilan. Dalam hal ini hakim tidak boleh memihak menentukan siapa pihak yang benar dan salah dalam mengakhiri sengketa yang diformulasikan dalam teks putusan. Bagi hakim, dalam mengadili suatu perkara yang terpenting adalah fakta atau peristiwa bukan hukumnya. Peraturan hukum hanyalah alat, sedangkan yang bersifat menentukan pada produk putusan hakim adalah fakta konkrit. 47 47 Sayuruddin Daulay, Jurnal:Proses Pengambilan Putusan, Kabanjahe, Hal. 1. Universitas Sumatera Utara Didalam putusan ini terdapat beberapa fakta hukum yang dijadikan landasan bagi hakim didalam membuat suatu putusan. Fakta hukum yang termuat dalam putusan ini antara lain: A. Keterangan Saksi 1 Saksi Valentinus Agip, didepan persidangan menerangkan bahwa saksi mengerti diperiksa sehubungan dengan anak saksi yaitu saksi Fortuna Juwita telah dicabuli oleh terdakwa Ghumantar. Anak saksi tersebut lahir di Sei Ambawang pada tanggan 4 Juni 2010 dan berumur 4 tahun dan hal tersebut telah tertuang pada kutipan akte kelahiran Nomor: 2984Ist2010 tanggal 30 desember 2010 yang dikeluarkan dari dinas kependudukan dan pencatatan sipil Kabupaten Kubu Raya. Kejadian pada hari sabtu tanggal 21 juni 2014 sekira pukul 13.00 wib di rumah saksi yang terletak di jalan trans Kalimantan dusun IV gunung benuah RT 04 RW 04 telah terjadi pencabulan terhadap anak saksi yaitu Fortuna juwita yang dilakukan oleh terdakwa. Saksi kenal dengan terdakwa namun tidak ada hubungan keluarga. Pada saat kejadian saksi tidak berada dirumah. Pada sore harinya saksi ditelepon oleh istri saksi yang mengatakan bahwa Juwita kemaluannya mengeluarkan darah dan saksi disuruh langsung membawa Juwita ke RS Antonius Pontianak dan bertemu di RS saja. Juwita mengalami kesakitan pada saat hendak buang air kecil dan buang air besar. Selain itu Juwita mengalami trauma dan memerlukan konseling ke psikiater. Kemaluan saksi Juwita pada saat sekarang ini kondisinya berlendir dan berbau tidak sedap namun sudah Universitas Sumatera Utara dibawa ke dokter speisalis. Cara terdakwa yaitu memasukkan paksa jari terdakwa kedalam kemaluan saksi Juwita hingga kemaluan saksi Juwita berdarah. Terdakwa sudah dianggap keluarga oleh saksi. Rumah saksi dan terdakwa berseberangan jalan. Untuk membiayai pengobatan Juwita sudah habis sekitar Rp 14.000.000. Kejadian tersebut bermula ketika terdakwa datang kerumah saksi dan bertemu istri saksi dan terdakwa mengatakan hendak mencari sinyal hp lalu istri saksi mengatakan mungkin dilantai dua ada. Kemudian terdakwa naik kelantai dua dan tidak lama turun lagi dan mengatakan kepada istri saksi tidak ada sinyal diatas. Namun terdakwa naik kembali ke lantai atas serta anak saksi yaitu Adnan dan Juwita ikut naik keatas dan bermain dengan terdakwa, selanjutnya terdakwa memasukkan jari tanganya kedalam kemaluan anak saksi yaitu Juwita. Setelah itu terdakwa ada memberi permen kepada anak saksi Adnan sambil berkata jangan beritahu mamak mu ya nanti aku tidak kasi permen lagi. Saksi mendapat laporan dari warga saksi bahwa terdakwa pernah memukul kepala teman terdakwa disekolah hingga berdarah. Terdakwa adalah anak nakal dan anak saksi Juwita mengalami trauma yang mendalam. 2 Saksi Adnanta Talenta Anak Valentinus Agip, yang didalam persidangan saksi didampingi oleh ayahnya dan memberikan keterangan yaitu saksi kelas 1 SD umur saksi 6 tahun. Saksi kenal dengan terdakwa. Terdakwa sering bermain kerumah saksi dan mengajak saksi dan Juwita bermain. Adik saksi bernama Juwita. Saksi sama Juwita tidur dikamar bawah Universitas Sumatera Utara dengan papa dan mama. Terdakwa datang kerumah dan naik kelantai dua. Terdakwa mengajak saksi main game mobil-mobilan. Saksi main bersama terdakwa dan Juwita ikut melihatnya. Adik Juwita dipegang kemaluannya oleh terdakwa. Kemaluan adik Juwita ditusuk pakai jari oleh terdakwa. Adik Juwita disuruh berbaring, terdakwa melepas celana dalam dan menusuk kemaluan adik Juwita lama. Adik Juwita menangis. Terdakwa memberi saksi permen dan bilang jangan kasi tau mamak ya nanti aku tidak kasi permen lagi. Terdakwa juga memberi adik Juwita permen tapi Juwita tidak mau. 3 Saksi Julita Dinata, Saksi sedang dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta bersedia memberikan keterangan dipersidangan. Saksi mengerti diperiksa sehubngan dengan anak saksi yaitu Juwita yang telah dicabuli oleh Ghumantar. Anak saksi tersebut lahir di Sei Ambawang pada tanggal 4 Juni 2010 dan berumur 4 tahun dan hal tersebut telah tertuang pada kutipan akte kelahiran Nomor: 2984Ist2010 tanggal 30 desember 2010 yang dikeluarkan dari dinas kependudukan dan pencatatan sipil Kabupaten Kubu Raya. Kejadian pada hari sabtu tanggal 21 juni 2014 sekira pukul 13.00 wib di rumah saksi yang terletak di jalan trans Kalimantan dusun IV gunung benuah Rt 04 Rw 04 telah terjadi pencabulan terhadap anak saksi yaitu Fortuna juwita yang dilakukan oleh terdakwa. Saksi kenal dengan terdakwa namun tidak ada hubungan keluarga. Saksi adalah ibu dari saksi korban Juwita. Pada saat kejadian saksi sedang memasak dirumah. Terdakwa datang kerumah dan Universitas Sumatera Utara terdakwa bilang mau mencari sinyal hp lalu saksi bilang mungkin dilantai dua atas ada lalu terdakwa naik keatas. Setelah itu terdakwa turun lagi dan bilang tidak ada sinyal namun terdakwa kembali naik keatas. Anak saksi yaitu Adnan dan Juwita naik keatas dan bermain dengan terdakwa. Saksi ada memberi terdakwa sayur untuk dibawa pulang kerumah terdakwa. Setelah itu terdakwa pulang kerumahnya. Pada sore harinya pada saat saksi hendak memandikan Juwita, saksi korban tidak mau dan menangis dan mengatakan bahwa kemaluan Juwita sakit dicubit oleh terdakwa dengan kuku panjangnya. Dan kemudian saksi membuka celana dalam Juwita dan celana dalam tersebut berdarah dan saksi melihat kemaluan Juwita mengeluarkan darah selanjutnya saksi menelepon suami saksi yaitu Valentinus Agip dan Valentinus langsung menyuruh saksi untuk membawa Juwita ke RS. Juwita mengalami kesakitan pada hendak buang air kecil dan buang air besar. Selain itu Juwita mengalami trauma dan butuh bimbingan konseling. Kemaluan saksi Juwita pada saat sekarang kondisinya berlendir dan berbau tidak sedap namun sudah dibawa ke dokter spesialis. Cara terdakwa yaitu memasukkan paksa jari terdakwa kedalam kemaluan saksi Juwita hingga kemaluan saksi Juwita berdarah. Terdakwa sudah dianggap keluarga oleh saksi. Rumah saksi dan terdakwa berseberangan jalan. 4 Saksi Fortuna Juwita Talenta als Juwita, dipersidangan saksi didampingi oleh ibu saksi yang pada pokoknya menerangkan bahwa terdakwa ada Universitas Sumatera Utara memegang kemaluan saksi. Kemaluan saksi ditusuk pakai jari dan kuku terdakwa panjang. Kemaluan saksi masih sakit dan terdakwa ada memberi permen tetapi saksi tidak mau. 5 Saksi Paulinus Undut, pada sabtu tanggal 21 juni 2014 sekira pukul 13.00 wib di rumah saksi yang terletak di jalan trans Kalimantan dusun IV gunung benuah Rt 04 Rw 04 telah terjadi pencabulan terhadap saksi yaitu Fortuna juwita yang dilakukan oleh terdakwa. Saksi melihat terdakwa pada saat datang kerumah pak Agip dan saksi melihat terdakwa naik kelantai atas dan bermain sama anak-anak. Saksi melihat terdakwa pulang dengan tergesa-gesa. Pada sore harinya pada saat saksi Julita hendak memandikan Juwita, saksi korban tidak mau dan menangis dan mengatakan bahwa kemaluan Juwita sakit dicubit oleh terdakwa dengan kuku panjangnya. Dan kemudian saksi Julita membuka celana dalam Juwita dan celana dalam tersebut berdarah dan saksi Julita melihat kemaluan Juwita mengeluarkan darah selanjutnya saksi Julita menelepon suami saksi yaitu Valentinus Agip dan Valentinus langsung menyuruh saksi untuk membawa Juwita ke RS. Bahwa setelah itu saksi Julita kerumah terdakwa mencari terdakwa namun kata nenek terdakwa, terdakwa tidak ada dan nenek terdakwa mengatakan bahwa terdakwa adalah anak yang nakal. Bahwa setelah Majelis Hakim mendengarkan keterangan dari keseluruhan saksi, terdakwa mengatakan benar dan tidak merasa keberatan. Universitas Sumatera Utara B. Surat Visum Et Refertum No Pol : VER261VI2014 tanggal 21 juni 2014 atas nama Fortuna Juwita Talenta yang dikeluarkan oleh Rumah sakit Bhayangkara TK.IV Polda Kalbar dan ditandatangani oleh dr.Edi Syahputra Hasibuan SP.F.MHKes dengan kesimpulan: “Orang tersebut adalah seorang perempuan, umur lebih kurang lima tahun, warna kulit sawo matang, kesan gizi cukup, pada pemeriksaan alat kelamin orang tersebut luka lecet dibibir kecil akibat kekerasan tumpul dan ditemukan adanya robekan selaput dara pada arah jam enam akibat kekerasan benda tumpul dan robekan tersebut menyebabkan selaput dara sudah tidak intak lagi. Hal ini menghalangi korban untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari sebagai anak dan disarankan agar korban dikonsultasikan ke psikiater”. C. Barang Bukti Dalam persidangan Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan barang bukti berupa: 1 1 satu helai lembar akta kelahiran atas nama Fortuna Juwita Talenta yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kubu Raya tanggal 30 September 2010; 2 1 satu helai baju kaos kutang berwarna kuning; 3 1 satu helai celana dalam warna putih ada noda darah; 4 1 satu lembar akta kelahitan atas nama Ghumantar yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kubu Raya Tanggan 8 November 2011; Universitas Sumatera Utara D. Keterangan Terdakwa Terdakwa yang telah mencabuli saksi korban yang masih berumur 4 tahun. Bahwa kejadian pada hari sabtu tanggal 21 juni 2014, jam 13.00 wib bertempat disebuah rumah Jalan Trans Kalimantan Dusun VI Gunung Benuah Rt 04 Rw 04 Kecamatan Sei Ambawang Kabupaten Kubu Raya. Terdakwa mencabuli Juwita dengan cara memasukkan jari terdakwa kedalam kemaluan saksi Juwita. Pada awalnya terdakwa kerumah saksi Julita hendak mencari sinyal hp dan terdakwa bertemu dengan saksi Julita dan mengatakan tante aku mau menelepon, ada sinya l tidak diatas?” dan terdakwa langsung naik kelantai dua tidak lama kemudian terdakwa turun lagi sambil berkata kepada saksi Julita Dinata bahwa tidak ada sinyal, setelah itu terdakwa naik lagi kelantai dua dan masuk kedalam kamar yang ada dilantai dua rumah tersebut dengan maksud hendak menelepon dan meng SMS kakak terdakwa, tidak berapa lama datang saksi Adnanta Talenta dan saksi Fortuna Juwita Talenta masuk kedalam kamar dan bermain didekat terdakwa, kemudian terdakwa teringat film porno yang pernah terdakwa tonton sebelumnya lalu terdakwa terangsang melihat saksi Fortuna Juwita Talenta dan terdakwa langsung memegang kemaluan saksi Fortuna Juwita Talenta dan terdakwa memaksa memasukkan jari terdakwa kedalam kemaluan saksi Fortuna Juwita Talenta hingga saksi Fortuna Juwita Talenta kesakitan, setelah itu terdakwa mengatakan kepada saksi Adnanta Talenta yang merupakan abang kandung saksi Fortuna Juwita Talenta ” Jangan Bilang Mama mu, Nanti Kau Tidak Aku Kasih Permen Lagi”, kemudian terdakwa turun dari lantai dua rumah tersebut dan terdakwa pamit pulang Universitas Sumatera Utara kepada saksi Julita Dinata yang mana merupakan ibu dari saksi Fortuna Juwita Talenta dan saksi Adnanta Talenta. Terdakwa memasukkan jari terdakwa kedalam kemaluan saksi korban berkali-kali keluar masuk keluar masuk. Dan terdakwa pernah memukul kepala teman terdakwa di sekolah serta nilai terdakwa disekolah termasuk kurang. 4. Pertimbangan Hakim Hakim Anak Pengadilan Negeri Pontianak pertama mempertimbangkan Dakwaan Jaksa Penuntut Umum yaitu Pasal 82 Undang-Undang RI No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak yang unsurnya sebagai berikut: a. Setiap orang; b. Yang dengan sengaja; c. Melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk anak; d. Melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul; Bahwa dari unsur “setiap orang” memberi arah tentang subyek hukum yaitu orang atau manusia, dan yang diajukan ke persidangan dalam perkara ini adalah terdakwa Ghumantar als. Patih Ghumantar als. Tatar Anak Leonardus Ohop dengan segala identitasnya sebagaimana termuat dalam surat dakwaan dan surat tuntutan Jaksa Penuntut Umum. Dengan tidak ditemukan adanya keraguan tentang kemampuan bertanggungjawab dari terdakwa atas tindakan-tindakannya melakukan delik ini, hal ini dapat dibuktikan bahwa baik didalam pemeriksaan pendahuluan di depan Universitas Sumatera Utara penyidik Polri maupun di persidangan ini terdakwa telah dengan lancar, jelas dan tegas dalam memberikan jawaban-jawaban yang diajukan Hakim Anak, Jaksa Penuntut Umum maupun Penasehat Hukum. Dengan selesainya pemeriksaan dipersidangan tidak ditemukan adanya bukti yang menyatakan bahwa terdakwa memenuhi kriteria-kriteria yang ada dalam Pasal 44 KUHP. Bahwa dengan adanya fakta demikian maka jelas terdakwa Ghumantar als. Patih Ghumantar als Tatar Anak Leonardus Ohop adalah subyek hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian unsur “Setiap Orang” telah terpenuhi. Melihat memori penjelasan memorie van toelichting, yang dimaksud dengan kesengajaan adalah “menghendaki dan menginsyafi” terjadinya suatu tindakan beserta akibatnya willens en wetens veroorzaken van een gevolg. Artinya seseorang yang melakukan tindakan suatu tindakan dengan sengaja, harus menghendaki serta menginsyafi tindakan tersebut dan atau akibatnya. Didalam perkara ini tindakan terdakwa yang dilakukan dengan sengaja tercermin dan dapat disimpulkan dari kemungkinan yang paling logis dari keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa sendiri yaitu: Ketika terdakwa pada hari sabtu tanggal 21 juni 2014 dengan sengaja datang kerumah saksi Julita Dinata dan terdakwa bertemu dengan saksi Julita Dinata kemudian terdakwa bertemu dengan saksi korban yaitu saksi Fortuna Juwita Talenta yang berumur 4 tahun berdasarkan akta kelahiran nomor 2984Ist2010 tanggal 30 desember 2010 yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab Kubu Raya yang mana menerangkan bahwa Fortuna Universitas Sumatera Utara Juwita Talenta lahir pada tanggal 4 juni 2010, lalu terdakwa memberi saksi Fortuna Juwita Talenta permen kemudian terdakwa berkata kepada saksi Julita Dinata ” tante aku mau menelepon, ada sinyal tidak diatas?” dan terdakwa langsung naik kelantai dua tidak lama kemudian terdakwa turun lagi sambil berkata kepada skasi Julita Dinata bahwa tidak ada sinyal, setelah itu terdakwa naik lagi kelantai dua dan masuk kedalam kamar yang ada dilanati dua rumah tersebut dengan maksud hendak menelepon dan meng SMS kakak terdakwa, tidak berapa lama datang saksi Adnanta Talenta dan saksi Fortuna Juwita Talenta masuk kedalam kamar dan bermain didekat terdakwa, kemudian terdakwa teringat film porno yang pernah terdakwa tonton sebelumnya lalu terdakwa terangsang melihat saksi Fortuna Juwita Talenta dan terdakwa langsung memegang kemaluan saksi Fortuna Juwita Talenta dan terdakwa memaksa memasukkan jari terdakwa kedalam kemaluan saksi Fortuna Juwita Talenta hingga saksi Fortuna Juwita Talenta kesakitan, setelah itu terdakwa mengatakan kepada saksi Adnanta Talenta yang merupakan abang kandung saksi Fortuna Juwita Talenta” Jangan Bilang Mama mu, Nanti Kau Tidak Aku Kasih Permen Lagi”, kemudian terdakwa turun dari lantai dua rumah tersebut dan terdakwa pamit pulang kepada saksi Julita Dinata yang mana merupakan ibu dari saksi Fortuna Juwita Talenta dan saksi Adnanta Talenta. Menimbang perbuatan terdakwa tersebut diatas dilakukan dengan keadaan sadar dan terdakwa menghendaki perbuatan itu terjadi. Dengan demikian unsur “ Yang dengan sengaja” telah terpenuhi. Universitas Sumatera Utara Terdakwa pada hari sabtu tanggal 21 juni 2014 dengan sengaja datang kerumah saksi Julita Dinata dan terdakwa bertemu dengan saksi Julita Dinata kemudian terdakwa bertemu dengan saksi korban yaitu saksi Fortuna Juwita Talenta yang berumur 4 tahun berdasarkan akta kelahiran nomor 2984Ist2010 tanggal 30 desember 2010 yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab Kubu Raya yang mana menerangkan bahwa Fortuna Juwita Talenta lahir pada tanggal 4 juni 2010, lalu terdakwa memberi saksi Fortuna Juwita Talenta permen kemudian terdakwa berkata kepada saksi Julita Dinata ” tante aku mau menelepon, ada sinyal tidak diatas?” dan terdakwa langsung naik kelantai dua tidak lama kemudian terdakwa turun lagi sambil berkata kepada saksi Julita Dinata bahwa tidak ada sinyal, setelah itu terdakwa naik lagi kelantai dua dan masuk kedalam kamar yang ada dilantai dua rumah tersebut dengan maksud hendak menelepon dan meng SMS kakak terdakwa, tidak berapa lama datang saksi Adnanta Talenta dan saksi Fortuna Juwita Talenta masuk kedalam kamar dan bermain didekat terdakwa, kemudian terdakwa teringat film porno yang pernah terdakwa tonton sebelumnya lalu terdakwa terangsang melihat saksi Fortuna Juwita Talenta dan terdakwa langsung memegang kemaluan saksi Fortuna Juwita Talenta dan terdakwa memaksa memasukkan jari terdakwa kedalam kemaluan saksi Fortuna Juwita Talenta hingga saksi Fortuna Juwita Talenta kesakitan, setelah itu terdakwa mengatakan kepada saksi Adnanta Talenta yang merupakan abang kandung saksi Fortuna Juwita Talenta ” Jangan Bilang Mama mu, Nanti Kau Tidak Aku Kasih Permen L agi”, kemudian terdakwa turun dari lantai dua rumah tersebut Universitas Sumatera Utara dan terdakwa pamit pulang kepada saksi Julita Dinata yang mana merupakan ibu dari saksi Fortuna Juwita Talenta dan saksi Adnanta Talenta. Visum Et Refertum No Pol : VER261VI2014 tanggal 21 juni 2014 atas nama Fortuna Juwita Talenta yang dikeluarkan oleh Rumah sakit Bhayangkara TK.IV Polda Kalbar dan ditandatangani oleh dr.Edi Syahputra Hasibuan SP.F.MHKes dengan kesimpulan: “bahwa orang tersebut adalah seorang perempuan, umur lebih kurang lima tahun, warna kulit sawo matang, kesan gizi cukup, pada pemeriksaan alat kelamin orang tersebut luka lecet dibibir kecil akibat kekerasan tumpul dan ditemukan adanya robekan selaput dara pada arah jam enam akibat kekerasan benda tumpul dan robekan tersebut menyebabkan selaput dara sudah tidak intak lagi. Hal ini menghalangi korban untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari sebagai anak dan disarankan agar korban dikonsultasikan ke psikiater ”. Unsur “Melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkain kebohongan atau membujuk anak” telah terpenuhi. Unsur yang dimaksud dengan perbuatan cabul adalah segala perbuatan yang melanggar kesusilaan kesopanan atau perbuatan yang keji, semuanya itu dalam lingkungan nafsu birahi kelamin, misalnya: cium-ciuman, meraba-raba anggota kemaluan, dsb. Terdakwa pada hari sabtu 21 juni 2014 dengan sengaja datang kerumah saksi Julita Dinata dan terdakwa bertemu dengan saksi Julita Dinata kemudian terdakwa bertemu dengan korban yaitu saksi Fortuna Juwita Talenta yang berumur 4 tahun lalu terdakwa memberi saksi Fortuna Juwita Talenta permen Universitas Sumatera Utara kemudian terdakwa berkata kepada saksi Julita Dinata” tante aku mau menelepon, ada sinyal tidak diatas?” dan terdakwa langsung naik kelantai dua tidak lama kemudian terdakwa turun lagi sambil berkata kepada skasi Julita Dinata bahwa tidak ada sinyal, setelah itu terdakwa naik lagi kelantai dua dan masuk kedalam kamar yang ada dilanati dua rumah tersebut dengan maksud hendak menelepon dan meng SMS kakak terdakwa, tidak berapa lama datang saksi Adnanta Talenta dan saksi Fortuna Juwita Talenta masuk kedalam kamar dan bermain didekat terdakwa, kemudian terdakwa teringat film porno yang pernah terdakwa tonton sebelumnya lalu terdakwa terangsang melihat saksi Fortuna Juwita Talenta dan terdakwa langsung memegang kemaluan saksi Fortuna Juwita Talenta dan terdakwa memaksa memasukkan jari terdakwa kedalam kemaluan saksi Fortuna Juwita Talenta hingga saksi Fortuna Juwita Talenta kesakitan, setelah itu terdakwa mengatakan kepada saksi Adnanta Talenta yang merupakan abang kandung saksi Fo rtuna Juwita Talenta” jangan bilang mama mu, nanti kau tidak aku kasih permen lagi”, kemudian terdakwa turun dari lantai dua rumah tersebut dan terdakwa pamit pulang kepada saksi Julita Dinata yang mana merupakan ibu dari saksi Fortuna Juwita Talenta dan saksi Adnanta Talenta. Adanya fakta-fakta tersebut dapat dilihat perbuatan terdakwa untuk melakukan pencabulan terhadap saksi Fortuna Juwita Talenta dan akibat dari perbuatan yang telah dilakukan terdakwa diperkuat dengan Visum Et Refertum No Pol : VER261VI2014 tanggal 21 juni 2014 atas nama Fortuna Juwita Talenta yang dikeluarkan oleh Rumkit Bhayangkara TK.IV Polda Kalbar dan Universitas Sumatera Utara ditandatangani oleh dr. Edi Syahputra Hasibuan SP.F.MHKes dengan kesimpulan: “bahwa orang tersebut adalah seorang perempuan, umur lebih kurang lima tahun, warna kulit sawo matang, kesan gizi cukup, pada pemeriksaan alat kelamin orang tersebut luka lecet dibibir kecil akibat kekerasan tumpul dan ditemukan adanya robekan selaput dara pada arah jam enam akibat kekerasan benda tumpul dan robekan tersebut menyebabkan selaput dara sudah tidak intak lagi. Hal ini menghalangi korban untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari sebagai anak dan disarankan agar korban dikonsultasikan ke psikiater”. Dengan demikian unsur “Melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul” telah terpenuhi. Bahwa karena seluruh unsur dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum telah terpenuhi seluruhnya oleh perbuatn yang dilakukan terdakwa maka dakwaan haruslah dinyatakan terbukti. Selanjutnya Hakim Anak membuktikan oleh dalam diri terdakwa maupun dalam perbuatan terdakwa, tidak terdapat alasan untuk membebaskan, melepaskan atau mengecualikan dirinya dari ancaman pidana, maka menurut ketentuan Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang No 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Anak, maka terdakwa termasuk sebagai anak yang berkonflik dengan hukum sehingga sudah dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana. Berdasarkan ketentuan Pasal 82 ayat 1 huruf a Undang-Undang No 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Anak, antara lain disebutkan bahwa terhadap anak dijatuhkan tindakan, sebagaimana yang ditentukan dalam Undnag-Undang tersebut. Universitas Sumatera Utara Didepan persidangan orang tua dari terdakwa yaitu Leonardus Ohop telah memberikan surat perdamaian yang telah ditanda tangani antara yaitu orang tua korban AgipDinata dan Leonardus OhopLina orang tua terdakwa, dimana surat perdamaian yang juga telah ditanda tangani oleh saksi-saksi dari kedua belah pihak dan juga ditanda tangani oleh kepala desa, dimana antara pihak orang tua terdakwa dan orang tua korban telah menemouh upaya perdamaian melalui musyawarah adat dan keluarga terdakwa telah menyerahkan perlengkapan adat yang telah disepakati oleh kedua belah pihak sehingga secara adat telah dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan, sehingga secara hukum adat yang berlaku dilingkungan tempat tinggak terdakwa dan korban, permasalahan yang terjadi secara adat dianggap sudah dapat diselesaikan sehingga Hakim Anak yang memeriksa dan mengadili perkara ini akan mempertimbangkan surat perdamaian tersebut dimana menurut Hakim Anak yang mengadili dan memeriksa perkara ini apabila sudah terjadi kesepakatan adat oleh kedua belah pihak maka secara hukum adat yang berlaku dilingkungan tempat tinggal mereka sehingga hubungan antara keluarga terdakwa dan keluarag korban sudah kembali pada keadaan semula dan hubungan antara masyarakat sudah pulih kembali dengan terlaksananya perdamaian adat tersebut. Adanya surat perdamaian yang terealisasi maka Hakim Anak yang memeriksa dan mengadili perkara ini memberikan Tindakan Pengembalian Anak terdakwa kepada orang tuanya adalah suatu tindakan yang tepat dengan memperhatikan Anak terdakwa masih bersekolah sehingga sekolah anak tersebut haruslah tetap dilanjutkan. Universitas Sumatera Utara Menurut Pasal 71 ayat 3 Undang-Undang No 11 Thaun 2012 Tentang Sistem Peradilan Anak Denda tidak boleh dijatuhkan pada anak sehingga untuk menggantikan denda yang terdapat didalam Pasal 82 UU RI No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak digantikan dnegan Pelatihan Kerja. Selanjutnya Kesimpulan dan Saran dari Pembimbing Kemasyarakatan terdakwa serta pendapat orang tua terdakwa sebagai berikut: Kesimpulan Pembimbing Kemasyarakatan Terdakwa: Berdasarkan wawancara dan data yang diperoleh di lapangan maka pembimbing kemasyarakatn terdakwa mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Klien bernama Patih Ghumantar als Tatar Anak Leonardus Ohop telah disangka melakukan tindak pidana Perbuatan Cabul yang diatur dalam Pasal 82 UURI No 23 Tahun 2002 dalam permasalahn ini pada diri klien tidak ditahan dikarenakan klien masih pelajar; 2. Klien melakukan tindak pidana perbuatan cabul karena tidak bisa mengontrol diri dan nafsu; 3. Pada saat kejadian klien berusia 15 tahun dan belum pernah melakukan tindak pidana yang melanggar hukum sebelumnya, sehingga masih memungkinkan untuk menyelesaikan perkaranya dengan cara Diversi; 4. Keluarag klien sudah menunjukkan itikad baik yaitu mengupayakan perdamaian dengan pihak korban namun tidak mencapai sepakat; 5. Klien sangat menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan yang melanggar hukum; Universitas Sumatera Utara Saran Pembimbing Kemasyarakatan terdakwa: Berdasarkan data dan analisis yang ditemukan di lapangan maka Pembimbing Kemasyarakatan Terdakwa berpendapat agar perkara klien atas nama Patih Ghumantar als Tatar Anak Leonardus Ohop dapat diselesaikan dengan Cara Diversi dan dib erikan tindakan berupa “dikembalikan kepada orang tua AKOT” Pendapat Orang Tua Terdakwa: 1. Terdakwa adalah anak yang cukup mendapat perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tuanya maupun keluarga lainnya; 2. Perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa juga sangat disesalkan oleh keluarga; 3. Orangtua terdakwa berjanji akan lebih meningkatkan pengawasan kepada diri terdakwa; 4. Terdakwa dan orang tua terdakwa sudah berusaha untuk meminta maaf kepada orang tua korban Fortuna Juwita Talenta als Juwita dan menyelesaikan masalahnya secara adat; Berdasarkan hal tersebut Hakim Anak berpendapat bahwa orang tua terdakwa masih mampu bertanggungjawab terhadap pengawasan, pembinaan, pendidikan, dan pengembangan sikap perilaku terdakwa, selain itu lingkungan tempat tinggal orang tua terdakwa juga cukup sehat pengaruhnya terhadap nilaidan perkembangan sikap perilaku terdakwa karena yang diperlukan oleh terdakwa adalah peningkatan perhatian dari keluarga terutama orang tua Universitas Sumatera Utara sehingga terdakwa lebih mampu mengendalikan dirinya terutama mengontrol dirinya dan nafsu. Demi pertumbuhan dan perkembangan sikap perilaku anak terdakwa supaya lebih sehat dan wajar di kemudian hari maka terdakwa perlu mendapatkan perlindungan, penganyoman, pembinaaan, dan pengawasan yang cukup agat terdakwa segera dapat menemukan jati dirinya dan mampu mengembangkan dirinya sebagai warga masyarakat yang baik, yang bertanggung jawab bagi kehidupan keluarga, bangsa dan negara. Berdasarkan seluruh pertimbangan diatas maka Hakim Anak berpendapat bahwa pidana penjara yang dijatuhkan kepada terdakwa tidak akan mampu membuat terdakwa menjadi lebih baik dalam sikap dan perilakunya bahkan bukan tidak mungkin akan membuat terdakwa semakin berkembang kenakalannya karena tidak mampu mengendalikan dirinya terutama dari luapan rasa emosi, hal tersebut tentu saja bertentangan dengan azas UU RI No 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak sehingga oleh karenanya maka dengan mengedepankan rasa keadilan, terhadap diri terdakwa sudah cukup apabila dijatuhkan pidana berupa tindakan agar terdakwa lebih berhati- hati dalam bertingkah laku sehari-hari dengan harapan akan ada kemampuan dalam diri terdakwa dengan bantuan dari pihak keluarga, untuk memperbaiki sikap di kelak kemudian hari dan semakin mampu mengendalikan dirinya terutama mengontrol diri dan nafsu. Dari kenyataan dipersidangan diperoleh tidak ditemukan oleh Hakim hal- hal yang dapat melepaskan terdakwa dari pertanggungjawaban pidana, baik Universitas Sumatera Utara sebagai alasan pembenar maupun alasan pemaaf, oleh karenanya Hakim berpendapat bahwa perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa harus dipertanggungjawabkan kepadanya. Jaksa Penuntut Umum dalam Tuntutannya menuntut agar terdakwa dijatuhi pidana penjara selama 2 tahun dan wajib pelatihan kerja selama 90 hari dan terhadap pidana yang dijatuhkan dengan memperhatikan hal yang meringankan Hakim tidak sependapat dengan Jaksa Penuntut Umumm, karena pidana semata-mata bukan sebagai pembalasan akan tetapi merupakan juga untuk sebagai sikap korektif, edukatif dan preventif bagi terdakwa. 5. Putusan Hakim Hakim Anak Pengadilan Negeri Pontianak melalui Putusan No. IPid.Sus.Anak2014PN.PTK tanggal 15 Desember 2014, menjatuhkan putusan dengan Pasal 82 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 sebagai berikut: 1. Menyatakan terdakwa Ghumantar als. Patih Ghumantar als. Tatar anak Leonardus Ohop terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Serangkaian Kebohongan atau Membujuk Anak untuk Melakukan atauMembiarkan Dilakukan Perbuatan Cabul”; 2. Menjatuhkan tindakan terhadap terdakwa Ghumantar als. Patih Ghumantar als. Tatar anak Leonardus Ohop, agar dikembalikan kepada orang tua dan pidana pelatihan kerja selama 3 bulan di Unit Pelayanan Rehabilitasi Sosial UPRS Provinsi Kalimantan Barat jl.Uray Bawadi No 29; Universitas Sumatera Utara 3. Menetapkan barang bukti berupa: a. 1 satu helai lembar akta kelahiran atas nama Fortuna Juwita Talenta yang dikeluarkan oleh Dinak Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kubu raya tangga, 30 Desember 2010; b. 1 satu helai baju kaos kutang berwarna kuning; c. 1 satu helai celana dalam warna putih ada noda darah; Dikembalikan kepada Saksi Fortuna Juwita Talenta melalui Saksi Agip orangtua. d. 1 satu lembar akta kelahiran atas nama Ghumantar yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kubu Raya tanggal 8 november 2011; 4. Membebankan biaya perkara kepada terdakwa sebesar Rp. 5.000 lima ribu rupiah;

B. Posisi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor: 2Pid.Sus-

Dokumen yang terkait

Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Penggelapan (Studi Putusan Nomor : 06/Pid.Sus-Anak/2014/Pn.Mdn)

2 50 101

Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Tindak Pidana Pencabulan (Analisis Yuridis Putusan Pengadilan Negeri Boyolali No. 142/Pid.Sus/2011/Pn-Bi)

5 92 87

Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi Beberapa Putusan Pengadilan Negeri di Indonesia)

1 74 133

Penegakan Hukum Terhadap Oknum Polri Sebagai Pelaku Tindak Pidana Narkotika (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 479/Pid.B/2011/Pn.Mdn)

1 50 102

SKRIPSI PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA “PENGEDAR NARKOTIKA".

0 3 14

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Hukuman Kepada Anak Pelaku Tindak Pidana Pencabulan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Pontianak Nomor: I/Pid.Sus.Anak/2014/PN.Ptk dan Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor: 2/Pid.Su

0 0 34

BAB II RESTORATIVE JUSTICE DAN DIVERSI - Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Penggelapan (Studi Putusan Nomor : 06/Pid.Sus-Anak/2014/Pn.Mdn)

0 1 19

Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Penggelapan (Studi Putusan Nomor : 06/Pid.Sus-Anak/2014/Pn.Mdn)

0 0 34

BAB II PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PENGGUNA NARKOTIKA A. Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Pengguna Narkotika - Peranan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Terha

0 0 51

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCABULAN ANAK DIBAWAH UMUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI MAKASSAR)

0 23 95