BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai pertimbangan hakim terhadap penjatuhan hukuman kepada anak pelaku tindak pidana pencabulan diatas, maka
dapat disimpulkan beberapa hal penting dari pembahasan tersebut, yakni sebagai berikut:
1. Di Indonesia terdapat beberapa pengaturan yang menyangkut dengan
perbuatan pencabulan yang dilakukan oleh anak. Diantaranya di dalam KUHP Kitab Undang-Undang Hukum Pidana terdapat didalam Pasal 289,
290 ayat 1, 2, 3 KUHP. Didalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak dimuat dalam Pasal 76 e dan Pasal 82. Dan Pengaturan terhadap anak didalam proses peradilan terdapat dalam Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Pengadilan Pidana Anak yang dimuat dalam Pasal 21, 69, 70, 71,79, 82 dan 83.
2. Pertimbangan yang digunakan oleh Hakim didalam menjatuhkan putusan
terhadap anak pelaku tindak pidana pencabulan diantaranya adalah dalam Putusan Nomor: IPid.Sus.Anak2014PN.PTK yaitu: Pemenuhan terhadap
keseluruhan unsur-unsur dalam Pasal 82 UU RI NO 23 Tahun 2002, Keterangan saksi-saksi dan alat bukti yang dihadapkan dalam persidangan,
surat perdamaian yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, kesimpulan dan saran dari pembimbing kemasyarkatan, pendapat dari orangtua
Universitas Sumatera Utara
terdakwa, melihat pertumbuhan dan perkembangan sikap perilaku bagi terdakwa, dan tujuan dari pemidanan yang harus bersifat korektif, edukatif
dan preventif bagi terdakwa. Namun didalam Putusan Nomor: 2Pid.Sus- Anak2014PN.Mdn, Hakim hanya menggunakan pertimbangan yaitu
pemenuhan unsur dari dakwaan pertama yaitu dalam Pasal 81 UU RI NO 23 Tahun 2002 dan juga Keterangan dari saksi-saksi serta alat bukti yang
dihadapkan didalam persidangan.
B. SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan berkaitan dengan pembahasan dan kesimpulan diatas adalah:
1. Sebaiknya perlu dibuat rumusan yang lebih jelas terhadap pengertian cabul
didalam peraturan perundang-undangan, agar semua pihak dapat mengerti sampai dimana sajakah batasan-batasan terhadap suatu perbuatan cabul.
Sehingga apabila dibuat pengetian yang lebih jelas tentang suatu perbuatan cabul maka dapat dibuat pula peraturan perundang-undangan yang khusus
mengatur terhadap anak sebagai pelaku tindak pidana pencabulan sebagai pembaharuan dibidang peraturan perundang-undangan hukum pidana.
2. Sebaiknya bagi para penegak hukum khusunya Hakim dapat lebih cermat
dan teliti didalam memberikan pertimbangan hukum yang digunakan didalam menjatuhkan suatu putusan. Karna pada faktanya sampat saat ini
berdasarkan kasus putusan yang diteliti diatas belum ada keseragaman
Universitas Sumatera Utara
terhadap pertimbangan yang digunakan oleh Hakim dalam memberikan putusannya padahal terdapat kesamaan dalam kategori kasus yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA A. Buku-Buku
Chazawi, Adami, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, Jakarta: Rajawali Pers, 2002.
------------------------, Tindak Pidana Mengenai Kesopanaan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.
Gultom, Maidin, Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Sistem Peradilan Pidana Anak di Indonesia, Bandung: Refika Aditama, 2008.
-----------------------, Perlindungan Hukum Terhadap Anak, Cetakan Kedua, Bandung: P.T.Refika Aditama, 2010.
Hidayat, Bunadi Pemidanaan Anak Dibawah Umur, Bandung: PT Alumni, 2010.
Ilyas, Amir, Asas-Asas Hukum Pidana, Makassar: Rangkang Education, 2012. Khair, Abul dan Mohammad Eka Putra,
“Pemidanaan” Medan: USU Press, 2011.
Kansil, C.S.T, Tindak Pidana dalam Undang-Undang Nasional, Jakarta: Jala Permata Aksara, 2009.
Marlina, Peradilan Pidana Anak Di Indonesia, Bandung: Refika Aditama, 2009. Nashriana, Perlindungan Hukum Pidana Bagi Anak Di Indonesia, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2011. Rusli, Muhammad, Hukum Acara Pidana Kontemporer, Bandung: PT.Citra
Aditya Bakti, 2007.
Universitas Sumatera Utara
R.Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Serta Komentar- Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, 1994.