palustris. Sedangkan di hutan karet sumber pakan utama bekantan adalah tanaman karet Hevea brasiliensis Soendjoto, Djami’at, Johansyah dan Hairani,
2002. Di Sabah bagian Timur, sebagian besar bekantan sering ditemukan di
hutan mangrove, campuran mangrove dan nipah serta di muara sungai, jarang ditemukan di dalam tegakan murni yang terdiri atas nipah Casuarina, hutan
kerangas atau hutan rawa. Di Serawak dan P. Kalimantan, bekantan lebih umum ditemukan di tepi sungai dan hutan rawa gambut. Jantan soliter kadang terlihat di
tepi hutan lainnya beberapa kilometer dari hutan mangrove atau sungai besar Payne et al., 2000.
2.4 Penyebaran
Bekantan adalah salah satu primata endemik yang hanya terdapat di Pulau Kalimtan, khususnya yang terdapat di muara S. Brunei dan P. Sebatik di
perbatasan SabahKalimantan Timur Payne et al., 2000, dan beberapa pulau di dekat pantai Yasuma and Alikodra, 1990; Payne et al., 2000, termasuk Pulau
Bunyu dan Pulau Laut Direktorat Jenderal Kehutanan, 1978. Sedangkan LBN 1982 mencatat bahwa bekantan dapat ditemukan di Kalimantan dan beberapa
pulau kecil di sebelah Timurnya. Bekantan biasanya ditemukan di dekat sungai-sungai besar. Di sungai-
sungai Sabah bagian Timur yang lebih besar, bekantan terdapat jauh di hulu sungai misalnya, di atas S. Danum di hulu S. Segama. Berdasarkan laporan yang
diperoleh, di hulu S. Kapuas di Kalimantan Barat, di Tumbang Maruwe di S. Barito di Kalimantan Tengah, di S. Mahakam dan S. Kayan di Kalimantan Timur
terdapat pulau bekantan. Kondisi saat ini sudah berubah, kemungkinan adanya bekantan di daerah hulu adalah kecil. Namun demikian bekantan masih dapat
ditemui di beberapa bagian pesisir Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur, Khususnya di S. Barito. Penyebaran
bekantan di Sabah bagian Barat, Brunei dan Serawak jarang dan tersebar, karena kerusakan habitat dan tekanan perburuan Payne et al., 2000.
2.5 Pakan
Makanan utama bekantan terdiri dari daun-daun muda pucuk serta sering ditemukan memakan pucuk dari tumpukan mangrove. Kurang lebih dari 5 dari
makanannya berupa bunga dan buah, serta 95 berupa daun Napier and Napier, 1967. Berdasarkan hasil penimbangan bobot kering kotoran bekantan, Bismark
1980 mengemukakan bahwa komposisi makanan bekantan terdiri dari 96,2 pucuk daun, daun muda, tangkai daun dan daun tua, 3,5 bijibuah, kuncup
bunga dan kulit kayu, dan 0,3 insekta. Dilihat dari jumlah daun yang dikonsumsi oleh bekantan maka jenis monyet ini diduga sebagai pemakan daun
lebih banyak di antara jenis-jenis monyet yang termasuk dalam anak suku Colobinae.
Menurut Payne
et. al. 2000 makanan bekantan terdiri dari atas dedaunan, buah-buahan dan pucuk daun. Salter and Aken 1983 menyatakan bahwa daun
merupakan makanan utama bekantan. Alikodra, Yasuma dan Mustari 1991 menjelaskan bahwa bagian tumbuhan yang dimakan bekantan adalah daun leaf,
pucuk shoot, bunga flower, dan buah fruit. Bekantan suka memilih makanannya daun, pucuk, bunga, dan buah yang masih muda dan segar. Salah
satu makanan utama bekantan adalah pucuk-pucuk daun Sonneratia caseolaris, terutama bagian yang masih berwarna hijau muda Napier and Napier, 1967;
Mardiastuti, 1982; Alikodra et. al., 1991; Alikodra, 1997; Suharyo, 2002. Selain sebagai sumber pakan, tumbuhan ini juga digunakan sebagai tempat tidur dan
istirahat. Dalam satu pohon sering terdapat 2-4 bekantan. Lamanya makan pada
setiap pohon tergantung pada jenis pohon serta jumlah persediaan makanannya Bismark, 1980. Dari penelitian yang dilakukan terhadap bekantan di Kebun
Binatang Ragunan Jakarta, diperoleh data bahwa bekantan menghabiskan rata-rata 1572,5 gram ransumekorhari Alikodra et al., 1990.
Menurut Bismark 1984 makanan yang paling banyak dikonsumsi adalah daun-daunan 96,2. Dikatakan lebih lanjut bahwa selain dari pucuk yang masih
lembut, bekantan juga memakan daun-daun tua, tangkai daun petiol, paku-
pakuan, cendawan, dan umbut Pandanus sp. Makanan yang paling disukai terutama daun muda dan buah pedada Sonneratia lanceolata yang tumbuh di
hutan bakau sepanjang tepian sungai dekat pantai Suharto, 1989. Jenis lain yang juga dimakan oleh bekantan adalah rumbai-rumbai darat, laban Vitex sp, waru
laut Hibiscus tilliaceus, Keladi air, karet Hibiscus brasiliensis, durian Durio sp, mersafat, masintan, karamunting laut, lai, kelakar, pakis, buas-buas, rumput
peredang dan daun pepaya serta ketela pohon. Selain itu bekantan juga memakan buah kecapi dan karet biasanya yang masih mentah, serta bunga durian dan lai
Alikodra et al., 1990. Untuk mendapatkan protein hewani, bekantan juga memakan larva insekta dan rayap. Umbut nipa Alikodra et al., 1991; Alikodra,
1997 dan kulit batang Alikodra dan mustari, 1993 menambahkan bahwa bekantan juga suka memakan serangga dan kepiting. Selain itu, untuk mencukupi
kebutuhan mineral bekantan juga memakan ujung akar Rhizophora apiculata yang berasa asin dan diduga memakan tanah dan sarang rayap.
Bekantan tidak dapat mengkonsumsi buah-buahan yang manis untuk menghindari makan gula yang banyak. Gula yang berlebihan akan terfermentasi
dalam lambung bekantan dan akan menghasilkan banyak gas yang bisa menyebabkan perut kembung, yang apabila tidak segera diobati maka akan
menyebabkan kematian Suharyo, 2002.
2.6 Perilaku Makan Ingestive behaviour