Hylobates muelleri Kajian Habitat, Tingkah Laku, dan Populasi Kalawet (Hylobates agilis albibarbis) di Taman Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah

101 kondisi emosional satwa, tetapi juga menggambarkan identitas individu Ujhelyi 1996.

2. Hylobates muelleri

Visualisasi GC H. muelleri dalam bentuk sonagram ditampilkan dalam Gambar 35, sedangkan hasil kuantifikasi berbagai peubah GC disajikan dalam Tabel 20. Pada Gambar 35 terlihat bahwa pola sonagram frase GC hanya terdiri dari dua fase yaitu pre-trill dan trill, tanpa adanya fase terminasi atau post-trill yang jelas seperti pada Hylobates agilis. Fase pre-trill berupa not dengan frekuensi yang relatif datar dan durasi relatif panjang serta frekuensi menjadi sedikit tinggi di akhir durasi not. Gambar 35 Sonagram dan gelombang suara great call H. muelleri bagian pre- trill dan trill yang disorot dengan warna biru adalah bentuk gelombang yang direnggangkan. Semua frase GC H. muelleri yang dianalisis hanya mempunyai dua not pre- trill. Fase trill diawali 3-4 not dengan frekuensi yang sedikit datar kemudian tinggi melebihi frekuensi not pre-trill, diikuti not-not durasi pendek dengan frekuensi maksimum yang tinggi, kemudian frekuensi not-not berangsur-angsur Pre-trill Trill Coda jntn Sonagram GC H.muelleri Gelombang suara GC H.muelleri 102 menurun, tetapi tidak diikuti dengan perubahan tipe not, sehingga tidak ada fase yang dapat dikategorikan sebagai post-trill. Jumlah not trill H. muelleri berkisar antara 43-71 not. Tabel 20 Nilai rata-rata peubah great call Hylobates muelleri Individu 1 2 3 Peubah 1 N = 21 N = 5 N = 10 Rata-rata Standar deviasi p DT 10,64 10,14 10,51 10,53 1,10 0,673 TNGC 62,33 65,60 63,40 63,08 6,50 0,604 KNGC 5,87 6,47 6,06 6,01 0,50 0,046 DPrT 2,60 2,22 1,95 2,37 0,56 0,006 FMaPrT 1376,87 1317,02 1345,59 1359,87 97,65 0,416 FMiPrT 602,65 597,66 523,84 580,07 70,82 0,009 MPrT 774,21 719,36 821,75 779,80 90,40 0,105 JNPrT 2 2 2 2 - KNPrT 0,81 0,90 1,06 0,89 0,21 0,004 DFT 7,80 7,77 8,35 7,95 0,91 0,262 FMaT 1635,71 1661,68 1588,78 1626,28 59,57 0,039 FMiT 626,32 621,74 597,70 617,73 44,17 0,241 MFT 1009,40 1039,94 991,08 1008,55 67,81 0,431 JNT 60,33 63,60 61,40 61,08 6,50 0,604 KNT 7,74 8,20 7,38 7,70 0,53 0,012 1 DT = durasi total detik, TNGC = jumlah not great call, KNGC = kecepatan not great call notdetik, DPrT = durasi pre-trill detik, FMaPrT = frekuensi tertinggi pre-trill Hz, FMiPrT = frekuensi terendah pre-trill Hz, MFPrT = modulasi frekuensi pre-trill Hz, JNPrT = jumlah not pre-trill, KNPrT = kecepatan not pre-trill notdetik, DFT = durasi trill detik, FMaT = frekuensi tertinggi fase trill Hz, FMiT = frekuensi terendah trill Hz, MFT = modulasi frekuensi trill Hz, JNT = jumlah not trill, KNT = kecepatan not trill notdetik Vokalisasi GC H. muelleri juga diawali dengan serangkaian not-not kombinasi suara jantan-betina berupa nyanyian duet, dan beberapa saat setelah fase trill, GC ditutup dengan satu frase suara jantan sebagai coda jantan. H. muelleri juga tergolong dalam kelompok Hylobates lar yang dapat bervokalisasi dalam bentuk duet seperti H. agilis albibarbis. Pada Tabel 20 terlihat bahwa durasi total DT GC H. muelleri rata-rata 10.53 ±1,10 detik dengan kisaran 8,47-12,56 detik, jumlah not GC TNGC rata- rata 63,08 ±6,50 not dengan kisaran 45-73 not, dan kecepatan not GC KNGC rata-rata 6,01 ±0,50 notdetik dengan kisaran 5,23-7,03 notdetik. Durasi fase pre-trill DPrT rata-rata 2,37 ±0,56 detik dengan kisaran 1,52- 3,38 detik, frekuensi maksimum pre-trill FMaPrT rata-rata 1359,87 ±97,65 Hz 103 dengan kisaran 1076,10-1603,90 Hz, frekuensi minimum fase pre-trill FMiPrT rata-rata 580,07 ±70,82 Hz dengan kisaran 263,70-646,0 Hz, jumlah not pre-trill JNPrT rata-rata 2 not, kecepatan not pre-trill KNPrT rata-rata 0,89 ±0,21 notdetik dengan kisaran 0,59-1,31 notdetik, dan modulasi frekuensi fase pre-trill MFPrT rata-rata 779,80 ±90,40 Hz dengan kisaran 637,0-1030,70 Hz. Durasi fase trill DFT rata-rata 7,95 ±0,91 detik dengan kisaran 6,11-9,97 detik, jumlah not fase trill JNT rata-rata 61,08 ±6,50 not dengan kisaran 43-71 not, kecepatan not trill KNT rata-rata 7,70 ±0,53 notdetik dengan kisaran 6,56- 8,62 notdetik, frekuensi maksimum fase trill FMaT rata-rata 1626,28 ±59,57 Hz dengan kisaran 1486,10-1733,90 Hz, frekuensi minimum fase trill FMiT rata- rata 617,73 ±44,17 Hz dengan kisaran 477,90-683,50 Hz, dan modulasi frekuensi fase trill FMT rata-rata 1008,55 ±67,81 Hz dengan kisaran 854,70-1181,80 Hz. Variasi peubah-peubah GC H. muelleri lebih rendah dibandingkan H. agilis albibarbis . Terdapat sembilan peubah dari 15 peubah GC yang dianalisis menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan p0,05, yaitu durasi total GC, jumlah not GC, frekuensi maksimum pre-trill, modulasi frekuensi pre-trill, jumlah not pre-trill, durasi fase trill, frekuensi minimum trill, modulasi frekuensi trill , dan jumlah not trill; sedangkan peubah yang berbedah signifikan adalah kecepatan not GC p0,046, durasi pre-trill p0,006, frekuensi minimum pre- trill p0,009, kecepatan not pre-trill p0,004, frekuensi maksimum trill p0,039, dan kecepatan not trill p0,012. Keragaman vokalisasi GC yang relatif rendah pada H. muelleri, kemungkinan disebabkan 1 satwa tersebut tidak hidup di habitatnya, melainkan mungkin sejak kecil dipelihara oleh masyarakat, sehingga tidak mengembangkan potensi vokalisasi spesifiknya karena tidak ada tekanan untuk berbagi ruang dengan kelompok lainnya seperti di alam, dan 2 jumlah sampel yang sedikit 3 individu. Dallmann dan Geissmann 2001 menduga Hylobates menghasilkan great call yang lebih stabil pada kondisi kepadatan populasi yang tinggi, sebagai karakteristik spesifik individu agar lebih mudah dikenali oleh kelompok lain disekitarnya. Sebaliknya, karakteristik spesifik individu tidak terlalu dibutuhkan pada kondisi kepadatan populasi yang rendah. 104 3. Hibrida Hylobates agilis albibarbis x Hylobates muelleri Visualisasi GC hibrida H. agilis albibarbis x H. muelleri dalam bentuk sonagram dan gelombang suara ditampilkan dalam Gambar 36 dan 37, sedangkan hasil kuantifikasi peubah GC disajikan dalam Tabel 21. Pada Gambar 36 dan Gambar 37, terlihat bahwa pola sonagram GC dari dua individu hibrida Hibrida-1 dan Hibrida-2, berbeda cukup jelas, baik dalam jumlah not maupun fase dan bentuknya, masing-masing cenderung menyerupai pola GC salah satu tetuanya. Gambar 36 Sonagram great call Hibrida dan tetuanya H. agilis albibarbis dan H. muelleri Pada Gambar 36, terlihat bahwa pola sonagram GC dari Hibrida-1 dan Hibrida-2, berbeda cukup jelas, baik dalam jumlah not maupun fase dan Pre-trill Post-trill Coda jntn Trill Sonagram GC Hibrida-1 Sonagram GC H. a. albibarbis Sonagram GC H.muelleri Sonagram GC Hibrida-2 Pre-trill Trill Coda jntn 105 bentuknya, masing-masing cenderung menyerupai pola GC salah satu tetuanya. Hibrida-1 lebih cenderung menyerupai pola GC H. agilis albibarbis , dan Hibrida-2 cenderung menyerupai pola GC H. muelleri. Sonagram GC Hibrida-1 terdiri dari tiga fase yaitu pre-trill, trill dan post-trill, sedangkan Hibrida-2 hanya dua fase, pre-trill dan trill, seperti halnya H. muelleri. Gambar 37 Gelombang suara great call Hibrida dan tetuanya H. agilis albibarbis dan H. muelleri Bentuk sonagram fase pre-trill GC Hibrida-1 hampir sama dengan kalawet, dengan jumlah not yang sedikit lebih tinggi berkisar 3-4 not dari pada kalawet berkisar 1-4 not. Fase GC yang berbeda cukup jelas antara Hibrida-1 dengan kalawet adalah jumlah dan bentuk not trill. Jumlah not trill Hibrida-1 berkisar Gelombang suara GC H. a. albibarbis Gelombang suara GC Hibrida-1 Gelombang suara GC H.muelleri Gelombang suara GC Hibrida-2 106 7-10 not, lebih banyak dari pada kalawet yang hanya berkisar 3-5 not. Bentuk not trill Hibrida-1 sedikit berbeda dengan kalawet, frekuensi tinggi not trill Hibrida-1 berdurasi lebih pendek, sebagai representasi dari kontribusi trill H. muelleri, sedangkan frekuensi tinggi trill H. agilis albibarbis tetuanya berdurasi lebih panjang dan berangsur-angsur menurun sampai dimulainya not trill berikutnya. Bentuk sonagram not pre-trill Hibrida-2 sama dengan H. muelleri, tetapi jumlah not lebih tinggi 3 not dari pada jumlah not pre-trill H. muelleri 2 not. Bentuk not trill Hibrida-2 juga hampir sama dengan H. muelleri, tetapi berbeda dalam jumlah not. Trill Hibrida-2 berkisar antara 30-38 not, sedangkan H. muelleri 43-71 not. Keadaan sebaliknya terjadi pada coda jantan. Coda jantan Hibrida-1 lebih cenderung menyerupai not coda jantan H. muelleri, sedangkan Hibrida-2 menyerupai coda kalawet. Tabel 21 Nilai rata-rata peubah great call Hibrida H. agilis albibarbis x H. muelleri Hibrida-1 Hibrida-2 Peubah 1 N = 24 N = 11 Rata-rata Standar deviasi p DT 14,74 15,06 14,84 0,92 0,348 TNGC 15,25 36,55 21,94 10,20 0,000 KNGC 1,03 2,43 1,47 0,66 0,000 DPrT 4,36 4,64 4,45 0,35 0,028 FMaPrT 897,11 1016,15 934,52 65,66 0,000 FMiPrT 480,65 565,97 507,46 45,11 0,000 JNPrT 3,21 3,00 3,14 0,36 0,108 MFPrT 416,46 450,17 427,06 46,93 0,047 KNPrT 0,73 0,65 0,71 0,06 0,000 DFT 7,95 10,23 8,66 1,31 0,000 FMaT 1539,31 1620,73 1564,90 51,54 0,000 FMiT 589,88 598,83 592,69 33,55 0,472 MFT 949,43 1021,90 972,21 58,32 0,000 JNT 8,08 33,55 16,09 12,11 0,000 KNT 1,02 3,28 1,73 1,07 0,000 DPoT 2,21 . . . . FMaPoT 759,50 . . . . FMiPoT 396,30 . . . . MFPoT 363,46 . . . . JNPoT 3,96 . . . . KNPoT 1,79 . . . . 1 DT = durasi total detik, TNGC = jumlah not great call, KNGC = kecepatan not great call notdetik, DPrT = durasi pre-trill detik, FMaPrT = frekuensi tertinggi pre-trill Hz, FMiPrT = frekuensi terendah pre-trill Hz, MFPrT = modulasi frekuensi pre-trill Hz, JNPrT = jumlah not pre-trill, 107 KNPrT = kecepatan not pre-trill notdetik, DFT = durasi trill detik, FMaT = frekuensi tertinggi fase trill Hz, FMiT = frekuensi terendah trill Hz, MFT = modulasi frekuensi trill Hz, JNT = jumlah not trill, KNT = kecepatan not trill notdetik, DPoT = durasi post-trill detik, FMaPoT = frekuensi tertinggi post-trill Hz, FMiPoT = frekuensi terendah post-trill Hz, MFPoT = modulasi frekuensi post-trill Hz, JNPoT = jumlah not Post-trill, KNPoT = kecepatan not post-trill notdetik. Pada Gambar 37, terlihat bahwa bentuk gelombang suara GC dari dua individu hibrida Hibrida-1 dan Hibrida-2 tersebut, juga berbeda cukup jelas, masing-masing cenderung menyerupai pola GC salah satu tetuanya. Hibrida-1 lebih cenderung menyerupai pola GC H. agilis albibarbis, dan Hibrida-2 cenderung menyerupai pola GC H. muelleri. Pada Tabel 21 dapat dilihat bahwa durasi total GC DT Hibrida-1 14,74 detik, hampir sama dengan DT Hibrida-2 sebesar 15,06 detik. Hasil analisis ragam menunjukkan keduanya tidak berbeda signifikan p0,05. Peubah GC lainnya yang tidak berbeda secara signifikan adalah jumlah not pre-trill JNPrT Hibrida-1 rata-rata 3,21 not dan Hibrida-2 3 not; dan frekuensi minimum pre-trill FMiPrT Hibrida-1 rata-rata 589,88 Hz dan Hibrida-2 598,83 Hz. Peubah GC yang berbeda signifikan p0.05 antara keduanya, adalah jumlah not GC TNGC, kecepatan not GC KNGC, durasi pre-trill DPrT, frekuensi maksimum pre-trill FMaPrT, frekuensi minimum pre-trill FMiPrT, modulasi frekuensi pre-trill MFPrT, kecepatan not pre-trill KNPrT, durasi fase trill DFT, frekuensi maksimum trill FMaT, modulasi frekuensi trill MFT, jumlah not trill JNT, dan kecepatan not trill KNT. Pada GC Hibrida-2 yang cenderung menyerupai pola GC H. muelleri, juga tidak mempunyai fase post-trill. Pola GC yang berbeda dari kedua individu hibrida tersebut, menunjukkan bahwa hibrida yang terjadi antara H. agilis albibarbis x H. muelleri di kawasan hutan Barito Ulu, sebagai perbatasan daerah penyebaran kedua ‘spesies’ tetuanya, belum stabil sebagai spesies atau sub spesies tersendiri. Pola GC Hibrida-1 yang lebih menyerupai GC H. agilis albibarbis, diduga komposisi darah tetua H. agilis albibarbis lebih tinggi dibanding H. muelleri. Sebaliknya, Hibrida-2 diduga lebih dominan darah tetua H. muelleri dari pada H. agilis albibarbis.

4. Hylobates di Kalimantan