Daerah jelajah Kajian Habitat, Tingkah Laku, dan Populasi Kalawet (Hylobates agilis albibarbis) di Taman Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah

34 dengan menandai dan mengidentifikasi karakteristik pohon yang digunakan kalawet sebagai pohon tidur pada malam hari. Berdasarkan karakteristik pohon tidur yang diperoleh, selanjutnya digunakan untuk mengidentifikasi pohon yang potensial sebagai pohon tidur dalam plot pengamatan. Data yang dikumpulkan meliputi kerapatan dan identifikasi jenis pohon tidur.

4. Daerah jelajah

Daerah jelajah merupakan luas area dimana kelompok keluarga family group kalawet melakukan aktivitasnya sepanjang waktu, dan jelajah harian merupakan rata-rata jarak tempuh kelompok kalawet melakukan aktivitas harian dalam daerah jelajahnya NRC. 1981; Collinge 1993. Pengamatan jelajah harian dan daerah jelajah kalawet dilakukan pada satu kelompok yang diketahui berada antara transek A dan transek D Gambar 16 sebagai kelompok C KC. Pengamatan jelajah harian dan daerah jelajah dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut ini. a. Survei awal dilakukan untuk mengetahui lokasi adanya kelompok kalawet dan mendapatkan pohon tidurnya sebagai titik posisi awal. b. Habituasi dilakukan dengan mengikuti pergerakan kelompok kalawet selama kurang lebih dua bulan sampai tidak merasa terganggu dengan kehadiran peneliti. c. Pengukuran daerah jelajah dilakukan dengan mengikuti pergerakan kelompok kalawet dari pohon tidurnya dan memetakannya pada peta jalur transek pengamatan yang ada selama 36 hari sampai dapat dideterminasi batas terluar daerah jelajah pada semua arah. d. Selain dipetakan pada peta pengamatan, daerah jelajah juga ditandai dengan GPS untuk selanjutnya dipetakan menggunakan program MapSource. e. Panjang jelajah harian dan luas daerah jelajah juga dihitung menggunakan program ArcView GIS 3.2. 35 Gambar 16 Sistem transek dan lokasi daerah jelajah KC di LAHG huruf A-L dan T0-T2 adalah nama transek, poligon KC adalah daerah jelajah kalawet KC Tingkah Laku Pengamatan tingkah laku harian dilakukan pada satu kelompok keluarga kalawet KC yang berada ±750 m arah barat dari camp LAHG Gambar 16, dari bulan Agustus sampai November 2005 pertengahan musim kemarau sampai musim hujan. Tingkah laku yang diamati meliputi vokalisasi, makan, berpindah, dan istirahat, dengan cara mengikuti pergerakan kelompok tersebut dari pohon tidurnya menjelang pagi hari sampai mendapatkan pohon tidur kembali pada sore hari. Tingkah laku harian kelompok diamati menggunakan metode scan sampling Martin Bateson 1993 dengan interval waktu lima menit. Penggunaan metode scan didasarkan pada pertimbangan bahwa kelompok kalawet hanya terdiri dari 2-6 ekor sehingga relatif mudah mengamatinya. Pada awal pengamatan, anggota KC tiga ekor terdiri dari sepasang jantan-betina dewasa dan satu remaja, namun pada pertengahan September 2005 anggota kelompok bertambah dengan lahirnya satu ekor bayi. Pengamatan dilakukan selama tiga bulan termasuk tahap habituasi. U KC 36 Tingkah laku harian kalawet KC yang diamati, meliputi: Vokalisasi :aktivitas bersuara yang dilakukan oleh anggota kelompok. Bergerak :aktivitas berpindah dari satu tempat ke tempat lain baik dalam satu pohon maupun pindah pohon. Makan :aktivitas mengambil, memegang, memakan dan mengunyah makanan, dibedakan berdasarkan jenis pakan yang dimakan, yaitu buah, daun, bunga, dan lainnya. Istirahat :aktivitas selain vokalisasi, makan dan berpindah, meliputi : duduk diam, bergantung diam, dan berkutuan. Pengamatan dilakukan dalam daerah jelajah kelompok KC seluas 29,5 ha, mulai pukul 05:00 menjelang pagi hari sampai pukul 17:00 sore hari. Pengamatan dilakukan selama 35 hari, dengan total waktu pengamatan 258 jam yang setara dengan 3.101 unit waktu amatan. Estimasi populasi Estimasi kepadatan kelompok dan populasi dilakukan dengan metode fixed point count berdasarkan vokalisasi O’Brien et al. 2004; Buckley 2004, Buckley et al. 2006. Karakteristik suara yang digunakan sebagai indikator kelompok kalawet adalah duet call berupa great call betina dan coda jantan. Pengamatan vokalisasi dilakukan pada pagi hari antara pukul 04.00-08.00 selama empat sampai tujuh hari berturut-turut di setiap lokasi pengamatan. Waktu vokalisasi selama pengamatan antara pukul 04.15-07.40. Pada umumnya kalawet tidak atau lambat bervokalisasi pada pagi hari ketika turun hujan pada malam harinya, dan tidak bervokalisasi ketika hujan pada pagi hari. Terdapat dua asumsi yang berkaitan dengan metode ini NRC. 1981, Haimoff et al. 1986, yaitu 1 setiap duet call merupakan satu kelompok keluarga kalawet; dan 2 setiap kelompok bervokalisasi minimal sekali selama periode pengamatan pada setiap lokasi. Asumsi tersebut digunakan juga oleh Buckley 2004 dalam pengamatan populasi kalawet di areal hutan MSF LAHG Sebangau. 37 Pengamatan dilakukan pada enam titiklokasi yang tersebar dalam kawasan LAHG yaitu di transek T0-700, T2-1500, TA1-2400 MSF; km 5 dan km 8 LPF, dan km 14 TIF Gambar 17. Penentuan lokasi pengamatan didasarkan pada pertimbangan sebaran tipe hutan dan jalur transek yang ada di LAHG. Gambar 17 Denah lokasi pengamatan vokalisasi dan vegetasi Gambar 18 Ilustrasi cara pengamatan kepadatan kelompok. titik merah = titik pengamatan, A i = luas area pengamatan, D Gi = kepadatan kelompok r i D D G G i i = = m m i i . . ∅ ∅ i i . . ∏ ∏ r r i i 2 2 - - 1 1 A i = ∅ i . ∏ . r i 2 Sungai Sebangau T0C T02 TA1 T14 U km 1 km 2 T08 T05 lokasi pengamatan km 5 km 8 km 14 38 Berdasarkan arah dan volume suara tersebut, setiap sumber vokalisasi dipetakan posisinya dalam areal pengamatan seperti diilustrasikan pada Gambar 18, menggunakan program MapSource. Selain mengidentifikasi jumlah kelompok, dilakukan juga pengamatan terhadap jumlah individu anggota kelompok pada beberapa kelompok yang dapat teramati selama penelitian. Untuk mendapatkan data estimasi populasi kalawet jumlah individu di kawasan LAHG dan TN Sebangau, maka dilakukan analisis foto landsat dengan program ArcView GIS 3.3, untuk mengetahui luas tutupan lahan atau kondisi vegetasi LAHG dan TN Sebangau yang dapat dihuni oleh kalawet.

1. Kalibrasi jarak vokalisasi