32
Waktu Penelitian
Peninjauan lapangan dan survei awal dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan November 2004. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli
sampai dengan November 2005.
Materi Penelitian
Materi yang digunakan sebagai objek penelitian dalam analisis vegetasi adalah vegetasi yang terdapat di habitat kalawet di enam lokasi pengamatan di
LAHG, sedangkan materi pengamatan populasi adalah 47 kelompok kalawet yang teridentifikasi di enam lokasi pengamatan di LAHG TN. Sebangau Gambar 17.
Untuk pengamatan tingkah laku harian, hanya satu keluarga yaitu kelompok KC 4 ekor yang terdiri dari sepasang jantan-betina dewasa, seekor remaja dan seekor
bayi. Untuk analisis vokalisasi, dilakukan perekaman suara dari 13 kelompok H. agilis albibarbis
di LAHG, dua kelompok hibrida H. agilis albibarbis x H. muelleri
di Barito Ulu, dua pasang dan satu betina dewasa H. muelleri di kandang rehabilitasi ‘Kalaweit Program’ Hampapak, Kalimantan Tengah.
Alat yang digunakan berupa 2 unit binokuler, 1 unit GPS Global Positioning System
Etrex Garmin 12, 2 unit kompas, 1 unit rekorder kaset, 1 unit rekorder digital, dan 1 unit kamera digital, serta foto landsat dan sejumlah
software pendukung.
Metode Penelitian Habitat
1. Analisis vegetasi
Analisis vegetasi dilakukan pada daerah jelajah kalawet yang akan diamati.
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode garis berpetak Gambar
15. Petak contoh berbentuk empat persegi berukuran 20x20 m sebagai petak utama untuk tingkat pohon, 10x10 m tingkat tiang, dan 5x5 m tingkat
pancang, dan 2x2 m tingkat semai Soegianto 1994; Soerianegara Indrawan 1998. Jumlah ulangan setiap lokasi atau plot, lima petak.
33
C B
A D
D A
B C
Gambar 15 Petak contoh bentuk garis berpetak.
A = 2x2 m untuk tingkat semai, B = 5x5 m untuk tingkat pancang, C = 10x10 m untuk tingkat tiang,
D = 20x20 m untuk tingkat pohon.
Identifikasi pohon didasarkan pada informasi dari beberapa enumerator berupa nama lokal kemudian ditelusuri nama latinnya di unit herbarium
CIMTROP. Pohon yang tidak diketahui baik nama latin maupun nama lokalnya, diambil spesimennya untuk diidentifikasi di unit herbarium CIMTROP, Palangka
Raya, dan Herbarium Bogoriense LIPI, Bogor. Genus dari setiap spesies diidentifikasi menurut Van Steenis 1987.
2. Pohon sumber pakan
Pohon pakan adalah pohon yang buah, bunga, atau daunnya dimakan oleh kalawet. Pengamatan dilakukan dengan mengikuti pergerakan kalawet mulai dari
pohon tidur pada pagi hari sampai kembali ke pohon tidur pada sore hari. Di samping pengamatan langsung, jenis pohon pakan yang dimakan oleh kalawet
dapat diperoleh juga dari informasi masyarakat yang mempunyai akses ke hutan lokasi penelitian, di antaranya pencari jelutung, bekas pencari kayupenebang
pohon, dan enumerator yang berpengalaman bekerja di lokasi penelitian. Data yang dikumpulkan meliputi jumlah dan identifikasi jenis pohon yang dimakan,
dan bagian pohon yang dimakan.
3. Pohon tidur
Pohon tidur adalah pohon-pohon dalam daerah jelajah yang dijadikan tempat istirahattidur pada malam hari. Pengamatan pohon tidur dilakukan
34
dengan menandai dan mengidentifikasi karakteristik pohon yang digunakan kalawet sebagai pohon tidur pada malam hari. Berdasarkan karakteristik pohon
tidur yang diperoleh, selanjutnya digunakan untuk mengidentifikasi pohon yang potensial sebagai pohon tidur dalam plot pengamatan. Data yang dikumpulkan
meliputi kerapatan dan identifikasi jenis pohon tidur.
4. Daerah jelajah