Diameter dan Tinggi Pohon

50 Sebangau, mendapatkan jumlah spesies, kerapatan pohon, dan basal area pohon dengan dbh 5 cm, berturut-turut 90-100 spesies, 3.071 pohonha, dan 29,1 m 2 ha; di TN Tanjung Puting 141 spesies, 1.653 pohonha, dan 46,8 m 2 ha, dan di Desa Lahei, Kapuas 70 spesies, 1.557 pohonha, dan 45,6 m 2 ha. Keragaman spesies pohon pada setiap plot dan atau tipe hutan di LAHG juga dapat diketahui dari nilai indeks Shannon-Wiener H’. Nilai indeks H’ bervariasi mengikuti jumlah spesies pohon pada setiap plot, baik pada kategori pohon maupun tiang. Nilai Indeks H’ yang tinggi menunjukkan keragaman spesies yang tinggi pula. Nilai indeks H’ tertinggi di tipe MSF plot T0C 3,312, diikuti plot T02 3,099, plot TA1 2,819, tipe LPF plot T05 2,812, tipe TIF 2,614 dan terendah di LPF plot T08 1,552 untuk tingkat pohon; dan pada tingkat tiang, nilai tertinggi di tipe MSF plot T02 3,273, diikuti tipe LPF plot T05 3,115, tipe MSF plot TA1 3,101, tipe LPF plot T08 3,034, tipe MSF plot T0C 2,919 dan terendah di TIF 2,381. Jenis tumbuhan tingkat pohon yang paling banyak tumbuh di LAHG adalah hangkang Palaquium leiocarpum, diikuti jenis tumih Combretacarpus rotundatus, jelutung Dyera costulata, jinjit Calophyllum canum, jangkang putih Xylopia fusca, terantang Campnosperma coriaceum, dan meranti batu Shorea uliginosa Lampiran 7. Untuk tingkat tiang, jenis yang paling banyak tumbuh masih jenis hangkang seperti pada tingkat pohon, diikuti jenis jinjit Calophyllum canum , tarantang Campnosperma auriculatum, pampaning Castanopsis foxworthyii, bengaris Kompassia malaccensis, lampuak Neoscortechinia philippinensis, medang telur Ixora havilandii, dan pasir-pasir Stemonurus scorpioides Lampiran 8. Jenis hangkang tingkat pohon terdapat cukup dominan di tipe MSF dan TIF, dan tidak ada di LPF, tetapi pada tingkat tiang, jenis hangkang dominan di LPF. Sebaliknya, jenis tumih dominan di LPF tetapi tidak terdapat di TIF dan sedikit di MSF plot T0C dan T02. Selain itu, pada Lampiran 7 dan Lampiran 8 menunjukkan beberapa jenis pohon yang hanya ditemukan di tipe hutan tertentu.

2. Diameter dan Tinggi Pohon

Ukuran besar pohon didasarkan pada pengukuran diameter setinggi dada 51 dbh, sedangkan tinggi pohon dari pangkal batang sampai pucuk diprediksi dengan interval 5 m. Hasil pengukuran dbh dan tinggi pohon disajikan dalam Tabel 3, dan Gambar 22. 10 20 30 40 db h c m Tipe hutan pohon 28.86 28.48 38.82 tiang 12.94 12.45 13.62 MSF LPF TIF 10 20 30 T ing gi m Tipe hutan pohon 25.92 19.46 28.92 tiang 17.02 14.10 17.14 MSF LPF TIF Gambar 22 Rata-rata dbh dan tinggi pohon kategori pohon dan tiang Rata-rata dbh untuk tingkat pohon, tertinggi di TIF plot T14 sebesar 38,82 ±15,31 cm; diikuti berturut-turut tipe LPF plot T05 30,86±11,82 cm; tipe MSF plot TA1 30,53 ±9,02 cm, plot T0C 29,80±10,28 cm, dan plot T02 26,32 ±5,00 cm; dan terendah di LPF plot T08 26,10±6,13 cm. Untuk tingkat tiang, dbh tertinggi masih di tipe TIF plot T14 sebesar 13,62 ±2,87 cm; diikuti berturut-turut tipe MSF plot TA1 13,35 ±2,89 cm, plot T02 12,82±3,17 cm, dan plot T0C 12,65 ±2,72 cm; dan terendah di tipe LPF plot T08 12,66±2,67 cm, dan plot T05 12,37 ±2,38 cm. 52 Diameter batang dbh yang menunjukkan besarnya pohon, lebih bervariasi di antara plot dan tipe hutan pada tingkat pohon dibandingkan pada tingkat tiang. Pada tingkat pohon, terdapat perbedaan yang tinggi khususnya antara tipe TIF plot T14 dengan tipe LPF plot T08 dan MSF plot T02. Di antara tipe MSF plot T0C dan TA1, dan tipe LPF plot T05 diperoleh dbh pohon yang hampir sama, namun berbeda cukup tinggi dengan tipe TIF dan LPF plot T08. Sebaliknya, pada tingkat tiang, diperoleh dbh tiang yang relatif sama di antara plot dan tipe hutan. Rata-rata tinggi pohon untuk tingkat pohon, tertinggi di TIF plot T14 28,92 ±5,76 m; diikuti berturut-turut tipe MSF plot TA1 27,31±5,10 m, plot T02 25,66 ±3,94 m, dan plot T0C 24,92±3,89 m; tipe LPF plot T05 19,91±4,2 m, dan terendah di LPF plot T08 19,50 ±3,31 m. Untuk tingkat tiang, tertinggi di tipe MSF plot TA1 17,56 ±4,20 m; diikuti berturut-turut tipe TIF plot T14 17,14 ±2,74 m; tipe MSF plot T0C 16,77±3,04 m, dan plot T02 16,73±3,81 m; tipe LPF plot T08 14,69 ±2,34 m, dan terendah di LPF plot T05 13,51±3,13 m. Pola variasi tinggi pohon pada tingkat pohon hampir sama dengan pola variasi dbh, namun pada tingkat tiang, menunjukkan variasi yang lebih tinggi di antara tipe hutan. Perbedaan tinggi tiang yang relatif tinggi terdapat pada tipe MSF dan TIF dengan tipe LPF. Diameter batang dbh dan tinggi pohon bervariasi di tiga tipe hutan yang ada di LAHG. Semakin tinggi dbh diikuti oleh semakin tingginya tinggi pohon, baik di tingkat pohon maupun tiang, kecuali di plot T05. Plot T05 merupakan tipe hutan transisi dari tipe MSF ke tipe LPF dengan tinggi pohon yang semakin rendah Shepherd et al. 1997, namun dbh justru sedikit lebih tinggi dari plot TA1. Dbh yang relatif tinggi di plot T05, disebabkan oleh tingginya dominasi 39 pohon tumih Combretacarpus rotundatus sebagai nontimber wood dengan dbh relatif besar di plot T05 Tabel 7. Dominasi tumih Combretacarpus rotundatus yang ekstrim terdapat di tipe LPF plot T08 mencapai 76 untuk tingkat pohon Tabel 8. Namun demikian, pohon tumih di plot T08 ini relatif lebih kecil dibandingkan plot lainnya. Kondisi demikian menghasilkan rata-rata dbh dan tinggi pohon yang rendah, serta indeks keragaman jenis indeks H’ yang rendah pula. Shepherd et al. 1997 menemukan 53 adanya indikasi pertumbuhan pohon yang abnormal di LPF, dimana banyak pohon yang tumbuh hanya mencapai tinggi 15 m, kemudian mati.

3. Indeks nilai penting INP Hutan gambut campuran MSF.