Titrasi presipitimetri pengendapan Kegiatan Belajar

161 Nama Indikator Warna Asam Warna Basa pH berwarna

2. Titrasi presipitimetri pengendapan

Titrasi presipitimetri yaitu titrasi dimana terbentuk endapan yang sukar larut. Semakin kecil kelarutan endapan, semakin sempurna reaksinya. Contoh: Ag + + Cl - AgCl s 3Zn 2+ + 2K 4 FeCN 6 K 2 Zn 3 [FeCN 6 ] 2s + 6K + Titrasi presipitimetri yang menyangkut larutan perak biasa disebut argentometri. Argentometri adalah peniteran berdasarkan pengendapan ion khlorida, yodida atau bromide dengan AgNO 3 yang titarnya diketahui: NaCl + AgNO 3 AgCl + NaNO 3 Metode-metode argentometri: a Metode Mohr, Titik setara argentometri dapat diamati dengan penambahan petunjuk larutan K 2 CrO 4 5 yang akan membentuk endapan merah, Ag 2 CrO 4 dengan kelebihan AgNO 3 K 2 CrO 4 + 2AgNO 3 Ag 2 CrO 4 + 2KNO 3 b Metode Volhard, Perak dapat ditetapkan secara teliti dalam suasana asam dengan larutan baku kalium atau ammonium tiosianat, kelebihan tiosiasanat dapat ditetapkan secara jelas dengan garam besi III nitrat atau besi III ammonium sulfat sebagai indikator yang membentuk warna merah dari kompleks besi III tiosianat dalam lingkungan asam nitrat 0,5 – 1,5 N. titrasi ini harus dilakukan dalam suasanana asam, sebab ion besi III 162 akan diendapkan menjadi FeOH 3 jika suasananya basa, sehingga titik akhir tidak dapat ditujukan. c Metode K. Fajans, Pada metode ini digunakan indikator adsorbs, sebagai kenyataan bahwa pada titik ekuivalen indikator teradsorbsi oleh endapan. Indikator ini tidak memberikan perubahan warna kepada larutan, tetapi pada permukaan endapan. Endapan harus dijaga sedapat mungkin dalam bentuk kaloid. d Metode Liebig Pada metode ini titik akhir titrasinya tidak ditentukan dengan indikator, akan tetapi ditunjukan dengan terjadinya kekeruhan. Ketika larutan perak nitrat ditambahkan kepada larutan alkali sianida akan terbentuk andapan putih, tetapi pada penggojokan larut kembali karena terbentuk kompleks sianida yang stabil. Jika reaksi telah sempurna, penambahan larutan perak nitrat lebih lanjut akan menghasilkan endapan perak sianida. Titik akhir ditunjukan oleh terjadinya kekeruhan yang tetap. Kesukaran dalam memperoleh titik akhir yang jelas disebabkan karena sangat lambatnya endapan melarut pada saat mendekati titik akhir.

3. Titrasi kompleksometri