189
c Faktor pengenceran
Tidak seperti dalam gravimetri, dalam titrimetri cuplikan yang ditimbang dilarutkan dalam suatu labu ukur, di pipet sebagian ke
dalam erlemeyer baru dititar. Jadi titaran tidak bereaksi dengan seluruh zat yang ada dalam cuplikan.
Untuk mengetahui berapa jumlah zat yang ada dalam cuplikan, kita harus mengkalikannya dengan suatu bilangan yang
merupakan kebalikan dari beberapa bagian larutan cuplikan yang
dipipet dari seluruh larutan. Bilangan tersebut disebut factor pengenceran.
i. Cara Menghitung Kadar
Secara teoritis, titrasi dihentikan pada saat tercapai titik ekuivalensi. Pada saat titik tersebut, jumlah gram ekuivalensi grek titrat sama
dengan jumlah gram ekuivalensi grek titran, sehingga dapat diturunkan rumus sebagai berikut :
Grek titran = grek titrat
V
titran
N
titran
= mol ekuivalensi
V
titran
N
titran
= gramBM
ekuivalensi
Gram
zat
= V
titran
N
titran
BE
zat
Atau
190
Mg
zat
= mL
titran
N
titran
BE
zat
Jadi ,
[ ]
Jika sampel dalam bentuk cairan, maka kadar dinyatakan dalam bv, sehingga rumus kadar menjadi :
[ ]
j. Larutan Standar
Larutan standar adalah larutan yang mengandung reagensia dengan bobot yang diketahui dalam suatu volume tertentu larutan. Selama
bertahun-tahun, konsentrasi dinyatakan dalam molaritas yaitu, jumlah mol per liter dan normalitas yaitu, jumlah ekuivalen per liter. Dengan
diambilnya mol sebagai satuan dasar kuantitas oleh internasional Union
Og Pure and Applied Chemistry dengan definisi: Mol adalah jumlah zat
yang mengandung unit dasar yang sama banyaknya dengan banyaknya atom yang terdapat dalam 0,012 kilogram karbon-12. Unit dasar itu
harus dispesifikasikan ditetapkan dan boleh berupa satu atom, satu molekul, satu ion, satu radikal, satu elektron atau partikel lain, atau satu
gugus yang terdiri dari partikel-partikel demikian yang dispesifikasikan, maka mol bukan lagi merupakan satuan massa, tetapi merupakan satuan
191
banyaknya zat dan istilah seperti garam-molekul, garam-ion, dan sebagainya.
molaritas adalah jumlah mol zat-terlarut per liter larutan, bobot ekuivalen, Normalitas adalah jumlah ekuivalen zat-terlarut per liter
larutan,
‘ekuivalen dari suatu zat adalah sejumlah zat dalam suatu
reaksi yang spesifikasikan, bersenyawa dengan, membebaskan atau menggantikan sejumlah hidrogen yang bersenyawa dengan 3 gram
karbon-12 dalam metana
12
CH
4
. 1mol Hg
2
Cl
2
mempunyai massa 0,47208 kg 1mol Na
2
CO
3
.10H
2
O mempunyai 0,286004 kg 1 mol H
2
SO
4
mempunyai massa 0,098078 kg 1 ekuivalen Na
2
CO
3
.10H
2
O mempunyai massa 0,143002 1 ekuivalen H
2
SO
4
mempunyai massa 0,049039 kg
Suatu larutan normal didefinisikan sebagai suatu larutan yang mengandung satu ekuivalen spesi tertentu per dm
3
, menurut reaksi yang spesifikasi. Dan suatu larutan molar adalah larutan yang mengandung
satu mol spesi tertentu per dm
3
, jadi mengandung konsentrasi sebesar 1 mol dm
-3
. Istilah liter diterima sebagai nama khusus untuk desimeter kubik, tetapi
dengan saran bahwa liter itu hendaknya tak digunakan untuk menyatakan ketelitian yang tinggi, menurut acuan 1 dapat diringkaskan
sebagai berikut : 1. Konsentrasi hendaknya dinyatakan dalam mol per desimeter kubik
mol dm
-3
atau mol l
-1
2. Lambang M untuk menyatakan mol dm
-3
harus diperhatikan, tetapi istilah molaritas harus dihentikan.
3. Istilah ekuivalen, yang didefinisikan seperti diatas dan dinyatakan dalam unit SI yang tepat, harus dipertahankan penggunaannya,
seperti pula istilah normalitas yang didasarkan pada ekuivalen yang didefinisi ulang.
192
k. Pembuatan Larutan Baku dan Standardisasi