Pipet Labu Ukur Kegiatan Belajar

174 diatas garis nol. Udara yang terkurung dalam kran atau bagian bawah harus dihilangkan. Sekarang bagian atas dalam buret, di atas permukaan cairan, diseka dengan kertas saring sampai kering. Kemudian permukaan cairan diimpitkan pada garis nol. Pada pengamatan garis buret, mata dan garis buret harus sama tinggi sejajar. Agar pengamatan lebih jelas maka dapat dipergunakan kertas hitam-putih. Bila yang diukur cairan berwarna atau yang dipergunakan buret berwarna, maka yang diamati bukan miniskus cairan, tetapi permukaan cairan paling atas misalnya KMnO 4 dan I 2. Untuk mengamati permukaan cairan dalam buret Schellbach tidak perlu dipergunakan kertas hitam putih.

2. Pipet

Alat ini terbuat dari pipa kaca, bagian tengahnya membesar, ujung bawahnya menyempit kapiler dan digunakan untuk memindahkan cairan tertentu. Dikenal dua macam pipet : a. Pipet isi pipet volume Bagian atas pipet isi terdapat tanda garis yang menentukan sampai batas mana pipet tersebut harus diisi. Bagian tengah pipet membesar dan ujung bawahnya menyempit kapiler. Pada bagian yang besar tertulis kapasitas pipet tersebut dan suhu peneraan. Pada umumnya kapasitas pipet tersebut : 10, 25, 50, dan 100 ml. b. Pipet ukur graduated pipet Pipet ukur terdapat skala 1 seperti halnya pada buret, sehingga dapat mengukur cairan sampai satuan isi tertentu sesuai dengan yang dikehendaki. Skala ini biasanya dibagi sampai 110 mL. 175 Gambar 46. Pipet Volume Sumber: http:abadijayasentosa.blogspot.com Cara pemakaian pipet : Sebelum diperlukan, pipet harus dicuci dahulu dengan larutan H 2 SO 4 – K 2 Cr 2 O 7 selama 1-2 jam. Kemudian dibilas berturut-turut dengan air ledeng, air suling dengan larutan yang akan dipergunakan larutan contoh. Pada waktu pengimpitan, ujung pipet diletakkan pada dinding, piala atau bibir labu erlemeyer, pipet harus tegak dan membentuk sudut 45 dengan bibir labu atau piala. Kemudian isinya dituangkan dengan posisi pipet sama seperti waktu mengimpitkan. Setelah kosong dibiarkan ± 15 detik baru diangkat. Cairan yang tertinggal diujung pipet jangan ditiup dibuang.

3. Labu Ukur

Labu ukur adalah sebuah labu berdasar rata, berleher sempit tetapi panjang dan bertanda garis sebagai tanda batas isi labu. Pada tiap labu ukur tertera kapasitas dan suhu teranya. Labu yang dipergunakan untuk tempat membuat larutan dan mengukurnya dalam volume tertentu. Pada umumnya labu ukur tidak dipergunakan untuk memindahkan isi cairan tertentu, seperti halnya pipet. 176 Gambar 47.. Labu ukur Sumber: http:instrumendua.blogspot.com Cara pemakaian labu ukur: Bila contoh berupa larutan dapat langsung dimasukan ke dalam labu ukur dengan pipet. Tetapi bila contoh berupa hablur dan tidak perlu dipanaskan dahulu dilakukan seperti berikut: Mula-mula dimasukan ke dalam mulut labu ukur gagang corong kaca, dan ganjallah dengan batang kaca yang bengkok agar udara yang didesak cairan dengan mudah dapat keluar dapat juga dengan kertas yang digulung. Kemudian contoh dimasukan dengan hati-hati kedalam labu, dibilasi dengan air suling pelarut yang dipakai sampai 14 isi labu tersebut. Labu digoyangkan jangan dikocok sampai semua larut. Apabila zat yang akan dilarutkan harus dipanaskan, maka zat tersebut jangan dipanaskan dalam labu ukur, tetapi contoh tersebut harus dilarutkan dahulu dengan air panas dalam gelas piala dan setelah dingin baru dimasukan ke dalam labu ukur. Labu diisi lagi air sampai dibawah lehernya, digoyangkan jangan dikocok dan ditambah lagi air sampai kira-kira 1 cm dibawah tanda garis, leher labu dikeringkan dengan secarik kertas saring. 177 Akhirnya dengan mempergunakan pipet tambahkan lagi air setetes demi setetes, hingga miniskus berimpit dengan garis. Labu ditutup, kemudian dikocok labu dibalikkan dan ditegakkan lagi minimal 15 kali.

4. Erlemeyer