Biostimulasi Bioaugmentasi Bioremediasi Intrinsik

78 untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di lingkungan. Jenis-jenis bioremediasi adalah :

a. Biostimulasi

Mikroorganisme untuk melakukan metabolismenya membutuhkan nutrien yang cukup. Untuk memperlancar pertumbuhan mikroorganisme sehingga proses bioremediasi berjalan dengan cepat sengaja ditambahkan nutrien dalam bentuk cair atau gas ke dalam air atau tanah yang tercemar untuk aktivitas bakteri remediasi yang telah ada di dalam air atau tanah tersebut.

b. Bioaugmentasi

Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar. Cara ini sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu tempat. Namun ada beberapa hambatan ketika cara ini digunakan, yaitu sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar agar mikroorganisme dapat berkembang dengan optimal.

c. Bioremediasi Intrinsik

Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang tercemar.  Fitoremediasi Fitoremediasi, yaitu phyto yang berasal dari kata Yunani phyton tumbuhan dan remediation yang berasal dari kata Latin remedium menyembuhkan dalam hal ini berarti juga menyelesaikan masalah dengan cara 79 memperb aiki kesalahan atau kekurangan . Fitoremediasi didefinisikan sebagai penggunaan tumbuhan untuk menghilangkan, memindahkan, menstabilkan, atau menghancurkan bahan pencemar baik senyawa organik maupun anorganik. Fitoremedasi juga merupakan penggunaan tumbuhan untuk mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah. Keuntungan paling besar dalam penggunaan fitoremediasi adalah biaya operasi lebih murah bila dibandingkan pengolahan konvensional lain seperti insinerasi, pencucian tanah berdasarkan sistem kimia dan energi yang dibutuhkan. Prinsip dasar teknologi fitoremediasi adalah memulihkan tanah terkontaminasi, memperbaiki sludge, sedimen dan air bawah tanah melalui proses pemindahan, degradasi atau stabilisasi suatu kontaminan. Proses teknologi fitoremediasi berjalan secara alami dengan enam tahapan proses secara serial yang dilakukan tumbuhan terhadap zat kontaminan pencemar disekitarnya. Ada 4 faktor yang mempengaruhi fitoremediasi yaitu : 1. Kemampuan daya akumulasi berbagai jenis tanaman untuk berbagai jenis polutan dan konsentrasi, sifat kimia dan fisika, dan sifat fisiologi tanaman. 2. Jumlah zat kimia berbahaya. 3. Mekanisme akumulasi dan hiperakumulasi ditinjau secara fisiologi, biokimia, dan molecular. 4. Kesesuaian sistem biologi dan evolusi pada akumulasi polutan. Fitoremediasi juga memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan metode konvensional lain untuk menanggulangi masalah pencemaran, yaitu : 80  Biaya operasional relatif murah  Tanaman bisa dengan mudah dikontrol pertumbuhannya.  Kemungkinan penggunaan kembali polutan yang bernilai seperti emas Phytomining.  Merupakan cara remediasi yang paling aman bagi lingkungan karena memanfaatkan tumbuhan.  Memelihara keadaan alami lingkungan Kelemahan fitoremediasi adalah kemungkinan yang timbul bila tanaman yang telah menyerap polutan tersebut dikonsumsi oleh hewan dan serangga. Dampak negatifnya adalah terjadi keracunan bahkan kematian pada hewan dan serangga atau terjadinya akumulasi logam pada predator-predator jika mengkonsumsi tanaman yang telah digunakan dalam proses fitoremediasi. Selain itu, membutuhkan waktu yang relatif lama untuk membersihkan limbah B3, terutama dalam skala besar dan akan membawa senyawa beracun ke dalam rantai makanan dalam ekosistem. Penggunaan tumbuhan untuk remediasi air tercemar, seperti enceng gondok dapat digunakan untuk menghilangkan polutan, karena fungsinya sebagai sistem filtrasi biologis, menghilangkan nutrien mineral, untuk menghilangkan logam berat seperti cuprum, aurum, cobalt, strontium, merkuri, timah, kadmium dan nikel.

8. Penerapan Sistem Pengolahan Limbah B3