: Arah perpindahan tempat duduk siswa
2.1.5 Problem Solving
Manusia adakalanya memecahkan masalah secara instinktif maupun dengan kebiasaan. Pemecahan masalah instinktif merupakan bentuk tingkah laku yang
tidak dipelajari, namun dalam menghadapi masalah yang lebih pelik, manusia dapat menggunakan cara ilmiah Wiryawan, 2001:270. Langkah-langkah
pemecahan masalah dengan cara ilmiah meliputi: memahami masalah, mengumpulkan data, merumuskan hipotesis, mengadakan eksperimenmenguji
hipotesis, dan terakhir adalah menarik kesimpulan. Model problem solving merupakan model yang bertujuan untuk melatih
siswa agar memiliki kemampuan dalam menemukan solusi yang diperlukan utuk mengatasi masalah Pribadi, 2009:82. Kegiatan peserta didik dalam problem
solving dilakukan melalui prosedur: 1 mengidentifikasi masalah; 2 mengkaji teori untuk menemukan solusi; 3 memilih dan menetapkan solusi yang paling
tepat; 4 menyusun prosedur mengatasi masalah berdasarkan teori yang telah dikaji Multyaningsih, 2011:237. Adapun prosedur yang dilakukan ketika model
problem solving diterapkan pada kompetensi hidrokarbon : 1. Siswa mengidentifikasi masalah atau persoalan seperti apa yang akan
dihadapi dengan cara membaca dan memahami masalah atau persoalan dengan seksama.
2. Siswa membaca buku yang relevan seperti buku kimia SMA kelas X untuk memecahkan masalah atau persoalan.
3. Siswa menentukan teori mana yang paling tepat untuk memecahkan masalah
atau persoalan setelah membaca teori dari buku yang relevan. 4. Siswa mulai menentukan solusi dari persoalan.
Penggunaan model problem solving secara optimal diharapkan siswa akan lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti kegiatan belajar, serta meningkatkan
kualitas pembelajaran siswa dalam pengertian mencari, menemukan, dan memecahkan permasalahan dalam pembelajaran. Dengan aktif dan kreatifnya baik
dalam mencari sumber-sumber maupun dalam diskusi sebagai upaya pemecahan masalah, siswa benar-benar akan memahami kompetensi kimia. Dengan
dikuasainya kompetensi kimia, dimungkinkan mereka akan mendapatkan nilai yang optimal dan pada gilirannya indeks prestasinya akan meningkat.
2.1.6 Tinjauan tentang Kompetensi Hidrokarbon