Layanan pemindahan dana bagi nasabah bank dapat dilakukan oleh bank melalui:
- transfer elektronik antar bank;
- sistem kliring berbasis warkat untuk transaksi lokal;
- jaringan bank koresponden, bagi pemindahan dana lintas wilayah; dan
- sistem RTGS baik untuk pemindahan dana lokal maupun lintas wilayah.
- Bank Indonesia telah melakukan beberapa penyempunaan khususnya di bidang
sistem kliring. Apabila tidak ada kantor Bank Indonesia di kota setempat, Bank Indonesia telah mendelegasikan wewenangnya kepada penyelenggara kliring
setempat untuk mengambil keputusan penting sehubungan dengan wilayah kliring masing-masing, antara lain untuk menyetujui peserta kliring yang baru.
3.3.2.1. Cek
Perbankan di Indonesia umumnya menawarkan fasilitas rekening giro, yang dapat ditarik dengan menggunakan cek. BI sudah memberlakukan ketentuan yang cukup ketat
sehubungan mengenai cek kosong. Cek kosong bernilai kecil apabila ditarik sebanyak tiga kali dalam jangka waktu enam bulan, dan atau satu kali penarikan cek kosong
bernilai besar, dikenakan sanksi masuk “daftar hitam” dan nasabah tersebut dilarang membuka dan memiliki rekening giro di bank manapun selama jangka waktu satu
tahun.
3.3.2.2. Alat Pembayaran Menggunakan Kartu
Masyarakat Indonesia telah mengenal berbagai jenis kartu pembayaran, termasuk diantaranya adalah kartu kredit dan kartu debet internasional, kartu debetATM dan
Point-of-Sale POS, private-label cards misalnya kartu pasar swalayan serta beberapa kartu yang dilengkapi chip elektronik dikenal sebagai smart card atau chip card.
y Kartu Kredit dan Kartu Perjalanan Wisata
Kartu-kartu kredit utama dengan label terkenal, seperti VISA, Master, AMEX dan Diners sudah banyak digunakan dan diterima secara luas di Indonesia, terutama di kota-
kota besar. Penyelenggaraan operasional kartu kredit, pada umumnya dilaksanakan oleh bank yang mengeluarkan issuer, baik dengan label terkenal seperti VISA, Master dan
JCB maupun berbagai kartu berlabel khusus private label cards. Kartu American Express AMEX dan Diners dijalankan oleh lembaga keuangan bukan bank, dengan
memperoleh izin dari Departemen Keuangan. Beberapa bank juga mengeluarkan kartu kredit atas nama sendiri. Penggunaan kartu kredit sudah berkembang pesat dengan
pertumbuhan yang mencapai 40 persen pada tahun 1999 dan 72 persen pada tahun 2000. Saat ini kartu kredit dilayani oleh lebih dari 35.000 penjual atau merchant di Indonesia.
Jumlah pemegang kartu pada tahun 2000 mencapai sekitar 2,73 juta orang, dengan penagihan keseluruhan sebesar IDR 13.621 milyar untuk jumlah transaksi yang
mencapai 37,3 juta kali.
y Kartu Debet dan kartu ATM
Layanan ATM mulai diperkenalkan pada awal tahun 1990-an. Sejak waktu itu, layanan ATM telah berkembang pesat dari 171,8 juta transaksi ATM pada tahun 1998
menjadi 474,9 transaksi ATM pada tahun 2000. Namun demikian, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di Indonesia, maka pemakaian layanan ATM masih kurang
berarti, yang pada tahun 2000 mencapai rata-rata hanya 0.23 persen transaksi per penduduk setiap tahun. Saat ini ada lima jaringan ATM bersama yang didirikan di
dalam negeri ALTO, ATM BERSAMA, CAKRA, FLASH dan BCA dan dua jaringan ATM bersama yang bersifat internasional CIRRUS dan PLUS. Sampai sekarang
jaringan ATM bersama tersebut belum saling terhubung, sehingga beberapa bank
terpaksa menjadi anggota lebih dari satu jaringan. Kartu ATM tidak hanya digunakan untuk penarikan uang tunai dan informasi saldo rekening, tetapi juga untuk
memindahkan dana ke rekening lain pada bank yang sama, misalnya untuk tagihan telepon, kartu kredit, dll.
Fasilitas pembayaran dengan pedebetan secara langsung di tempat penjualan EFTPOS semakin digemari, terutama di Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Beberapa
bank menawarkan kartu debet dalam rangka program Maestro dan Visa Electron. Sedangkan bank-bank lain menawarkan kartu atas nama bank sendiri, sehingga
berkembang berbagai jenis terminal yang beragam di tempat merchant. Visi “satu terminal untuk setiap gerai” menghadapi kendala besar dikarenakan kurang adanya
kesepakatan usaha antar berbagai pihak, serta adanya kekurangan pada penyediaan infrastruktur bersama untuk melakukan pertukaran dalam transaksi. Saat ini ada
sembilan bank yang menawarkan layanan kartu debet kepada nasabahnya. Jumlah pemegang kartu pada tahun 2000 mencapai 12,1 juta orang, yang melakukan 19,4 juta
transaksi dengan nilai keseluruhan mencapai sekitar IDR 4,7 milyar. Berdasarkan data dari Bank Indonesia Biro Sistem Pembayaran Nasional tercatat bahwa dari Januari
sampai Juli 2002, jumlah kartu debet di Indonesia sebanyak 13,4 juta lembar dengan nilai transaksi Rp 4,3 triliun, dan telah dikelola oleh 12 bank.
y Smart Cards
Ada beberapa bank yang telah merintis sistem smart card secara terbatas, yang dapat digunakan pada mesin ATM atau POS didalam jaringannya. Sementara itu, bank-
bank lain juga sudah memiliki rencana peluncuran produk smart card dalam waktu dekat. Pada waktu-waktu lampau PT Telekomunikasi Indonesia PT Telkom telah
menjual kartu telepon prabayar untuk penggunaan telepon umum. Pemakaian kartu
telepon ini sudah cukup meluas di Indonesia. Melalui kerjasama yang terjalin dengan sebuah perusahaan swasta, PT Telkom juga telah meluncurkan kartu telepon dalam
bentuk smart card memori yang dilindungi.
3.3.2.3. Warkat Pos