pendapatan perusahaan X
2
, status hukum perusahaan X
3
, bidang usaha X
4
, jumlah tenaga kerja X
5
, lokasi perusahaan X
6
dan tingkat keamanan dari kartu kredit X
7
. Tabel 5.1. Hasil Uji Multikolinearitas pada Data Kartu Kredit
X
1
X
2
X
3
X
4
X
5
X
6
X
7
X
1
1.000000 -0.001177 0.055299 -0.111908 0.209619 -0.092329 -0.108890 X
2
-0.001177 1.000000 -0.020835 -0.044306 0.369756 -0.027318 0.083805 X
3
0.055299 -0.020835 1.000000 0.183283 0.113562 0.167201 0.126357 X
4
-0.111908 -0.044306 0.183283 1.000000 -0.043080 -0.100836 0.051789 X
5
0.209619 0.369756 0.113562 -0.043080 1.000000 -0.068972 0.049328 X
6
-0.092329 -0.027318 0.167201 -0.100836 -0.068972 1.000000 0.170456 X
7
-0.108890 0.083805 0.126357 0.051789 0.049328 0.170456 1.000000
Sumber: Lampiran 2
Multikolinear terjadi jika nilai korelasi antar variabel bebas lebih besar dari 0,8 rule of tumbs 0,8. Jika nilai korelasinya kurang dari 0,8 rule of tumbs 0,8 maka dapat
dikatakan tidak ada multikolinear. Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa nilai korelasi antar variabel bebas yang ada kurang dari 0,8, sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat multikolinear pada data kartu kredit tersebut.
5.2.2. Hasil Regresi Logistik
Pemakaian sistem pembayaran elektronik dalam hal ini kartu kredit lebih meluas sekarang ini dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Untuk memenuhi tuntutan
penggunaan jenis pembayaran kartu ini, perusahaan berusaha meningkatkan pelayanan mereka dengan mengadopsi teknologi yang dikeluarkan oleh perbankan ini. Perusahaan
yang menerima sistem pembayaran ini tidak hanya perusahaan besar, namun telah berkembang sampai ke perusahaan kecil. Dari data yang dikumpulkan ditemukan bahwa
43 persen dari keseluruhan sampel perusahaan retail kecil telah menerima sistem pembayaran elektronik ini. Secara umum alasan penerimaan kartu kredit ini adalah
perusahaan dapat mempercepat transaksi yang mereka lakukan, selain itu mereka tidak harus menanggung resiko kehilangan atau penyalahgunaan lainnya yang mungkin
terjadi dari manjemen perusahaan mereka.. Secara ekonomi, sebagian besar perusahaan
menyatakan pemasangan sistem ini mengurangi biaya-biaya administrasi lainnya, seperti biaya keamanan, biaya untuk sumber daya yang dikhususkan untuk mengurus
uang kas yang mereka miliki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor yang signifikan yang
mempengaruhi perusahaan retail kecil dalam menerima kartu kredit ini sebagai alat pembayaran. Pada model awal regresi logistik didapatkan bahwa nilai LR Statistic 7 df
sebesar 45,61342 dengan nilai probabilitas LR Statistic adalah sebesar 0,000 sehingga dapat disimpulkan semua variabel mempunyai dampak positif pada nilai akhir dan
persamaan dapat memasukkan semua variabel bebas atau dengan kata lain melalui uji G, paling sedikit terdapat satu
β
i
yang tidak sama dengan nol pada taraf nyata =10.
Sedangkan setelah dilakukan uji Wald, ternyata koefisien variabel X
α
1
, X
2
, X
4
, X
6
dan X
7
tidak signifikan secara statistik pada taraf nyata
α
= 10, sehingga perlu dilakukan reduksi peubah variabel yang paling tidak signifikan. Dari ketujuh variabel yang
merupakan enam variabel karakteristik dan satu variabel persepsi perusahaan akan efisiensi dari sistem pembayaran, setelah dilakukan pereduksian variabel yang dapat
ditunjukkan pada Tabel 5.2, hanya dua variabel yang mempengaruhi secara nyata taraf nyata 10 persen terhadap pemilihan mereka akan alat pembayaran kartu kredit ini.
Tabel 5.2. Beberapa Alternatif Regresi Logistik pada Kartu Kredit Probabilitas Model
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Ke-6 X
1
0,4595 0,4608 0,4779 0,4296 0,1335 -
X
2
0,6053 0,6066 0,6151 -
- -
X
3
0,3209 0,3165 0,3372 0,1664 0,0569 0,0683
X
4
0,7559 0,7597
- - - - X
5
0,0608 0,0595 0,0572 0,0346 0,0304 0,0561 X
6
0,9535 - - - - -
X
7
0,0002 0,0001 0,0001 1,0000 -
-
Keterangan: Nyata pada taraf
α
= 10
Hasil regresi logistik memperlihatkan variabel X
3
Status hukum dan X
5
Tenaga Kerja memberikan pengaruh yang paling signifikan. Dengan nilai probabilitas X
3
sebesar 0,0683 dan X
5
sebesar 0,0561, kedua variabel ini signifikan pada taraf nyata 10 persen, dimana dihasilkan koefisien dari X
3
=0,903 dan X
5
= 0,089.Tabel 5.3 Tabel 5.3. Hasil Akhir Regresi Logistik Model ke-6
Variabel Koefisien Probabilitas
Rasio Odds
C -1,545 0.0037
X
3
Status Hukum 0,903
0,0683 2,466
X
5
Tenaga Kerja 0,089
0,0561 1,093
LR Statistic 2 df = 7,988 Probability LR Stat = 0,018
Mcfadden R-Square = 0,062 Log likelihood = -59,556
G = 2{-59,556-{40 ln 40 + 53 53-93 ln 93}} =7,99
Keterangan: Nyata pada taraf = 10
α
Pada kartu kredit model akhir yang digunakan merupakan model dimana semua peubahnya signifikan pada taraf nyata 10 persen, yaitu :
i
+ X
+ β
X +
β -Pi]=
β Pi
Li=Ln[ ε
5 5
3 3
1 5.1
dimana : X
3
= Status Hukum X
9
= Jumlah Tenaga Kerja Lingkungan hukum adalah merupakan sebuah lingkungan yang dibentuk
berdasarkan batasan hukum dimana perusahaan retail dan perusahaan-perusahaan lainnya harus mentaati peraturan-peraturan yang ada. Lewison dan Delozier, 1982.
Dalam beberapa kasus peraturan membatasi perusahaan retail dalam berperilaku bisnis dan disisi lain peraturan tersebut melarang beberapa kegiatan bisnis perusahaan.
Lingkungan hukum juga melindungi perusahaan retail, pemilik perusahaan, pekerja, penanggung jawab, masyarakat dari persaingan bisnis atau kegiatan transaksi yang tidak
sehat. Lingkungan hukum terdiri atas peraturan administrasi, kontrak perusahaan,
kelegalan status hukum, perpajakan dan kontrol darurat lainnya. Status hukum merupakan variabel karakteristik dari perusahaan retail, dimana sebagian besar sampel
menunjukkan perusahaan telah memiliki status hukum. Nilai koefisien dari variabel ini adalah sebesar 0,903 yang menunjukkan bahwa status hukum mempengaruhi
perusahaan retail kecil dalam menerima alat pembayaran kartu kredit ini sebesar kurang lebih satu. Artinya jika perusahaan yang telah memiliki status hukum, maka
keinginan perusahaan untuk memasang pelayanan kartu kredit akan meningkat. Untuk mengetahui seberapa besar peluangkemungkinan dari perusahaan untuk menerima
kartu kredit ini, ditentukan oleh nilai rasio odds. Untuk status hukum, nilai dari rasio odds adalah sebesar 2,446. Kemungkinanpeluang perusahaan yang telah memiliki
badan hukum untuk memasang pelayanan kartu kredit adalah kurang lebih dua kali lipat dibandingkan perusahaan yang tidak berbadan hukum.
Secara teori, pengaruh dari status hukum terhadap pemasangan ini dikaitkan dengan masalah perizinan usaha dan juga perpajakan. Untuk melakukan pemasangan
alat pembayaran kartu kredit ini juga harus melakukan pendaftaran kepada pihak yang mengeluarkan kartu kredit tersebut. Bagi perusahaan yang merasa tidak memiliki izin
atau status hukum, akan merasa khawatir jika usaha yang mereka lakukan mengalami masalah dalam hal perizinannya apabila mereka memutuskan untuk menerima sistem
pembayaran ini. Walaupun dari hasil survei juga didapatkan beberapa perusahaan yang tidak berbadan hukum telah memasang pelayanan pembayaran dengan kartu kredit ini.
Pengaruh kedua yang paling nyata terhadap pemilihan sistem pembayaran adalah jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan retail kecil ini. Dari nilai
koefisien jumlah tenaga kerja positif yaitu sebesar 0,089 dapat disimpulkan bahwa walaupun nilai koefisien yang didapat tidak terlalu besar, namun cukup berpengaruh
terhadap keputusan perusahaan. Perusahaan akan merubah komposisi dari tenaga kerjanya, sesuai dengan teori bahwa perusahaan akan melakukan shift terhadap tenaga
kerjanya sehubungan dengan penggunaan teknologi baru yang perusahaan adopsi Simanjuntak, 1985. Dalam hal ini, penelitian menghasilkan jika perusahaan merubah
atau menambah tenaga kerjanya, maka kemungkinan perusahaan mengadopsi teknologi akan lebih besar. Dalam bukunya, Burstiner 1986 mengemukakan bahwa perusahaan
retail kecil hanya akan menambah tenaga kerjanya sebagai pekerja tambahan untuk menjalankan inventaris perusahaan yang tidak memerlukan keahlian khusus dari para
pekerjanya. Dari nilai rasio odds tenaga kerja, dapat diketahui bahwa kemungkinanpeluang akan perusahaan yang menambah tenaga kerjanya dalam
menerima pelayanan kartu kredit akan sebesar kurang lebih satu kali lipat dibandingkan perusahaan yang tidak menambah tenaga kerjanya. Dengan kata lain kemungkinannya
hampir sama antara perusahaan yang menambah tenaga kerja dengan yang tidak menambah tenaga kerjanya.
5.3. Kartu Debet 5.3.1. Uji Multikolinearitas