Hasil Regresi Logistik Kartu Debet 1. Uji Multikolinearitas

Tabel 5.4. Hasil Uji Multikolinearitas pada Data Kartu Debet X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 1 1.000000 -0.001177 0.055299 -0.111908 0.209619 -0.092329 -0.117979 X 2 -0.001177 1.000000 -0.020835 -0.044306 0.369756 -0.027318 0.054549 X 3 0.055299 -0.020835 1.000000 0.183283 0.113562 0.167201 -0.043131 X 4 -0.111908 -0.044306 0.183283 1.000000 -0.043080 -0.100836 -0.019040 X 5 0.209619 0.369756 0.113562 -0.043080 1.000000 -0.068972 0.021726 X 6 -0.092329 -0.027318 0.167201 -0.100836 -0.068972 1.000000 0.117964 X 7 -0.117979 0.054549 -0.043131 -0.019040 0.021726 0.117964 1.000000 Sumber : Lampiran 5 Hasil pengujian pada Tabel 5.4 didapat bahwa nilai korelasi antara variabel variabel bebasnya kurang dari 0,8 rule of tumbs 0,8, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinear pada data kartu debet tersebut. Setelah dilakukan uji ini, kemudian dilanjutkan dengan melakukan regresi logistik.

5.3.2. Hasil Regresi Logistik

Kartu debet merupakan jenis kartu pembayaran elektronik yang fungsinya hampir sama dengan kartu kredit, namun dari segi jenis keduanya berbeda. Setelah berkembangnya penggunaan kartu kredit, kemudian penggunaan kartu debet pun ikut meluas. Saat ini perusahaan ritel kecil yang telah menerima pembayaran dengan kartu debet sebanyak 42 persen dari keseluruhan sampel, ini menunjukkan bahwa pemakaian kartu debet hampir sejalan dengan penerimaan kartu kredit. Dari hasil survei opini, diketahui bahwa para pengusaha atau pemilik perusahaan dan khususnya para pekerjanya sekarang ini lebih cenderung lebih menyukai alat pembayaran kartu debet daripada kartu kredit. Alasan mereka adalah penggunaan kartu debet yang lebih mudah dan juga permasalahan biaya tagihan minimal yang sering terjadi pada kartu kredit konsumen yang seringkali mengharuskan perusahaan untuk membayarnya, sehingga mengurangi pendapatan yang mereka terima yang imbas akhirnya adalah upah dari tenaga kerja mereka menjadi menurun. Hal ini mengakibatkan perusahaan retail kecil lebih memilih untuk menerima kartu debet. Penentuan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan kemudian dilakukan dengan menggunakan tujuh variabel bebas, yang kemudian diregresi dengan menggunakan regresi logistik. Pada model awal regresi logistik didapatkan bahwa nilai LR Statistic 7 df sebesar 50,99224 dengan nilai probabilitas LR Statistic adalah sebesar 0,000 sehingga dapat disimpulkan semua variabel mempunyai dampak positif pada nilai akhir dan persamaan dapat memasukkan semua variabel bebas atau dengan kata lain melalui uji G, paling sedikit terdapat satu β i yang tidak sama dengan nol pada taraf nyata α =10. Sedangkan setelah dilakukan uji Wald, ternyata koefisien variabel X 1 , X 2 , X 4 , X 6 dan X 7 tidak signifikan secara statistik pada taraf nyata = 10, sehingga perlu dilakukan reduksi peubah variabel yang paling tidak signifikan Tabel 5.5. α Tabel 5.5. Beberapa Alternatif Regresi Logistik pada Kartu Kredit Probabilitas Model Ke-1 Ke-2 Ke3 Ke-4 Ke-5 Ke-6 X 1 0,6505 0,6387 0,5907 0,2069 0,1877 - X 2 0,8119 0,8094 - - - - X 3 0,1540 0,1476 0,0264 0,1168 0,0781 0,0898 X 4 0,9548 - - - - - X 5 0,1005 0,1003 0,0179 0,0335 0,0398 0,0663 X 6 0,7436 0,7477 0,7067 0,2739 - - X 7 0,0001 0,0001 1,0000 - - - Keterangan: Nyata pada taraf α = 10 Tabel 5.6. Hasil Akhir Regresi Logistik Model ke-6 Variabel Koefisien Probabilitas Rasio Odds C -1,587 0.0041 X 3 Status Hukum 0,839 0,0898 2,314 X 5 Tenaga Kerja 0,085 0,0663 1,088 LR Statistic 2 df = 7,136 Probability LR Stat = 0,0281 Mcfadden R-Square = 0,0564 Log likelihood = -59,679 G = 2{-59,679-{39 ln 39 +54 ln 54-93ln 93}} = 7,139 Keterangan: Nyata pada taraf = 10 α Hasil regresi logistik menunjukkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi secara signifikan taraf nyata 10 persen terhadap keputusan perusahaan dalam menerima alat pembayaran kartu debet ini. Sama halnya dengan alat pembayaran kartu kredit, dari model terakhir regresi logistik didapatkan bahwa variabel X 3 status hukum dan X 5 tenaga kerja mempengaruhi secara nyata. Dengan nilai probabilitas X 3 sebesar 0,0898 dan X 5 sebesar 0,0663, kedua variabel ini signifikan pada taraf nyata 10 persen, dimana dihasilkan koefisien dari X 3 =0,839 dan X 5 = 0,085. Tabel 5.6 Pada kartu debit model akhir yang digunakan merupakan model dimana semua peubahnya signifikan pada taraf nyata 10 persen, yaitu : i X + β X + β -Pi]= β Pi Li=Ln[ ε + 5 5 3 3 1 5.2 dimana, X 3 = Jenis kelamin X 5 = Umur Terdapatnya kesamaan pada faktor-faktor yang berpengaruh antara kartu debet dengan kartu kredit memperlihatkan bahwa perusahaan memasang pelayanan pembayaran kartu debet dan kartu kredit secara bersamaan dengan alasan yang sama. Status hukum yang berpengaruh positif sebesar 0,893 terhadap pelayanan kartu debet juga memiliki alasan yang kurang lebih sama dengan pelayanan kartu kredit. Perusahaan yang telah berbadan hukum cenderung lebih menerima untuk pemasangan pelayanan pembayaran kartu debet ini. Keadaan perusahaan yang belum berstatus hukum akan mengakibatkan pemilik perusahaan khawatir dengan masalah perizinannya. Dari segi ekonomi, pemilik juga memikirkan permasalahan pajak yang akan ditanggung jika perusahaan melakukan kerja sama dengan pihak yang mengeluarkan alat pembayaran tersebut. Kemungkinan perusahaan retail kecil untuk mengadopsi penggunaan alat pembayaran kartu debet ini dapat dilihat pada melalui rasio odds-nya. Perusahaan yang berstatus badan hukum akan memiliki kemungkinan kurang lebih dua kali lipat untuk menerima pelayanan pembayaran kartu debet daripada perusahaan yang tidak berstatus badan hukum. Jumlah tenaga kerja juga turut mempengaruhi keputusan suatu perusahaan untuk menerima pembayaran kartu debet ini. Nilai koefisien sebesar 0,085 memperlihatkan bahwa perusahaan yang menambah tenaga kerja memberikan pengaruh yang tidak begitu besar terhadap adopsi teknologi sistem pembayaran ini. Sama halnya dengan penerimaan terhadap kartu kredit, perusahaan akan melakukan shift dan menambah beberapa pekerja untuk menangani manajemen sistem pembayaran tersebut. Dari nilai rasio odds dapat dilihat bahwa peluang perusahaan yang menambah tenaga kerjanya memiliki kemungkinanpeluang kurang lebih satu kali lipat atau hampir sama untuk mengadopsi teknologi sistem pembayaran dengan perusahaan yang para pekerjanya tetap atau yang tidak menambah pekerjanya. 5.4. Transfer Bank 5.4.1. Uji Multikolinearitas

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Neraca Pembayaran Indonesia

1 21 129

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat terhadap penggunaan kartu pembayaran elektronik di Propinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat

3 30 116

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DI INDONESIA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Di Indonesia Melakukan Auditor Switching (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2013-2015).

0 3 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMUNGKINAN PERUSAHAAN DALAM MENERIMA OPINI Nalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemungkinan Perusahaan Dalam Menerima Opini Audit Going Concern ( Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 20

0 4 18

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMUNGKINAN PERUSAHAAN DALAM MENERIMA Nalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemungkinan Perusahaan Dalam Menerima Opini Audit Going Concern ( Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010 -2

0 2 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMUNGKINAN PERUSAHAAN DALAM MENERIMA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemungkinan Perusahaan Dalam Menerima Opini Audit Going Concern ( Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010 -

0 2 17

THESIS FRANSISCO DE ASSIS LIMA

0 5 125

SKRIPSI DEWI LESTARI

0 0 100

TAP.COM - ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ... 1604 6090 1 PB

0 11 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Analisis Rasio Keuangan - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan Di Indonesia

0 0 15