Jadi, misalnya pemilik berbelanja di sebuah toko dengan menggunakan kartu debet, maka untuk dapat mendebet rekeningnya, terlebih dahulu ia harus memasukkan PIN dan
baru kemudian pendebetan dapat dilakukan. Kedua, kartu debet yang mekanisme penggunaannya mirip seperti menggunakan kartu kredit. Artinya, pemilik cukup
menyerahkan kartu debetnya kepada pramuniaga dan ia menggesekkannya pada alat elektronik yang on-line dengan bank. Pada saat itu juga terjadi pemotongan pada
sejumlah rekening pemilik sebesar nilai transaksi yang dilakukan. Hal ini dapat terjadi, karena di kartu debet pemilik ada semacam sistem magnet sebagai alat verifikasi
Masassya, 2001.
2.4. Perusahaan Retail
2.4.1. Definisi Retail
Pedagang pengecer retail adalah suatu badan perorangan atau badan usaha yang kegiatan pokoknya melakukan penjualan secara langsung kepada konsumen akhir
dalam partai kecil. Pengertian retail menurut Manson et al. dalam bukunya berjudul Modern Retailing yang terbit pada tahun 1994 mengemukakan bahwa retailing adalah
bagian dari pemasaran dimana aktivitas yang terlibat dalam penjualan produk dan jasa
ke pemakai akhir konsumen akhir Susilowati, 2005. Retail merupakan bagian yang sangat penting dari total aktivitas bisnis yang dapat memuaskan keinginan dan
kebutuhan konsumen akhir. Hal ini disebabkan karena retail merupakan tahapan perpindahan barang dan jasa dari produsen ke konsumen akhir Kotler dalam
Susilowati, 2005. Menurut Patrick Dune 2002 dalam bukunya mengenai retailing
menyatakan bahwa retailing merupakan aktivitas akhir dan tahapan yang membutuhkan penghubung untuk menyampaikan produk barang dan jasa ke konsumen akhir.
Pada intinya, retail merupakan bagian yang sangat penting dari marketing
channel dimana bagian ini mendistribusikan produk dan jasa dari produsen ke konsumen akhir. Maksud konsumen akhir disini yaitu pemakai barang atau jasa dimana
konsumen tersebut tidak memperjualbelikan kembali produk dan jasa tersebut kepada konsumen lainnya. Perusahaan retail adalah suatu organisasi bisnis yang bertugas
mendistribusikan dengan cara menjual barang dan jasa dari produsen ke konsumen akhir. Sebagian besar perusahaan retail yang ada di Indonesia bergerak pada bidang
penjualan produk fisik seperti makanan, minuman, pakaian, peralatan rumah tangga dan sebagainya. Jenis perusahaan retail ini antara lain hypermarket, supermarket,
minimarket, department store dan lain-lain, sedangkan perusahaan retail yang bergerak pada bidang jasa atau servis hanya melakukan penjualan jasa seperti restoran cepat saji,
layanan bank, jasa foto dan penjualan jasa lainnya. Sedangkan menurut Burstiner 1986, tipe umum dari perusahaan retail antara lain restoran, bar, pom bensin, agen
mobil, perusahaan furniture, dan toko khusus penjual kebutuhan wanita, sedangkan untuk servis atau jasa antara lain bengkel mobil, layanan bank, salon kecantikan,
layanan kesehatan, hotelpenginapan dan dry cleaning laundry. Perusahaan retail secara umum merupakan suatu bidang usaha yang
diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Biro Pusat Statistik dalam Dumairy 1996, membedakan suatu industri atau perusahaan menjadi 4 lapisan berdasarkan jumlah
tenaga kerja, yaitu: 1.
Industriperusahaan besar : jumlah pekerja 100 orang atau lebih; 2.
Industri perusahaan menengah : jumlah pekerja antara 20 sampai 99 orang; 3.
Industriperusahaan kecil : jumlah pekerja antara 5 sampai 19 orang; 4.
Industri kerajinan rumah tangga : jumlah pekerja 5 orang.
Selain itu perusahaan retail skala kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta
memiliki kepemilikan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil. Kriteria retail skala kecil yang dimaksud adalah sebagai berikut
Depkop dan PPK dalam Susilowati, 2005: 1.
Memiliki modal usaha di luar tanah dan bangunan tempat usaha tidak lebih dari Rp. 200.000.000,-
2. Hanya mempekerjakan beberapa orang atau dikerjakan oleh pemilik sendiri dan
keluarganya. 3.
Milik warga negara Indonesia. 4.
Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimilikidikuasai.
5. Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan
usaha yang berbadan hukum. Perusahaan retail skala besar adalah retail yang ketentuan umumnya diatur
dalam keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 23MPPKep11998 tentang lembaga-lembaga usaha perdagangan. Kriteria bisnis retail yang dimaksud
adalah: 1.
Harus memiliki modal usaha di luar tanah dan bangunan tempat usaha sekurang- kurangnya Rp. 200.000.000,-
2. Menggunakan teknologi pemasaran dan pelayanan yang modern.
3. Menguasai gudang secukupnya sesuai dengan komoditi yang diperdagangkan.
4. Menerapkan manajemen modern dalam pengelolaan usahanya. Susilowati, 2005
2.4.2. Lingkungan Retail