8 3 Fasilitas penunjang
Fasilitas penunjang adalah fasilitas yang secara tidak langsung meningkatkan peranan pelabuhan atau para pelaku mendapatkan kenyamanan melakukan aktivitas
di pelabuhan. a. Fasilitas kesejahteraan : WC Umum, poliklinik, mess, kantinwarung, muholla.
b. Fasilitas administrasi : kantor pengelola pelabuhan, ruang operator, kantor syahbandar, kantor beacukai.
Keberhasilan dan kelancaran operasionalisasi suatu pelabuhan perikanan atau Pangkalan Pendaratan Ikan dapat tercapai apabila terdapat fasilitas- fasilitas seperti
yang telah disebutkan di atas dan semua fasilitas tersebut dapat menjalankan fungsi dan memberikan manfaat sebagaimana mestinya.
2.1.4 Aktivitas di Pangkalan Pendaratan Ikan.
1 Pendaratan hasil tangkapan Aktivitas pendaratan ikan di pelabuhan perikanan meliputi proses antara lain
pembongkaran, penyortiran dan pengangkutan hasil tangkapan ke TPI. Pada umumnya ikan yang didaratkan di beberapa pelabuhan perikanan di Indonesia
sebagian besar berasal dari kapal penangkap ikan, hanya sebagian kecil berasal dari tempat pendaratan lain yang dibawa ke pelabuhan itu menggunakan alat transportasi
darat Misran, 1985. Ikan yang didaratkan dan dipasarkan di PPI Bengkalis sebagian besar berasal
dari daerah lain, yaitu dari Tanjung Balai. Nelayan yang tidak mendaratkan hasil tangkapannya di PPI Bengkalis biasanya mendaratkan hasil tangkapannya di
tangkahan. Hasil tangkapan yang telah dikumpulkan di tangkahan-tangkahan tersebut dipilih yang layak dan yang tidak layak ekspor. Negara yang menjadi tujuan ekspor
adalah Malaysia dan Singapura. Sebagian besar tangkahan belum memiliki pembeli atau penghubungan
langsung dengan negara tujuan ekspor tersebut. Tangkahan yang belum memiliki pembeli atau penghubungan langsung di negara tujuan ekspor, biasanya
9 mengumpulkan hasil tangkapannya di Tanjung Balai. Ikan yang tidak laku terjual
atau tidak layak ekspor, biasanya dikirim ke PPI Bengkalis. 2 Pengolahan ikan
Menurut Lubis 2002, jenis olahan yang umum di pelabuhan perikanan Indonesia kecuali Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta, masih bersifat tradisional
dan belum memperhatikan kualitas ikan, sanitasi dan cara pengepakan yang baik seperti halnya pengasinan dan pemindangan. Jenis olahan lainnya sering dijumpai di
lingkungan di luar pelabuhan seperti kerupuk dan terasi. Tidak ada nelayan yang melakukan pengolahan hasil tangkapan di PPI
Bengkalis karena di PPI Bengkalis tidak terdapat tempat atau fasilitas pengolahan ikan. Nelayan biasanya mengolah hasil tangkapannya di rumah masing- masing dan
dilakukan secara sederhana dalam skala kecil. Hasil olahan tersebut biasanya untuk dikonsumsi sendiri, hanya sedikit nelayan yang melakukan pengolahan hasil
tangkapan untuk dijual. Hasil olahannya berupa terasi dengan bahan baku udang dan ikan asin dengan bahan baku ikan teri atau ikan kecil lainnya.
3 Pemasaran ikan Pemasaran merupakan salah satu tindakan atau keputusan yang berhubungan
dengan pergerakan barang dan jasa dari produsen sampai konsumen Hanafiah dan Saefudin, 1983. Menurut Direktur Jenderal Perikanan 1994 diacu dalam Aziza
2000, aspek pemasaran hasil perikanan tangkap diperkirakan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain:
- Populasi penduduk sebagai konsumen;
- Jumlah pedagang dan pengolah;
- Daerah tujuan pemasaran;
- Pendapatan regional bruto per kapita; dan
- Konsumsi Ikan per kapita.
Nelayan yang mendaratkan hasil tangkapannya di PPI Bengkalis biasanya langsung menjual hasilnya, baik pada tauke atau langsung ke pasar. Nelayan PPI
Bengkalis yang melaut dengan modal dari tauke harus menjual hasil tangkapannya kepada tauke yang memberikannya modal. Nelayan tidak boleh menjual hasil
10 tangkapannya kepada pihak lain, baik dijual sendiri ke pasar apalagi dijual kepada
tauke lain. Menurut Misran 1985, sistem rantai pemasaran yang terdapat di beberapa
pelabuhan perikanan PPI di Indonesia, yaitu : 1
TPI pedagang besar pedagang lokal pengecer konsumen. 2
TPI pedagang lokal pengecer konsumen. 3
TPI pengecer konsumen.
2.2 Tangkahan 2.2.1 Pengertian dan SejarahTangkahan