20 luas wilayah 514 km
2
dan berpenduduk 66.083 jiwa. Kecamatan Bengkalis terletak pada posisi 102°00’ Lintang Utara - 102°3029 Lintang Utara dan 1°15 Bujur
Timur - 1°366 Bujur Timur. Batas-batas wilayah Kecamatan Bengkalis adalah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bantan, Selatan
berbatasan dengan Selat Bengkalis, Barat berbatasan dengan Selat Bengkalis dan sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka www.bengkalis.go.id. PPI
Bengkalis terletak di kecamatan Bengkalis, tepatnya di Kelurahan Bengkalis kota. Secara umum wilayah Kabupaten Bengkalis merupakan dataran rendah, rata-
rata ketinggian antara 2 - 6,1 meter di atas permukaan laut, sebagian besar merupakan tanah organosol, yaitu jenis tanah yang banyak mengandung bahan
organik. Terdapat sungai, tasik danau serta terdiri dari pulau-pulau yang berjumlah 26 buah. Pulau-pulau utama yang umumnya banyak dihuni adalah: Pulau Rupat
1.524,85 km2, Pulau Tebing Tinggi 1.436,83 km2, Pulau Bengkalis 938,40 km2, Pulau Rangsang 922,10 km2 serta Pulau Padang dan Pulau Merbau
1.348,91 km2. Kabupaten Bengkalis beriklim tropis yang sangat dipengaruhi oleh sifat iklim
laut, dengan temperatur berkisar 26°C - 32°C. Musim hujan biasa terjadi antara bulan September hingga Januari, dengan curah hujan rata-rata berkisar antara antara
809-4.078 mmtahun. Periode kering musim kemarau biasanya terjadi antara bulan Pebruari hingga Agustus www.bengkalis.go.id.
4.2 Keadaan Penduduk
Kabupaten Bengkalis terbagi dalam 11 Kecamatan 24 Kelurahan dan 131 Desa. Tercatat jumlah penduduk Kabupaten Bengkalis 549.715 jiwa dengan sifatnya
yang heterogen, mayoritas penganut agama Islam, disamping Suku Melayu yang merupakan mayoritas juga terdapat suku-suku lainnya seperti : Suku Minang, Suku
Jawa, Suku Bugis, Suku Batak, Tionghoa dan sebagainya. Di Kabupaten Bengkalis 58,78 penduduknya bermata pencaharian di sektor
pertanian dan 10,2 diantaranya bekerja dalam sektor perikanan, pertambangan
21 4,17, perdagangan 9,01, industri 7,55, bangunan 4,03, angkutan
4,56, jasa 10,30, listrik, gas dan air minum 0,16, keuangan dan asuransi 0,59 dan lain- lain 1,53. Masyarakat Kabupaten Bengkalis yang terlibat dalam
usaha perikanan,yaitu para nelayan dan pembudidaya ikan sebanyak 6.149 Rumah Tangga Perikanan RTP, dalam tiap RTP terdapat 4-6 jiwa nelayan atau
pembudidaya, maka diperkirakan secara keseluruhan jumlah masyarakat pesisir yang menggantungkan hidupnya pada usaha perikanan di Kabupaten Bengkalis
sekitar 24.596-36.894 jiwa atau 4-6 dari total penduduknya. Jumlah tenaga kerja di Kabupaten Bengkalis 31.130 orang laki- laki dan 4.094
orang perempuan www.bengkalis.go.id.
4.3 Potensi Perikanan Tangkap di Kabupaten Bengkalis
Kabupaten Bengkalis terdiri dari 26 buah pulau kecil, berarti perairannya cukup luas dengan garis pantai yang panjang, yaitu 1.355 km, Kabupaten Bengkalis
memiliki potensi perikanan laut sebesar 18.859 ton Dinas Perikanan Kabupaten Bengkalis, 2005. Kondisi ini merupakan suatu keuntungan bagi masyarakat
Bengkalis. Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu daerah penghasil ikan di Propinsi Riau dengan jumlah produksi penangkapan tahun 2004 sebesar 13.818 ton.
Besarnya jumlah produksi dari hasil penangkapan ini dipengaruhi oleh letak geografis wilayahnya di tepi Selat Malaka dan beberapa selat lainnya dengan kondisi
perairan yang relatif subur.
Hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Bengkalis berhadapan atau memiliki laut, kecuali Kecamatan Mandau. Perbedaan usaha penangkapan yang berkaitan
dengan armada, jenis dan jumlah alat tangkap terjadi karena adanya perbedaaan kualitas lingkungan perairan dan sumberdaya ikan yang ada hingga produksi hasil
tangkapan yang didaratkan di masing- masing kecamatan berbeda. Pada tahun 2004, di Kabupaten Bengkalis terdapat sekitar 4.466 armada
penangkapan ikan yang terdiri dari perahu tanpa motor, motor tempel ma upun kapal motor. Pada tahun tersebut jumlah ikan yang didaratkan di Kabupaten Bengkalis
22 diperkirakan sebanyak 13.818 ton Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten
Bengkalis, 2005. Jenis-jenis ikan hasil tangkapan nelayan Kabupaten Bengkalis adalah ikan
tongkol Euthynnus spp, tenggiri Scomberomorus sp, kakap Lates sp, kembung Restrelliger sp, selar Carangidae sp, bawal putih Stromateus sp, pari Dasyatis
sp, kurau Eleutheronema spp, senangin Polynemus sp, sembilang Plotosus canius, mayung Arius spp, parang-parang Chirocentrus sp, layur Trichiurus
spp, gulama Scianidae sp, belanak Mugil sp, sebelah Cynoglossus spp, dan beberapa jenis udang, seperti udang merah Meta panaeus sp, udang putih Panaeus
sp, serta jenis-jenis ikan kecil lainnya. 4.4 Unit Penangkapan Ikan di Kabupaten Bengkalis
Unit penangkapan ikan adalah satu kesatuan teknis dalam melakukan operasi penangkapan yang terdiri dari kapalperahu, alat tangkap dan nelayan.
4.4.1 Kapal atau Perahu
Kapal atau perahu penangkap ikan di Kabupaten Bengkalis dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu perahu tanpa motor PTM, perahu motor
tempel PMT dan kapal motor KM. Perahu tanpa motor adalah perahu yang pengoperasiannya tidak menggunakan mesin tetapi menggunakan dayunglayar.
Perahu tanpa motor di Kabupaten Bengkalis pada umumnya menggunakan dayung sebagai alat penggeraknya dan digunakan oleh nelayan tradisional yang biasanya
bermukim di sekitar aliran sungai atau di daerah pesisir untuk melakukan operasi penangkapan ikan. Daerah penangkapannya hanya di sekitar wilayah perairan
tempat tinggal mereka dan alat tangkap yang dioperasikan adalah jaring, pancing dan bubupengerih.
Perahu motor tempel adalah perahu atau kapal yang pengoperasiannya menggunakan mesin motor tempel outboard motor, sedangkan kapal motor adalah
kapal yang pengoperasiannya menggunakan mesin yang disimpan di dalam badan kapal inboard motor. Kapal-kapal ini umumnya menggunakan bahan bakar solar.
23 Jumlah dan jenis armada penangkapan ikan di Kabupaten Bengkalis periode tahun
2000-2004 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah dan jenis armada penangkapan ikan di Kabupaten Bengkalis periode tahun 2000-2004
Jumlah unit No
Jenis Armada 2000
2001 2002
2003 2004
1 Perahu Tanpa Motor
1.808 1.599
2.502 1.612
1.865 2
Motor Tempel 119
620 -
649 315
3 Kapal Motor
1.415 2.222
1.787 2.241
2.286
Total 3.342
4.441 4.289
4.502 4.466
Sumber : Dinas Perikanan Kabupaten Bengkalis, 2005
Armada penangkapan ikan yang dominan di Kabupaten Bengkalis adalah kapal motor yang pada umumnya mengoperasikan alat tangkap rawai dan gillnet,
tetapi ada juga beberapa yang mengoperasikan bubu. Nelayan yang menggunakan kapal motor kebanyakan mendapatkan modal melaut dari tauke dan biasanya kapal
tersebut adalah milik tauke, walaupun ada beberapa diataranya yang merupakan milik nelayan itu sendiri. Perahu tanpa motor biasanya digunakan oleh nelayan
tradisional, alat tangkap yang dioperasikannya adalah, pukat pantai, trammel net, dan alat tangkap lainnya.
Motor tempel sangat jarang sekali ditemukan, karena masyarakat Kabupaten Bengkalis sudah terbiasa membuat kapal dengan menggunakan mesin yang
disimpan di dalam badan kapal, walaupun ukurannya kecil. Masyarakat Bengkalis menyebutnya kapal pompong. Motor tempel biasanya dimiliki oleh nelayan pribumi
yang melakukan operasi penangkapan dengan modal sendiri menggunakan alat tangkap gillnet dan trammel net dalam skala kecil. Daerah operasi penangkapan ikan
biasanya tidak jauh dari tempat tinggalnya.
4.4.2 Alat Tangkap
Alat tangkap yang umumnya digunakan oleh nelayan di Kabupaten Bengkalis terdiri dari gillnet, trammel net, rawai, bubu, pukat pantai dan alat tangkap lainnya.
Sebelum tahun 2004, di Kabupaten Bengkalis terdapat sebuah alat tangkap yang
24 dikenal dengan nama ”jaring kurau” atau ”jaring batu”. Alat tangkap ini biasanya
dioperasikan oleh nelayan yang mendapatkan modal dari tauke, karena pengoperasiannya memerlukan biaya yang besar. Hasil tangkapan utamanya adalah
ikan kurau Eleutheronema spp yang merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan sangat digemari oleh etnis Tionghoa serta pemasarannya langsung ke
Malaysia atau Singapura. Alat tangkap ini tergolong kedalam jenis trammel net dengan mesh size 7,5 inchi atau 18,75 cm, tetapi karena dalam pengoperasiannya
sering menimbulkan konflik, maka alat tangkap ini dilarang untuk dioperasikan di Kabupaten Bengkalis sejak tahun 2004. Konflik yang terjadi adalah perebutan
wilayah daerah penangkapan dengan nelayan tradisional sehingga tidak jarang terjadi kontak fisik antara keduanya. Perkembangan jumlah alat tangkap di
Kabupaten Bengkalis periode 2000 sampai 2004 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah dan jenis alat tangkap di Kabupaten Bengkalis periode tahun 2000-2004
Jumlah unit No.
Alat Tangkap 2000
2001 2002
2003 2004
1 Gillnet
2.573 2.437
2.387 2.339
2.562 2
Trammel Net -
755 783
812 18
3
Rawai
243 318
445 571
607 4
Bubu
- -
- -
155 5
Pukat Pantai
45 17
24 31
50 6
Alat tangkap lain
85 48
66 83
174
Total 2.946
3.575 3.705
3.836 3.566
Sumber : Dinas Perikanan Kabupaten Bengkalis, 2005
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa selama periode tahun 2000-2004, alat tangkap yang paling banyak dioperasikan oleh nelayan di Kabupaten Bengkalis
adalah gillnet dan yang paling sedikit dioperasikan adalah pukat pantai untuk periode 2000-2003 dan trammel net pada tahun 2004. Alat tangkap bubu tidak
ditemukan pada periode tahun 2000-2003 dan baru ada pada tahun 2004. Hal ini menunjukkan bahwa alat tangkap bubu termasuk alat tangkap baru yang
dioperasikan di daerah ini. Tahun 2004 terjadi penurunan jumlah alat tangkap
25 sebanyak 270 unit dari tahun 2003. Penurunan jumlah yang paling signifikan adalah
pada alat tangkap trammel net, tetapi diiringi dengan meningkatnya jumlah alat tangkap gillnet dan rawai pada tahun 2004 tersebut. Penurunan alat tangkap trammel
net ini terjadi antara lain karena banyaknya nelayan yang semula mengoperasikan alat tangkap trammel net pindah ke alat tangkap gillnet dan rawai dan juga karena
sebagian nelayan beralih profesi dengan mencari pekerjaan dibidang lain. Penurunan jumlah alat tangkap ini juga seiring dengan terjadinya penurunan jumlah armada
penangkapan ikan yang ada dan pelarangan pengoperasian alat tangkap ”jaring kurau” atau ”jaring batu” di Kabupaten Bengkalis.
4.4.3 Nelayan
Seperti pada umumnya, nelayan di Kabupaten Bengkalis hanya memiliki tingkat pendidikan yang relatif rendah, yaitu rata-rata Sekolah Dasar SD. Pada
tahun 2004 tercatat sekitar 5.327 orang nelayan. Keseluruhan jumlah nelayan di
Kabupaten Bengkalis pada periode tahun 2000-2004 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Nelayan Tangkap di Kabupaten Bengkalis periode tahun
2000-2004
Sumber : Dinas Perikanan Kabupaten Bengkalis, 2005
Jumlah nelayan tangkap pada tahun 2000-2003 terus mengalami peningkatan, tetapi pada pada tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 30,73 atau sebanyak
2.363 orang dari tahun 2003. Penurunan ini terjadi karena pada tahun 2004 terjadi pemekaran wilayah dari 11 kecamatan menjadi 13 kecamatan sehingga ada nelayan
yang beralih profesi ke pekerjaan lain untuk meningkatkan taraf hidupnya, seperti halnya bekerja di perkebunan kelapa sawit dan karet.
No. Tahun
Jumlah orang
1 2000
6.312
2 2001
7.145
3 2002
7.408
4 2003
7.690
5 2004
5.327
26
4.5 Volume Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Tangkap
Volume produksi dan nilai produksi perikanan tangkap di Kabupaten Bengkalis dari tahun ketahun mengalami perubahan. Hal ini terjadi karena sejak
tahun 2000 terjadi beberapa kali pemekaran, sehingga jumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Bengkalis berubah- ubah. Hal ini mengakibatkan kesulitan dalam
mengumpulkan data per kecamatan. Penyebab lainnya adalah kurangnya kualitas sumberdaya tenaga pengumpul data sehingga data yang didapatkan kurang akurat.
Volume dan nilai produksi perikanan tangkap di Kabupaten Bengkalis tahun 2000- 2004 dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Volume dan nilai produksi perikanan tangkap di Kabupaten Bengkalis periode tahun 2000-2004
No. Tahun
Volume Produksi ton Nilai Produksi Rp.
1 2000
14.131 247.795.680.000
2 2001
15.504 497.985.313.000
3 2002
15.485 482.786.300.000
4 2003
15.613 517.350.410.000
5 2004
13.818 198.690.670.000
Sumber : Dinas Perikanan Propinsi Riau, 2005
Tahun 2004, volume produksi dan nilai produksi perikanan tangkap di Kabupaten Bengkalis mengalami penurunan yaitu sebesar 11,5 dari tahun 2003.
Penurunan volume produksi juga mengakibatkan menurunnya nilai produksi perikanan tangkap di Kabupaten Bengkalis yaitu dari sekitar Rp 517 milyar menjadi
sekitar Rp 199 milyar. Penurunan volume produksi dan nilai produksi ini merupakan dampak dari menurunnya jumlah nelayan dan armada penangkapan di Kabupaten
Bengkalis pada tahun 2004. Ikan yang paling banyak didaratkan di Kabupaten Bengkalis adalah ikan
parang-parang wolf herrins sebanyak 4.052,3 ton Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bengkalis, 2005 dengan harga rata-rata Rp 13.000,- per kilogramnya.
Ikan lainnya yang memiliki nilai ekonomis tinggi di Kabupaten Bengkalis adalah
27 ikan kurau Eleutheronema spp, harganya antara Rp 25.000 – Rp 80.000,- per
kilogram dan ikan tenggiri Scomberomorus sp dengan harga rata-rata Rp 15.000,- per kilogramnya pada tahun 2005.
5 KEADAAN UMUM DAN KONDISI PERIKANAN PPI BENGKALIS DAN TANGKAHAN
5.1 Keadaan Umum PPI Bengkalis dan Tangkahan