Kondisi Perikanan Tangkap di Tangkahan

35

5.2.2 Kondisi Perikanan Tangkap di Tangkahan

Kondisi perikanan tangkap di tangkahan dapat diketahui dengan melihat unit penangkapan, produksi perikanan tangkap serta musim dan daerah penangkapannya. 1 Unit Penangkapan Ikan Unit penangkapan ikan yang ada di tangkahan terdiri dari kapalperahu, alat tangkap dan nelayan yang merupakan satu kesatuan teknis dalam melakukan operasi penangkapan ikan. a Kapal atau Perahu Kapal penangkapan ikan yang umumnya digunakan oleh nelayan di tangkahan tidak jauh berbeda dengan yang digunakan nelayan di PPI Bengkalis yaitu kapal- kapal kayu dengan mesin motor tempel outboard motor dan mesin motor dalam inboard motor. Kapal-kapal yang menggunakan mesin motor dalam inboard motor umumnya adalah kapal dengan alat tangkap rawai dan gillnet. Ukuran dan kapasitasnya juga tidak jauh beda dengan kapal yang ada di PPI Bengkalis yaitu memiliki ukuran antara 7-15 GT dengan panjang antara 9-14 m. Kapal-kapal yang menggunakan mesin motor ini umumnya menggunakan solar sebagai bahan bakarnya. Ada juga nelayan yang menggunakan kapal dengan jenis motor tempel outboard dan perahu tanpa motor yaitu di tangkahan yang merupakan milik nelayan dengan modal kecil. Alat tangkap yang digunakannya berupa jaring, pancing dan bubu dengan daerah penangkapan di wilayah perairan sekitar tempat tinggalnya. Jumlah armada penangkapan ikan di tangkahan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tahun 2004, tidak ada data perahu yang menggunakan motor tempel sedangkan perahu tanpa motor yang ditemukan hanya 4 unit saja. Jumlah kapal motor yang ada bertambah sebanyak 170 unit pada tahun 2004 dari yang semula 562 unit pada tahun 2003. Peningkatan ini terjadi antara lain karena nelayan yang semula berfishing base di PPI Bengkalis pindah ke tangkahan atau karena tauke pemilik tangkahan menambah armada penangkapannya. 36 Jumlah dan jenis armada penangkapan ikan di tangkahan yang terdapat di Pulau Bengkalis periode tahun 2000-2004 dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Jumlah dan jenis armada penangkapan ikan di tangkahan yang ada di Pulau Bengkalis periode tahun 2000-2004 Jumlah unit No Jenis Armada 2000 2001 2002 2003 2004 1 Perahu Tanpa Motor 250 - 33 13 4 2 Motor Tempel - 33 - 53 - 3 Kapal Motor 215 490 490 496 728 Total 465 523 523 562 732 Sumber : Dinas Perikanan Kabupaten Bengkalis, 2005 b Alat tangkap Alat tangkap yang umumnya digunakan oleh nelayan di tangkahan yang merupakan milik tauke adalah gillnet dan rawai, sedangkan alat tangkap yang biasa digunakan di tangkahan milik nelayan kecil selain gillnet dan rawai adalah pukat pantai dan alat tangkap lainnya seperti pancing dan bubu atau ”pengerih”. Rawai merupakan alat tangkap yang dominan terdapat di tangkahan yaitu sebesar 507 unit, sedangkan alat tangkap yang paling sedikit terdapat di tangkahan adalah pukat pantai dengan jumlah sebesar 14 unit. Jumlah dan jenis alat tangkap di tangkahan yang terdapat di Pulau Bengkalis pada tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Jumlah dan jenis alat tangkap di tangkahan yang ada di Pulau Bengkalis pada tahun 2004 No Jenis Alat Tangkap Jumlah unit 1. Gillnet 176 2. Pukat Pantai 14 3. Rawai 507 4. Alat tangkap lain 34 Jumlah 731 Sumber : Dinas Perikanan Kabupaten Bengkalis, 2005 37 Pendataan terhadap jumlah dan jenis alat tangkap di tangkahan yang ada di Pulau Bengkalis sulit untuk dilakukan, mengingat letak tangkahan yang sulit dijangkau dan kurangnya kerjasama dari pihak tangkahan untuk memberikan data yang dibutuhkan. c Nelayan Nelayan yang ada di tangkahan sebagian besar adalah nelayan pribumi walaupun ada juga yang merupakan nelayan pendatang. Nelayan pendatang biasanya berasal dari daerah Selat Panjang, Kampar dan daerah sekitar Kabupaten Bengkalis. Jumlah nelayan di tangkahan periode tahun 2000-2004 dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Jumlah nelayan tangkap di tangkahan yang ada di Pulau Bengkalis periode tahun 2000-2004 Sumber : Data primer Pada periode tahun 2001-2004 jumlah nelayan yang terdapat di tangkahan terus meningkat. Peningkatan ini seiring dengan penurunan jumlah nelayan di PPI Bengkalis. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa nelayan lebih suka berhubungan dengan tangkahan dari pada dengan PPI. Hal ini dikarenakan kemudahan mendapatkan modal dan pelayanan yang didapatkan nelayan di tangkahan lebih baik dari pada di PPI Bengkalis. 2 Produksi perikanan tangkap Volume produksi perikanan tangkap yang ada tangkahan dari tahun ketahun mengalami peningkatan, hal ini juga menyebabkan naiknya nilai produksi yang ada. Volume dan nilai produksi perikanan yang ada di tangkahan pada tahun 2004 mengalami peningkatan dari tahun 2003. Volume produksi yang semula hanya 1.350 ton dengan nilai produksi sekitar Rp 20 milyar pada tahun 2003 meningkat menjadi 2.450 ton dengan nilai produksi sekitar Rp 37 milyar pada tahun 2004 Tabel 12. Peningkatan ini terjadi karena pendataan hasil tangkapan yang didaratkan di tangkahan mulai intensif dilakukan semenjak didirikannya UPT atau kantor cabang No. Tahun Jumlah orang 1 2000 680 2 2001 1.003 3 2002 1.003 4 2003 1.209 5 2004 1.227 38 Dinas Perikanan di Kecamatan Bantan, karena tangkahan di Pulau Bengkalis sebagian besar berada di Kecamatan Bantan. Volume dan nilai produksi perikanan tangkap di tangkahan pada periode tahun 2000-2004 dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Volume dan nilai produksi perikanan tangkap di tangkahan yang ada di Pulau Bengkalis periode tahun 2000- 2004 Sumber : Dinas Perikanan Kabupaten Bengkalis, 2005 Jenis ikan yang didaratkan di tangkahan adalah ikan tenggiri Scomberomorus sp, parang-parang Chirocentrus sp, pari Dasyatis sp, tongkol Euthynnus spp, selar Carangidae sp, kakap Lates sp, senangin Polynemus sp dan layur Trichiurus spp yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi dan menjadi komoditi ekspor. Sebenarnya masih banyak produksi hasil tangkapan yang didaratkan di tangkahan yang tidak tercatat atau sengaja tidak diberikan oleh pengelola tangkahan. 3 Musim dan daerah penangkapan Tidak jauh berbeda dengan nelayan PPI Bengkalis, nelayan di tangkahan juga melakukan kegiatan penangkapan ikan sepanjang tahun. Musim penangkapan pun sama, karena nelayan di tangkahan juga mengoperasikan alat tangkap yang sama dengan nelayan di PPI Bengkalis. Musim puncak terjadi pada bulan Juni sampai dengan bulan September. Pada bulan-bulan tersebut hasil tangkapan lebih banyak dibandingkan bulan-bulan lainnya. Musim panceklik terjadi pada bulan Oktober sampai Desember dimana hanya sedikit hasil tangkapan yang didapatkan sedangkan bulan Januari sampai bulan Mei adalah musim sedang. Nelayan di tangkahan jarang melakukan penangkapan pada musim panceklik, berbeda halnya dengan nelayan di PPI Bengkalis. Tauke pemilik tangkahan tidak mau mengambil resiko kerugian apabila melakukan operasi penangkapan pada saat tidak banyak ikan . Di beberapa tangkahan ada juga nelayan yang tetap melakukan kegiatan penangkapan pada musim sedang dan paceklik, hal ini dilakukan untuk tetap No. Tahun Jumlah ton Nilai Produksi Rp 1 2000 1.296 19.440.000.000 2 2001 1.250 18.750.000.000 3 2002 1.250 18.750.000.000 4 2003 1.350 20.250.000.000 5 2004 2.450 36.750.000.000 39 dapat memperoleh pinjaman untuk kebutuhan sehari-hari dari tauke, karena ada tauke yang tidak mau memberikan pinjaman kalau nelayan tersebut tidak melaut. Bila nelayan meminjam untuk modal melaut maka hutang nelayan pada tauke akan semakin besar. Alasan lainnya adalah tauke tidak suka bila ada orang yang meminjam uang tapi tanpa usaha untuk mengembalikannya. Nelayan di tangkahan pada umumnya mengoperasikan alat tangkap gillnet dan rawai. Oleh karena itu, mereka termasuk dalam katagori nelayan yang diizinkan beroperasi pada jalur I, namun tidak jarang nelayan tangkahan melakukan operasi penangkapan sampai ke jalur II karena mereka didukung oleh sarana dan perbekalan yang memadai. Daerah penangkapan ikan nelayan tangkahan tidak jauh berbeda dengan nelayan PPI Bengkalis, yaitu tersebar di sekitar Selat Bengkalis, Selat Dumai dan perairan Selat Malaka. 6 PENGARUH KEBERADAAN TANGKAHAN TERHADAP PENGOPERASIAN PPI BENGKALIS

6.1 Jenis Fasilitas dan Pelayanan di PPI Bengkalis maupun di Tangkahan