Fasilitas Tangkahan Aktivitas di Tangkahan

11 sebagai eksportir legal maupun ilegal yang juga sering memberikan kredit pada nelayan. Umumnya mereka memiliki usaha penangkapan dan fasilitas pendaratan sendiri karena tauke memiliki modal yang cukup kuat dan aksesnya terhadap informasi tinggi serta tempat tinggalnya dekat dengan pemukiman nelayan. Namun demikian, secara legalitas tangkaha n ini tidak memiliki izin dari Dinas Perikanan setempat. Menurut Effendi, 2000 bahwa tangkahan tersebut dilengkapi dengan berbagai fasilitas, diantaranya fasilitas pendaratan, pengolahan dan sarana untuk perbaikan kapal. Tidak seperti kebanyakan tangkahan di daerah lain yang hanya berfungsi sebagai tempat pendaratan ikan, tangkahan yang ada di Kabupaten Bengkalis juga berfungsi sebagai tempat pengolahan hasil tangkapan dan tempat tinggal.

2.2.2 Fasilitas Tangkahan

Fasilitas dasar yang dimiliki oleh tangkahan paling minimal adalah dermaga dan daratan pelabuhan Sinaga, 1995. Tangkahan yang berskala besar memiliki fasilitas yang lebih lengkap, mulai dari fasilitas pengisian kebutuhan melaut BBM, air bersih, es, dan garam, fasilitas pendaratan hasil tangk apan, pemasaran bahkan ada yang memiliki fasilitas pengolahan sendiri. Tangkahan di Pulau Bengkalis dapat dibagi menjadi dua, yaitu tangkahan milik nelayan pribumi dan tangkahan milik tauke yang pada umumnya adalah etnis Tionghoa yang sudah lama menetap di Pulau Bengkalis. Tangkahan milik nelayan pribumi biasanya dibangun seadanya dengan modal yang terbatas dan hasil tangkapannya untuk dimakan sendiri atau dijual ke daerah-daerah sekitar tempat tinggal mereka, sedangkan tangkahan milik tauke dibangun dengan modal yang memadai dan fasilitas yang lebih lengkap dengan rantai pemasaran sampai keluar negeri. Tauke pemilik tangkahan biasanya sudah memiliki pembelipenghubung di Malaysia atau Singapura yang merupakan negara tujuan eksoprnya. Fasilitas yang umumnya terdapat di tangkahan di Pulau Bengkalis berupa dermaga, daratantanah pelabuhan, fasilitas pengisian perbekalan dan ada beberapa yang memiliki tempat pengolahan. Tangkahan milik tauke biasanya memiliki kapal 12 pengangkut sendiri untuk mendistribusikan hasil tangkapannya ke daerah lain atau untuk dijual ke luar negeri. Ukuran dan kapasitas fasilitas yang dimiliki masing- masing tangkahan berbeda, tergantung modal dan besarnya usaha yang dimiliki oleh taukepemilik tangkahan.

2.2.3 Aktivitas di Tangkahan

Menurut Sinaga 1995 diacu dalam Syamsurizal 1999, aktivitas yang ada di tangkahan antara lain sebagai berikut: - Melayani pemenuhan kebutuhan melaut, yakni pengisian bahan bakar kapal solar, suplai air bersih air tawar dan suplai es; - Melayani pendaratan hasil tangkapan, yakni pembongkaran hasil tangkapan, pengangkutan ikan dari palkah kapal ke tempat penimbangan, penyortiran, penimbangan dan pengepakan; - Memasarkan ikan hasil tangkapan, yakni dimulai dari transaksi penjualan ikan dari nelayan sampai pemasaran ikan secara lokal, antar daerah maupun ekpor. Beberapa tangkahan melaksanakan pengolahan ikan;dan - Memperbaiki dan merawat mesin dan kapal bengkelslipway. Hal ini hanya dilakukan oleh beberapa tangkahan. Aktivitas-aktivitas yang disebutkan di atas telah dipenuhi oleh sebagian tangkahan yang ada di Pulau Bengkalis, kecuali fasilitas perbaikan dan perawatan kapal, masih jarang ditemukan. Aktivitas-aktivitas tersebut seharusnya dapat dilakukan oleh PPI Bengkalis yang secara legal berfungsi sebagai suatu lingkunga kerja pelabuhan perikanan seperti yang disebutkan dalam penjelasan penjelasan pasal 41 Undang-Undang No. 9 tahun 1985 tentang perikanan.

2.3 Pendayagunaan Pangkalan Pendaratan Ikan.