Keadaan Umum PPI Bengkalis Keadaan Umum Tangkahan

5 KEADAAN UMUM DAN KONDISI PERIKANAN PPI BENGKALIS DAN TANGKAHAN

5.1 Keadaan Umum PPI Bengkalis dan Tangkahan

Keadaan umum PPI Bengkalis dan tangkahan perlu diketahui untuk melihat keadaan dan kondisi yang ada dikedua tempat tersebut.

5.1.1 Keadaan Umum PPI Bengkalis

PPI Bengkalis terletak di Kelurahan Bengkalis kota, Kecamatan Bengkalis. Lokasi PPI Bengkalis sangat strategis, yaitu di Selat Bengkalis yang merupakan pintu penghubung Riau daratan dan Riau kepulauan. Letaknya yang terdapat di dekat pasar utama mengakibatkan PPI Bengkalis sangat ramai dikunjungi, tidak hanya oleh kapal perikanan tetapi juga merupakan tempat berlabuhnya kapal barang dan kapal penumpang. PPI Bengkalis memiliki total luas lahan 2,4 Ha termasuk perairan pelabuhan dan sudah bercampur dengan lahan milik tauke yang mendirikan bangunan di pinggir dermaga. Letak PPI Bengkalis tidak jauh dari pusat kota dan dekat dengan pasar sehingga mudah dijangkau. Sarana transportasi untuk mencapai PPI Bengkalis cukup baik berupa angkutan kota, becak dan ojeg.

5.1.2 Keadaan Umum Tangkahan

Menurut wawancara dengan pegawai Dinas Perikanan Kecamatan Bantan, diketahui bahwa di Pulau Bengkalis terdapat sekitar 15 buah tangkahan. Pulau Bengkalis terdiri dari 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Bengkalis dan Kecamatan Bantan. Tangkahan yang ada di Pulau Bengkalis tersebar di sekitar Kecamatan Bantan tepatnya di Jangkang, Selat Baru, Pambang, Bantan Tua, Bantan Tengah dan beberapa daerah lainnya. Daerah yang paling banyak terdapat tangkahan yaitu di sepanjang Sungai Liong dan Sungai Bantan Tengah. Tangkahan yang terdapat di Bengkalis pada umumnya berada di tepi-tepi sungai yang bermuara ke laut dan biasanya dalam satu aliran sungai terdapat 3-5 unit tangkahan dengan jarak antar tangkahan berkisar antara 7-15 km. Alasan tauke 29 mendirikan tangkahan di tepi-tepi sungai adalah untuk memudahkan armadanya ketika akan berangkat dan pulang melaut dan karena nelayan yang membawa kapal milik tauke biasanya bermukim di sekitar aliran sungai. Nelayan di Pulau Bengkalis sebagian besar melakukan operasi penangkapan di Selat Malaka. Lokasi PPI Bengkalis yang berada di Selat Bengkalis dan membelakangi Selat Malaka menyebabkan nelayan yang akan kembali setelah melakukan operasi penangkapan harus memutar lebih jauh untuk mencapai PPI Bengkalis. Hal ini dapat mengurangi kualitas ikan karena terlalu lama berada di palka dan menghabiskan BBM lebih banyak. Sebaliknya tauke mendirikan tangkahan di sekitar Kecamatan Bantan yang letaknya langsung berhadapan dengan Selat Malaka, sehingga perbekalan melaut yang diperlukan oleh nelayan terutama BBM yang dibutuhkan tidak terlalu banyak. Ukuran tangkahan tergantung dari modal dan lahan yang dimiliki oleh pemiliknya. Tangkahan milik nelayan pribumi dengan luas rata-rata 50 m 2 biasanya hanya berupa halaman yang terbuat dari kayu di depan rumahnya yang menghadap ke sungai dan sekaligus berfungsi sebagai tempat menyandarkan kapalnya. Tangkahan milik tauke ukurannya lebih luas daripada tangkahan milik nelayan pribumi atau rata- rata memiliki luas 1 ha dan sudah mempunyai daratan sendiri untuk proses bongkar muat dan penanganan hasil tangkapan. Pada umumnya tangkahan milik tauke dapat menampung antara 10-40 kapal sekaligus. Sarana transportasi menuju tangkahan sangat sulit didapatkan. Tangkahan dapat dicapai hanya dengan menggunakan sepeda motor, walaupun ada beberapa tangkahan yang bisa dijangkau dengan menggunakan mobil. Oleh karena itu untuk mendistribusikan hasil tangkapannya, para tauke biasanya memiliki kapal pengangkut sendiri, baik untuk diekspor ma upun untuk dijual ke PPI Bengkalis. 5.2 Kondisi Perikanan Tangkap di PPI Bengkalis dan Tangkahan 5.2.1 Kondisi Perikanan Tangkap di PPI Bengkalis Kondisi perikanan tangkap di PPI Bengkalis dapat diketahui dengan melihat unit penangkapan, produksi perikanan tangkap serta musim dan daerah penangkapannya. 30 1 Unit Penangkapan Ikan Unit penangkapan ikan yang ada di PPI Bengkalis terdiri dari kapalperahu, alat tangkap dan nelayan yang merupakan satu kesatuan teknis dalam melakukan operasi penangkapan ikan. a Kapal atau Perahu Kapal penangkapan ikan yang umumnya digunakan oleh nelayan di PPI Bengkalis adalah kapal-kapal kayu dengan mesin motor dalam inboard motor dan perahu tanpa motor. Kapal penangkapan yang menggunakan motor tempel jarang sekali ditemukan, bahkan pada tahun 2004 tidak ada data kapal motor tempel yang berlabuh atau bertambat di PPI Bengkalis. Kapal motor dalam inboard motor yang ada di PPI Bengkalis pada umumnya berukuran antara 7-15 GT dengan panjang antara 9-14 m. Kapal-kapal yang menggunakan mesin motor ini umumnya menggunakan solar sebagai bahan bakarnya dan alat tangkap yang dioperasikannya adalah rawai dan gillnet. Satu kali trip penangkapan biasanya memerlukan waktu 3-4 hari. Perahu tanpa motor adalah kapal-kapal milik nelayan tradisional yang mengoperasikan alat tangkap trammel net, ”pengerih”, bubu dan alat tangkap lainnya berupa pancing ulur dan ”kecrik”. Nelayan yang menggunakan perahu tanpa motor biasanya melakukan operasi penangkapan di sekitar perairan PPI Bengkalis atau di wilayah perairan di dekat tempat tinggalnya. Alat bantu penggerak yang digunakan pada umumnya berupa dayung. Jumlah dan jenis armada penangkapan ikan di PPI Bengkalis periode tahun 2000-2004 dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah dan jenis armada penangkapan ikan di PPI Bengkalis periode tahun 2000-2004 Sumber : Dinas Perikanan Kabupaten Bengkalis, 2005 Jumlah unit No Jenis Armada 2000 2001 2002 2003 2004 1 Perahu Tanpa Motor 231 - 193 - 200 2 Motor Tempel - 193 - 193 - 3 Kapal Motor 256 344 334 344 207 Total 487 537 527 537 407 31 Dari Tabel 5. di atas, terlihat bahwa pendataan yang dilakukan petugas PPI terhadap kapal-kapal yang merapat di dermaga PPI belum intensif, terlihat dengan tidak adanya data kapal pada tahun tertentu. Jumlah kapal motor yang ada di PPI Bengkalis tahun 2004 tercatat 207 unit dan mengalami penurunan sebanyak 137 unit dari tahun 2003. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penurunan ini terjadi dikarenakan pelarangan pengoperasian alat tangkap ”jaring kurau” atau ”jaring batu” jaring yang banyak menangkap ikan kurau dan digolongkan kedalam kelompok alat tangkap trammel net sejak tahun 2004, sehingga armada penangkapannya yang sebelumnya ada di PPI Bengkalis tidak beroperasi lagi. b Alat Tangkap Alat tangkap yang umumnya digunakan oleh nelayan di PPI Bengkalis terdiri dari gillnet, trammel net, rawai, ”pengerih”, bubu dan alat tangkap lainnya. Pelarangan pengoperasian ”jaring kurau” atau ”jaring batu” sejak tahun 2004 karena dapat menyebabkan rusak dan hilangnya alat tangkap nelayan rawai dan gillnet karena tersangkut dan terbawa jaring. Selain itu dalam pengoperasiannya mengakibatkan terjadinya perebutan daerah penangkapan ikan antar nelayan-nelayan yang menggunakan alat tangkap-alat tangkap tersebut. Jumlah dan jenis alat tangkap yang digunakan di PPI Bengkalis pada tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah dan jenis alat tangkap di PPI Bengkalis pada tahun 2004 No Jenis Alat Tangkap Jumlah unit 1. Gillnet 183 2. Trammel net 18 3. Rawai 46 4. Bubu 110 5. Alat tangkap lain 112 Jumlah 469 Sumber : Dinas Perikanan Kabupaten Bengkalis, 2005 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa alat tangkap yang dominan dioperasikan oleh nelayan di PPI Bengkalis adalah gillnet sebanyak 183 unit, sedangkan alat 32 tangkap yang paling sedikit terdapat di PPI Bengkalis adalah trammel net sebanyak 18 unit. Nelayan yang mengoperasikan alat tangkap rawai di PPI Bengkalis biasanya membawa 2 alat tangkap sekaligus. Alat tangkap lain yang dibawa biasanya adalah gillnet, sehingga terlihat bahwa alat tangkap gillnet banyak terdapat di PPI Bengkalis. Alat tangkap ini tidak dioperasikan sekaligus, tetapi bergantian. Rawai dioperasikan dari jam 7.00 pagi sampai jam 3.00 sore, setting sampai hauling memerlukan waktu 1 jam. Gillnet dioperasikan dari jam 5.00 sore sampai jam 12 malam, waktu yang diperlukan dari setting sampai hauling adalah 2 jam. c Nelayan Nelayan yang ada di PPI Bengkalis terdiri dari nelayan asli dan nelayan pendatang. Nelayan pendatang biasanya berasal dari daerah Selat Panjang, Kampar, Bangkinang dan beberapa daerah lainnya. Kebanyakan nelayan yang ada di PPI Bengkalis adalah nelayan yang dimodali oleh tauke dan berdomisili di Kecamatan Bengkalis dan daerah sekitarnya. Jumlah nelayan tangkap di PPI Bengkalis periode tahun 2000-2004 dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah nelayan tangkap di PPI Bengkalis peride tahun 2000-2004 Sumber : Dinas Perikanan Kabupaten Bengkalis, 2005 Jumlah nelayan pada periode tahun 2001-2003 tidak mengalami perubahan, tetapi pada tahun 2004 jumlah nelayan menurun sebanyak 364 orang atau sebesar 33,64 dari tahun 2003. Penurunan ini terjadi karena sejak tahun 2004 alat tangkap ”jaring kurau” atau ”jaring batu” dilarang beroperasi di perairan Kabupaten Bengkalis sehingga armada penangkapan yang ada juga menurun, satu armada penangkapan ”jaring kurau” atau ”jaring batu” terdiri dari 5-7 orang nelayan. Disamping itu juga adanya nelayan yang beralih profesi dan mencari pekerjaan lain atau pindah ke tangkahan. No. Tahun Jumlah orang 1 2000 743 2 2001 1.082 3 2002 1.082 4 2003 1.082 5 2004 718 33 2 Produksi Perikanan Tangkap Produksi rata-rata yang dihasilkan PPI Bengkalis per hari adalah 3,99 ton. Hal ini belum sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Direktorat Jendral Perikanan 1994 yaitu 10 ton per hari, walaupun demikian volume produksi perikanan tangkap yang ada di PPI Bengkalis dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Nilai produksi perikanan tangkap juga ikut meningkat seiring dengan meningkatnya volume produksi perikanan tangkap di PPI Bengkalis, Volume produksi dan nilai produksi perikanan tangkap di PPI Bengkalis periode tahun 2001-2004 dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8.Volume dan nilai produksi perikanan tangkap di PPI Bengkalis periode tahun 2000- 2004 Sumber : Dinas Perikanan Kabupaten Bengkalis, 2005 Dari Tabel 8. dapat dilihat bahwa peningkatan yang signifikan terjadi pada tahun 2004 sebesar 2.925 ton atau 3,25 kali lipat dari tahun 2003. Demikian halnya nilai produksi perikanan tangkap pada tahun 2004 juga naik 325 dari tahun 2003. Hal ini terjadi karena sejak tahun 2004 mulai diadakan pendataan yang lebih intensif terhadap hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Bengkalis dan sejak tahun 2004 pengelolaan PPI Bengkalis sudah diserahkan dari pihak propinsi kepada pihak kabupaten, sebelumnya tidak ada petugas khusus yang melakukan pendataan terhadap hasil tangkapan yang didaratkan. Pada periode tahun 2001-2003 volume produksi perikanan tangkap yang didaratkan di PPI Bengkalis tidak mengalami perubahan. Hal ini menunjukkan bahwa pendataan yang dilakukan belum intensif dan terkesan seadanya. Jenis ikan yang didaratkan di PPI Bengkalis adalah ikan kurau Eleutheronema spp yang merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomis tingggi dan menjadi komoditi ekspor, harga per kilogramnya bisa mencapai Rp 80.000,- pada tahun 2005, No. Tahun Jumlah ton Nilai Produksi Rp 1 2000 756 11.340.000.000 2 2001 900 13.500.000.000 3 2002 900 13.500.000.000 4 2003 900 13.500.000.000 5 2004 3.825 57.375.000.000 34 ikan tenggiri Scomberomorus sp, parang-parang Chirocentrus sp, pari Dasyatis sp, tongkol Euthynnus spp, selar Carangidae sp, kakap Lates sp, senangin Polynemus sp dan layur Trichiurus spp. 3 Mus im dan daerah penangkapan Nelayan PPI Bengkalis melakukan kegiatan penangkapan ikan sepanjang tahun. Musim puncak terjadi pada bulan Juni sampai dengan bulan September. Pada bulan- bulan tersebut hasil tangkapan lebih banyak dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Musim panceklik terjadi pada bulan Oktober sampai Desember, yaitu suatu periode dimana hanya sedikit hasil tangkapan yang didapatkan. Bulan Januari sampai bulan Mei adalah musim sedang dimana jumlah ikan yang didaratkan tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Biasanya nelayan tetap melakukan kegiatan penangkapan pada musim sedang dan panceklik, hal ini dilakukan untuk tetap dapat memperoleh pinjaman dari tauke. Karena tauke tidak akan memberikan pinjaman apabila nelayan tidak melakukan operasi penangkapan, walaupun ada beberapa tauke yang tetap memberikan pinjaman kepada nelayan untuk kehidupan sehari- hari walaupun nelayan tidak melakukan operasi penangkapan. Dinas Perikanan Kabupaten Bengkalis membagi daerah penangkapan di perairan Bengkalis kedalam dua jalur, yaitu Jalur I 0-4 mil dan jalur II 4 mil- ZEEI. Jalur I diperuntukkan bagi nelayan tradisional dan nelayan yang mengoperasikan alat tangkap rawai, pancing, bubu atau ”pengerih” dan gillnet. Jalur II diperuntukkan bagi nelayan yang mengoperasikan alat tangkap ”jaring batu” atau ”jaring kurau” trammel net 7,5 inchi, namun alat tangkap ini sudah dilarang beroperasi di perairan Kabupaten Bengkalis. Nelayan yang diizinkan beroperasi pada jalur I boleh masuk kejalur II, sedangkan ne layan yang hanya boleh beroperasi pada jalur II tidak boleh masuk ke jalur I. Hal ini untuk menjaga kelestarian sumberdaya ikan dan untuk mencegah konflik antara nelayan. Daerah penangkapan ikan nelayan PPI Bengkalis tersebar di sekitar selat Bengkalis, selat Dumai dan perairan Selat Malaka. 35

5.2.2 Kondisi Perikanan Tangkap di Tangkahan