14 Tingkat kegemukan menurut WHO 1999 dapat diklasifikasikan menjadi
6 kategori, yaitu bobot badan kurang IMT 18,5, bobot badan normal IMT
18,5-24,5, bobot badan berlebih IMT 25-29,9, obesitas I IMT 30-34,9,
obesitas II IMT 35-39,9, dan sangat obesitas IMT 39,9. Nilai IMT normal rata-rata untuk orang Asia adalah 20-23, sedangkan menurut WHO idealnya
adalah 22-25. Cara yang kedua yaitu dengan mengukur lingkar pinggang waist
circumference . Pengukuran dilakukan dengan meletakkan pengukur pada
pinggang tepat di atas tulang panggul, pengukuran dilakukan pada saat mengeluarkan nafas. Lingkar pinggang
≥ 90 cm pada pria dan ≥ 80 cm pada wanita perlu diwaspadai karena merupakan patokan terjadinya obesitas Depkes
2008. Berbagai penyakit dapat diakibatkan oleh kegemukan antara lain diabetes, hipertensi, hiperlipidemia, dan penyakit jantung pembuluh darah yang
menyebabkan peningkatan angka kematian.
2.5 Obat Pelangsing
Istilah tradisional pelangsing memberikan arti bahwa bahan tersebut mempunyai kemampuan untuk menurunkan bobot badan Darusman et al. 2001.
Kegemukan dapat diatasi dengan beberapa cara konvensional, seperti banyak melakukan olahraga, mengatur pola makan, hidup teratur, atau dengan
menggunakan alat bantu seperti metode pengobatan akupuntur atau pemakaian obat modern yang mengandung bahan kimia. Obat pelangsing ada berbagai
macam bentuk, yaitu bentuk pil, jamu dan teh. Namun yang banyak beredar di pasaran adalah dalam bentuk jamu dan teh. Obat pelangsing dalam bentuk jamu
dan teh harus dilarutkan terlebih dahulu di dalam air sehingga menjadi minuman. Bahan alam yang banyak digunakan untuk jamu pelangsing tubuh
diantaranya adalah daun jati belanda, bangle, kemuning, tempuyung, kunyit, temu hitam, dan kencur Widiyastuti 2000 dalam Hayati 2008. Bahan-bahan alam
tesebut mengandung senyawa-senyawa aktif kimia seperti triterpen, katekin, sterol, karotenoid, flavonoid, tanin, dan saponin pada daun jati belanda Anonim
c
2010; alkaloid, flavonoid, minyak atsiri, saponin, tanin, dan steroidtriterpenoid pada rimpang bangle Wijayakusuma et al. 1997 dalam Hayati 2008; senyawa
aktif atsiri, damar, glikosida, meransin, tanin, flavonoid, steroid dan alkaloid pada
15 daun kemuning Hayati 2008; tanin, flavonoid, steroid, dan terpenoid pada
ekstrak tempuyung Wardani 2008; senyawa kurkuminoid yaitu kurkumin, demetoksikurkumin, dan bisdemetoksikurkumin pada kunyit Anonim 2011;
Minyak atsiri, tanin, kurkumol, dan kurkumin pada temu hitam Anonim 2011; serta alkaloid, saponin, flavonoid, steroid, dan kuinon pada rimpang kencur
Fitriyani 2009. Senyawa-senyawa aktif tersebut merupakan senyawa yang dipercaya dapat
mengatasi kegemukan. Darusman et al. 2001 menyatakan bahwa flavonoid dan tanin merupakan dua senyawa yang diduga berperan dalam mengatasi
kegemukan. Saponin dan alkaloid menurut Shimura et al. 1992 dalam Ruiz et al
. 2005 juga dipercaya sebagai senyawa yang diduga mempunyai peranan antiobesitas. Hasil penelitian Xu et al. 2005 juga mengindikasikan bahwa
komponen triterpen mempunyai potensi sebagai agen penangkal obesitas. Mekanisme senyawa-senyawa aktif tersebut dalam mengatasi kegemukan atau
obesitas yaitu melalui penghambatan aktivitas enzim lipase pankreas yang menghidrolisis lemak menjadi monogliserida dan asam lemak Rahardjo et al.
2005. Penghambatan aktivitas enzim lipase ini menyebabkan menurunan absorpsi lemak dalam tubuh, sehingga lemak yang tidak terserap akan diekskresikan lewat
feses Atkinson 1998 dalam Rahardjo et al. 2005.
2.6 Pengujian secara In Vivo