Pengujian secara In Vivo

15 daun kemuning Hayati 2008; tanin, flavonoid, steroid, dan terpenoid pada ekstrak tempuyung Wardani 2008; senyawa kurkuminoid yaitu kurkumin, demetoksikurkumin, dan bisdemetoksikurkumin pada kunyit Anonim 2011; Minyak atsiri, tanin, kurkumol, dan kurkumin pada temu hitam Anonim 2011; serta alkaloid, saponin, flavonoid, steroid, dan kuinon pada rimpang kencur Fitriyani 2009. Senyawa-senyawa aktif tersebut merupakan senyawa yang dipercaya dapat mengatasi kegemukan. Darusman et al. 2001 menyatakan bahwa flavonoid dan tanin merupakan dua senyawa yang diduga berperan dalam mengatasi kegemukan. Saponin dan alkaloid menurut Shimura et al. 1992 dalam Ruiz et al . 2005 juga dipercaya sebagai senyawa yang diduga mempunyai peranan antiobesitas. Hasil penelitian Xu et al. 2005 juga mengindikasikan bahwa komponen triterpen mempunyai potensi sebagai agen penangkal obesitas. Mekanisme senyawa-senyawa aktif tersebut dalam mengatasi kegemukan atau obesitas yaitu melalui penghambatan aktivitas enzim lipase pankreas yang menghidrolisis lemak menjadi monogliserida dan asam lemak Rahardjo et al. 2005. Penghambatan aktivitas enzim lipase ini menyebabkan menurunan absorpsi lemak dalam tubuh, sehingga lemak yang tidak terserap akan diekskresikan lewat feses Atkinson 1998 dalam Rahardjo et al. 2005.

2.6 Pengujian secara In Vivo

Pengujian secara in vivo merupakan model pengujian menggunakan hewan percobaan, yaitu hewan yang sengaja dipelihara dan diternakkan untuk dipakai sebagai hewan model guna mempelajari dan mengembangkan berbagai macam bidang ilmu dalam mempelajari dan mengembangkan berbagai bidang ilmu dalam skala penelitian atau pengamatan laboratorik. Penggunaan hewan percobaan banyak dilakukan dalam bidang fisiologi, farmakologi, biokimia, patologi, komperatif zoologi, dan ekologi dalam arti luas. Hewan yang digunakan sebagai hewan percobaan ini antara lain kelinci, marmot, hamster, mencit, dan tikus Malole dan Pramono 1989. Pengujian antiobesitas secara in vivo dari ekstrak daun jati belanda telah dilakukan oleh Andriani 2005 dengan menggunakan kelinci sebagai hewan percobaan. Selain itu, Pramono et al. 2000 juga telah melakukan pengujian 16 antiobesitas secara in vivo terhadap Rattus norvegicus tikus putih dan menyatakan bahwa lendir daun jati belanda dapat menghambat aktivitas lipase pankreas. Mencit Mus musculus adalah hewan pengerat rodentia yang cepat berbiak, mudah dipelihara dalam jumlah banyak, variasi genetiknya cukup besar serta sifat anatomis dan fisiologisnya terkarakteristik dengan baik. Mencit hidup dalam daerah yang cukup luas menyebarannya, mulai dari iklim dingin, sedang maupun panas. Selain itu, mencit juga dapat hidup terus menerus dalam kandang atau secara bebas sebagai hewan liar. Mencit paling banyak digunakan di laboratorium, untuk berbagai penelitian yang sering digunakan adalah mencit albino Swiss Swiss albino mice. Hewan ini dinilai cukup efisien dan ekonomis karena mudah dipelihara, tidak memerlukan tempat yang luas, waktu bunting yang singkat, dan banyak memiliki anak per kelahiran. Mencit bila diperlakukan dengan halus akan mudah dikendalikan. Sebaliknya bila diperlakukan kasar maka akan agresif dan bahkan menggigit. Mencit dapat mencapai umur 2-3 tahun Malole dan Pramono 1989. Mencit laboratorium biasanya diberi makan dalam bentuk pelet tanpa batas ad libitum. Perlu diperhatikan bahwa mencit laboratorium tidak boleh dalam keadaan tanpa air minum Smith dan Mangkoewidjojo 1988. Menurut Malole dan Pramono 1989 data biologis mencit adalah sebagai berikut : Berat badan dewasa : 20-40 gram jantan 25-40 gram betina Berat lahir : 0,5-1,5 gram Suhu tubuh : 36,5-38 o C Lama hidup : 1,5-3 tahun Konsumsi makanan : 15 gram100 gramhari Konsumsi minum : 15 ml100 gramhari 17 3 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat