Prosedur Analisis Pemanfaatan rumput laut coklat (Sargassum sp.) sebagai serbuk minuman pelangsing tubuh

24

3.4 Prosedur Analisis

Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisis fisik, analisis kimia, uji fitokimia secara kualitatif, serta penentuan kadar flavonoid.

3.4.1 Analisis fisik

1 Rendemen Rendemen rumput laut Sargassum dihitung berdasarkan berat setelah pengeringan terhadap berat basah bahan baku. 2 Penentuan bobot badan mencit dan berat feses mencit Bobot badan mencit dan berat feses mencit ditimbang menggunakan timbangan digital. Wadah yang akan digunakan untuk menimbang ditera terlebih dahulu di atas timbangan. Kemudian badan mencit atau feses mencit dimasukkan ke dalam wadah di atas timbangan, sehingga akan terlihat angka di dalam timbangan yang menunjukkan bobot badan mencit atau berat feses mencit.

3.4.2 Analisis kimia

1 Analisis kadar air AOAC 2005 Tahap pertama yang dilakukan untuk menganalisis kadar air adalah mengeringkan cawan porselen dalam oven pada suhu 105 o C selama 1 jam. Cawan tersebut diletakkan ke dalam desikator kurang lebih 15 menit dan dibiarkan sampai dingin kemudian ditimbang. Cawan tersebut ditimbang kembali hingga beratnya konstan. Sebanyak 5 gram contoh dimasukkan ke dalam cawan tersebut, kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 105 o C selama 5 jam atau hingga beratnya konstan. Setelah selesai, cawan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam desikator dan dibiarkan sampai dingin dan selanjutnya ditimbang kembali. Persentase kadar air berat basah dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Berat rumput laut Sargassum akhir g Berat rumput laut Sargassum awal g X 100 Rendemen = Kadar air = A A – B X 100 25 Kadar abu = Berat sampel Berat abu X 100 Keterangan : A = Berat sampel sebelum dikeringkan B = Berat sampel setelah dikeringkan 2 Analisis kadar abu AOAC 2005 Cawan pengabuan dikeringkan di dalam oven selama 1 jam pada suhu 105 o C, kemudian didinginkan selama 15 menit di dalam desikator dan ditimbang hingga didapatkan berat yang konstan. Sampel sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam cawan pengabuan dan dipijarkan di atas nyala api hingga tidak berasap lagi. Setelah itu dimasukkan ke dalam tanur pengabuan dengan suhu 600 o C selama 7 jam, kemudian ditimbang hingga didapatkan berat yang konstan. Kadar abu dapat dihitung dengan rumus berikut : 3 Analisis kadar lemak AOAC 2005 Sampel seberat 5 gram dimasukkan ke dalam kertas saring pada kedua ujung bungkus ditutup dengan kapas bebas lemak dan selanjutnya dimasukkan ke dalam selongsong lemak, kemudian sampel yang telah dibungkus dimasukkan ke dalam labu lemak yang sudah ditimbang berat tetapnya dan disambungkan dengan tabung Soxhlet. Selongsong lemak dimasukkan ke dalam ruang ekstraktor tabung Soxhlet dan disiram dengan pelarut lemak n-heksana. Kemudian dilakukan refluks selama 6 jam. Pelarut lemak yang ada dalam labu lemak didestilasi hingga semua pelarut lemak menguap. Pada saat destilasi pelarut akan tertampung di ruang ekstraktor, pelarut dikeluarkan sehingga tidak kembali ke dalam labu lemak, selanjutnya labu lemak dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C, setelah itu labu didinginkan dalam desikator sampai beratnya konstan. Kadar lemak dapat dihitung berdasarkan rumus : Kadar lemak = W 1 W 1 W 2 X 100 26 Kadar Protein = N x Faktor konversi Keterangan : W 1 = Berat sampel gram W 2 = Berat lemak terekstrak gram 4 Analisis kadar protein AOAC 1980 dengan modifikasi pada rumus Tahap-tahap yang dilakukan dalam analisis protein terdiri dari tiga tahap yaitu destruksi, destilasi, dan titrasi. Pengukuran kadar protein dilakukan dengan metode mikro Kjeldahl. Sampel ditimbang sebanyak 0,25 gram, kemudian dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl 100 ml, lalu ditambahkan 0,25 gram selenium dan 3 ml H 2 SO 4 pekat. Sampel didestruksi pada suhu 410 o C selama kurang lebih 1 jam sampai larutan jernih lalu didinginkan. Setelah dingin, ke dalam labu Kjeldahl ditambahkan 50 ml akuades dan 20 ml NaOH 40 , kemudian dilakukan proses destilasi dengan suhu destilator 100 o C. Hasil destilasi ditampung dalam labu erlenmeyer 125 ml yang berisi campuran 10 ml asam borat H 3 BO 3 2 dan 2 tetes indikator bromchresol green-methyl red yang berwarna merah muda. Setelah volume destilat mencapai 40 ml dan berwarna hijau kebiruan, maka proses destilasi dihentikan. Lalu destilat dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai terjadi perubahan warna merah muda. Volume titran dibaca dan dicatat. Larutan blanko dianalisis seperti contoh. Kadar protein dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Faktor konversi alat = 2,5 Faktor konversi = 6,25 5 Analisis kadar karbohidrat AOAC 2005 Analisis karbohidrat dilakukan secara by difference, yaitu hasil pengurangan dari 100 dengan kadar air, kadar abu, kadar protein dan kadar lemak, sehingga kadar karbohidrat tergantung pada faktor pengurangannya. mg sampel x faktor konversi alat ml HCl – blanko x N HCl x 14 X 100 Nitrogen = 27 Hal ini karena karbohidrat sangat berpengaruh terhadap zat gizi lainnya. Analisis karbohidrat dapat dihitung dengan menggunakan rumus : 6 Analisis kadar lemak feses mencit Laconi et al. 2010 Labu penyari disiapkan terlebih dahulu dengan batu didih di dalamnya yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 105-110 o C dan didinginkan di dalam eksikator. Labu penyari ditimbang sebagai berat awal a, selanjutnya sampel ditimbang sebanyak ± 1 gram x. Kemudian dimasukkan ke dalam selongsong penyari dan ditutup dengan menggunakan kapas tidak berlemak. Selongsong penyari selanjutnya dimasukkan ke dalam alat soxlet, kemudian disari menggunakan petroleum benzin. Selanjutnya ekstraktor dihubungkan dengan kondensor. Proses ini dilakukan menggunakan alat FATEX-S. Labu penyari diangkat dari alat FATEX-S, kemudian dikeringkan dalam oven 105-110 o C sampai bobotnya tetap ± 4-6 jam. Selanjutnya angkat dan didinginkan dalam eksikator dan ditimbang sebagai bobot akhir b. Keterangan : a = Berat labu penyari gram b = Berat labu penyari dengan sampel gram x = Berat sampel gram

3.4.3 Uji fitokimia

Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya komponen- komponen bioaktif yang terdapat pada ekstrak rumput laut coklat Sargassum sp. yang berpotensi sebagai komponen peluruh lemak. Uji fitokimia meliputi uji alkaloid, steroidtriterpenoid, flavonoid, saponin, fenol hidrokuinon, dan tanin, dengan metode uji berdasarkan Harborne 1987. Kadar karbohidrat = 100 - kadar air + kadar abu + kadar lemak + kadar protein x b a X 100 Kadar lemak = 28

a. Alkaloid