untuk mengangkat lumpur hasil pengendapan.Air limbah dialirkan ke middle water pond. Hasil overflowdiangkat ke waste water purifier disertai injeksi
koagulan dan flokulan. Waste water purifier berupa media filter yang menyaring air dari middle water pond. Selanjutnya air hasil filtrasi tertampung dalam clean
water pond dan akan mengalir overflow menuju coalflushing storage. Basin ini juga berguna sebagai tempat air untuk backwash waste water purifier.
Gambar 5. Skema Coal Waste Water Treatment Plant
4.2.4.3 Limbah Gas
Pengolahan emisi pada PLTU Labuhan Angin diawali dari tahapan penyaluran batubara ke dalam tungku pembakaran. PLTU Labuhan Angin
mengunakan konsep pebakaran Circulating Fluidized Bed CFB. Konsep pembakaran pada CFB ini yaitu coal batubara dibakar pada bagian bed of hot
material yang mengambang dan terjadi sirkulasi dalam furnance karena kecepatan udara yang tinggi sehingga menyebakan fluidisasi pada bed material.
PLTU Labuhan Anginmenambahkan alat penangkap debu dari gas buang yaitu electrostatic precipitator ESP. Proses yang terjadi adalah gas buang akan
melewati suatu ruang yang di dalamnya terdapat pelat-pelat yang bermuatan
Coal Yard Rain Basin
Waste Water
Purifie r
Sedimentation Pond
Middle Water Pond
Clean Water Pond
Universitas Sumatera Utara
positif. Partikel abu yang berasal dari boiler furnance tidak bermuatan, kemudian akan diberi muatan negatif oleh elektroda dan selanjutnya dengan teori electric
magnet akan ditangkap oleh collecting plate yang bermuatan positif. Di dalam daerah penangkapan terdapatcollecting plate dan discharge
electrode kawat yangakanmembangkitkan suatu medan listrik yang cukup besar. Selain itu juga akan menyebabkan molekul - molekul udara dipercepat
gerakannya sehingga bertabrakan yang mengakibatkan elektronnya terlepas dari orbitnya dan menjadi elektron bebas.
Abu terbang yang melewati medan korona akan bertabrakan dengan ion ion dan elektron bebas, sehingga partikel abu yang tidak bermuatan akan menjadi
bermuatan. Karena pengaruh medan listrik partikel partikel tersebut bergerak menuju collecting plate. Partikel abu ini akan jatuh ke bawah karena gravitasi.
Sisa abu yang masih menempel pada collecting plate dan discharge electrodaakan dibersihkan dengan system penghentakan rapping. Kemudian abuakan jatuh ke
hopper setelah proses rapping. Mekanisme penghentakan bekerja dalam selang waktu tertentu secara periodik.
Partikel abu yang terdapat dalam sisa pembakaran akan ditangkap oleh ESP dan disalurkan ke pembuangan melalui transporter-transporterconveyor-
conveyor.Transportertransmitter adalah tabung yang berfungsi sebagai pemindah abu hasil tangkapan ESP, abu dipindah ke penampung silo dengan cara
dihembus oleh udara yang berasal dari compressor yang dikeringkan terlebih dahulu.
Universitas Sumatera Utara
PLTU Labuhan Angin telah melakukan uji toxicity characteristic leaching procedure TCLP pada abu yang dihasilkannya dan tidak aada parameter yang
melebihi baku mutu sehingga limbah abu dapat dibuang dapat di landifill.
Gambar 6. Skema Pengolahan Emisi 4.2.5 Karakteristik BangunanTempat Penyimpanan Kemasan Bekas B3
. Kemasan bekas B3 ini berasal dari penggunaan bahan kimia untuk pengolahan air WTP dan proses pengolahan limbah cair WWTP dan CWWTP.
meliputi drum, tong, jeregen, dll.Kemasan bekas B3 dikategorikan sebagai limbah padat B3.Limbah ini sangat berbahaya bila tidak dikelola dengan baik.
PLTU Labuhan Angin menyediakan gudang atau tempat penyimpanan sementara TPS limbah B3 untuk menghindari hal-hal yang dapat
membahayakan kesehatan dan keselamatan. TPS limbah B3 yang dimiliki PLTU Labuhan Angin dibuat tanpa plafon, ventilasi memadai serta telah dipasangkan
kasa sehingga terjamin sirkulasi udara di dalam ruangan dan mencegah masuknya burung atau binatang kecil lain. TPS limbah B3 ini juga diberi sistem penerangan
yang memadai seperti lampu dan cahaya matahari, serta diberi simbol dan tata
Transporter
Silo Boiler Furnance
ESP
Universitas Sumatera Utara
cara yang berlaku. Bangunan ini juga memiliki lantai yang kedap air dan tidak bergelombang.
4.2.6 Kualitas Limbah Cair