Sarana Pengolahan Limbah Kualitas Limbah Cair

menyatakan bahwa sarana pengolahan limbah memenuhi syarat, 22 orang 88 pernah mendengarmengetahui arti limbah dan mengetahui bahwa limbah yang ditanyani mengandung B3, 21 orang 84 menggunakan APD ketika bekerja dan menutup wadahalat pengangkut limbah, dan 8 orang 32 pernah mengikuti pelatihan khusus dalam menangani limbah. Jawaban yang diberikan responden, dihitung skornya untuk melihat gambaran perilaku responden dalam menangani limbah di PLTU Labuhan Angin dapat.Distribusi perilaku responden dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut. Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan TindakanDalam Menangani Limbah Pada Petugas Yang Menangani Pengolahan Limbah di PLTU Labuhan Tahun 2015 No Perilaku Jumlah Orang Persentase 1 Baik 21 84 2 Sedang 3 12 3 Kurang 1 4 Jumlah 25 100 Tabel 4.5 menunjukkan bahwa tindakan responden baik dalam menangani pengolah limbah ada sebanyak 21 orang 84 , tindakan sedang sebanyak 3 orang 12 dan tindakan kurang sebanyak 1 orang 4 .Ditinjau dari pendidikannya, responden yang perilakunya kurang ini memiliki tingkat pendidikan rendah.

4.2.3 Sarana Pengolahan Limbah

Sarana pengolahan limbah merupakan media atau peralatan yang digunakan untuk melakukan proses pengolahan limbah dari kegiatan operasional PLTU Labuhan Angin. Adapun sarana pengolahan limbah tersebut antara lain : Universitas Sumatera Utara 1. Sarana Penanganan Limbah Padat Sarana yang digunakan untuk mengangkut abu yaitu dump truck yang merupakan alat transportasi yang berfungsi untuk mengangkut abu dari silo keash disposal landfill. Landfill yang dimiliki telah dilapisi pelapis High-Density PolyethyleneHDPE dengan bahan polimer yang dibuat kedap air. Kemasan bekas B3 disimpan dalam sebuah bangunan yang dinamakan tempat penyimpanan sementara TPS limbah B3 dan diangkut oleh pengumpul yang mempunyai izin sesuai peraturan kementrian lingkungan hidup KLH. 2. Sarana Pengolahan Limbah Cair Sarana pengolahan limbah cair pada PLTU Labuhan Angin meliputi waste water treatment plant WWTP dan coal waste water treatment plant CWWTP. Pengolahan limbah cair dari blowdown boiler dan water treatment plant WTP diolah melalui WWTP sedangkan limbah cair dari kegiatan penanganan batubara diolah melalui CWWTP.Sarana pengolahan limbah ini memiliki saluran air limbah yang tertutup dan kedap air. 3. Sarana Pengolahan Limbah Gas Sarana pengolahan limbah gas PLTU Labuhan Angin adalah boiler jenis CFB Circulating Fluized Bed dimana dengan boiler CFB ini mampu membakar batubara dengan tingkat emisi yang rendah SO x dan NO x yang sangat rendah.Sarana atau teknologi tambahan yang digunakan PLTU Labuhan Angin yaitu ESP Electrostatic presipitator.ESP sebagai penangkap abu sisa pembakaran batubara. Universitas Sumatera Utara 4.2.4 Proses Pengolahan Limbah 4.2.4.1 Limbah Padat Limbah padat yang berupa fly ash dan bottom ash dari silo diangkut dengan menggunakan dump truck untuk dikumpulkan di landfill. Cara kerjanya adalah dump truck diposisikan tepat berada di bawah silo dan abu jatuh ke dalam bak dump truck. Setelah penuh, selanjutnya abu ini dibawa dan dibuang ke tempat pembuangan abu landfill yang luasnya sekitar 5,6 Ha. PLTU Labuhan Angin dalam pengolahan limbah abu ini akan menjalin kerjasama dengan pihak ketiga. Limbah B3 seperti drum bekas, tong, kaleng, dll disimpan untuk sementara waktu dalam sebuah bangunan khusus tempat penyimpanan sementara TPS limbah B3. Bangunan tempat penyimpanan limbah B3 ini konstruksinya kokoh, pencahayaannya baik, dan setiap limbah padat ini disusun berdasarkan kesamaan jenis atau karakteristiknya.Dalam waktu tertentu limbah B3 ini diambil oleh pihak ketiga untuk dikelola lebih lanjut. Gambar 3. Skema Penangan fly ash

4.2.4.2 Limbah Cair

Pengolahan limbah cair PLTU Labuhan Angin terdiri dari dua unit pengolahan limbah dengan sumber limbah cair yang berbeda. Air limbah yang berasal dari water treatment plant WTP dan blowdown boiler diolah dalam unit fly ash dump truck ash disposal landfill ---- tanpa pengolahan ---- Universitas Sumatera Utara waste water treatment plant WWTP, sedangkan air limbah yang berasal dari air limpasan batubara diolah dalam unit coal waste water treatment plant CWWTP. 1. Waste water treatment plant WWTP Waste water treatment plant WWTP merupakan unit yang teritegrasi terhadap sistem pembuangan limbah industri di PLTU Labuhan Angin. Limbah boiler dan limbah WTP melalui beberapa proses, aerasi, penambahan kimia untuk mengendalikan pH. Koagulan dan flokulan juga ditambahkan untuk mempercepat proses sedimentasi, serta proses filtrasi untuk menghasikan air yang siap dikembalikan ke lingkungan dan atau dipergunakan kembali untuk penyiraman batubara. Proses pengolahan yang terjadi yaitu proses kimia dan fisika. Air dari blowdown boiler atau chemical cleaning dari boiler dipompakan menuju netralisasi basin.Suhu air blowdown berkisar 50 C.Di basin netralisasi air di aerasi dan diatur pH nya. Aerasi dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kontak antar udara dan air, sehingga terjadi proses oksidasi senyawa kimia dan pengadukan. Pada neutralizing ini, dilakukan juga penambahan alkali dan asam untuk memperbaiki pH.Kemudian air dipompakan ke waste water storage.Air limbah WTP yang terkumpul di basin drainage, dipompakan juga menuju waste water storage. Air limbah melalui mixing basin untuk diatur kembali pH nya dan aerasi untuk meningkatkan oksigen.Bagian akhir dari mixing basin ini adalah injeksi koagulan dan flokulan dengan pengadukan agiator.Kemudian air dialirkan ke sedimentation tank.Airakan mengalami pengendapan karena partikel padat Universitas Sumatera Utara menjadi besar dan berat. Pada tangki sedimentasi partikel yang besar akan terperangkap pada lamella dan terkumpul di dasar tangki untuk kemudian partikel padat yang membentuk lumpur dipindahkan ke sludge thickener, sedangkan overflow akan mengalir ke filter water basin sebagai umpan autobackwash filter. Air akan melewati filter dengan bantuan tekanan dari pompa filter water lit up, kontamnan akan terperangkap dalam permukaan filter. Selanjutnya air limbah tertampung pada middle water basin. Jika hasil proses belum tercapai, pH maupun TSS nya, akan dikembalikan ke waste storage basin.Purified waste water basinmenampung overflow dari middle water basin dengan kapasitas 20 M 3 , dan siap dipompakan ke basineffluent yang berdampingan dengan neutralizing basinuntuk kemudian digunakan sebagai cadangan umpan coal flusing storage penyiraman debu batubara dan atau siap di kembalikan ke lingkungan. Penanganan sludge terjadi di sludge thickener dimana cara kerjanya hampir sama dengan tangki sedimentasi. Feedwatermasuk ke tangki dan akan di atur pengendapan sludgenya dengan scrapper agar terpusat di tengah dasar tangki. Sedangkan effluentakanoverflow dari atas melewati weir, menuju industrial waste water drainage pipe.Sludge dipompakan menuju membrane filter press atauplate filter untuk memisahkan padatan yang tidak larut dalam air dan berupa lumpur dengan air, sehingga menjadi padatan dalam bentuk cake dan air. Dua lempeng plateini akan menutup dengan hidrolik, kemudian dialirkan sludge bertekanan melewati lempeng plate. Lumpur akan tertahan di lempeng dan air akan kembali Universitas Sumatera Utara ke sludge thickener. Ketika platedibuka akan dihasilkan padatan lumpur filter cake yang siap diproses selanjutnya. Gambar 4. Skema Waste Water Treatment Plant WWTP 2. Coal Waste Water Treatment PlantCWWTP Coal waste water treatment plantCWWTP merupakan unit yang terintegrasi dengan Coal Ash Handling di area PLTU Labuhan Angin.Limbah batubara yang dimaksud adalah limbah cair yang berasal dari limpasan air hujan di sekitar coal yard yang ditampung dalam basin penampungan dan air limpasan hasil penyemprotanpenyiraman debu batubara.Semua air limbah tersebut ditampung dalam basin pengendapan untuk diproses selanjutnya. Proses pengolahan yang terjadi adalah proses fisika dan kimia. Air limpasan batubara dikumpulkan dalam basin penampungan dan dipindahkan ke basin pengendapan yang berada di plant.Selanjutnya air dialirkan ke dalam kolam sedimentasi.Di atas kolam sedimentasi terdapat kran yang dilengkapi eskavator Mixing Basin Waste Water Storage Basin Blowdown boiler WTP Coagulan Sedimentation Tank Sludge thickener Middle Water Basin filter Basin effluent Universitas Sumatera Utara untuk mengangkat lumpur hasil pengendapan.Air limbah dialirkan ke middle water pond. Hasil overflowdiangkat ke waste water purifier disertai injeksi koagulan dan flokulan. Waste water purifier berupa media filter yang menyaring air dari middle water pond. Selanjutnya air hasil filtrasi tertampung dalam clean water pond dan akan mengalir overflow menuju coalflushing storage. Basin ini juga berguna sebagai tempat air untuk backwash waste water purifier. Gambar 5. Skema Coal Waste Water Treatment Plant

4.2.4.3 Limbah Gas

Pengolahan emisi pada PLTU Labuhan Angin diawali dari tahapan penyaluran batubara ke dalam tungku pembakaran. PLTU Labuhan Angin mengunakan konsep pebakaran Circulating Fluidized Bed CFB. Konsep pembakaran pada CFB ini yaitu coal batubara dibakar pada bagian bed of hot material yang mengambang dan terjadi sirkulasi dalam furnance karena kecepatan udara yang tinggi sehingga menyebakan fluidisasi pada bed material. PLTU Labuhan Anginmenambahkan alat penangkap debu dari gas buang yaitu electrostatic precipitator ESP. Proses yang terjadi adalah gas buang akan melewati suatu ruang yang di dalamnya terdapat pelat-pelat yang bermuatan Coal Yard Rain Basin Waste Water Purifie r Sedimentation Pond Middle Water Pond Clean Water Pond Universitas Sumatera Utara positif. Partikel abu yang berasal dari boiler furnance tidak bermuatan, kemudian akan diberi muatan negatif oleh elektroda dan selanjutnya dengan teori electric magnet akan ditangkap oleh collecting plate yang bermuatan positif. Di dalam daerah penangkapan terdapatcollecting plate dan discharge electrode kawat yangakanmembangkitkan suatu medan listrik yang cukup besar. Selain itu juga akan menyebabkan molekul - molekul udara dipercepat gerakannya sehingga bertabrakan yang mengakibatkan elektronnya terlepas dari orbitnya dan menjadi elektron bebas. Abu terbang yang melewati medan korona akan bertabrakan dengan ion ion dan elektron bebas, sehingga partikel abu yang tidak bermuatan akan menjadi bermuatan. Karena pengaruh medan listrik partikel partikel tersebut bergerak menuju collecting plate. Partikel abu ini akan jatuh ke bawah karena gravitasi. Sisa abu yang masih menempel pada collecting plate dan discharge electrodaakan dibersihkan dengan system penghentakan rapping. Kemudian abuakan jatuh ke hopper setelah proses rapping. Mekanisme penghentakan bekerja dalam selang waktu tertentu secara periodik. Partikel abu yang terdapat dalam sisa pembakaran akan ditangkap oleh ESP dan disalurkan ke pembuangan melalui transporter-transporterconveyor- conveyor.Transportertransmitter adalah tabung yang berfungsi sebagai pemindah abu hasil tangkapan ESP, abu dipindah ke penampung silo dengan cara dihembus oleh udara yang berasal dari compressor yang dikeringkan terlebih dahulu. Universitas Sumatera Utara PLTU Labuhan Angin telah melakukan uji toxicity characteristic leaching procedure TCLP pada abu yang dihasilkannya dan tidak aada parameter yang melebihi baku mutu sehingga limbah abu dapat dibuang dapat di landifill. Gambar 6. Skema Pengolahan Emisi 4.2.5 Karakteristik BangunanTempat Penyimpanan Kemasan Bekas B3 . Kemasan bekas B3 ini berasal dari penggunaan bahan kimia untuk pengolahan air WTP dan proses pengolahan limbah cair WWTP dan CWWTP. meliputi drum, tong, jeregen, dll.Kemasan bekas B3 dikategorikan sebagai limbah padat B3.Limbah ini sangat berbahaya bila tidak dikelola dengan baik. PLTU Labuhan Angin menyediakan gudang atau tempat penyimpanan sementara TPS limbah B3 untuk menghindari hal-hal yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan. TPS limbah B3 yang dimiliki PLTU Labuhan Angin dibuat tanpa plafon, ventilasi memadai serta telah dipasangkan kasa sehingga terjamin sirkulasi udara di dalam ruangan dan mencegah masuknya burung atau binatang kecil lain. TPS limbah B3 ini juga diberi sistem penerangan yang memadai seperti lampu dan cahaya matahari, serta diberi simbol dan tata Transporter Silo Boiler Furnance ESP Universitas Sumatera Utara cara yang berlaku. Bangunan ini juga memiliki lantai yang kedap air dan tidak bergelombang.

4.2.6 Kualitas Limbah Cair

PLTU Labuhan Angin memiliki izin pembuangan limbah cair dan saluran pegolahan air limbahnya terpisah dari saluran air hujan.PLTU Labuhan Angin juga melakukan pemantauan terhadap kualitas limbah cair untuk mencegah dampak negatif terhadap lingkungan. Perusahaan juga melakukan pemantauan kualitas limbah cair sekali dalam sebulan dan analisisnya dilakukan di laboratorium Binalab yang telah terakreditasi. Lokasi pemantauan limbah cair tersebutantara lain : 1. A – 1 :Sumber outlet WWTP IPAL Sumber Proses Utama 2. A – 2 : Sumber outlet limbah Stockpile 3. A – 3 : Sumber Blowdown Boiler 4. A – 4 : Sumber limbah Desalinasi Pengambilan sampel limbah cair dilakukan setiap bulan dengan membawa contoh air limbah dan dianalisis oleh pihak laboratorium Binalab.Adapun hasil pengukuran limbah cair PLTU Labuhan Angin pada bulan Oktober tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Data Hasil Pengukuran Kualitas Limbah Cair PLTU Labuhan Angin Bulan Oktober 2014 NO Parameter Satuan Hasil Pengujian Baku Mutu Metoda

1. Sumber Outlet WWTP

Fisika 1 TSS mgL 32,25 100 SNI 06-6989.3-2004 Kimia 1 pH mgL 7,5 6 – 9 SNI 06-6989.11-2004 2 Cu mgL 0,08 1 APHA 3111 B 2005 3 Fe mgL 0,95 3 APHA 3111 B 2005 4 Zn mgL 0,31 1 APHA 3111 B 2005 5 Cl 2 mgL 0,01 0,5 APHA 4500-CI B 2005 6 Cr mgL 0.09 0,5 APHA 3111 B 2005 7 Minyak dan Lemak mgL 0,97 10 SNI 06-6989.10-2011 8 PO 4 mgL 0,77 10 SNI 06-6989.31-2004

2. Sumber Outlet Limbah Stockpile

Fisika 1 TSS mgL 141 200 SNI 06-6989.3-2004 Kimia 1 pH mgL 6,8 6 – 9 SNI 06-6989.11-2004 2 Fe mgL 1,22 5 APHA 3111 B 2005 3 Mn mgL 0,74 2 APHA 3111 B 2005 Sumber : Binalab, 2014 Tabel 4.6 menunjukkan bahwa seluruh parameter yang diukur pada outlet WWTP dan stockpile tidak ada yang melebihi baku mutu yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Lingkungan Hidup No. 08 tahun 2009 tentang baku mutu air limbah bagi usaha danatau kegiatan pembangkit listrik tenaga termal.

4.2.7 Kualitas Emisi