suatu gaya yang diinduksikan. Alat ini mengalirkan tegangan yang tinggi dan dikenakan pada aliran gas yang berkecepatan rendah. Debu yang telah menempel
dapat dihilangkan secara beraturan dengan cara getaran. Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan pengendap elektrostatik ini ialah didapatkannya debu
yang kering dengan ukuran rentang 0,3 - 40 mikron Pasaribu, 2010. Menurut Mulia 2005 alat ini digunakan untuk membersihkan udara yang
kotor dalam jumlah volume yang relative besar. Alat pengendap ini berupa tabung silinder yang di tengahnya dipasang kawat yang dialiri arus listrik.
2.4.3.5 Dampak Limbah Gas
1. Terhadap lingkungan Analisis emisi udara pada PLTU 50 MWatt, diperoleh jenis emisi udara
NO
x
, SO
x
, CO dan CO
2
, partikulat dan senyawa organik volatile Megasari, dkk, 2008. Gas SO
2
dan SO
3
, apabila kontak dengan air akan membentuk asam sulfat H
2
SO
4
yang bersifat korosif dan dapat merusak instalasi tungku serta dapat membentuk kabut di atmosfer, sehingga mengakibatkan terjadinya hujan asam
yang membahayakan kehidupan tanaman dan binatang. Gas nitrogen oksida apabila bereaksi dengan uap atau gas dari senyawa organik dengan bantuan sinar
matahari akan menimbulkan kabut fotokimia Sukandarrumidi, 2006. Peningkatan kadar debu di udara juga mengenai populasi fauna darat
terutama aves yang berkurang atau menghilang dari kawasan PLTU dan wilayah terkena dampak debu Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, 2007. Menurut
Darmono 2001, partikel ukuran 1μm dapat bertahan lama dan melayang di udara sehingga cukup lama dapat terbawa angin ke seluruh penjuru dunia.
Universitas Sumatera Utara
Kristanto 2013, partikel dengan diameter 1μm biasanya diklasifikasikan sebagai debu dan partikel ini cukup kecil untuk mengendap di tanah, tetapi
berlaku sebagai aerosol.
2. Terhadap manusia a. Dampak menguntungkan
Iswan 2010, menyatakan bahwa hasil samping dari teknik FGD pada PLTU yang dipakai untuk menekan gas SO
2
adalah gypsum sintetis yang senyawa kimianya sama dengan gypsum alam. Gipsum yang dihasilkan sangat bernilai
ekonomis, karena dapat dimanfaatkan untuk keperluan bangunan. Gipsum ini dapat dibuat papan gipsum gypsum board yang dipakai untuk plafon langit-
langit rumah, dinding penyekat partition board dan pelapis dinding wall board.
b. Dampak merugikan Menurut Iswan 2010, batubara sebagai bahan bakar akan menimbulkan
emisi berupa SO
2
, NO
2
, CO, CO
2
, VHC Volatile Hydrocarbon dan SPM Suspended Particulate Matter. SO
x
merupakan sumber gangguan paru-paru dan berbagai penyakit pernapasan. SO
2
dapat dideteksi dari baunya pada konsentrasi 3-5 ppm. Konsentrasi 20 ppm merupakan jumlah minimal SO
2
mengakibatkan iritasi pada mata; dan pada konsentrasi 400-500 ppm berbahaya walaupun kontak
secara singkat Kristanto, 2013.
Universitas Sumatera Utara
Sukandarrumidi 2006 menjelaskan bahwa CO timbul sebagai akibat dari pembakaran batubara yang berlangsung tidak sempurna. Gas ini apabila terhisap
oleh manusia melalui pernafasan akan bereaksi dengan hemoglobin dalam darah, sehingga akan menghambat transfer oksigen yang pada akhirya membahayakan
kehidupan manusia. Kedua bentuk NO
x
, yaitu NO dan NO
2
sangat berbahaya bagi manusia dan bahwa NO
2
empat kali lebih berbahaya dibandingkan NO. NO
2
bersifat racun terutama terhadap paru-paru Kristanto 2013.
2.5 Kerangka Konsep
Gambar 2. Kerangka Konsep
Karakteristik petugas :
Umur, JenisKelamin,
Pendidikan, Masa kerja,
Tindakan 1. Penanganan Limbah
Padat - Penimbunan Abu
- Penyimpanan Kemasan Bekas B3
2. Proses Pengolahan Limbah Cair
- Waste water treatment plant WWTP
- CWWTP
3. Proses Pengolahan Limbah Gas
- Pengolahan Emisi
Memenuhi Syarat
Tidak memenuhi
Syarat
Kualitas limbah cair dan
limbah gas
Sarana pengolahan
limbah PLTU
Limbah cair : PerMen LH No.08 2009
Limbah gas : PerMen LH No.21 2008
Karakteristik Bangunan
Tempat Penyimpanan
Kemasan Bekas B3
Memenuhi Syarat
Tidak memenuhi
Syarat
Limbah padat : KepKaBapedal
No.1 1995
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survei bersifat deskriptif yang dilakukan dengan melakukan wawancara dan obsevasi lokasi penelitian untuk melakukan analisis
pengolahan limbah pada PLTU Labuhuan Angin di Kabupaten Tapanuli Tengah.
3.2 Lokasi dan waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di PLTU Labuhan Angin Kabupaten Tapanuli Tengah. Alasan pemilihan lokasi ini karena :
1. Limbah PLTU merupakan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun B3 yang
harus dikelola dengan baik sehingga memenuhi baku mutu yang ditetapkan. 2.
Belum pernah dilakukan penelitian tentang analisis pengelolaan limbah di PLTU Labuhan Angin.
3.2.2 Waktu Penelitian