Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 08 tahun 2009, air limbah dari usaha danatau kegiatan pembangkit listrik tenaga termal bersumber
dari: proses utama, kegiatan pendukung dan kegiatan lain yang menghasilkan oily water. Proses utama adalah proses yang menghasilkan air limbah yang bersurnber
dari proses pencucian dengan atau tanpa bahan kimia dari semua peralatan logam, blowdown cooling tower, blowdown boiler, laboratorium, dan regenerasi
resin water treatment plant. Kegiatan pendukung meliputi kegiatan fasilitas air pendingin, kegiatan fasilitas desalinasi, kegiatan fasilitas stockpile batu bara, dan
kegiatan air buangan dari fasilitas flue gas desulphurization FGD sistem seawater scrubber.
2.4.2.2 Karakteristik Limbah Cair
Air buangan dari pabrik membawa sejumlah padatan dan partikel, baik yang larut maupun mengendap. Kerap kali air buangan pabrik berwarna keruh dan
bersuhu tinggi. Air limbah yang tercemar mempunyai ciri yang dapat diidentifikasi secara visual lewat kekeruhan, warna, rasa, bau, yang ditimbulkan
dan indikasi lainnya. Secara laboratorium, limbah cair ditandai dengan peruabahan sifat kimia air, dimana air telah mengandung bahan berbahaya dan
beracun B3 dalam konsentrasi yang telah melampauhi batas Kristanto 2013. Limbah cair yang dihasilkan dalam kegiatan operasi PLTU batubara
menurut Pusat Penelitian Lingkungan Hidup 2007 dapat diketagorikan sebagai limbah domestik, air larian permukaan, limbah cair proses operasi, sisa atau bekas
minyak oli bekas, ceceran minyak. Limbah cair tersebut secara umum
Universitas Sumatera Utara
tergolongzat pencemar dengan kriteria yang bersifat fisika dan kimia termasuk kandungan
unsur logam dan minyak.
2.4.2.3 Parameter Limbah Cair
Menurut Sumantri 2013, dalam air limbah terdapat beberapa parameter yang perlu untuk diketahui. Beberapa parameter ini diantaranya :
1. Biochemical Oxygen Demand BOD Biochemical Oxygen Demand BOD adalah banyaknya oksigen dalam ppm
atau miligramliter mgL yang diperlukan untuk menguraikan benda organik oleh bakteri pada suhu 20
o
C selama 5 hari. Biasanya hanya dalam waktu 5 hari, sebanyak 60-70 kebutuhan terbaik karbon dapat tercapai.
2. Chemical Oxygen Demand COD Chemical Oxygen Demand COD menggambarkan jumlah total oksigen
yang diperlukan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, baik yang dapat didekomposisi secara biologis biodegredable maupun yang
sukar didekomposisi secara biologis nonbiodegredable. Oksigen yang dikonsumsi setara dengan jumlah dikromat yang diperlukan untuk
mengoksidasi air sampel. 3. Oksigen Terlarut Disolved Oxygen
Oksigen Terlarut Disolved Oxygen adalah banyaknya oksigen yang terkandung di dalam air dan diukur dalam satuan mgL. Semakin besar
oksigen terlarut, maka menunjukkan derajat pengotoran semakin kecil. 4. Kesadahan
Universitas Sumatera Utara
Kesadahan adalah gambaran kation logam divelansi valensi 2 yang terdapat dalam air. Kation-kation ini dapat bereaksi dengan sabun membentuk
endapan presipitas maupun dengan anion-anion yang terdapat di dalam air membentuk endapan atau karat pada peralatan logam.
5. Seattleable Solid Adalah lumpur yang mengendap degan sendirinya pada kondisi yang tenang
selama satu jam secara gaya beratnya sendiri. 6. TSS Total Suspended Solid
Adalah jumlah berat dalam mgL kering lumpur yang di dalam air limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron.
Suspended Solid material tersuspensi dapat dibagi menjadi zat padat dan koloid. Selain suspended solid ada juga istilah dissolved solid padatan
terlarut. 7. MLSS Mixed Liquor Suspendid Solid
MLSS adalah jumlah TSS yang berasal dari pengendap lumpur aktif setelah dipanaskan pada suhu 103
o
- 105
o
C. 8. MLVSS Mixed Liquor Volatile Suspendid Solid
MLVSS adalah kandungan organicmatter yang terdapat dalam MLSS. Didapat dari pemanasan MLSS pada suhu 600
o
C. Benda volatile menguap disebut MLVSS.
9. Kekeruhan Turbidy
Universitas Sumatera Utara
Kekeruhan adalah ukuran yang menggunakan efek cahaya sebagai dasar untuk mengukur keadaan air. Kekeruhan ini disebabkan oleh adanya benda
tercampur atau benda koloid dalam air.
2.4.2.4 Pengolahan Limbah Cair