35
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri
4. Pembelajaran Otentik dan Guru Otentik
Pada pembelajaran otentik, guru harus menjadi “guru otentik.” Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada
penilaian. Untuk bisa melaksanakan pembelajaran otentik, guru harus memenuhi kriteria tertentu:
- Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta didik serta desain pembelajaran.
- Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara
mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumber daya memadai bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan.
- Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru, dan mengasimilasikan pemahaman peserta didik.
- Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik dapat diperluas dengan menimba pengalaman dari dunia di luar
tembok sekolah.
5. Proses penilaian yang mendukung kreativitas
Sharp, C. 2004. Developing young children’s creativity: what can we learn from research? Guru dapat membuat peserta didik berperilaku
kreatif melalui: tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban benar, mentolerir jawaban yang nyeleneh, menekankan pada proses bukan
hanya hasil saja. Memberanikan peserta didik untuk: mencoba, menentukan sendiri yang kurang jelaslengkap informasi, memiliki
interpretasi sendiri terkait pengetahuankejadian, memberikan keseimbangan antara kegiatan terstruktur dan spontanekspresif.
D. Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap
Sikap seseorang mencakup perasaan seperti suka atau tidak suka yang terkait dengan kecenderungan orang tersebut dalam merespons sesuatu atau
objek tertentu. Sikap juga merupakan suatu ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Ada tiga komponen sikap,
yakni: afektif, kognitif, dan konatifperilaku. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu
36
Buku Guru Kelas XI SMASMK
objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk
berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Terkait dengan penilaian hasil belajar peserta didik, penilaian terhadap sikap seorang peserta didik dapat dilakukan dengan berbagai cara, yang
salah satunya adalah melalui pengamatan atau observasi. Di samping observasi, penilaian terhadap sikap peserta didik dapat juga dilakukan
dengan menggunakan pendekatan penilaian diri self-assessment, penilaian oleh teman sebaya atau penilaian antar-teman peer-assessment, atau
menggunakan jurnal. Berikut ini adalah uraian secara rinci tentang teknik dan langkah-langkah dalam pengembangan instrumen untuk penilaian
sikap peserta didik.
1. Teknik Pengembangan Instrumen Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
a. Observasi perilaku
Pendidik dapat melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil pengamatan dapat dijadikan sebagai umpan balik
dalam pembinaan. Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian
yang berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah.
Contoh Isi Buku Catatan Harian: No.
HariTanggal Nama peserta
didik Kejadian