lain-lain. Namun dalam penelitian ini hanya mengkaji ranah kognitif, yaitu hasil menulis karangan narasi siswa.
2.1.6 Hakikat Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Pembelajaran bahasa
Indonesia SD
diarahkan dalam
rangka meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan. Di samping itu, dengan pembelajaran bahasa Indonesia juga diharapkan dapat menumbuhkan
apresiasi siswa terhadap hasil karya sastra Indonesia. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan 2006: 318 ruang lingkup
mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek mendengarkan, berbicara, membaca,
dan menulis. Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan: 1 berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku baik secara lisan maupun tulis; 2 menghargai
dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; 3 memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya
dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; 4 menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan
emosional dan sosial; 5 menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperluas budi pekerti, serta meningkatkan
pengetahuan
dan kemampuan
berbahasa; 6
menghargai dan
membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia BSNP 2006:317.
Dari uraian di atas, maka pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar memiliki peranan penting untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi, baik
secara lisan maupun tulisan, yang meliputi aspek mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis. Selain itu pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan dapat menumbuhkan kecintaannya terhadap karya sastra Indonesia.
2.1.7 Keterampilan Berbahasa
Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen yang saling berhubungan. Keempat komponen tersebut adalah menyimak listening skill,
berbicara speaking skill, membaca reading skill, dan menulis writing skill Doyin dan Wagiran 2010: 11.
Keterampilan membaca dan menyimak berdasarkan fungsinya termasuk keterampilan berbahasa yang reseptif dan apresiatif, artinya kedua keterampilan
tersebut digunakan untuk menangkap dan memahami informasi yang disampaikan melalui bahasa lisan dan tertulis. Sebaliknya keterampilan berbicara dan menulis
merupakan keterampilan berbahasa yang yang bersifat produktif dan ekspresif, artinya kedua keterampilan berbahasa tersebut digunakan untuk menyampaikan
informasi atau gagasan baik secara lisan maupun tertulis Doyin dan Wagiran 2010:11.
Menulis sebagai keterampilan berbahasa tidak dapat dilepaskan dari kegiatan berbahasa lainnya. Apa yang didapat dari proses menyimak, membaca
dan berbicara dapat digunakan sebagai masukan ide gagasan dalam kegiatan menulis. Begitu pula sebaliknya, hasil dari kegiatan menulis dapat digunakan
sebagai bahan untuk kegiatan membaca, berbicara dan menyimak. Suparno dan Yunus 2010: 1.6 menjelaskan hubungan antaraspek keterampilan berbahasa
sebagai berikut.
Tabel 2.1. Hubungan Antaraspek Keterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa Lisan dan langsung
Tertulis dan Tidak Langsung Aktif Reseptif
menerima pesan Menyimak
Membaca Aktif Produktif
menyampaikan pesan Berbicara
Menulis
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa keterampilan berbahasa meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca,
dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan dan saling memengaruhi satu sama lain.
2.1.8 Hakikat Menulis