6. Mempersiapkan siswa
berinteraksi dengan
teman sekelompok
untuk membahas isi LKS
talk. Guru
sebagai mediator
lingkungan belajar. 6.
Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan
teman sekelompok untuk membahas isi
catatan talk.
7. Mempersiapkan siswa
menulis sendiri pengetahuan yang
diperolehnya sebagai hasil kesepakatan
dengan anggota kelompok write.
4. Siswa
membuat tulisan secara runtut
dan logis 7.
Siswa menulis karangan narasi secara
individu berdasarkan hasil diskusi kelompok
write.
8. Setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya,
sedangkan kelompok lain menanggapi
8. Perwakilan kelompok
membacakan hasil diskusi kelompok,
sedangkan kelompok lain menanggapi.
5. Merefleksi
pembelajaran 9.
Merefleksi pembelajaran
2.2 KAJIAN EMPIRIS
Penelitian ini juga didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap model think talk write dan media gambar seri dalam meningkatkan
keterampilan menulis karangan narasi. Adapun hasil penelitian tersebut adalah: Penelitian yang dilakukan oleh Hatmi 2013 dengan judul Peningkatan
Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi melalui Model Think Talk Write dengan Media Visual pada Siswa Kelas IV SDN Pakintelan 03. Fokus penelitian
ini adalah banyaknya siswa yang kesulitan dalam menuangkan ide gagasan dan belum menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan tahapan perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian dilakukan dalam dua siklus dengan masing-masing dua kali pertemuan. Hasil penelitian membuktikan bahwa
model think talk write melalui media visual dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SDN Pakintelan 03. Hal itu terlihat
dari data hasil keterampilan menulis karangan deskripsi siswa siklus I sebesar 43 dengan kriteria cukup kemudian pada siklus 2 meningkat menjadi 90
dengan kriteria sangat baik. Simpulan penelitian ini adalah model think talk write dengan media visual sebagai solusi yang efektif karena terbukti mampu
meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa. Widiyastuti 2013 dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan
Keterampilan Menulis Narasi melalui Model Pembelajaran Think Talk Write dengan Media Audio Visual pada Siswa Kelas IV SD
.
Permasalahan yang dialami Widiyastuti adalah banyaknya siswa yang kesulitan dalam mengembangkan ide-
ide gagasan. Siswa pasif dalam pembelajaran, tidak berani mengemukakan pendapatnya. Melalui model think talk write, Widiyastuti berhasil meningkatkan
keterampilan menulis siswa dengan cara guru memberikan permasalahan, kemudian siswa diminta berpikir secara mandiri untuk didiskusikan ke dalam
forum diskusi. Setelah didiskusikan dalam kelompok kemudian masing-masing siswa menuliskan karangan narasi menggunakan bahasanya sendiri. Dari hasil
menulis karangan narasi kemudian dipilih salah satu karangan terbaik dalam kelompok untuk dipresentasikan di kelas. Kelompok lain memberikan tanggapan,
saran, ataupun komentar. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis siswa dalam menulis karangan deskripsi. Penerapan model
think talk write terbukti efektif meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi.
Penelitian yang dilakukan Wahyuni 2012 yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Dengan Menggunakan Media Gambar Seri Pada
Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Permasalahan yang dialami Wahyuni hampir sama dengan yang dialami peneliti yakni hasil menulis narasi siswa masih rendah,
banyak siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran, serta ketiadaaan media pembelajaran yang mendukung. Berdasarkan masalah tersebut, Wahyuni
menggunakan media gambar seri untuk proses pembelajaran menulis narasi. Pada siklus I hasil tes menulis narasi memperoleh nilai rata-rata sebesar 67,2 sedangkan
siklus II mencapai nilai rata-rata sebesar 80,65. Keaktifan siswa pada siklus I rata- rata 61,91 sedangkan siklus II mencapai 89,63. Selain itu, keterampilan guru
dalam mengajar juga meningkat yaitu 72,37 pada siklus I menjadi 92,77. Penelitian ini menunjukkan penggunaan media gambar seri terbukti efektif untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi, aktivitas siswa meningkat serta keterampilan guru juga meningkat dalam pembelajaran menulis
karangan narasi.
Penggunaan media gambar seri juga diperkuat oleh Bana 2013 yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Pendekatan
Kontekstual dengan Media Gambar Seri pada Siswa Kelas IVB SDN Wonosari 02 Semarang. Permasalahan yang dialami Bana adalah pembelajaran menulis
karangan narasi yang belum optimal. Guru belum menggunakan media yang menarik minat siswa dalam pembelajaran mengarang, sehingga berakibat pada
keterbatasan ide yang muncul pada siswa. Nilai mengarang siswa pun masih belum mengalami ketuntasan. Berdasarkan masalah tersebut, Bana menerapkan
pendekatan kontekstual dengan media gambar seri. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis karangan narasi, siswa lebih aktif dan
tertarik mengikuti proses pembelajaran. Selain itu, hasil belajar menulis narasi juga mengalami peningkatan sebesar 84,2 dengan rata-rata kelas sebesar 75,4.
Penggunaan media seri terbukti efektif untuk meningkatkan minat siswa dan membantu siswa dalam mengembangkan ide-ide dalam menulis karangan narasi
siswa. Berdasarkan kajian empiris tersebut, diketahui bahwa penerapan model
think talk write dan media gambar seri dalam pembelajaran menulis dapat meningkatkan aktivitas siswa, keterampilan guru dan keterampilan siswa dalam
menulis karangan narasi. Kajian empiris ini akan dijadikan acuan peneliti dalam penelitian yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi
melalui Model Think Talk Write berbantuan Media Gambar Seri pada Siswa Kelas IV SDN Sekaran 02 Semarang.
2.3 KERANGKA BERPIKIR