Adapun indikator keterampilan menulis karangan narasi dalam penelitian ini adalah: 1 kualitas isi, 2 organisasi dan penyajian isi, 3 pemilihan kata, 4
penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat, dan 5 kerapian tulisan.
2.1.11 Pembelajaran Kooperatif
Menurut Nurhayati dalam Majid 2013: 175 pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam suatu
kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan
pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-
sama siswa yang berbeda-beda latar belakangnya Iru dan Arihi 2012:50. Pada pembelajaran kooperatif peserta didik bertanggung jawab atas belajar
mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan yang dihadapkan pada mereka. Guru bertindak sebagai fasilisator,
memberikan dukungan tetapi tidak mengarahkan kelompok ke arah hasil yang sudah disiapkan sebelumnya Suprijono 2009:54.
Beberapa tipe model pembelajaran kooperatif menurut Iru dan Arihi 2012: 55-69 diantaranya adalah: Student Teams Achievement Division STAD,
Numbered Head Together NHT, Think Pair Share TPS, tim ahli Jigsaw, tipe TGT Teams Games Tournament, tipe Mind Mapping, tipe Examples Non
Examples, tipe Think Talk Write, dan investigasi kelompok. Dari beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang menekankan pada
partisipasi siswa dalam kelompok, memberi kesempatan pada siswa untuk saling berinteraksi dalam membuat keputusan bersama serta menanamkan rasa tanggung
jawab atas belajar mereka sendiri. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu model think talk write.
2.1.12 Model Think Talk Write
Iru dan Arihi 2012: 67-68 menyatakan bahwa think talk write merupakan model pembelajaran kooperatif di mana perencanaan dari tindakan yang cermat
mengenai kegiatan pembelajaran yaitu lewat kegiatan berpikir think, berbicaraberdiskusibertukar pendapat talk, serta menulis hasil diskusi write
agar tujuan pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan dapat tercapai. Secara umum tahapan model think talk write yaitu:
1. Berpikir thinking. Siswa diberi kesempatan untuk memikirkan materi atau
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru berupa lembar kerja yang dilakukan secara individu.
2. Berdiskusi dan bertukar pendapat talking. Siswa diarahkan terlibat secara
aktif berdiskusi kelompok mengenai lembar kerja yang telah disediakan. 3.
Menulis writing. Pada tahap ini siswa diminta untuk menulis dengan bahasa dan pemikirannya sendiri hasil dari belajar kelompok yang didiskusikannya.
4. Presentasi. Hasil tulisan siswa dipresentasikan di depan kelas sekaligus
memberikan kesempatan pada siswa untuk mengoreksi hasil kerja kelopok lain.
Zulkarnaini 2011:148-149 menjelaskan model think talk write menjadi tiga fase. Pertama pada fase think, siswa di minta membaca, membuat catatan
kecil secara individual dari apa yang diketahui atau tidak diketahui untuk dibawa pada forum diskusi di fase talk. Selanjutnya fase talk, siswa membentuk
kelompok 3-5 tiap anggota kelompok yang heterogen untuk membahas catatan kecil serta perubahan struktur kognitif dalam berpikir menyelesaikan masalah.
Akhirnya fase write, siswa diminta secara individual mengonstruksi pengetahuannya untuk menyelesaikan LKS melalui tulisan berdasarkan wawasan
yang diperoleh dari diskusi catatan kecil dalam kelompok sebelumnya. Berbeda dengan Zulkarnaini, menurut Maftuh dan Nurmani dalam Iru
dan Arihi 2012: 68-69, langkah-langkah dalam melaksanakan model think talk write adalah sebagai berikut.
1. Guru menjelaskan tentang model think talk write.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Guru menjelaskan sekilas tentang materi yang akan didiskusikan
4. Guru membagikan LKS kepada siswa. Siswa memahami masalah secara
individual untuk membuat catatan kecil think. 5.
Guru membentuk kelompok heterogen yang terdiri 3-5 siswa. 6.
Mempersiapkan siswa berinteraksi dengan teman kelompok untuk membahas isi LKS talk. Guru sebagai mediator lingkungan belajar.
7. Mempersiapkan siswa menulis sendiri pengetahuan yang diperolehnya
sebagai hasil kesepakatan dengan anggota kelompok write. 8.
Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, sedangkan kelompok lain memberi tanggapan.
Dengan menerapkan model think talk write siswa diberi kesempatan berpikir secara individu, bertukar idegagasan dengan teman kelompoknya dan
menuliskan hasil diskusi secara individu sebelum mempresentasikannya di depan kelas dengan harapan siswa dapat saling membantu dan lebih aktif dalam proses
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hatmi 2013:29 menyatakan kelebihan model think talk write diantaranya
adalah: siswa lebih kritis, semua siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, dan siswa lebih paham terhadap materi yang dipelajari. Kekurangan model
pembelajaran think talk write diantaranya: siswa akan cukup merasa terbebani dengan tugas yang banyak dan waktu untuk satu materi cukup banyak.
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan model think talk write merupakan model pembelajaran yang melalui tahapan berpikir secara
individu, berbicara dengan kelompoknya kemudian menulis ke dalam bahasanya sendiri. Keunggulan model think talk write diharapkan mampu meningkatkan
keterampilan menulis karangan narasi siswa, sedangkan kekurangan model ini akan diminimalisir dengan media gambar seri.
2.1.13 Media Gambar Seri