5. Merinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai
pendukung cerita. 6.
Menyusun tokoh dan perwatakan, latar dan sudut pandang.
2.1.10 Teknik Penilaian Pembelajaran Menulis Karangan
Dilihat dari segi kompetensi berbahasa, menulis adalah aktivitas aktif produktif, aktivitas menghasilkan suatu tulisan. Kemampuan menulis
menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi tulisan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi
haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan tulisan yang runtut, padu, dan berisi.
Nurgiyantoro 2013: 443 berpendapat bahwa penilaian yang dilakukan terhadap karangan siswa dapat dilakukan secara holistik atau analitis. Penilaian
holistik artinya menilai sebuah karangan siswa secara keseluruhan, dibaca dari awal sampai akhir, dan setelah itu langsung diberi skor. Skor itu mewakili
keseluruhan karangan tanpa informasi skor per komponen karangan. Sedangkan penilaian analistis adalah penilaian hasil karangan siswa dengan cara memberi
skor ke setiap komponen, kemudian menjumlahkan skor tiap komponen. Lewat penilaian analitis dapat diketahui komponen mana saja yang telah baik dan
sebaliknya yang masih kurang untuk setiap siswa. Dalam menulis, unsur kebahasaan merupakan aspek yang perlu dicermati,
di samping isi pesan yang diungkapkan. Untuk itu, perlu disiapkan tes yang baik agar peserta didik dapat memperlihatkan keterampilan menulisnya. Kaitannya
dengan penilaian karangan, Iskandarwassid dan Sunendar 2008:250
menyebutkan ada beberapa kriteria yang harus dinilai, kriteria tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kualitas dan ruang lingkup isi: pengungkapan gagasan dengan jelas, sesuai dengan tema, alur ceritanya logis, dan mudah dipahami.
2. Organisasi dan penyajian isi: penggunaan pola-pola pengorganisasian, kelogisan urutan penyajian ide kesatuan, kepaduan, kelogisan alur cerita.
3. Komposisi. Penyusunan karangan yang dilakukan harus seimbang antara bagian pendahuluan, bagian pembahasan isi, dan bagian akhir karangan
4. Kohesi dan koherensi. Kohesi dalam wacana diartikan sebagai kepaduan bentuk secara struktural membentuk ikatan sintaktikal. Artinya unsur-unsur wacana
kata atau kalimat yang digunakan untuk menyusun suatu wacana memiliki keterkaitan secara padu dan utuh. Koherensi adalah pengaturan secara rapi
kenyataan dan gagasan, fakta dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dikandungnya.
5. Gaya dan bentuk bahasa; terkait cara seseorang menggunakan bahasa serta memperindahnya, untuk membuatnya lebih menarik dengan jalan memilih
struktur-struktur dengan kata-kata tertentu yang dapat memberikan efek-efek yang diinginkan seperti: pemilihan kata, penggunaan bahasa figuratif, dan
penggunaan variasi pada kalimat. 6. Mekanik: seperti ejaan, penggunaan tanda baca, penulisan huruf, angka-angka,
dan penggunaan huruf kapital yang tepat. 7. Kerapian tulisan dan kebersihan.
8. Respons afektif pengajar terhadap karya tulis.
Adapun indikator keterampilan menulis karangan narasi dalam penelitian ini adalah: 1 kualitas isi, 2 organisasi dan penyajian isi, 3 pemilihan kata, 4
penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat, dan 5 kerapian tulisan.
2.1.11 Pembelajaran Kooperatif