3.8 Analisis Ujicoba Instrumen Penelitian 3.8.1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
validitas tinggi. Arikunto 2009 memberikan rumus yang digunakan adalah rumus yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi product
moment sebagai berikut.
2 2
2 2
Y Y
N X
X N
Y X
XY N
r
xy
Keterangan : r
: Koefisien korelasi skor butir soal dan skor total. N
: Banyaknya subjek. ΣX : Banyaknya butir soal.
ΣY : Jumlah skor total. ΣXY : Jumlah perkalian skor butir dengan skor total.
ΣX
2
: Jumlah kuadrat skor butir soal. ΣY
2
: Jumlah kuadrat skor total. Hasil perhitungan r
xy
dikonsultasikan pada tabel dengan taraf signifikan 5, jika r
xy
r tabel maka butir soal tersebut valid. Hasil ujicoba dari 8 butir soal yang diujicobakan, menunjukkan bahwa
terdapat 6 butir soal yang valid yaitu butir soal nomor 1, 2, 4, 5, 7, dan 8. Sedangkan butir soal nomor 3 dan 6 termasuk ke dalam kategori butir soal yang tidak valid.
Perhitungan validitas butir soal dapat dilihat pada Lampiran 9.
3.8.2 Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Reliabilitas
instrumen dianalisis dengan menggunakan rumus Alpha. Arikunto 2006 mengatakan bahwa rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen
yang skornya bukan 0 dan 1, misalnya angket atau soal bentuk uraian.
2 2
11
1 1
t i
n n
r
Dengan
N N
X X
t
2 2
2
Keterangan : r
: Reliabilitas instrumen yang dicari n
: Banyaknya butir soal N
: Jumlah siswa X
: Skor tiap butir soal i
: Nomor butir soal
2 i
: Jumlah varians skor tiap-tiap butir soal
2 t
: Varians total Perhitungan reliabilitas akan sempurna jika hasil tersebut dikonsultasikan dengan
tabel r product moment. Jika r
11
t
tabel
maka soal tersebut reliabel. Dari perhitungan hasil uji coba, diperoleh r
11
pada butir soal nomor 1
adalah 0,9825, sedangkan r
11
pada tabel adalah 0,349. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa butir soal nomor 1 reliabel. Untuk perhitungan butir soal yang lain dapat dilihat pada Lampiran 9.
3.8.3 Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang dipelajari dengan siswa yang belum
menguasai materi yang dipelajari. Manfaat dari analisis daya pembeda butir soal adalah untuk mengetahui apakah butir soal itu baik, direvisi, atau ditolak. Semakin
tinggi daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan siswa yang pandai dan yang kurang pandai. Sunarya 2013
memberikan rumus yang digunakan untuk penghitungan daya pembeda soal uraian sebagai berikut.
=
� −� �
�
Keterangan : DP
: Daya pembeda MA
: Rata-rata dari kelompok atas MB
: Rata-rata dari kelompok bawah Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas dapat
menggambarkan tingkat kemampuan soal dalam membedakan antara siswa yang sudah memahami materi yang diujikan dengan siswa yang belum memahami materi
yang diujikan. Adapun klasifikasinya sebagai berikut. 0,40
– 1,00 = Soal ditrima baik 0,30
– 0,39 = Soal diterima tetapi perlu diperbaiki 0,20
– 0,29 = soal diperbaiki 0,00
– 0,19 = soal tidak dipakai Berdasarkan perhitungan daya pembeda diperoleh hasil yaitu butir soal 1,
2, 3, 5, 7, dan 8 diterima. Butir soal 4 dan 6 diterima dengan diperbaiki. Analisis perhitungan daya pembeda selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9.
3.8.4 Indeks Kesukaran