1.5.1 Model pembelajaran CIRC
CIRC merupakan singkatan dari CIRC Cooperative Integrated Reading and Composition, salah satu tipe model pembelajaran kooperatif dan merupakan
komposisi terpadu membaca dan menulis secara kooperatif. Siswa membaca materi yang diajarkan dari berbagai sumber dan selanjutnya menuliskannya ke dalam
bentuk tulisan yang dilakukan secara kooperatif. Stevens dan Slavin 1995 menyatakan bahwa CIRC bukan hanya diperuntukan bagi kelas-kelas tinggi
sekolah dasar untuk pelajaran bahasa namun CIRC telah berkembang juga untuk pelajaran eksak seperti pelajaran matematika. Langkah-langkah dalam model CIRC
diawali pembentukan kelompok heterogen ± 4 orang, kemudian dilanjutkan pemberian wacana oleh guru sesuai dengan materi bahan ajar, kemudian siswa
bekerja sama membaca bergantian, menemukan kata kunci, memberi kan tanggapan terhadap wacana kemudian menuliskan hasil kolaboratifnya, presentasi
hasil kelompok, dan diakhiri refleksi. Suyitno 2005 menyatakan fokus utama dari pembelajaran CIRC sebagai
penggunaan waktu tindak lanjut menjadi lebih efektif karena para siswa bekerja dalam tim-tim kooperatif yang dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok
membaca. Para siswa nantinya diharapkan dapat termotivasi untuk saling bekerja satu sama lain dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran.
1.5.2 Pembelajaran inquiry
Inquiry berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan
penyelidikan. Kauchak dan Eggen 1998 mengemukakan ‘inquiry is generally
used in education to refer to various learning activities, the inquiry of most concern to us is clearly defined
—Inquiry is the process of gathering information and observations to solve problems of interest’. Sepaham dengan hal tersebut
Depdiknas 2008 juga memaparkan bahwa pembelajaran inquiry merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab
antara guru dan siswa. Pembelajaran inquiry ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual kecakapan
berpikir terkait dengan proses-proses berpikir reflektif. Ahsan 2012 memaparkan bahwa pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil
dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Belajar pada dasarnya merupakan proses mental seseorang yang tidak terjadi secara mekanis.
Melalui proses mental itulah, diharapkan siswa berkembang secara utuh baik intelektual, mental, emosi, maupun pribadinya. Oleh karena itu dalam penelitian
ini, peneliti akan meminimalisir pemberian sejumlah materi yang harus dihafal dan merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri
materi yang harus dipahaminya.
1.5.3 Kemampuan pemecahan masalah