Dalam rangka mengimplementasikan inquiry di kelas, Etheredge dan Rudinsky 2003 memberikan bentuk sederhana dari suatu kegiatan inquiry yang
umumnya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: a guru berusaha menggali minat dan latar belakang pengetahuan awal siswa dan merancang kegiatan dengan
menggunakan variabel tunggal serta menerapkan konsep-konsep sains yang akan dipelajari, b guru membantu siswa merumuskan pertanyaan, merancang dan
melaksanakan kegiatan inquiry, dan c guru membantu siswa menilai proses dan hasil pembelajaran yang dilakukannya. Joyce dan Weil 2003 mengatakan Agar
proses inquiry dapat berlangsung secara maksimal dan produknya menjadi bermakna bagi guru maupun siswa, maka penerapan inquiry sebaiknya diawali dari
masalah-masalah sederhana, kemudian dikembangkan secara bertahap ke arah permasalahan yang lebih kompleks.
Singkatnya paradigma pembelajaran melalui inquiry harus dikembangkan secara bertahap dan berlangsung terus menerus. Memang inquiry bukanlah satu-satunya
strategi yang dapat memberikan jawaban terhadap seluruh permasalahan pendidikan sains, akan tetapi penerapan inquiry secara terintegrasi dengan strategi
lain dapat memberikan kontribusi positif terhadap proses reformasi pembelajaran yang sangat perlu dilakukan.
2.3 Soal Cerita
Kehadiran soal cerita dalam setiap akhir materi dalam pelajaran matematika dimaksudkan agar siswa mengetahui manfaat dari materi yang telah dipelajarinya.
Soal cerita menurut Suyitno 2005 adalah soal yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari contextual problem. Ashlock 1983 menyatakan bahwa soal cerita
merupakan soal yang dapat disajikan dalam bentuk lisan maupun tulisan, soal cerita yang berbentuk tulisan berupa sebuah kalimat yang mengilustrasikan kegiatan
dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Ramadhan 2009 soal cerita dapat melatih siswa berpikir secara
analisis, melatih kemampuan menggunakan tanda operasi hitung, dan prinsip- prinsip atau rumus-rumus yang telah dipelajari. Untuk sampai pada hasil yang
diinginkan dalam menyelesaian soal cerita, siswa memerlukan kemampuan- kemampuan tertentu. Kemampuan tersebut terlihat pada pemahaman soal yakni
kemampuan apa yang diketahui dari soal, apa yang ditanyakan dalam soal, apa saja informasi yang diperlukan, dan bagaimana akan menyelesaikan soal.
As’ari 2005:45 menyatakan bahwa suatu soal hanya dapat disebut sebagai problem bagi siswa jika dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
1. Pengetahuan prasyarat untuk mengerjakan soal itu sudah diajarkan.
2. Algoritmacara pemecahan soal tersebut belum diajarkan.
3. Soal tersebut terjangkau untuk dikerjakan oleh siswa.
4. Siswa mau dan berkehendak untuk menyelesaikan soal tersebut.
Penyelesaian soal cerita merupakan kegiatan pemecahan masalah. Pemecahan masalah dalam suatu soal cerita matematika merupakan suatu proses
yang berisikan langkah-langkah yang benar dan logis untuk mendapatkan penyelesaian Jonassen, 2004. Dalam menyelesaikan suatu soal cerita
matematika bukan sekedar memperoleh hasil yang berupa jawaban dari hal yang ditanyakan, tetapi yang lebih penting siswa harus mengetahui dan memahami
proses berpikir atau langkah-langkah untuk mendapatkan jawaban tersebut.
Menurut Polya 1973 untuk menyelesaikan soal matematika dipergunakan heuristic. Maksud dari heuristic adalah mempelajari cara-cara dan aturan penemuan
serta hasil penemuan. Polya dalam Suherman 2003:91 menyarankan empat langkah dalam pemecahan masalah, yaitu: 1 Understanding the problem
memahami masalah, 2 Devising a plan merencanakan penyelesaian, 3 Carrying out the plan melaksanakan rencana penyelesaian, dan 4 Looking back
memeriksa proses dan hasil. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Ashlock 1983 kegiatan menyelesaikan soal cerita matematika tidak hanya melibatkan
satu langkah penyelesaian. Soedjadi dalam Muncarno 2008 menyatakan bahwa untuk menyelesaikan soal cerita matematika dapat ditempuh langkah-langkah
sebagai berikut. a.
Membaca soal cerita dengan cermat untuk menangkap makna pada tiap kalimat.
b. Memisahkan dan mengungkapkan apa yang diketahui dalam soal, apa
yang ditanyakan oleh soal. c.
Membuat model matematika dari soal. d.
Menyelesaikan model matematika menurut aturan matematika sehingga mendapat jawaban dari soal tersebut.
e. Mengembalikan jawaban kedalam konteks soal yang ditanyakan.
2.4 Kemampuan pemecahan masalah