Hutan Tumokang Keanekaragaman Floristik dan Pemanfaatannya Sebagai Tumbuhan Obat di Kawasan Konservasi II Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Provinsi Sulawesi Utara

36

3. Hutan Tumokang

Hasil inventarisasi flora untuk semua tingkatan secara lengkap pada petak penelitian di hutan Tumokang dapat dilihat pada Tabel 8. Jenis-jenis flora yang ditemukan di kompleks hutan Tumokang, kerapatan relatif,frekwensi relatif,dominansi relatif dan indeks nilai penting flora pada berbagai tingkatan dapat dilihat pada Lampiran 10 – 13. Tingkat semai didominasi oleh Areca vestiaria INP=11.26, Canarium hirtusumINP=10.05, Knema sp.INP=8.74, Dysoxylum amooroidesINP=7.84.Tingkat sapihan didominasi oleh Areca vestiaria INP=23.86, Livistonya rotundifolia INP=16.07. Pometia pinnata INP =15.84, Mimusop elengi INP=13.43, Ochrosia acuminataINP=13.14. Tingkat tiang didominasi Gosampinus heptaphylla INP=24.64, Diospyros ebenumINP=22.16, Palaquium obovatumINP=20.52, Koordersidendron pinnatum INP=18.45, INP =16.1 Xylopia sp, Gluta renghas INP=15. Tingkat Pohon Pangium edule INP=14.69, Nephelium lappaceum INP=14.30, Baccaurea javanica INP=13.70, Macaranga sp, INP =13.15 Caryota sp,INP= 12.93. Tabel 8. Kekayaan Jenis, Marga dan Suku Hutan Tumokang Jumlah Tingkatan Flora Jenis Marga Suku Semai dan Tumbuhan Bawah Sapihan Tiang Pohon 73 61 50 51 51 42 48 43 35 30 32 29 Hasil penelitian menunjukkan bahwa di lokasi hutan Tumokang terdapat 51 jenis pohon. Nilai kerapatan relatif tertinggi 6,43 pada jenis cempaka Elmerrillia ovalis sedangkan kerapatan relatif terendah 0,42 pada 37 jenis Hernandia ovigera. CempakaElmerrillia ovalis merupakan jenis tumbuhan yang memiliki nilai kerapatan relatif tertinggi artinya jenis ini dianggap sebagai jenis yang rapat pada lokasi hutan Tumokang. Jenis lain yang juga memiliki nilai kerapatan yang tinggi adalah jenis Caryota sp.tanoyan dengan nilai KR=5,46 . Frekwensi merupakan nilai besaran yang menyatakan derajat penyebaran jenis di dalam komuniasnya. Angka frekwensi diperoleh dengan melihat perbandingan jumlah dari petak-petak yang diduduki suatu jenis terhadap keseluruhan petak yang diambil sebagai petak contoh dalam melakukan analisis vegetasi. Jenis sumeding Pangium edule merupakan jenis dengan nilai frekwensi tertinggi di hutan Tumokang 8,65, sedangkan frekwensi terendah pada jenis kayu toraut Vitex celebica. Dominasi merupakan besaran yang digunakan untk menyatakan derajat penguasaan ruang atau tempat tumbuh, berapa luas area yang ditumbuhi oleh sejenis tumbuhan atau kemampuan suatu jenis tumbuhan untuk bersaing terhadap jenis lainnya. Nilai dominasi diekspresikan mutlak atau relatif yang menunjukkan persentase bahwa nilai spesies individu merupakan total untuk semua spesies. Nilai dominansi relatif masing-masing jenis di hutan Tumokang bervariasi dari yang terendah sebesar 0,23 untuk jenis kedondong Chrysophyllum lanceolatum sampai dengan dominansi relatif tertinggi pada jenis Macaranga sp. dengan nilai 8,51 . Nilai dominansi jenis dihitung berdasarkan besarnya nilai diameter batang setinggi dada sehingga besarnya nilai dominansi ditentukan oleh kerapatan jenis dan ukuran rata-rata diameter batang. Jenis Macaranga memiliki nilai dominansi tertinggi karena ukuran batangnya cukup besar. Indeks nilai penting merupakan hasil penjumlahan dari ketiga parameter kerapatan, frekwensi, dominansi yang telah diukur sebelumnya, sehingga nilainya juga bervariasi. Nilai INP tertinggi ditemukan pada jenis sumeding Pangium edule INP=14,69. Selain jenis sumeding, beberapa jenis yang memiliki nilai INP tertinggi lainnya INP10 adalah jenis Nephellium lapaceumbolangat INP=14,30; Baccaurea javanica INP=13,70; Macaranga sp. dengan INP =13.15, Caryota sp. dengan INP=12.93. Besarnya indeks nilai penting menunjukkan peranan jenis yang bersangkutan dalam komunitasnya. Jenis eboni dan cempaka merupakan dua jenis yang mendominasi lokasi hutan Tumokang karena memiliki nilai INP tertinggi. Kemampuan kedua jenis tersebut 38 dalam menempati sebagaian besar hutan Tumokang menunjukkan bahwa keduanya memiliki kemampuan untuk beradatasi dengan kondisi lingkungan setempat. Jenis sumeding yang memiliki diameter yang lebih besar diperkirakan lebih dahulu tumbuh pada lokasi ini. Berdasarkan INP seluruh jenis selanjutnya dihitung indeks diversitas H’ Shannon-Wiener. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa indeks diversitas jenis adalah 3,76. Nilai indeks diversitas tersebut menggambarkan kekayaan jenis pohon yang berada pada daerah hutan Tumokang. Berdasarkan nilai keanekaragaman jenis tersebut, selanjutnya dapat ditentukan nilai kemerataan jenis dalam komunitas tersebut. Nilai kemerataan pada masing-masing lokasi berbeda-beda. Perbedaan nilai kemerataan tersebut disebabkan karena nilai INP masing-masing jenis disetiap lokasi juga bervariasi. Hasil perhitungan kemerataan menunjukkan nilai 0,96. Nilai kemerataan suatu jenis ditentukan oleh distribusi setiap jenis pada masing-masing plot secara merata. Makin merata suatu jenis dalam seluruh lokasi penelitian, maka makin tinggi nilai kemerataannya. Demikian juga sebaliknya jika beberapa jenis tertentu dominan sementara jenis lainnya tidak dominan atau densitasnya lebih rendah, maka nilai kemerataan komunitas yang bersangkutan akan lebih rendah.

4. Hutan Matayangan