Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat

70 6 24 34 2 7 18 21 2 5 1 5 10 15 20 25 30 35 40 Akar Batang Daun Bunga Buah Seluruh bagian Kulit batang Umbi Pucuk Air dalam batang Bagian yang digunakan Ju m lah j en is Jumlah jenis 60 11 15 17 1 8 10 20 30 40 50 60 70 Pohon Herba Semak Perdu Bambu Liana Habitus Ju m lah j en is Jumlah jenis HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat

Berdasarkan hasil inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan obat di lima lokasi di kawasan TNBNW, tercatat 121 jenis tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat setempat sebagai ramuan obat. Pemanfaatan keanekaragaman jenis tumbuhan obat di TNBNW meliputi nama ilmiah, famili, bagian yang digunakan, dan manfaatnya dapat dilihat pada Tabel 14. Dilihat dari segi habitusnya, jenis-jenis tumbuhan obat dikelompokkan dalam 6 macam, yaitu habitus herba, liana, perdu, pohon, semak, dan bambu Gambar 8. Gambar 8. Jumlah jenis tumbuhan obat berdasarkan habitusnya Berdasarkan bagian tumbuhan yang digunakannya, jenis-jenis tumbuhan obat dikelompokkan kedalam 10 macam yaitu daun, akar, batang, kulit batang, bunga, getah, pucuk daun, umbi, buah, dan semua bagian tanaman Gambar 9. Gambar 9. Bagian tumbuhan yang digunakan tumbuhan obat. 71 Tabel 14. Jenis-jenis Tumbuhan Obat Berdasarkan Nama Lokal, Nama ilmiah, Suku, bagian yang digunakan, dan jenis penyakit Nomor Nama Lokal Nama ilmiah Suku Bagian Yang Digunakan Kegunaan 1 Alikokop Dischidia nythesiana Asclepiadaceae Kulit Batang, daun Kanker, sakit gigi 2 Amok Cananga odorata Annonaceae Kulit Batang Sakit Mata 3 Atul Mallotus moluccana Hernandiaceae pucuk daun RematikPegal 4 Badag Hemigraphis sp. Achantaceae kulit Batang Ginjal, diabetes, Hypertensi 5 Bambeletan Cassia alata Leguminoceae Daun Kulit, Kosmetik 6 Bayur Pterospermum celebicum Sterculiaceae Kulit Batang Kanker, rematik 7 Benalu Loranthus sp Loranthaceae Batang RematikPegal 8 Bintanag Kleinhovia hospita Sterculiaceae Daun Pencernaan 9 Binuang Octomeles sumatrana Datiscaceae Daun Penyakit khusus wanita 10 Bitaui Calophyllum soulattri Guttiferae Kulit batang Kulit 11 Kapuraca Ochocarpus ovalifolium Guttiferae Kulit batang RematikPegal 12 Bobang Canarium hirtusum Annonaceae Kulit batang Penawar racun, rematik, Malaria 13 Bogu Melia azedarch Meliaceae Kulit batang Pernapasan 14 Aren Arenga pinnata Arecaceae Kapas pada batang Penyakit wanita, TBC, Kulit, Demam,Sakit Kepala 15 Bolangat Nephelium sp. Sapindaceae Kulit batang Malaria 16 Bonata Clerodendron buchananii Verbenaceae Kulit batang TBC 17 Bongale Zingiber sp Zingeberaceae Kulit dan batang Kulit 18 Bongkodu Morinda citrifolia Rubiaceae Kulit dan batang Liver , Tonikum 19 Bonok Eleucine indica Poaceae Kulit dan batang Tonikum 20 Bonok Passiflora foetida Passifloraceae Kulit dan batang Tonikum 21 Bonok macan Andropogon zizanoides Poaceae Getah Penawar racun,Pencernaan 22 Bonok tagapis Scopariadulcis Scorphulariaceae Daun Kanker 23 Bonokpiper Peperomia pellcida Piperaceae Daun Hypertensi, Kosmetik 24 Boyokia Pittosporum ferrugineum Pittosporaceae Kulit batang Pencernaan 25 Bulu tikus Bambusa sp. Poaceae Seluruh tanaman Mitologi 26 Buto butong Dyospiros buxifolia Ebenaceae Seluruh tanaman Demam dan sakit kepala,Tonikum 27 Dalit Harpulia cupanoides Sapindaceae Seluruh bagian Kulit,TBC,Tonikum 72 28 Damar babi Dacryodes rostrata Magnoliaceae Akar Malaria,Tonikum 29 Diat Andropogon zizanioides Poaceae Serat Penyakit khusus wanita, Ginjal 30 Doit-doit Drymoglossum sp. Polypodiaceae Batang Kanker, Penawar racun 31 Dondolipon Xanthosoma violaceum Araceae Buah demam sakit kepala 32 Dondoyuta Hyptis suaveolens Lamiaceae Daun Kulit 33 Dumpagon Ficus minahassae Moraceae Batang Mitologi, ginjal 34 Eboni Dyospyros celebica Ebenaceae buah Hypertensi, Liver,Ginjal, Diabetes 35 Ganceng Piper caninum Piperaceae Daun Pencernaan dan kulit 36 Gedi merah Abelmoschus sp. Malvaceae pucuk daun Penyakit khusus wanita, batuk 37 Kapuk hutan Gozampinus heptaphylla Bombacaceae Kulit Batang RematikPegal 38 Kayu batu Koordersiodendron pinnatum Annacardiaceae pucuk daun Penyakit khusus wanita 39 Kayu burung Barleria prionitis Acanthaceae Batang,Daun Kulit 41 Kayu dondo Vitex negundo Verbenaceae Buah Hypertensi, Liver,Ginjal, Diabetes 42 Kayu kambing Garuga floribunda Burseraceae Seluruh tanama TBC 43 Kayu Keng Bischovia javanica Euphorbiaceae Batang Penyakit wanita, TBC, Kulit, Demam ,Sakit Kepala 44 Kayu lawang Cinamomum koodersii Lauraceae Daun demam sakit kepala,Pencernaan, Kulit, dan KB 45 Kayu maumar Nauclea celebica Rubiaceae Akar Kulit, pegal,tonikum 46 Kayu susu Alstonia scholaris Apocynaceae Daun Kanker 47 Keladi merah Alocasia sp. Araceae Batang dan daun Kulit,KB 48 Kemiri Aleurites moluccana Euphorbiaceae Akar Kanker 49 Kolintama Alocasia cucculata Araceae Daun Kulit,KB 50 Kolot Blumea riparia Asteraceae Seluruh tanaman Jantung 51 Kopuling Alocasia sp. Araceae Seluruh tanaman Pernapasan 52 Koruntungan Solanum sp. Solanaceae Seluruh tanaman Tonikum 53 Koyondom Pogostemon heyneanus Lamiaceae Daun Pernapasan 54 Kuyanga Coechorus acutangulus Tiliaceae Daun Pencernaan 55 Kapunggi Alsphila glauca Cyatheaceae Batang Pencernaan 56 Lantat Lansium domesticum Meliaceae Daun Pencernaan, sakit kepala dan demam 57 Lidoyok Lantana camara Verbenaceae Daun Pencernaan dan Pernapasan, batuk 58 Linggua Pterocymbium sp. Sterculiaceae Daun Ginjal 59 Linggua Pterocarpus indica Fabaceae Daun Diabetes 73 60 Lingkobung Macaranga gigantea Euphorbiaceae Daun Diabets 61 Liod Bantong Bauhenia purpurea Caesalpiniaceae Seluruh tanaman kehamilan dan persalinan 62 Lompiat Averrhoa carambolla Oxalidaceae Batang dan daun Pencernaan, Pernapasan 63 Lumbugon Acalypha caturus Euphorbiaceae pucuk daun Ginjal 64 Lunkab Palquium sp Sapotaceae Akar Kulit 65 Mangga hutan Mangifera sp Anacaediaceae Daun Malaria 66 Manggis hutan Mangostana indica Guttiferae Batang Pencernaan, demam dan sakit kepala 67 Matoa Pometia pinnata Sapindaseae Kulit batang Kulit dan pencernaan 68 Menggosian Clerodendron inerme Verbenaceae Daun Liver,hypertensi, Diabetes, Ginjal 69 Mongkudu Morinda bracteata Rubiaceae Buah Malaria, hypertensi 70 Nunuk Ficus benyamina Moraceae Seluruh tanaman kehamilan dan persalinan 71 Obuyu mamaan Piper betle Piperaceae Daun Pernapasan 72 Obuyu Piper aduncum Piperaceae Daun kehamilan dan persalinan 73 Ogusip Litsea sp. Lauraceae Bunga dan daun Pernapasan,demam dan sakit kepala 74 Olunan Celtis philippensis Ulmaceae Buah demam dan sakit kepala 75 Ongkolan Eucalyptus deglupta Myrtaceae Batang Pernapasan 76 Onunang Cordia dichotoma Borrangiaceae Pangkal tangkai daun Kulit 77 Opolat Ficus amplas Moraceae Tunas Pencernaan 78 Oyobung adi Selaginella tamariscina Selaginellaceae Seluruh tanaman Hypertensi,Ginjal,penyakit khusus wanita 79 Padang Imperata cylindrica Poaceae pucuk daun Demam dan sakit kepala,asam urat 80 Pala hutan Myristica sp. Myristicaceae Empulur batang sakit kepala,malaria,Kanker,penyakit wanita, tonikum 81 Pandan hutan Pandanus sp. Pandanaceae Buah demam dan sakit kepala,ginjal,Hypertensi 82 Pangi Pangium edule Flacourtiaceae Akar,buah Ginjal, Hypertensi, Liver,sesak napas 83 Patuku Cycas rumphii Cycadaceae Daun dan biji Pencernaan, muntah darah 84 Pidai Poikilospermum suaveolens Moraceae seluruh tanaman Penyakit khusus wanita 85 Pikit Ocinum basilicum Labiatae Buah Hypertensi, Diabetes, Ginjal 86 Pinang hitam Pinanga caesia Arecaceae Biji Mitologi, religi 87 Pinang yaki Areca vestiaria Arecaceae Bunga,daun, dan buah KB,diabetes, Obat cacing,Mitologi, Ritual,kosmetik 88 Pisang goroho Musa sp. Musaceae Daun Pernapasan,Kulit, ginjal 89 Pisang hutan Musa acuminata Musaceae Daun Kulit,obat cacing 90 Pisek Algaia elliptica Meliaceae Kulit batang Kanker, kulit 74 91 Pondang Pandanus sp. Pandanaceae Daun Penawar racun,obat cacing,Liver,Hypertensi,ginjal,Kanker 92 Polaguyon Syzigium spicatum Myrtaceae Batang Demam dan sakit kepala, Kulit 93 Pombosion dn kecil Polyalthia sp. Annonaceae seluruh tanaman Penawar racun,Kulit 94 Pomia insumbu Gossypium herbaceum Malvaceae Batang Pernapasan 95 Pudutan Palquium obovatum Sapotaceae Batang Kulit dan ginjal 96 Rambutan hutan Nephelium sp. Sapindaceae Daun Malaria,mitologi 97 Rotan Calamus sp. Arecaceae Daun Ginjal, Kulit,mitologi 98 Seho Arenga pinnata Arecaceae Daun Sakit kepala,,Malaria,TBC, mitologi 99 Sesewanua Clerodendron serratum Verbenaceae Daun Kulit,demam,pencernaan 100 Siangga Impatiens semen Balsaminaceae Seluruh tanaman Kulit, mitologi 101 Sirsak hutan Xylopia sp. Annonaceae Kulit batang Malaria 102 Sombar Erythrina variegata Papilionaceae Kulit batang Malaria,sakit kepala 103 Sosoro Laportea deamana Urticaceae Kulit batang Malaria 104 Susuan Phaleria capitata Thymelaeaceae Buah Sakit gigi 105 Tagalolo Ficus septica Moraceae Kulit batang Malaria 106 Talas Remusatia vivipara Araceae Umbi Kanker 107 Talas Schismatoglottis calypatra Araceae daun Kulit Tanoyan Oncosperma sp Arecaceae Akar Malaria 109 Tobaang Cordyline fructicosa Liliaceae Batang Pencernaan,TBC 110 Togop Artocarpus elasticus Moraceae Batang Pencernaan 111 Tolutu Pterocymbium tinktorium Sterculiaceae Batang RematikPegal 112 Tomilow bobai Aneleima malabaricum Commelinaceae Seluruh tanaman Demam dan sakit kepala, Ritual 113 Tongit Ageratum conyzoides Compositae Batang Kulit 114 Tontuatoi Costus megalobrachtea Zingiberaceae Batang Pernapasan, Pencernaan,KB 115 Torosik Casearia grewiaefolia Flacourtiaceae Batang Pencernaan 116 Tuis Hornstedia sp Zingeberaceae Seluruh tanaman Kulit,Ritual 117 Tukadan Jatropha gossypifolia Euphorbiaceae Seluruh tanaman TBC,Ritual 118 Tuyat Derris elliptica Papilionaceae Seluruh tanaman TBC,RITUAL 119 Udun Ficus variegata Moraceae Daun Penyakit khusus wanita 120 UingKayu arang Cratoxylon celebicum Hypericaceae batang Penyakit khusus wanita 121 Ulibat Spondias pinnata Anacardiaceae Umbi Penyakit khusus wanita, Malaria 75 No Nama Lokal Nama Latin Famili Bagian Yang Digunakan Kegunaan 1 Alikokop Dischidia nythesiana Asclepiadaceae Kulit Batang, daun Kanker, sakit gigi 2 Amok Cananga Odorata Annonaceae Kulit Batang Sakit Mata 3 Atul Mallotus moluccana Hernandiaceae pucuk daun RematikPegal 4 Badag Hemigraphis Achantaceae kulit Batang Ginjal, diabetes, Hypertensi 5 Bambeletan Cassia alata Leguminoceae Daun Kulit, Kosmetik 6 Bayur Pterospermum celebicum Sterculiaceae Kulit Batang Kanker, rematik 7 Benalu Loranthus sp Loranthaceae Batang RematikPegal 8 Bintanag Kleinhovia hospita Sterculiaceae Daun Pencernaan 9 Binuang Octomeles sumatrana Datiscaceae Daun Penyakit khusus wanita 10 Bitaui Calophyllum soulattri Guttiferaceae Kulit batang Kulit 11 Kapuraca Ochocarpus ovalifolium Guttiferae Kulit batang RematikPegal 12 Bobang Canarium hirtusum Annonaceae Kulit batang Penawar racun, rematik, Malaria 13 Bogu Melia azedarch Meliaceae Kulit batang Pernapasan 14 Aren Arenga pinnata Arecaceae Kapas pada batang Penyakit wanita, TBC, Kulit, Demam,Sakit Kepala 15 Bolangat Nephelium sp. Sapindaceae Kulit batang Malaria 16 Bonata Clerodendron buchananii Verbenaceae Kulit batang TBC 17 Bongale Zingiber sp Zingeberaceae Kulit dan batang Kulit 18 Bongkodu Morinda citrifolia Rubiaceae Kulit dan batang Liver , Tonikum 19 Bonok Eleucine indica Poaceae Kulit dan batang Tonikum 20 Bonok Passiflora foetida Passifloraceae Kulit dan batang Tonikum 21 Bonok macan Andropogon zizanoides Poaceae Getah Penawar racun,Pencernaan 22 Bonok tagapis Scopariadulcis Scorphulariaceae Daun Kanker 23 Bonokpiper Peperomia pellcida Piperaceae Daun Hypertensi, Kosmetik 24 Boyokia Pittosporum ferrugineum Pittosporaceae Kulit batang Pencernaan 25 Bulu tikus Bambusa sp. Bambusaceae Seluruh tanaman Mitologi 76 26 Buto butong Dyospiros buxifolia Ebenaceae Seluruh tanaman Demam dan sakit kepala,Tonikum 27 Dalit Harpulia cupanoides Sapindaceae Seluruh bagian Kulit,TBC,Tonikum 28 Damar babi Dacryodes rostrata Magnoliaceae Akar Malaria,Tonikum 29 Diat Andropogon zizanioides Poaceae Serat Penyakit khusus wanita, Ginjal 30 Doit-doit Drymoglossum Polypodiaceae Batang Kanker, Penawar racun 31 Dondolipon Xanthosoma violaceum Araceae Buah demam sakit kepala 32 Dondoyuta Hyptis suaveolens Lamiaceae Daun Kulit 33 Dumpagon Ficus minahassae Moraceae Batang Mitologi, ginjal 34 Eboni Dyospyros celebica Ebenaceae buah Hypertensi, Liver,Ginjal, Diabetes 35 Ganceng Piper caninum Piperaceae Daun Pencernaan dan kulit 36 Gedi merah Abelmoschus sp. Malvaceae pucuk daun Penyakit khusus wanita, batuk 37 Kapuk hutan Gozampinus heptaphylla Bombacaceae Kulit Batang RematikPegal 38 Kayu batu Koorsidersiodendron pinnatum Annacardiaceae pucuk daun Penyakit khusus wanita 39 Kayu burung Barleria prionitis Acanthaceae Batang,Daun Kulit 41 Kayu dondo Vitex negundo Rubiaceae Buah Hypertensi, Liver,Ginjal, Diabetes 42 Kayu kambing Garuga floribunda Burseraceae Seluruh tanama TBC 43 Kayu Keng Bischovia javanica Euphorbiaceae Batang Penyakit wanita, TBC, Kulit, Demam ,Sakit Kepala 44 Kayu lawang Cinamomum koodesii Lauraceae Daun demam sakit kepala,Pencernaan, Kulit, dan KB 45 Kayu maumar Nauclea celebica Rubiaceae Akar Kulit, pegal,tonikum 46 Kayu susu Alstonia scholaris Apocynaceae Daun Kanker 47 Keladi merah Alocasia sp. Araceae Batang dan daun Kulit,KB 48 Kemiri Eleurites moluccana Euphorbiaceae Akar Kanker 49 Kolintama Alocasia cucculata Araceae Daun Kulit,KB 50 Kolot Blumea riparia Asteraceae Seluruh tanaman Jantung 51 Kopuling Alocasia sp. Araceae Seluruh tanaman Pernapasan 52 Koruntungan Solanum sp. Solanaceae Seluruh tanaman Tonikum 53 Koyondom Pogostemon heyneanus Lamiaceae Daun Pernapasan 77 54 Kuyanga binangoan Coechorus acutangulus Tiliaceae Daun Pencernaan 55 Kuyanga kapunggi Alsphila glauca Cyatheaceae Batang Pencernaan 56 Lantat Lansium domesticum Meliaceae Daun Pencernaan, sakit kepala dan demam 57 Lidoyok Lantana camara Verbenaceae Daun Pencernaan dan Pernapasan, batuk 58 Linggua Pterocymbium Sp. Caesalpiniaceae Daun Ginjal 59 Linggua Pterocarpus indica Caesalpiniaceae Daun Diabetes 60 Lingkobung Macaranga gigantea Euphorbiaceae Daun Diabets 61 Liod Bantong Bauhenia purpurea Caesalpiniaceae Seluruh tanaman kehamilan dan persalinan 62 Lompiat Everrhoa sp. Oxalidaceae Batang dan daun Pencernaan, Pernapasan 63 Lumbugon Acalypha caturus Euphorbiaceae pucuk daun Ginjal 64 Lunkab Palquium sp Sapotaceae Akar Kulit 65 Mangga hutan Mangifera sp Anacaediaceae Daun Malaria 66 Manggis hutan Mangostana indica Guttiferae Batang Pencernaan, demam dan sakit kepala 67 Matoa Pometia pinnata Sapindaseae Kulit batang Kulit dan pencernaan 68 Menggosian Clerodendron inerme Verbenaceae Daun Liver,hypertensi, Diabetes, Ginjal 69 Mongkudu Morinda bracteata Rubiaceae Buah Malaria, hypertensi 70 Nunuk Ficus benyamina Moraceae Seluruh tanaman kehamilan dan persalinan 71 Obuyu Piper betle Piperaceae Daun Pernapasan 72 Obuyu Piper aduncum Piperaceae Daun kehamilan dan persalinan 73 Ogusip Litsea sp. Lauraceae Bunga dan daun Pernapasan,demam dan sakit kepala 74 Olunan Celtis philippensis Ulmaceae Buah demam dan sakit kepala 75 Ongkolan Eucalyptus deqlupta Myrtaceae Batang Pernapasan 76 Onunang Cordia dichotoma Borrangiaceae Pangkal tangkai daun Kulit 77 Opolat Ficus amplas Moraceae Tunas Pencernaan 78 Oyobung adi Selaginella tamariscina Selaginellaceae Seluruh tanaman Hypertensi,Ginjal,penyakit khusus wanita 79 Padang Imperata cylindrica Poaceae pucuk daun Demam dan sakit kepala,asam urat 80 Pala hutan Myristica sp. Myristicaceae Empulur batang sakit kepala,malaria,Kanker,penyakit wanita, tonikum 78 81 Pandan hutan Pandanus sp. Pandanaceae Buah demam dan sakit kepala,ginjal,Hypertensi 82 Pangi Pangium edule Flacourtiaceae Akar,buah Ginjal, Hypertensi, Liver,sesak napas 83 Patuku Cycas rumphii Cycadaceae Daun dan biji Pencernaan, muntah darah 84 Pidai Poikilospermum suaveolens Moraceae seluruh tanaman Penyakit khusus wanita 85 Pikit Ocinum basilicum Labiatae Buah Hypertensi, Diabetes, Ginjal 86 Pinang hitam Pinanga caesia Arecaceae Biji Mitologi, religi 87 Pinang yaki Areca vestiaria Arecaceae Bunga,daun, dan buah KB,diabetes, Obat cacing,Mitologi, Ritual,kosmetik 88 Pisang goroho Musa sp. Musaceae Daun Pernapasan,Kulit, ginjal 89 Pisang hutan Musa acuminata Musaceae Daun Kulit,obat cacing 90 Pisek Algaia elliptica Meliaceae Kulit batang Kanker, kulit 91 Seluruh tanaman pondang Pandanus sp. Pandanaceae Daun Penawar racun,obat cacing,Liver,Hypertensi,ginjal,Kanker 92 Polaguyon Syzigium spicatum Myrtaceae Batang Demam dan sakit kepala, Kulit 93 Pombosion dn kecil Polyalthia sp. Annonaceae seluruh tanaman Penawar racun,Kulit 94 Pomia insumbu Gossypium herbaceum Malvaceae Batang Pernapasan 95 Pudutan Palquium obovatum Sapotaceae Batang Kulit dan ginjal 96 Rambutan hutan Nephelium sp. Sapindaceae Daun Malaria,mitologi 97 Rotan Calamus sp. Arecaceae Daun Ginjal, Kulit,mitologi 98 Seho Arenga sp. Arecaceae Daun Sakit kepala,,Malaria,TBC, mitologi 99 Sesewanua Clerodendron serratum Verbenaceae Daun Kulit,demam,pencernaan 100 Siangga Impatiens semen Balsaminaceae Seluruh tanaman Kulit, mitologi 101 Sirsak hutan Xylopia sp. Annonaceae Kulit batang Malaria 102 Sombar Erythrina variegata Papilionaceae Kulit batang Malaria,sakit kepala 79 103 Sosoro Laportea deamana Urticaceae Kulit batang Malaria 104 Susuan Phaleria capitata Thymelaeaceae Buah Sakit gigi 105 Tagalolo Ficus septica Moraceae Kulit batang Malaria 106 Talas Remusatia vivipara Araceae Umbi Kanker 107 Talas Schismatoglottis calypatra Araceae daun Kulit Tanoyan Oncosperma sp Arecaceae Akar Malaria 109 Tobaang Cordyline fructicosa Liliaceae Batang Pencernaan,TBC 110 Togop Artocarpus elasticus Moraceae Batang Pencernaan 111 Tolutu Pterocymbium tinktorium Sterculiaceae Batang RematikPegal 112 Tomilow bobai Aneleima malabaricum Commelinaceae Seluruh tanaman Demam dan sakit kepala, Ritual 113 Tongit Ageratum conyzoides Compositae Batang Kulit 114 Tontuatoi Costus megalobrachtea Zingiberaceae Batang Pernapasan, Pencernaan,KB 115 Torosik Casearia grewiaefolia Flacourtiaceae Batang Pencernaan 116 Tuis Hornstedia sp Zingeberaceae Seluruh tanaman Kulit,Ritual 117 Tukadan Jatropha gossypifolia Euphorbiaceae Seluruh tanaman TBC,Ritual 118 Tuyat Derris elliptica Papilionaceae Seluruh tanaman TBC,RITUAL 119 Udun Ficus variegata Moraceae Daun Penyakit khusus wanita 120 UingKayu arang Cratoxylon celebicum Hypericaceae batang Penyakit khusus wanita 121 Ulibat Spondias pinnata Anacardiaceae Umbi Penyakit khusus wanita, Malaria 75 20 18 15 19 14 9 13 9 11 8 6 26 8 4 12 3 4 2 6 8 5 10 15 20 25 30 Pe rn ap as an P en ce rnaa n D em am Kh us us w an ita M al ar ia Ka n ke r G in ja l Di a be tes Hi pe rten si Li ver KB Kul it A sam ur at m at a Ri tu al O bat c ac in g ko sm eti k Te rn ak An ti t oks ik to ni ku m Je nis pe nyak it J u m lah Je n is Jumlah jenis Berdasarkan informasi masyarakat, jenis-jenis tumbuhan obat yang ada dapat dikelompokkan ke dalam 20 kelompok penyakitpenggunaan. Dilihat dari jumlah jenis tumbuhan obatnya, kelompok penyakitpenggunaan tertinggi yaitu penyakit kulit 26 Jenis dan terendah yaitu kelompok penyakit untuk hewan ternak 2 jenis. Pemanfaatan jenis tumbuhan obat oleh masyarakat di sekitar TNBNW untuk mengobati berbagai penyakit secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 10 berikut. Gambar 10. Jumlah jenis tumbuhan obat berdasarkan jenis penyakit Berdasarkan identifikasi 121 jenis tumbuhan obat, tercatat 26 jenis sebagai obat penyakit kulit gatal-gatal, panu, kudis, eksim, bisul, luka, 20 jenis untuk obat penyakit yang berhubungan dengan pernapasan batuk, asma dan TBC, 19 jenis untuk penyakit khusus wanita seperti penyakit kelamin, kehamilan dan pasca persalinan, 18 jenis untuk penyakit yang berhubungan dengan pencernaan seperti sakit perut, diare, maag, disentri, dan perut kembung, 15 jenis untuk demam atau penurun panas, 14 jenis untuk malaria, 9 jenis untuk kanker seperti kanker rahim, payudara, tumor, 13 jenis untuk ginjal atau sakit pinggangl 9 jenis untuk diabetes atau kencing manis, 11 jenis untuk menormalkan tekanan darah tinggi, 8 jenis untuk penyakit liver masyarakat menyebutnya sakit kuning yang ditandai dengan mata dan kulit berwarna kuning, 6 jenis digunakan sebagai obat untuk mencegah kehamilan pada wanita tetapi ada juga jenis yang dipakai sebagai alat kontrasepsi pria, 8 jenis untuk 76 asam urat termasuk rematik dan pegal linu, 4 jenis untuk mengobat sakit mata, 3 jenis sebagai obat cacing, 4 jenis sebagai kosmetik digunakan sebagai bedak, pewarna bibir, dan penyubur rambut, 2 jenis untuk penyakit hewan ternak obat cacing dan kudis pada ternak, 8 jenis digunakan sebagai tonikum di masyarakat dikenal sebagai obat kuat karena kelelahan bekerja maupun obat kuat untuk menambah kemampuan sex seorang pria, 6 jenis sebagai penawar racun racun karena digigit serangga atau hewan berbisa dan juga karena makanan, 12 jenis digunakan untuk ritual seperti dipakai pada waktu upacara adat, upacara penolak bencana, ataupun untuk penyembuhan penyakit, pengusir setan dan juga beberapa jenis tumbuhan seperti jenis cemara dan palem yang digunakan untuk upacara keagamaan. Ditinjau dari cara penggunaan, terdapat 2 cara yaitu sebagai obat luar dioleskan atau di temple tercatat 31 jenis dan obat dalam dimakan atau diminum tercatat 190 jenis. Cara penggunaannya dapat berupa ramuan tunggal satu jenis saja dan ramuan yang terdiri dari lebih dari satu jenis tumbuhan. Menurut masyarakat , pengobatan yang berasal dari peramuan dua atau lebih jenis tumbuhan memiliki khasiat yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan ramuan dari jenis tunggal. Menurut pemahaman mereka, peramuan obat yang bahannya terdiri dari berbagai jenis dianggap setiap jenis dapat memberikan fungsinya masing-masing. Selain itu dengan kombinasi beberapa jenis tersebut dapat memberikan khasiat berlipat ganda. Anggapan tersebut kemungkinan berkaitan dengan adanya komponen aktif yang terdapat dalam tumbuhan tersebut yang saling menunjang atau saling melengkapi khasiat satu dengan yang lainnya. Untuk membuktikannya diperlukan studi khusus mengenai khasiat serta kandungan fitokimianya merupakan bab tersendiri dalam disertasi ini. Berdasarkan hasil deskripsi keanekaragaman jenis tumbuhan obat di sekitar kawasan TNBNW, dilakukan penentuan jenis tumbuhan obat berpotensi untuk penelitian lebih lanjut. Penentuan jenis tumbuhan berpotensi diperoleh dengan cara memilih 10 jenis tumbuhan berdasarkan peringkat indeks nilai budaya ICS, indeks nilai penting INP, nilai ekologi, nilai ekonomi, pemasaran, nilai tambah, syarat tumbuh, budidaya, pengembangan. Selanjutnya dengan metode perbandingan eksponensial dapat ditentukan satu jenis tumbuhan yang paling berpotensi. Sepuluh jenis tumbuhan obat yang dimaksud adalah Diospyros celebicaebonik.hitam, Knema celebicapala hutan, Areca vestiariapinang yaki, Calamus sp. rotan, Arenga pinnata seho, Mangostana 77 indicamanggis hutan, Ficus minahassaedumpagon, Aglaia minahassaepisek, Pandanus sp. pondang, Remusativa viviparatalas Gambar 11. Diospyros celebica Knema celebica Areca vestiaria Calamus Sp. Arenga pinnata Ficus minahassae Pandanus sp Mangostana indica Remusativa vivipara Aglaia minahassae Gambar 11. Sepuluh peringkat teratas jenis tumbuhan obat berdasarkan nilai budaya ICS dan nilai penting INP 78 Berdasarkan hasil perhitungan nilai pemanfaatan ICS dan nilai penting INP maka jenis tumbuhan yang termasuk kategori tumbuhan obat pada 10 peringkat tertinggi adalah sebagai berikut : Tabel 14. Sepuluh peringkat teratas tumbuhan obat berdasarkan INP dan ICS No. Jenis ICS INP 1 Diospyros celebica ebonik.hitam 63 52,45 2 Knema celebicapala hutan 109 33,07 3 Areca vestiariapinang yaki 115 23,86 4 Calamus sativus rotan 82 13,67 5 Arenga pinnataseho 41 9,75 6 Mangostana indicamanggis hutan 60 9,10 7 Ficus minahassaedumpagon 30 8,88 8 Aglaia minahassaepisek 54 8,74 9 Pandanus sarasinorum pondang 48 5,47 10 Remusativa viviparatalas 72 4,47 Besarnya indeks nilai penting menunjukkan peranan jenis yang bersangkutan dalam komunitasnya. Jenis Diospyros celebica eboni mendominansi lokasi hutan Doloduo dan Torout karena memiliki nilai INP tertinggi. Knema celebica pala hutan mendominansi hutan Matayangan sedangkan Areca vestiaria mendominasi hutan Tumokang dan kawasan hutan Gunung Kabila. Kemampuan jenis-jenis tersebut dalam menempati sebagaian besar hutan di kawasan TNBNW menunjukkan bahwa jenis-jenis tersebut memiliki kemampuan untuk beradatasi dengan kondisi setempat. Jenis-jenis tumbuhan di atas merupakan jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar kawasan taman nasional untuk kebutuhan sehari-hari termasuk sebagai obat tradisional. Keberadaan atau ketersediaan jenis-jenis tumbuhan tersebut di atas untuk sementara masih cukup melimpah terutama di kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Berdasarkan hasil penelusuran pustaka, Diospyros celebicaeboni Pinang Yaki Areca vestiaria Pala hutan Knema celebica, Ficus minahassae, dan Aglaia minahassae merupakan jenis tumbuhan endemik Sulawesi Lee et al, 79 2001; Whitmore, 1989; Yuzammi dan Hidayat, 2002 ; Mogea, 2002 . Diospyros celebica eboni merupakan jenis tumbuhan yang banyak dicari orang secara legal maupun illegal. Jenis kayu yang sudah terkenal di dalam dunia perdagangan kayu internasional karena berkualitas tinggi untuk indusri rumah, kerajinan tangan termasuk kerajinan patung Bali menggunakan bahan kayu hitam ini Yuzammi, 2002. Diospyros celebica merupakan suku Ebenaceae, status langka karena sering diburu untuk kayunya. Ficus minahasae merupakan maskot flora Sulawesi utara, di kawasan TNBNW merupakan habitat kuskus, buahnya merupakan makanan satwa hutan. Sedangkan Areca vestiaria pinang yaki merupakan habitat monyet hitam yang juga merupakan salah satu satwa endemik Sulawesi. Buah pinang yaki merupakan makanan bagi monyet hitam dan satwa hutan lainnya. Nilai Ekologi : Pada umumnya jenis-jenis pohon yang endemik Sulawesi merupakan salah satu komponen mata rantai ekosistem karena merupakan habitat dan sumber makanan pokok bagi satwa yang juga khasendemik Sulawesi seperti Macaca nigrayakimonyet, anoaAnoa quarlesi, kus-kus, tarsiustarsius spectrum dan aneka jenis burung. Selain itu juga jenis-jenis pohon endemik Sulawesi beberapa jenis kayu seperi kayu hitameboni Diospyros celebica, kayu besi Intisia bijuga, kayu linggua, meranti ,dan cempakaEmmerillia ovalis, Knema celebica, Ficus minahassae dumpagon, Cinnamomum celebicum; hasil non kayu seperti rotan, damar Agathis celebica, berbagai jenis bambu, anggrek khas seperti Vanda celebica, Cymbidium finlaysonianum, Grammatophyllum speciosum, Dendrobium indivisum, Phalaenopsis amabilis, Dendrobium macrophyllum yang merupakan salah satu anggrek langka yang dilindungi Undang-Undang, serta jenis palem endemik seperti Areca vestiaria, Pigafeta elatawanga, Livistonya rotundifoliwoka, Pinanga caesiapalem hitam, Arenga pinnataaren memiliki mutu yang tinggi sehingga bernilai ekonomi yang tinggi pula baik di pasar lokal maupun internasional. Ficus minahasae digunakan sebagai maskot flora Sulawesi utara, bersama-sama dengan Areca vestiaria,kedua jenis ini di kawasan TNBNW merupakan habitat kuskus, monyetyaki,dan buahnya merupakan makanan satwa hutan Yuzami Hidayat, 2002; Mogea, 2002. 80 Nilai Ekonomi : Komoditi menjadi salah satu daya tarik bagi petani untuk memproduksinya. Komoditi dengan nilai ekonomi tinggi, apabila diikuti dengan kebutuhan teknologi produksi sederhana dan mudah diaplikasikan, akan lebih disukai masyarakat. Kawasan TNBNW memiliki kekayaan tumbuhan yang berpotensi sebagai komoditi unggulan karena merupakan flora yang khas yaitu berbagai jenis kayu dan non kayu yang berkualitas, juga terdapat beberapa jenis tumbuhan yang berpotensi seperti tumbuhan penghasil getah, buah, bungatanaman hias, untuk bahan makanan dan sebagai bahan obat yang dapat dikembangkan lebih lanjut untuk berbagai industri. Selain itu juga tumbuhan sebagai aset sumberdaya lingkungan yang memiliki nilai ekonomi yang besar nilainya bagi kehidupan manusia. Prospek pemasaran Prospek pemasaran menentukan tingkat permintaan komoditi dan keberlanjutan sistem usaha taninya. Komoditi yang mempunyai prospek jual lebih banyak akan lebih mudah terserap oleh pasar. Komoditi yang unggul dari segi pasokan, tetapi tidak mempunyai prospek pasar hanya akan menjadi komoditi potensial semata. Oleh sebab itu komoditi yang potensial seharusnya memiliki sistem produk dan prospek pasar yang baik. Nilai tambah Kriteria dampak nilai tambah komoditi terhadap masyarakat menjadi sangat penting karena upaya pemanfaatan komoditi unggulan haruslah memberikan manfaat dan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat setempat. Kondisi biofisik wilayah TNBNW yang merupakan kawasan yang terbentuk dari gabungan dua lempeng yang berasal dari dua benua yang berbeda, maka akan memberikan karakteristik wilayah yang berbeda dengan wilayah lainnya dan membentuk sumberdaya alamekonomi dengan karakteristik yang khas dan tertentu pula. Syarat tumbuh Pemilihan komoditi unggulan yang memenuhi kriteria agroekosistem dan biofisik wilayah diharapkan dapat menjamin kesinambungan produksinya dengan karakteristik yang unggul. 81 Budidaya Budidaya tumbuhan dimaksudkan untuk menilai apakah dalam usaha pengembangan tumbuhan tersebut tersedia teknologi aplikatif dan sesuai dengan kemampuan sumberdaya manusia yang ada. Kriteria ini berkaitan dengan kemudahan dalam usaha pembudidayaan tumbuhan domestikasi untuk meperoleh hasil yang diharapkan. Potensi sumberdaya tumbuhan menunjukkan kemungkinan pengembangan produksi komoditi unggulan di masa yang akan datang. Apabila pengembangan komoditi tinggi, maka diharapkan volume produksi akan semakin meningkat dan kontinyuitas pasokan komoditi akan lebih baik. Berdasarkan hasil perhitungan indeks nilai penting INP dan Index of Cultural Significance ICS serta hasil perhitungan metode perbandingan eksponensial MPE maka jenis tumbuhan yang termasuk kategori tumbuhan obat prioritas, pada 10 peringkat tertinggi dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Sepuluh Peringkat Tertinggi Tumbuhan Obat Berdasarkan INP, ICS, dan MPE. Jenis tumbuhan terpilih No Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Nilai ekologi 25 14 33 17 18 10 16 17 20 10 2 Nilai ekonomi 11 9 15 9 15 8 8 11 10 8 3 Pemasaran 10 8 9 8 10 8 8 8 8 8 4 Nilai Tambah 50 43 60 41 60 40 46 40 40 30 5 Syarat tumbuh 8 9 10 7 10 8 8 10 10 8 6 Budidaya 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 7 Pengembangan 8 8 15 8 15 8 7 9 10 8 8 ICS 63 109 115 82 41 50 30 54 48 72 9 INP 52,45 33,07 23,86 13,67 9,75 9,10 8,88 8,74 5,47 4,47 Jumlah MPE 277,45 283,07 340,86 235,67 227,75 191,10 181,88 207,74 201,47 198,47 Peringkat 3 2 1 4 9 7 10 8 6 5 Keterangan : 1. Diospyros celebica eboni ; 2.Knema celebica pala hutan; 3. Areca vestiaria pinang yaki; 4.Calamus sp.rotan 5.Arenga pinnata; 6.Mangostana indicamanggis hutan; 7.Ficus minahassaedumpagon; 8.Aglaia minahassaepisek; 9.Pandanus sarasinorum. pondang.; 10.Remusativa viviparaTalas. 82 50 100 150 200 250 300 350 400 Di os py ro s cel eb ic a K nem a c el ebi ca Ar ec a v es tia ria C al am us sp . Ar en ga pi nn at a M an go st ana in di ca Fi cus m ina has sae A gla ia m in ah as sa e P anda nus s p. Re m us at iv a v iv ip ar a Nama jenis N ila i M P E Hasil perhitungan metode perbandingan eksponesial MPE terhadap kesepuluh tumbuhan berdasarkan kriteria tingkat nilai penting jenis INP, nilai pemanfaatan jenis tumbuhan ICS, nilai ekologi, nilai ekonomi, pemasaran, dampak nilai tambah jenis kepada masyarakat, syarat tumbuh yang sesuai, ketersediaan teknologi budidaya yang memadai, dan potensi pengembangan jenis pada tabel 18, jenis tumbuhan yang mencapai jumlah tertinggi adalah . Areca vestiaria pinang yaki, diikuti Knema celebica pala hutan, Diospyros celebica eboni, Calamus sp.rotan, Remusativa vivipara talas, Pandanus sarasinorum pondang, Mangostana indica manggis hutan, Aglaia minahassae pisek, Ficus minahassae dumpagon. Dengan demikian maka jenis tumbuhan obat paling berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut adalah Areca vestiaria pinang yaki. Histogram jumlah nilai MPE dan jenis tumbuhan obat terpilih dapat dilihat pada Gambar 12 berikut. Berdasarkan hasil deskripsi kegunaan jenis-jenis tumbuhan obat tersebut, terdapat jenis-jenis tanaman obat yang memiliki beberapa khasiat. Areca vestiaria pinang yaki digunakan sebagai obat untuk penyakit diabetes dan juga dipakai sebagai obat kontrasepsi untuk pria. Caranya biji dibelah, diambil dagingnya kemudian direbus dengan 1 gelas air, setelah mendidih didinginkan lalu diminum. Kulit buahnya digunakan sebagai alat kosmetik untuk pemerah bibir. Sebagai masyarakat yang masih percaya dengan alam magis, masyarakat menggunakan tanaman ini sebagai pengusir setan dengan cara menanam tanaman ini di depan pintu pagar halaman atau di setiap sudut batas tanah di Gambar 12. Nilai MPE untuk setiap jenis tumbuhan obat 83 halaman rumah ataupun di kebun. Selain itu, pinang yaki juga dipakai masyarakat sebagai obat cacing pada hewan peliharaan seperti sapi dan kambing. Areca vestiaria bersama-sama dengan Ficus minahassae, kedua jenis tumbuhan ini di kawasan TNBNW merupakan habitat kuskus, monyetyaki, dan buahnya merupakan makanan satwa hutan Yuzami Hidayat, 2002; Mogea, 2002. Pinang yaki ini oleh Suku Bolaang Mongondow yang tinggal di kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Diospyros celebica eboni merupakan jenis tumbuhan endemik Sulawesi yang banyak dicari orang secara legal maupun illegal. Jenis kayu yang sudah terkenal di dalam dunia perdagangan kayu internasional karena berkualitas tinggi untuk indusri rumah, kerajinan tangan termasuk kerajinan patung Bali menggunakan bahan kayu hitam ini. Selain kayunya digunakan sebagai bahan bangunan, buahnya digunakan oleh masyarakat sekitar TNBNW untuk mengobati beberapa penyakit yaitu hypertensi, liver,ginjal, dan diabetes dan tonikum dengan cara buahya dicuci bersih, disayat lalu dikeringkan,kemudian 3,5,7 sayatan buah kering direbus degan 3 gelas air,didinginkan lalu diminum 3 kali sehari. Pala hutan Knema celebica yang digunakan masyarakat sekitar kawasan untuk mengobati berbagai penyakit seperti sakit kepala, malaria, kanker, penyakit khusus wanita yaitu untuk mengobati berbagai penyakit wanita seperti penyakit kelamin keputihan, sipilis, dan pendarahan pasca melahirkan , dan sebagai tonikum. Selain sebagai tumbuhan obat, ada beberapa jenis tumbuhan obat yang memiliki multi manfaat. Pandanus sarasinorum pohon pandan digunakan sebagai obat cacing, liver, darah tinggi dan sebagai obat penawar racun. Selain itu juga daun tanaman ini juga dipakai untuk membuat kerajinan rumah tangga seperti tikar, keranjang dan sebagainya. Jenis rotan Calamus sativus, air dalam batang digunakan untuk mengobati penyakit ginjal, batangnya untuk mengobati penyakit kulit, dan tanaman ini juga dipercaya oleh masyarakat sekitar kawasan, dapat digunakan sebagai pengusir roh jahat. Selain sebagai tanaman obat, tanaman ini lebih banyak digunakan untuk keperluan rumah tangga aneka meubel, dan kerajinan tangan keranjang, tas, dan sebagainya. Di kawasan TNBNW terdapat 5 jenis rotan sebagai bahan baku pembuatan kursi rotan diantaranya rotan batanggotia nanga Calamus zollingeri, tohiti Calamus 84 inops, gotia merah Corthalsia celebica, doti Calamus leiocaulis dan umbul Calamus simphysipusMogea et al.,1998. Rotan-rotan ini kurang lebih 15 tahun yang lalu masih dapat diambil dari hutan di sekitarnya yang tidak jauh dari perkampungan, namun sekarang jenis-jenis rotan tersebut sudah jarang ditemukan di hutan yang dekat. Seho Arenga pinnata tidak saja digunakan sebagai obat tetapi juga memiliki berbagai manfaat yaitu sebagai bahan bangunan, kerajinan, bahan pangan saguer, gula merah dan cap tikus. Arenga pinnata atau biasa dikenal dengan banyak nama lokal yaitu sehoenauaren merupakan bahan baku pembuatan gula merah. Proses pembuatan gula merah mengikuti tahapan sebagai berikut : Saguernira diambil dari bunga yang paling bawah, diambil niranya 2 kali sehari pagi dan sore dengan cara air saguer di tampung pada bambu dengan ukuran panjang 1m dan diameter 10 cm. Satu pohon nira dapat menghasilkan 1 bambu. Biasanya dalam sekali pemasakan, dibutuhkan saguer dar 5 pohon enau. Saguer yang diambil segera dipanaskan sampai mendidih, sebab jika tidak segera dipanaskan, saguer akan menjadi asam dan tidak dapat dibuat gula merah. Pemasakan saguer hingga menjadi gula mera membutuhkan waktu ± 7 jam. Pada saat saguer mulai mengental, ditambahkan minyak kelapa 1 – 2 sendok makan, untuk memudahkan mengambil gula dari cetakannya. Setelah mengental, saguer di cetak pakai tempurung kelapa, bagian yang berlubang ditutup dengan daun ubi Manihot utilisima. Satu kali pemasakan dapat menghasilkan 14 – 18 batok gula merah. Sebagai pembungkus gula merah, digunakan daun pisang Musa paradisiacal atau daun woka kecil Licuala grandis yang sudah dikeringkan. Gula merah di jual di tempat dengan harga Rp.2000.- per batok, sedangkan harga di pasar Rp.3000.- per batok. Saguer, selain sebagai bahan baku untuk membuat gula merah, saguer dapat juga dibuat “cap tikus” dengan cara penyulingan saguer. Proses pembuatan cap tikus adalah sebagai berikut: 1 pengambilan saguer dimulai dari bunga paling atas dan berturut-turut sampai bunga paling bawah, 2 saguer di tampung dalam bamboo sepanjang 1 m dengan diameter 10 cm, setelah selesai penampungan saguer dari pohon, saguer yang terkumpul dimasukkan dalam drum kemudian dilakukan pemasakan dengan kayu bakar, 3 proses penyulingan berlangsung selama ± 5 jam sampai menghasilkan alkohol. Jika drum terisi penuh dengan saguer, maka akan menghasilakan alkohol 1 galon 85 plastik 25 liter. Cap tikus yang sudah jadi, dijual dengan harga Rp.40.000,- gallon. Cap tikus biasanya di pasarkan ke Kotamobagu, Manado bahkan ke luar Sulawesi utara Maluku dan Papua. Pengetahuan Masyarakat Seperti halnya masyarakat pedalaman lainnya di Indonesia, masyarakat di sekitar TNBNW juga memiliki sistem pengetahuan tentang pengelolaan keanekaragaman sumber daya alam tumbuhan dan lingkungan yang ada di sekitarnya. Bagi masyarakat yang ada di sekitar TNBNW, tumbuhan obat adalah semua tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan ramuan obat baik secara tunggal maupun campuran yang dianggap dan dipercaya dapat menyembuhkan suatu penyakit atau dapat memberikan pengaruh bagi kesehatan. Sampai saat ini, walaupun sistem pengobatan modern telah maju, sistem pengobatan tradisional masih berlaku pada sebagaian besar masyarakat. Ada kecenderungan masyarakat modern untuk kembali ke alam back to nature dengan cara-cara tradisional semakin populer, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Masyarakat di kawasan Taman nasional Bogani Nani Wartabone sebagaian besar masih bergantung pada alam sekitarnya untuk pemeliharaan kesehatan dan pengobatan terutama dari tumbuhan yang sejak dahulu sudah dimanfaatkan oleh nenek moyang mereka dan mereka hanya akan pergi ke dokter kalau keadaan terpaksa karena lokasi tempat dokter berada jauh di ibu kota kabupaten. Walaupun penduduk memiliki sistem pengetahuan tradisional tentang tumbuhan obat, namun yang mengetahui secara mendalam hal –hal yang berhubungan dengan ruang lingkup penelitian hanya orang-orang tertentu saja. Pengambilan sampel untuk melakukan wawancara dilakukan dengan masyarakat desa yang berdomisisli di sekitar kawasan yang memiliki pengetahuan ekologi empiris dan budaya mereka sendiri. Pemilihan responden didasarkan atas pertimbangan peubah-peubah demografi penduduk setempat dan hasil wawancara penduduk lokal di setiap lokasi desa yang dipilih. Peubah demografi yang dipilih adalah faktor usia. Menurut Nazir 1988, peubah usia penduduk dalam pemilihan responden dimaksudkan untuk menghidari terjadinya bias kepada kelompok tertentu saja misalnya berusia muda saja atau usia tua saja, dan juga untuk mengetahui tingkat degradasi pengetahuan antar generasi. Responden dipilih berdasarkan usia penduduk dengan rentangan usia 15 tahun sampai di atas 60 tahun. 86 Hasil perhitungan jumlah responden laki-laki dan perempuan berdasarkan kelas usia pada setiap lokasi pengamatan dapat dilihat pada Tabel 16 berikut. Tabel 16. Jumlah responden laki-laki dan perempuan berdasarkan kelas usia Desa Doloduo Torout Matayangan Tumokang Siniung K.Mertha Kelas Usia L P L P L P L P L P L P Jumlah 15-29 7 6 5 5 6 7 7 6 6 5 6 6 75 30-44 4 4 5 5 4 6 5 5 5 6 5 4 58 45-59 4 2 4 2 3 2 2 3 3 2 3 2 33 60 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 18 Jumlah 17 13 16 14 14 16 15 15 16 14 16 14 Total 30 30 30 30 30 30 180 Keterangan : l=laki-laki, p=perempuan Hasil survey tentang pengetahuan masyarakat terhadap jumlah jenis tumbuhan obat tradisionalnya berdasarkan kelas usia dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 13 berikut . Tabel 17. Pemanfaatan jenis tumbuhan obat berdasarkan kelas usia dan jenis kelamin Pengetahuan Kelas Usia Jumlah responden Jumlah jenis 15-29 57 15.250 30-44 56 22.370 45-59 54 29.754 60 13 43.615 Jenis kelamin Laki-laki 115 24.696 Perempuan 65 22.846 Pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan tumbuhan obat berdasarkan kelas usia, masing-masing tertinggi dimiliki oleh kelas usia 60 tahun, diikuti kelas usia 45 - 59 tahun, kelas usia 30 - 44 tahun, dan terendah 15 – 29 tahun. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, pengetahuan kelompok laki- laki lebih tinggi dibandingkan kelompok perempuan. Semakin bertambahnya 87 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 15-29 30-44 45-59 60 Kelas Usia Ju m la h Je n is usia, semakin meningkat pengetahuan masyarakat terhadap jumlah jenis dan pemanfaatan tumbuhan obat dan sebaliknya semakin rendah usia seseorang makin sedikit pengetahuaannya terhadap jumlah jenis tumbuhan obat dan pemanfaatannya. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan terhadap 180 responden menunjukkan bahwa kelas usia 60 tahun paling banyak mengetahui jenis maupun pemanfaatan jenis tumbuhan obat dan hal ini semakin berkurang dengan semakin mudanya usia Gambar 13. Gambar 13. Hubungan pemanfaatan jenis tumbuhan terhadap kelas usia Pengetahuan tentang sumberdaya tumbuhan merupakan pengetahuan yang sangat penting bagi manusia demi kelangsungan hidupnya Wardah et al, 2002. Selanjutnya Maikhuri 2002 mengemukakan bahwa perubahan pengetahuan suatu kelompok masyarakat dapat disebabkan antara lain oleh dimensi ekonomi, sosial dan politik. Apabila ditinjau dari sejarah perkembangan perekonomian Indonesia, maka merupakan suatu hal yang wajar bahwa penduduk yang berusia 60 tahun keatas yang tinggal di kawasan TNBNW mempunyai pengetahuan yang lebih tinggi tentang jenis tumbuhan dan pemanfaatannya dibandingkan dengan generasi yang lebih muda usia. Pergantian generasi yang diikuti oleh perubahan budaya tradisional menjadi modern juga merubah sikap masyarakat terhadap penggunaan tumbuhan obat. Sebagai contoh penggunaan ramuan obat tradisional tumbuhan menjadi berkurang sebagai akibat tersedianya obat-obatan modern dengan harga terjangkau Zuhud et al, 1994. Peningkatan generasi muda dalam 88 pendidikan formal mengurangi intensitas kontak mereka dengan pengetahuan tradisionalnya. Menurut Ulluwishewa 1997 terdesaknya pendidikan informal oleh pendidikan formal berdampak terhadap pengetahuan tradisional generasi mudanya. Lebih lanjut Caballero 1992 menyatakan bahwa perubahan nilai guna tumbuhan dapat mencerminkan dinamika pemanfaatannya. Dinamika pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat modern merupakan kombinasi antara nilai kultural dan ekonomi sebagai elemen penting dari kehidupan subsisten masyarakat tradisional. Pemahaman masyarakat terhadap lingkungan pada umumnya dan usaha konservasi khususnya mengalami degradasi dari generasi ke generasi. Hal ini terjadi sebagai akibat dari beberapa hal, diantaranya semakin berkurangnya ketergantungan kehidupan sehari-hari mereka terhadap sumberdaya alam hayati yang tersedia di sekitarnya. Disamping itu sasaran penyuluhan tentang lingkungan yang sering dilakukan baik oleh pemerintah maupun lembaga- lembaga non pemerintah hanya diberikan kepada kelompok tertentu saja, seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, maupun ketua-ketua organisasi sosial. Informasi dari para penyuluh ini diharapkan dapat disebar luaskan kepada masyarakat luas yang ada disekitarnya. Namun kenyataannya kegiatan ini hanya bersifat wacana, tidak ditindak lanjuti dengan aplikasi di lapangan. Oleh karena itu pemerintah, organisasi non pemerintah, perguruan tinggi, atau pihak-pihak lain yang berkepentingan perlu memikirkan cara yang lebih efektif dan efisien agar apa yang menjadi tujuan dalam usaha pelestarian dapat dicapai. Kelas usia diatas 60 tahun lebih banyak mengetahui tentang kelestarian lingkungan dibadingkan dengan kelas usia yang lain. Hal ini disebabkan karena pada setiap kali penyuluhan para peserta ini yang sering diundang sehubungan dengan status mereka sebagai tokoh masyarakat, tokoh agama maupun tokoh adat. Hal ini terbukti dari hasil wawancara, bahwa sebagian besar responden kelas usia diatas 60 tahun telah banyak mengikuti kegiatan penyuluhan dibandingkan kelas usia dibawahnya. Oleh sebab itu pengetahuan tentang kelestarian yang meliputi tentang pengertian, langkah-langkah serta tujuan pelestarian lebih banyak diketahui oleh kelas usia diatas 60 tahun. Sampai saat ini masih banyak ditemukan sikap dan tindakan masyarakat yang tidak peduli terhadap kelestarian lengkungan. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan mereka terhadap pentingnya menjaga kelestarian lingkungan untuk kelangsungan hidup manusia. Oleh sebab itu diperlukan langkah-langkah konkrit 89 dengan mengikutsertakan masyarakat dalam menjaga lingkungan. Menurut Kamil 1995 langkah yang harus diambil oleh pemerintah dalam rangka mengikut sertakan masyarakat dalam menjaga lingkungan adalah menerapkan mekanisme yang dapat menjamin kesinambungan arus informasi bagi masyarakat. Mekanisme yang jelas dalam pengelolaan kelestarian lingkungan dapat mendorong masyarakat ikut berperan serta dalam menjaga kelestarian lingkungan. Pengetahuan masyarakat tentang jenis dan pemanfaatan tumbuhan obat dapat disebabkan oleh perbedaan jarak dari masing-masing desa dengan kawasan hutan dan perbedaan tingkat sosial, ekonomi, budaya. Apabila ditinjau dari letak pemukiman, desa Tumokang dan Matayangan merupakan desa yang paling dekat dengan kawasan hutan, dengan demikian masyarakat di kedua desa ini lebih sering mengadakan kontak langsung dengan hutan disekitarnya. Transportasi dari kedua desa tersebut untuk berhungan dengan daerah perkotaan lebih sulit dibandingkan dengan desa yang lain. Kondisisi ini berdampak terhadap ketergantungan masyarakat akan sumberdaya hayati tumbuhan lebih besar sehingga hal ini juga berdampak pada pengetahuan mereka terhadap pemanfaatan tumbuhan dan lingkungannya. Pengetahuan masyarakat tentang konservasi sumberdaya alam lingkungan sangat berhubungan erat dengan tingkat pendidikan masyarakat dan jarak lokasi desa dengan hutan lindung. Desa Doloduo, Torout, Kembang Mertha, penduduknya rata-rata berpendidikan tamat sekolah lanjutan pertama sampai perguruan tinggi lebih banyak dibandingkan dengan desa yang lain, sehingga pengetahuan mereka tentang perlunya konservasi tumbuhan yang mereka peroleh melaui penyuluhan secara langsung dari instansi terkait, membaca brosur, maupun media elektronik lebih banyak dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di desa lainnya. Pengetahuan, seni, dan keterampilan tentang cara-cara pengelolaan dan pemanfaatan tumbuhan obat tradisional bervariasi antara suku-suku yang ada di Indonesia seperti suku Bogani di Kabupaten Bolaang Mongondow. Biasanya tidak semua penduduk dapat memahami cara pengelolaan dan pemanfaatannya tetapi hanya oleh segelintir masyarakat yang bisa dikenal sebagai dukun kampung. Pengobat tradisional dukun tidak sembarangan mengajarkan atau menurunkan pengetahuan, seni dan ketrampilannya kepada orang lain kecuali 90 kepada keluarganya, dan itupun ada persyaratan tertentu, bahkan ada yang hanya lewat mimpi sang dukun. Seperti halnya yang ada di Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow ada beberapa dukun yang memperoleh cara pengobatan tradisional dari mimpi mereka, dan sampai sekarang sudah banyak masyarakat yang mengandalkan jasa Dukun tersebut dan ternyata sembuh padahal banyak di antara penderita yang sudah berobat ke Dokter tapi tidak sembuh. Lain halnya dengan dukun yang ada di Kecamatan Modayag yaitu daerah yang berada di kawasan antara Taman Nasional Bogani Nani Wartabone dan Cagar Alam Gunung Ambang, pengetahuan obat tradisional diwariskan secara turun temurun dari orang tua kepada anak atau cucunya akan tetapi juga harus melalui beberapa persyaratan tertentu yaitu anak yang diwariskan harus mendampingi sang ayah selama pengobatan penderita dan saat mencari dan mengumpulkan ramuan obat tersebut dari kebun terdekat atau bahkan dari dalam hutan yang jaraknya jauh dari tempat pemukiman penduduk Dalam mengobati penderitapasien, ada beberapa persyaratan yang tidak boleh dilanggar oleh sang Dukun seperti tidak boleh menerima pemberian uang atau barang dari penderita. Hal ini jika dilanggar maka akan mengurangi khasiat dari ramuan yang dibuat oleh sang Dukun sehingga penyakit tidak sembuh. Di antara jenis-jenis tumbuhan yang berasal dari hutan meliputi : Pisang hutan Musa Sp., Areca avestiaria, Pandanus Sp., Xanthosoma violaceum, Poikilospermum suaveolens, Bischovia javanica, Ficus minahassae, Erthrina variegata, Drymoglossum piloselloides, Clerodendrum buchanii, Syzigium spicatum, ada dua jenis yang tergolong endemik yaitu Areca vestiaria dan Ficus minahassae. Karena kedua jenis tumbuhan tersebut tergolong endemik dan dari hasil pengamatan di lokasi keberadaan kedua tumbuhan tersebut sudah sulit ditemukan hanya terdapat pada lokasi tertentu misalnya di hutan Tumokang dan hutan G.Kabila maka sangat perlu dilakukan upaya konservasi baik insitu maupun eksitu. Hal yang dilakukan oleh masyarakat setempat adalah menjaga agar kedua tumbuhan tersebut tidak ditebang oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan khusus untuk Areca vestiaria sudah dibudidayakan di kebun dekat tempat pemukiman penduduk. Sedangkan Ficus minahassae tetap dibiarkan tumbuh di hutan dan penduduk hanya akan mengambil jika diperlukan. 91 Namun demikian banyak juga di antara tumbuhan obat tersebut berasal dari luar yaitu berupa tumbuhan pendatang. Misalnya Abelmoschus moschatus, sejenis sayuran dari India dan Afrika Barat. Sayuran ini selain digunakan sebagai tumbuhan obat untuk penyakit radang paru-paru atau TBC, juga merupakan makanan khas setempat yang dikenal dengan nama “ yondok “ yang di masak dengan santan kelapa. Di Kabupaten Minahasa, sayuran ini merupakan salah satu bahan sayuran untuk membuat masakan bubur Manado atau dikenal dengan nama “ Tinutuan “. Di daerah ini juga terdapat banyak jenis tumbuhan obat yang juga digunakan oleh daerah lain sebagai tumbuhan obat. Misalnya Costus megalobractea, Imperata cyllindrica, Eleucina indica, Melastoma candidum, Orthosiphon spicatus, Ageratum conyzoides, Centella asiatica, Jatropha curcas, Piper betle, Canna edulis, dan Physallis peruviana. Namun demikian ada perbedaan pemanfaatan tanaman yang sama untuk penyakit yang berbeda. Misalnya Piper aduncum di suku Sunda digunakan untuk mengobati penyakit bisul dan obat luka baruberdasarkan buku inventarisasi tumbuhan obat oleh Hutanpea dkk. 2001 jilid 2 yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan Jakarta, sedangkan oleh suku Bogani yang mendiami kawasan sekitar Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, digunakan untuk mengobati penyakit diabetes dan ginjal dengan cara mengambil seluruh bagian tanaman kemudian direbus dengan 3 gelas air,diminum 3 kali sehari.Demikian pula dengan Physallis peruviana, di daerah lain digunakan untuk mengobati penyakit bronkhitis sedangkan oleh suku Bogani digunakan untuk mengobati penyakit diabetes dan ginjal. Peperomia pelleida, di daerah lain digunakan untuk sakit ginjal dan sakit perut sedangkan oleh masyarakat setempat digunkan untuk mengobati penyakit tekanan darah tinggi dengan cara mengambil 3,5,7,9 daun, direbus dengan 1 gelas air yang diberi gula aren secukupnya lalu diminum 3 kali sehari. Demikian pula dengan tumbuhan Sellaginela tamariscina yang digunakan sebagai obat penyakit kanker di daerah lain Djauharia dan Hernani, 2004 ,sedangkan masyarakat di sekitar kawasan menggunakannya untuk mengobati penyakit liver,ginjal, dan tekanan darah tinggi, dengan cara mengambil 3 rumpun tanaman ini lalu dicuci bersih kemudian direbus dengan 3 gelas air, diminum 3 kali sehari. Masyarakat telah secara turun temurun atau secara tradisional menggunakan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya termasuk untuk mengobati berbagai penyakit. Kehidupan masyarakat sangat erat dengan 92 alam,khususnya dengan pemanfaatan tumbuhan obat dari ekosistem hutan alam. Pengetahuan tradisional masyarakat ini merupakan aset bangsa dalam pengelolaan adatif pelestarian pemanfaatan plasma nutfah tumbuhan obat untuk pengembangan obat asli Indonesia di masing-masing wilayah, sesuai dengan karakteristik sumberdaya tumbuhan obat dan masyarakat di masing-masing wilayah Indonesia. Potensi ini merupakan aset nasional yang bernilai sangat strategis dan sangat tinggi untuk mengembangkan manfaat baru dari berbagai hasil tumbuhan untuk kepentingan manusia di dunia obat-obatan. Aspek Konservasi Tumbuhan Obat Masyarakat di kawasan Taman nasional Bogani Nani Wartabone sebagaian besar masih bergantung pada alam sekitarnya untuk pemeliharaan kesehatan dan pengobatan terutama dari tumbuhan yang sejak dahulu sudah dimanfaatkan oleh nenek moyang mereka dan mereka hanya akan pergi ke dokter kalau keadaan terpaksa karena lokasi tempat dokter berada jauh di ibu kota kabupaten. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, akhir- akhir ini generasi muda di daerah mulai meninggalkan seni dan pengetahuan penggunaan pengobatan tradisional ini karena mereka menganggap itu sudah kuno. Akibatnya sulit mendapatkan pewaris dukun yang professional. Hal ini akan sangat memprihatinkan sebab kalau tidak segera dicatat dan didokumentasikan, seni dan pengetahuan pemanfaatan tumbuhan hutan untuk memelihara kesehatan akan lenyap. Di samping itu dengan menyatunya keberadaan sumber daya alam dengan budaya masyarakat, habitatnya akan terancam oleh ulah maysarakat itu sendiri dalam mengeksploitasi sumber daya alam tersebut dengan tidak bertanggung jawab. Dalam hal ini masyarakat perlu membudidayakan tumbuh-tumbuhan obat tersebut yang pada gilirannya akan mendukung kelestarian lingkungan hidup dan mempertahankan keanekaragaman jenis tumbuhan obat tersebut. Jika tidak demikian akan akan terjadi kepunahan keragaman jenis tumbuh-tumbuhan tersebut. Untuk kepentingan pengobatan tradisional, baik untuk keluarga maupun untuk umum, masyarakat suku Bogani telah melakukan penanaman dan pemeliharaan tanaman yang berkhasiat obat, tanaman tersebut sudah dibudidayakan dipekarangan rumah dan di kebun dekat pemukiman penduduk. 93 Namun demikian ada beberapa jenis tumbuhan obat yang tergolong endemik yang harus diprioritaskan untuk segera dibudidayakan karena tumbuhan tersebut semakin sulit dijumpai keberadaanya seperti Areca vestiaria, Musa sp, Ficus minahassae. Tumbuhan tersebut hampir punah sehingga diperlukan alternatif yang tepat untuk pelestariannya. Kegiatan pelestarian sangat penting artinya dalam melindungi populasi jenis tumbuhan dan satwa untuk tetap hidup bebas pada habitat aslinya. Pengelolaan suatu kawasan pelestarian alam yang luas merupakan suatu proses yang kompleks dan banyak ancaman dari luar, sehingga menjamin kelestarian habitat, harus dijaga kelangsungan hubungan yang ada di dalam kawasan seperti dengan masyarakat lokal. Benteng terakhir ekosistem hutan alam tropika Indonesia sebagai tempat penyimpanan kekayaan keanekaragaman hayati tumbuhan obat adalah dikawasan pelestarian alam dimana salah satu kegiatan pelestarian alam adalah insitu seperti di Taman Nasional, Cagar alam, Taman Hutan raya dan Taman Suaka alam. Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Pemerintah untuk pengelolaan kawasan pelestarian harus mencakup : 1. Mengidentifikasi kawasan pelestarian untuk pelestarian tumbuhan obat, masyarakat lokaltradisional, termasuk pengetahuan tradisionalnya. 2. Tehnik pendataan dan monitoring tumbuhan obat dalam kawasan pelestarian. 3. Tehnik dan prosedur untuk pengkoleksian dari tumbuhan obat dalam kawasan pelestarian. 4. Mekanisme legal untuk menjamin masyarakat lokal mendapatkan keuntungan ekonomi. 5. Mengadakan pelatihan untuk pengelola kawasan mengenai tumbuhan obat dan penggunaanya. Kawasan pelestarian merupakan habitat bagi berbagai jenis tumbuhan obat yang tumbuh secara liar dan juga merupakan laboratorium lapangan untuk program penelitian tumbuhan obat. Jenis tumbuhan obat yang langka atau endemik harus diberkan prioritas dalam perencanaan pengelolaan habitatnya. Oleh sebab itu perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Mengetahui penyebaran jenis tumbuhan obat dalam kawasan 94 2. Mengetahui karakteristik ekologi dan morfologi jenis dan 3. Status dan keberadaan kawasan termasuk ancaman dari luar. Pengelola kawasan hendaknya dapat mengizinkan masyarakat lokal untuk memanen tumbuhan obat secara terbatas dalam wilayah perlindungan. Hal ini dapat merubah citra kawasan pelestarian dan bisa mengurangi kegiatan illegal dan kegiatan pengrusakan hutan, sebaiknya pendapatan atau keuntungan dari tumbuhan obat hendaknya dikembalikan untuk pengeloaan kawasan yang dilindungi. Idealnya semua tumbuhan obat harus dilestarikan meliputi semua populasi di alam pelestarian insitu dan penangkaran di luar habitatnya pelestarian exsitu. Tujuan pelestarian exsitu adalah a untuk diintroduksikan kembali ke habitat aslinya, b untuk pemuliaan tumbuhan, c untuk penelitian dan pendidikan. Kerugian pelestarian exsitu adalah jenis tumbuhan yang dilestarikan memiliki variasi genetik yang lebih sempit dibandingkan genetik aslinya di alam. Jenis yang di lestarikan exsitu dapat mengalami erosi genetik dan sangat tergantung pada perawatan kontinyu dari manusia. Prioritas pelestarian exsitu diberikan untuk jenis yang habitatnya telah rusak atau digunakan untuk meningkatkan jenis lokal yang hampir punah sehingga menjadi tersedia kembali dialam. 95 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Pemanfaatan keanekaragaman jenis tumbuhan obat oleh masyarakat suku Bogani terdiri atas 121 jenis tumbuhan, yang terdiri atas 57 suku. Jenis tumbuhan yang paling banyak digunakan tergolong pada suku Eupohorbiaceae, Labiatae,Verbenaceae, Araceae, dan Asteraceae. 2. Berdasarkan hasil perhitungan nilai pemanfaatan ICS dan nilai penting INP maka jenis tumbuhan yang termasuk kategori tumbuhan obat pada 10 peringkat tertinggi adalah Diospyros celebica ebonik.hitam, Knema celebicapala hutan, Areca vestiariapinang yaki, Calamus sp. rotan, Arenga pinnata seho, Mangostana indicamanggis hutan, Ficus minahassaedumpagon, Aglaia minahassaepisek, Pandanus sp. pondang, Remusativa viviparatalas. 3. Terdapat indikasi akan punahnya pengetahuan obat tradisional ini jika tidak segera di inventarisasi karena banyak yang tidak diturunkan lagi kepada generasi muda para dukun umumnya sudah lanjut usia. SARAN 1. Perlu penelitian lanjut untuk mengetahui senyawa bioaktif yang terkandung dalam tumbuhan obat khususnya yang mengobati beberapa jenis penyakit. 2. Perlu penelitian lanjutan khusus untuk tanaman obat yang tergolong langka dan endemik sebagai langkah awal pelestariannya. 3. Penelitian tentang pengetahuan obat tradisional perlu segera di tindaklanjuti karena umumnya tidak diwariskan lagi. 96 ABSTRACT HERNY EMMA INONTA SIMBALA. Ethno-botany, Bioprospecting of Pinang Yaki Areca vestiaria Giseke. Under the direction of DEDE SETIADI, LATIFAH K-DARUSMAN, IBNUL QAYIM, MIN RAHMINIWATI. Pinang yaki areca vestiaria is the kind of beautiful bias palm that originated from Sulawesi. The plant is widely distributed in Lore Lindu National Park, Bogani Nani Wartabone National Park, Mount Ambang Natural Conservation, slope of Mount Mahawu. The palm is also growing in Province of Maluku, particalary in Halmahera and Seram island, and widely known as “Pinang Merah” Mogea, 2002. The research’s objectives are to study how the community around Bogani Nani Wartabone National Park use Pinang yaki to cure a disease and to determine chemical contend that use by local community as medicine plant by phyto-chemical analysis, and to study how far the toxicity level of Pinang yaki fruits extract. The result shows that Pinang yaki Areca vestiaria Giseke is an endemic palm in Sulawesi with unique characteristics and one of important component in tropical rain forest ecosystem. The fruits is also become food sourches for black monkey Macac nigra that also as endemic animal in Sulawesi. The result of phyto-chemical analysis shows that the contend of Pinang yaki are tannin, flavonoid, hydroquinone, triterpenoid and saponin. While the proximate Analysis shows that fruits of pinang yaki has 6.10 water content, ash content 0,70, water residual 5,75 and organic solvent residual 16,46. Toxicity test on Artemia salina leach larva shows 334.988 ppm value. The LC 50 value under 1000 ppm, shows that pinang yaki seed is potential for bio active. Key word : Ethno-botany, phyto-chemical, Toxicity, Areca vestiaria 97 PENDAHULUAN Studi yang mempelajari tentang pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat primitif atau penduduk asli yang berkaitan dengan kebudayaan masyarakat dikenal dengan istilah etnobotani. Harshberger 1896 dalam Wickens 1989, mengemukakan bahwa etnobotani dapat menjelaskan beberapa hal antara lain : 1 keadaan kebudayaan suatu bangsa yang memanfaatkan tumbuh-tumbuhan 2 membuktikan penyebaran tumbuh-tumbuhan pada masa lalu 3 membuktikan jalur perdagangan 4 berguna dalam menerangkan nilai yang didapat dari pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar yang diambil dari alam. Etnobotani sebagai suatu konsep pendekatan permasalahan dari segi etnologi dan botani. Etnologi menjelaskan hubungan yang erat antara kehidupan suatu kelompok masyarakat dengan sumberdaya alam tumbuhan yang ada dilingkungannya, termasuk didalamnya uraian tentang sejarah pemanfaatannya dan penyebaran jenis-jenis tumbuhan tersebut. Segi botani lebih menekankan pada konsepsi masyarakat itu terhadap dunia tumbuhan yang dikenal, terutama perannya dalam kehidupan sehari-hari, sebagai sumber pangan, perumahan, bahan obat, bahan rempah, maupun untuk ritual Wardah et al, 2002. Berbagai jenis biodiversitas mempunyai potensi kandungan bahan-bahan kimia dan sumberdaya genetika. Potensi ini merupakan keunggulan komperatif karena pada saat ini terjadi peningkatan industri terhadap sumber-sumber bahan kimia untuk memproduksi obat-obatan, agrokimia, kosmetika, zat pewarna, bahan pengawet makanan dan lain-lain Sumarja 1998. Bioprospeksi pada prinsipnya adalah upaya pencarian, penelitian, pengumpulan, ekstraksi, dan pemilihan sumberdaya hayati dan pengetahuan tradisional untuk mendapatkan materi genetik dan sumber biokimia yang bernilai ekonomi tinggi. Kegiatan ini penting untuk mendokumentasi sumberdaya genetik keanekaragaman hayati sebelum ada pihak lain yang tidak bertanggung jawab mengeksploitasi habis kekayaan tersebut, sekaligus mencari sumber bagi keuntungan ekonomi di masa depan. Oleh karena itu keanekaragaman, struktur dan komposisi vegetasi sebagai komponen utama habitat perlu dikaji dan dianalisa. Demikian pula pemanfaatan keanekaragaman flora oleh masyarakat sekitar taman nasional terutama pemanfaatannya sebagai bahan obat-obatan tradisional. 98 Perlombaan pencarian obat baru seiring dengan munculnya penyakit- penyakit baru. Berbagai hasil kajian, tanaman dan tumbuhan di wilayah tropis, khususnya Indonesia, menjadi incaran. Sumberdaya alam hayati menjadi sangat berharga, khususnya sebagai sumber gen plasma nutfah dan sebagai sumber bahan kimia. Oleh karena itu ekstrak yang diperoleh dari sumberdaya hayati ini sangat mahal sekalipun dalam jumlah yang amat sedikit mikro-liter nilainya dapat mencapai puluhan ribu dollar. Ekstrak ini digunakan sebagai bahan baku industri gen dan industri obat modern Dennin, 2000 ; Kusuma,2002 . Berdasarkan hasil penelitian keanekaragaman tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat di Kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone merupakan pokok bahasan tersendiri dalam disertasi ini dan telah dibahas pada bab sebelumnya, ditemukan 121 jenis tumbuhan obat. Dari hasil analisis Metode Perbandingan Eksponensial MPE, pinang yaki Areca vestiaria Giseke merupakan tumbuhan yang paling berpotensi untuk dikembangkan. Untuk itu pengkajian terhadap aspek ekologi, fenologi, dan pemanfaatan tumbuhan pinang yaki Areca vestiaria Giseke perlu dilakukan. Penelitian ini akan membawa terobosan baru dalam penemuan senyawa- senyawa bioaktif unggulan khas tropis, khususnya Daerah Sulawesi Utara yang merupakan kawasan peralihan antara Zona Malaysia dan Australia yang dikenal dengan Wallaceae Area yang memiliki beranekaragam karakteristik dan keunikan jenis tumbuhan. Pada prinsipnya penelitian ini melanjutkan eksplorasi potensi keanekaragaman hayati tumbuhan obat antifertilitas yang sudah dilakukan Simbala, 2006. Dari hasil penelitian Bioekologi yang sudah dilakukan, Pinang yaki Areca vestiaria merupakan jenis palem endemik Sulawesi yang memiliki karakteristik yang unik dan merupakan salah satu komponen penting dalam ekosistem hutan hujan tropis dimana buahnya sebagai salah satu sumber makanan bagi monyet hitam Macaca nigra yang juga merupakan satwa endemik Sulawesi. Tumbuhan dikenal sebagai pabrik industri kimia yang merupakan bahan baku obat yang telah diketahui sejak lama dengan menggunakan obat tradisional. Mengingat sekarang ditemukannya penyakit yang beraneka ragam seperti kanker, AIDS, flu burung dan lai-lain, diperlukan pencarian senyawa kimia yang aktif dari tumbuhan. 99 Menurut Achmad 2003, bahan kimia yang bersumber dari tumbuhan yang telah digunakan untuk antihipertensi di antaranya resinamin dan reserpin dari Rauwolfia serpentina Benth, dan deserpidin dari R. tetraphylla L. Apocynaceae; untuk terapi penyakit jantung dipakai bahan kimia seperti kuabain dari Strophanthus gratus Baill. Apocynaecae; dan untuk terapi diuretik dan vasodilator dipakai teobromin dari Theobroma cacao L. termasuk suku Sterculiaceae. Senyawa kristalin yang diketahui sebagai daucosterol, cumanbrin- A, acacetin, glyceryl-1- monobehenate dan asam palmitik chrysanthemol yang diisolasi dari bunga-bunga Chrysanthemum indicum L., chrysanthemol antiinflamasi pada tikus Yu, et al, 1987; dan thalicsiline dari Thalictrum sessile Wu et al, 1988. Bahan kimia asal tumbuhan yang dapat dipakai sebagai antifertilitas telah banyak dikaji di antaranya Levo gossypol sebagai agen antifertilitas pada pria berasal dari Gossypium Malvaceae. Ekstrak etanol dari Artemisia absinthium, dan Schubertia multiflora sebagai antifertilitas, dan Ruta graveolus dapat menyebabkan keguguran Rao, 1988; dan sebaliknya Phenylethanoid glycosides dari herba Cistanchis dipakai untuk pergobatan bagi impotensi dan fungsi vital ginjal Tu, et al, 1997. Tujuan Penelitian M M e e m m p p e e l l a a j j a a r r i i b b a a g g a a i i m m a a n n a a m m a a s s y y a a r r a a k k a a t t d d i i s s e e k k i i t t a a r r T T N N B B N N W W m m e e m m a a n n f f a a a a t t k k a a n n p p i i n n a a n n g g y y a a k k i i u u n n t t u u k k p p e e n n g g o o b b a a t t a a n n p p e e n n y y a a k k i i t t , , m m e e n n g g u u j j i i k k a a n n d d u u n n g g a a n n k k i i m m i i a a t t u u m m b b u u h h a a n n p p i i n n a a n n g g y y a a k k i i y y a a n n g g d d i i g g u u n n a a k k a a n n o o l l e e h h m m a a s s y y a a r r a a k k a a t t s s e e t t e e m m p p a a t t m m e e l l a a l l u u i i a a n n a a l l i i s s i i s s f f i i t t o o k k i i m m i i a a , , m mengetahui sejauhmana tingkat toksisitas ekstrak buah pinang yaki.

3. Hipotesis Penelitian