70
6 24
34
2 7
18 21
2 5
1 5
10 15
20 25
30 35
40
Akar Batang
Daun Bunga
Buah Seluruh
bagian Kulit
batang Umbi
Pucuk Air
dalam batang
Bagian yang digunakan Ju
m lah
j en
is
Jumlah jenis 60
11 15
17 1
8 10
20 30
40 50
60 70
Pohon Herba
Semak Perdu
Bambu Liana
Habitus Ju
m lah
j en
is
Jumlah jenis
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat
Berdasarkan hasil inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan obat di lima lokasi di kawasan TNBNW, tercatat 121 jenis tumbuhan yang digunakan
oleh masyarakat setempat sebagai ramuan obat. Pemanfaatan keanekaragaman jenis tumbuhan obat di TNBNW meliputi nama ilmiah, famili, bagian yang
digunakan, dan manfaatnya dapat dilihat pada Tabel 14. Dilihat dari segi habitusnya, jenis-jenis tumbuhan obat dikelompokkan dalam 6 macam, yaitu
habitus herba, liana, perdu, pohon, semak, dan bambu Gambar 8.
Gambar 8. Jumlah jenis tumbuhan obat berdasarkan habitusnya Berdasarkan bagian tumbuhan yang digunakannya, jenis-jenis tumbuhan
obat dikelompokkan kedalam 10 macam yaitu daun, akar, batang, kulit batang, bunga, getah, pucuk daun, umbi, buah, dan semua bagian tanaman Gambar 9.
Gambar 9. Bagian tumbuhan yang digunakan tumbuhan obat.
71
Tabel 14. Jenis-jenis Tumbuhan Obat Berdasarkan Nama Lokal, Nama ilmiah, Suku, bagian yang digunakan, dan jenis penyakit
Nomor Nama Lokal
Nama ilmiah Suku
Bagian Yang Digunakan Kegunaan 1 Alikokop
Dischidia nythesiana Asclepiadaceae
Kulit Batang, daun Kanker, sakit gigi
2 Amok Cananga odorata
Annonaceae Kulit Batang
Sakit Mata 3 Atul
Mallotus moluccana Hernandiaceae pucuk
daun RematikPegal
4 Badag Hemigraphis sp.
Achantaceae kulit Batang
Ginjal, diabetes, Hypertensi 5 Bambeletan
Cassia alata Leguminoceae Daun
Kulit, Kosmetik
6 Bayur Pterospermum celebicum
Sterculiaceae Kulit Batang
Kanker, rematik
7 Benalu Loranthus sp
Loranthaceae Batang RematikPegal
8 Bintanag Kleinhovia hospita
Sterculiaceae Daun Pencernaan
9 Binuang Octomeles sumatrana
Datiscaceae Daun
Penyakit khusus wanita 10 Bitaui
Calophyllum soulattri Guttiferae Kulit
batang Kulit
11 Kapuraca Ochocarpus ovalifolium
Guttiferae Kulit batang
RematikPegal 12 Bobang
Canarium hirtusum Annonaceae
Kulit batang Penawar racun, rematik, Malaria
13 Bogu Melia azedarch
Meliaceae Kulit batang
Pernapasan 14 Aren
Arenga pinnata Arecaceae
Kapas pada batang Penyakit wanita, TBC, Kulit, Demam,Sakit Kepala
15 Bolangat Nephelium sp.
Sapindaceae Kulit batang
Malaria 16 Bonata
Clerodendron buchananii Verbenaceae Kulit
batang TBC
17 Bongale Zingiber sp
Zingeberaceae Kulit dan batang
Kulit 18 Bongkodu
Morinda citrifolia Rubiaceae
Kulit dan batang Liver , Tonikum
19 Bonok Eleucine indica
Poaceae Kulit dan batang
Tonikum 20 Bonok
Passiflora foetida Passifloraceae
Kulit dan batang Tonikum
21 Bonok macan
Andropogon zizanoides Poaceae Getah
Penawar racun,Pencernaan
22 Bonok tagapis
Scopariadulcis Scorphulariaceae Daun
Kanker 23 Bonokpiper
Peperomia pellcida Piperaceae Daun
Hypertensi, Kosmetik
24 Boyokia Pittosporum ferrugineum
Pittosporaceae Kulit batang
Pencernaan 25 Bulu
tikus Bambusa sp.
Poaceae Seluruh tanaman
Mitologi 26 Buto
butong Dyospiros buxifolia
Ebenaceae Seluruh tanaman
Demam dan sakit kepala,Tonikum 27 Dalit
Harpulia cupanoides Sapindaceae
Seluruh bagian Kulit,TBC,Tonikum
72
28 Damar babi
Dacryodes rostrata Magnoliaceae Akar
Malaria,Tonikum 29 Diat
Andropogon zizanioides Poaceae
Serat Penyakit khusus wanita, Ginjal
30 Doit-doit Drymoglossum sp.
Polypodiaceae Batang
Kanker, Penawar racun 31 Dondolipon
Xanthosoma violaceum Araceae Buah
demam sakit
kepala 32 Dondoyuta
Hyptis suaveolens Lamiaceae Daun
Kulit 33 Dumpagon
Ficus minahassae Moraceae
Batang Mitologi, ginjal
34 Eboni Dyospyros celebica
Ebenaceae buah
Hypertensi, Liver,Ginjal, Diabetes 35 Ganceng
Piper caninum Piperaceae Daun
Pencernaan dan
kulit 36 Gedi
merah Abelmoschus sp.
Malvaceae pucuk daun
Penyakit khusus wanita, batuk 37 Kapuk
hutan Gozampinus heptaphylla
Bombacaceae Kulit Batang
RematikPegal 38 Kayu
batu Koordersiodendron pinnatum
Annacardiaceae pucuk daun
Penyakit khusus wanita 39 Kayu
burung Barleria prionitis
Acanthaceae Batang,Daun Kulit
41 Kayu dondo
Vitex negundo Verbenaceae
Buah Hypertensi, Liver,Ginjal, Diabetes
42 Kayu kambing
Garuga floribunda Burseraceae Seluruh
tanama TBC
43 Kayu Keng
Bischovia javanica Euphorbiaceae
Batang Penyakit wanita, TBC, Kulit, Demam ,Sakit Kepala
44 Kayu lawang
Cinamomum koodersii Lauraceae
Daun demam sakit kepala,Pencernaan, Kulit, dan KB
45 Kayu maumar
Nauclea celebica Rubiaceae Akar
Kulit, pegal,tonikum
46 Kayu susu
Alstonia scholaris Apocynaceae Daun
Kanker 47 Keladi
merah Alocasia sp.
Araceae Batang dan daun
Kulit,KB 48 Kemiri
Aleurites moluccana Euphorbiaceae Akar
Kanker 49 Kolintama
Alocasia cucculata Araceae Daun
Kulit,KB 50 Kolot
Blumea riparia Asteraceae Seluruh
tanaman Jantung
51 Kopuling Alocasia sp.
Araceae Seluruh tanaman Pernapasan
52 Koruntungan Solanum sp.
Solanaceae Seluruh tanaman
Tonikum 53 Koyondom
Pogostemon heyneanus Lamiaceae Daun
Pernapasan 54 Kuyanga
Coechorus acutangulus Tiliaceae Daun
Pencernaan 55 Kapunggi
Alsphila glauca Cyatheaceae Batang
Pencernaan 56 Lantat
Lansium domesticum Meliaceae
Daun Pencernaan, sakit kepala dan demam
57 Lidoyok Lantana camara
Verbenaceae Daun
Pencernaan dan Pernapasan, batuk 58 Linggua
Pterocymbium sp. Sterculiaceae Daun
Ginjal 59 Linggua
Pterocarpus indica Fabaceae Daun
Diabetes
73
60 Lingkobung Macaranga gigantea
Euphorbiaceae Daun Diabets
61 Liod Bantong
Bauhenia purpurea Caesalpiniaceae
Seluruh tanaman kehamilan dan persalinan
62 Lompiat Averrhoa carambolla
Oxalidaceae Batang dan daun
Pencernaan, Pernapasan 63 Lumbugon
Acalypha caturus Euphorbiaceae pucuk
daun Ginjal
64 Lunkab Palquium sp
Sapotaceae Akar Kulit
65 Mangga hutan
Mangifera sp Anacaediaceae Daun
Malaria 66 Manggis
hutan Mangostana indica
Guttiferae Batang
Pencernaan, demam dan sakit kepala 67 Matoa
Pometia pinnata Sapindaseae
Kulit batang Kulit dan pencernaan
68 Menggosian Clerodendron inerme
Verbenaceae Daun
Liver,hypertensi, Diabetes, Ginjal 69 Mongkudu
Morinda bracteata Rubiaceae Buah
Malaria, hypertensi
70 Nunuk Ficus benyamina
Moraceae Seluruh tanaman
kehamilan dan persalinan 71 Obuyu
mamaan Piper betle Piperaceae Daun
Pernapasan 72 Obuyu
Piper aduncum Piperaceae
Daun kehamilan dan persalinan
73 Ogusip Litsea sp.
Lauraceae Bunga dan daun
Pernapasan,demam dan sakit kepala 74 Olunan
Celtis philippensis Ulmaceae
Buah demam dan sakit kepala
75 Ongkolan Eucalyptus deglupta
Myrtaceae Batang Pernapasan
76 Onunang Cordia dichotoma
Borrangiaceae Pangkal tangkai
daun Kulit 77 Opolat
Ficus amplas Moraceae Tunas
Pencernaan 78 Oyobung
adi Selaginella tamariscina
Selaginellaceae Seluruh tanaman
Hypertensi,Ginjal,penyakit khusus wanita 79 Padang
Imperata cylindrica Poaceae
pucuk daun Demam dan sakit kepala,asam urat
80 Pala hutan
Myristica sp. Myristicaceae
Empulur batang sakit kepala,malaria,Kanker,penyakit wanita, tonikum
81 Pandan hutan
Pandanus sp. Pandanaceae
Buah demam dan sakit kepala,ginjal,Hypertensi
82 Pangi Pangium edule
Flacourtiaceae Akar,buah
Ginjal, Hypertensi, Liver,sesak napas 83 Patuku
Cycas rumphii Cycadaceae
Daun dan biji Pencernaan, muntah darah
84 Pidai Poikilospermum suaveolens
Moraceae seluruh tanaman
Penyakit khusus wanita 85 Pikit
Ocinum basilicum Labiatae
Buah Hypertensi, Diabetes, Ginjal
86 Pinang hitam
Pinanga caesia Arecaceae Biji
Mitologi, religi
87 Pinang yaki
Areca vestiaria Arecaceae
Bunga,daun, dan buah KB,diabetes, Obat cacing,Mitologi, Ritual,kosmetik
88 Pisang goroho
Musa sp. Musaceae Daun
Pernapasan,Kulit, ginjal
89 Pisang hutan
Musa acuminata Musaceae Daun
Kulit,obat cacing
90 Pisek Algaia elliptica
Meliaceae Kulit batang
Kanker, kulit
74
91 Pondang Pandanus sp.
Pandanaceae Daun Penawar
racun,obat cacing,Liver,Hypertensi,ginjal,Kanker
92 Polaguyon Syzigium spicatum
Myrtaceae Batang
Demam dan sakit kepala, Kulit 93
Pombosion dn kecil Polyalthia sp.
Annonaceae seluruh tanaman
Penawar racun,Kulit 94 Pomia
insumbu Gossypium herbaceum
Malvaceae Batang Pernapasan
95 Pudutan Palquium obovatum
Sapotaceae Batang
Kulit dan ginjal 96 Rambutan
hutan Nephelium sp. Sapindaceae Daun
Malaria,mitologi 97 Rotan
Calamus sp. Arecaceae Daun
Ginjal, Kulit,mitologi
98 Seho Arenga pinnata
Arecaceae Daun
Sakit kepala,,Malaria,TBC, mitologi 99 Sesewanua
Clerodendron serratum Verbenaceae Daun
Kulit,demam,pencernaan 100 Siangga
Impatiens semen Balsaminaceae
Seluruh tanaman Kulit, mitologi
101 Sirsak hutan
Xylopia sp. Annonaceae Kulit
batang Malaria
102 Sombar Erythrina variegata
Papilionaceae Kulit batang
Malaria,sakit kepala 103 Sosoro
Laportea deamana Urticaceae Kulit
batang Malaria
104 Susuan Phaleria capitata
Thymelaeaceae Buah Sakit
gigi 105 Tagalolo
Ficus septica Moraceae Kulit
batang Malaria
106 Talas Remusatia vivipara
Araceae Umbi Kanker
107 Talas Schismatoglottis calypatra
Araceae daun Kulit
Tanoyan Oncosperma sp
Arecaceae Akar Malaria
109 Tobaang Cordyline fructicosa
Liliaceae Batang Pencernaan,TBC
110 Togop Artocarpus elasticus
Moraceae Batang Pencernaan
111 Tolutu Pterocymbium tinktorium
Sterculiaceae Batang RematikPegal
112 Tomilow bobai
Aneleima malabaricum Commelinaceae
Seluruh tanaman Demam dan sakit kepala, Ritual
113 Tongit Ageratum conyzoides
Compositae Batang Kulit
114 Tontuatoi Costus megalobrachtea
Zingiberaceae Batang Pernapasan,
Pencernaan,KB 115 Torosik
Casearia grewiaefolia Flacourtiaceae Batang
Pencernaan 116 Tuis
Hornstedia sp Zingeberaceae Seluruh
tanaman Kulit,Ritual
117 Tukadan Jatropha gossypifolia
Euphorbiaceae Seluruh tanaman
TBC,Ritual 118 Tuyat
Derris elliptica Papilionaceae Seluruh
tanaman TBC,RITUAL
119 Udun Ficus variegata
Moraceae Daun
Penyakit khusus wanita 120 UingKayu
arang Cratoxylon celebicum Hypericaceae
batang Penyakit khusus wanita
121 Ulibat Spondias pinnata
Anacardiaceae Umbi
Penyakit khusus wanita, Malaria
75
No Nama Lokal
Nama Latin Famili
Bagian Yang Digunakan
Kegunaan 1 Alikokop
Dischidia nythesiana Asclepiadaceae
Kulit Batang, daun Kanker, sakit gigi
2 Amok Cananga Odorata
Annonaceae Kulit Batang
Sakit Mata 3 Atul
Mallotus moluccana Hernandiaceae pucuk
daun RematikPegal
4 Badag Hemigraphis
Achantaceae kulit Batang
Ginjal, diabetes, Hypertensi 5 Bambeletan Cassia alata
Leguminoceae Daun Kulit,
Kosmetik 6 Bayur
Pterospermum celebicum Sterculiaceae Kulit
Batang Kanker,
rematik 7 Benalu
Loranthus sp Loranthaceae Batang
RematikPegal 8 Bintanag
Kleinhovia hospita Sterculiaceae Daun
Pencernaan 9 Binuang
Octomeles sumatrana Datiscaceae Daun
Penyakit khusus
wanita 10 Bitaui
Calophyllum soulattri Guttiferaceae Kulit
batang Kulit
11 Kapuraca Ochocarpus ovalifolium
Guttiferae Kulit batang
RematikPegal 12 Bobang
Canarium hirtusum Annonaceae
Kulit batang Penawar racun, rematik, Malaria
13 Bogu Melia azedarch
Meliaceae Kulit batang
Pernapasan 14 Aren
Arenga pinnata Arecaceae
Kapas pada batang Penyakit wanita, TBC, Kulit, Demam,Sakit Kepala
15 Bolangat Nephelium sp.
Sapindaceae Kulit batang
Malaria 16 Bonata
Clerodendron buchananii Verbenaceae Kulit
batang TBC
17 Bongale Zingiber sp
Zingeberaceae Kulit dan batang
Kulit 18 Bongkodu Morinda citrifolia
Rubiaceae Kulit dan batang
Liver , Tonikum 19 Bonok
Eleucine indica Poaceae
Kulit dan batang Tonikum
20 Bonok Passiflora foetida
Passifloraceae Kulit dan batang
Tonikum 21
Bonok macan
Andropogon zizanoides Poaceae Getah
Penawar racun,Pencernaan
22 Bonok
tagapis Scopariadulcis
Scorphulariaceae Daun Kanker
23 Bonokpiper Peperomia pellcida Piperaceae Daun
Hypertensi, Kosmetik
24 Boyokia Pittosporum ferrugineum
Pittosporaceae Kulit batang
Pencernaan 25 Bulu
tikus Bambusa sp.
Bambusaceae Seluruh tanaman
Mitologi
76
26 Buto butong Dyospiros buxifolia
Ebenaceae Seluruh tanaman
Demam dan sakit kepala,Tonikum 27 Dalit
Harpulia cupanoides Sapindaceae
Seluruh bagian Kulit,TBC,Tonikum
28 Damar babi Dacryodes rostrata
Magnoliaceae Akar Malaria,Tonikum
29 Diat Andropogon zizanioides
Poaceae Serat
Penyakit khusus wanita, Ginjal 30 Doit-doit
Drymoglossum Polypodiaceae
Batang Kanker, Penawar racun
31 Dondolipon Xanthosoma violaceum Araceae
Buah demam sakit kepala
32 Dondoyuta Hyptis suaveolens Lamiaceae Daun
Kulit 33 Dumpagon Ficus minahassae
Moraceae Batang
Mitologi, ginjal 34 Eboni
Dyospyros celebica Ebenaceae
buah Hypertensi, Liver,Ginjal, Diabetes
35 Ganceng Piper caninum
Piperaceae Daun Pencernaan
dan kulit
36 Gedi merah Abelmoschus sp.
Malvaceae pucuk daun
Penyakit khusus wanita, batuk 37 Kapuk
hutan Gozampinus heptaphylla Bombacaceae Kulit
Batang RematikPegal
38 Kayu batu
Koorsidersiodendron pinnatum
Annacardiaceae pucuk daun
Penyakit khusus wanita 39 Kayu
burung Barleria prionitis Acanthaceae Batang,Daun
Kulit 41 Kayu
dondo Vitex negundo Rubiaceae
Buah Hypertensi, Liver,Ginjal, Diabetes
42 Kayu
kambing Garuga floribunda
Burseraceae Seluruh tanama
TBC 43 Kayu
Keng Bischovia javanica Euphorbiaceae
Batang Penyakit wanita, TBC, Kulit, Demam ,Sakit Kepala
44 Kayu lawang Cinamomum koodesii
Lauraceae Daun
demam sakit kepala,Pencernaan, Kulit, dan KB 45
Kayu maumar
Nauclea celebica Rubiaceae Akar
Kulit, pegal,tonikum
46 Kayu susu Alstonia scholaris
Apocynaceae Daun Kanker
47 Keladi
merah Alocasia sp.
Araceae Batang dan daun
Kulit,KB 48 Kemiri
Eleurites moluccana Euphorbiaceae Akar
Kanker 49 Kolintama
Alocasia cucculata Araceae Daun
Kulit,KB 50 Kolot
Blumea riparia Asteraceae Seluruh
tanaman Jantung
51 Kopuling Alocasia sp.
Araceae Seluruh tanaman Pernapasan
52 Koruntungan Solanum sp. Solanaceae Seluruh
tanaman Tonikum
53 Koyondom Pogostemon heyneanus Lamiaceae Daun
Pernapasan
77
54 Kuyanga
binangoan Coechorus acutangulus
Tiliaceae Daun Pencernaan
55 Kuyanga
kapunggi Alsphila glauca
Cyatheaceae Batang Pencernaan
56 Lantat Lansium domesticum
Meliaceae Daun
Pencernaan, sakit kepala dan demam 57 Lidoyok
Lantana camara Verbenaceae
Daun Pencernaan dan Pernapasan, batuk
58 Linggua Pterocymbium Sp. Caesalpiniaceae
Daun Ginjal
59 Linggua Pterocarpus indica
Caesalpiniaceae Daun Diabetes
60 Lingkobung Macaranga gigantea Euphorbiaceae Daun
Diabets 61
Liod Bantong
Bauhenia purpurea Caesalpiniaceae
Seluruh tanaman kehamilan dan persalinan
62 Lompiat Everrhoa sp.
Oxalidaceae Batang dan daun
Pencernaan, Pernapasan 63 Lumbugon Acalypha caturus
Euphorbiaceae pucuk daun
Ginjal 64 Lunkab
Palquium sp Sapotaceae Akar
Kulit 65
Mangga hutan
Mangifera sp Anacaediaceae Daun
Malaria 66
Manggis hutan
Mangostana indica Guttiferae
Batang Pencernaan, demam dan sakit kepala
67 Matoa Pometia pinnata
Sapindaseae Kulit batang
Kulit dan pencernaan 68 Menggosian Clerodendron inerme
Verbenaceae Daun Liver,hypertensi,
Diabetes, Ginjal
69 Mongkudu Morinda bracteata Rubiaceae Buah
Malaria, hypertensi
70 Nunuk Ficus benyamina
Moraceae Seluruh tanaman
kehamilan dan persalinan 71 Obuyu
Piper betle Piperaceae Daun
Pernapasan 72 Obuyu
Piper aduncum Piperaceae
Daun kehamilan dan persalinan
73 Ogusip Litsea sp.
Lauraceae Bunga dan daun
Pernapasan,demam dan sakit kepala 74 Olunan
Celtis philippensis Ulmaceae
Buah demam dan sakit kepala
75 Ongkolan Eucalyptus deqlupta
Myrtaceae Batang Pernapasan
76 Onunang Cordia dichotoma
Borrangiaceae Pangkal tangkai daun
Kulit 77 Opolat
Ficus amplas Moraceae Tunas
Pencernaan 78 Oyobung
adi Selaginella tamariscina Selaginellaceae Seluruh
tanaman Hypertensi,Ginjal,penyakit
khusus wanita
79 Padang Imperata cylindrica
Poaceae pucuk daun
Demam dan sakit kepala,asam urat 80 Pala
hutan Myristica sp. Myristicaceae
Empulur batang sakit kepala,malaria,Kanker,penyakit wanita, tonikum
78
81 Pandan
hutan Pandanus sp.
Pandanaceae Buah
demam dan sakit kepala,ginjal,Hypertensi 82 Pangi
Pangium edule Flacourtiaceae
Akar,buah Ginjal, Hypertensi, Liver,sesak napas
83 Patuku Cycas rumphii
Cycadaceae Daun dan biji
Pencernaan, muntah darah 84 Pidai
Poikilospermum suaveolens
Moraceae seluruh tanaman
Penyakit khusus wanita 85 Pikit
Ocinum basilicum Labiatae Buah
Hypertensi, Diabetes,
Ginjal 86
Pinang hitam
Pinanga caesia Arecaceae Biji
Mitologi, religi
87 Pinang yaki Areca vestiaria
Arecaceae Bunga,daun, dan buah
KB,diabetes, Obat cacing,Mitologi, Ritual,kosmetik 88
Pisang goroho
Musa sp. Musaceae Daun
Pernapasan,Kulit, ginjal
89 Pisang
hutan Musa acuminata
Musaceae Daun Kulit,obat
cacing 90 Pisek
Algaia elliptica Meliaceae
Kulit batang Kanker, kulit
91 Seluruh
tanaman pondang
Pandanus sp. Pandanaceae
Daun Penawar racun,obat cacing,Liver,Hypertensi,ginjal,Kanker
92 Polaguyon Syzigium spicatum Myrtaceae
Batang Demam dan sakit kepala, Kulit
93 Pombosion
dn kecil Polyalthia sp.
Annonaceae seluruh tanaman
Penawar racun,Kulit 94
Pomia insumbu
Gossypium herbaceum Malvaceae Batang
Pernapasan 95 Pudutan
Palquium obovatum Sapotaceae Batang
Kulit dan
ginjal 96
Rambutan hutan
Nephelium sp. Sapindaceae Daun
Malaria,mitologi 97 Rotan
Calamus sp. Arecaceae Daun
Ginjal, Kulit,mitologi
98 Seho Arenga sp.
Arecaceae Daun
Sakit kepala,,Malaria,TBC, mitologi 99 Sesewanua Clerodendron serratum
Verbenaceae Daun Kulit,demam,pencernaan
100 Siangga Impatiens semen
Balsaminaceae Seluruh tanaman
Kulit, mitologi 101 Sirsak
hutan Xylopia sp. Annonaceae Kulit
batang Malaria
102 Sombar Erythrina variegata
Papilionaceae Kulit batang
Malaria,sakit kepala
79
103 Sosoro Laportea deamana
Urticaceae Kulit batang
Malaria 104 Susuan
Phaleria capitata Thymelaeaceae Buah
Sakit gigi
105 Tagalolo Ficus septica
Moraceae Kulit batang
Malaria 106 Talas
Remusatia vivipara Araceae Umbi
Kanker 107 Talas
Schismatoglottis calypatra
Araceae daun Kulit
Tanoyan Oncosperma sp
Arecaceae Akar Malaria
109 Tobaang Cordyline fructicosa
Liliaceae Batang Pencernaan,TBC
110 Togop Artocarpus elasticus
Moraceae Batang Pencernaan
111 Tolutu Pterocymbium tinktorium
Sterculiaceae Batang RematikPegal
112 Tomilow
bobai Aneleima malabaricum
Commelinaceae Seluruh tanaman
Demam dan sakit kepala, Ritual 113 Tongit
Ageratum conyzoides Compositae Batang
Kulit 114 Tontuatoi
Costus megalobrachtea Zingiberaceae Batang
Pernapasan, Pencernaan,KB
115 Torosik Casearia grewiaefolia
Flacourtiaceae Batang Pencernaan
116 Tuis Hornstedia sp
Zingeberaceae Seluruh tanaman
Kulit,Ritual 117 Tukadan
Jatropha gossypifolia Euphorbiaceae Seluruh
tanaman TBC,Ritual
118 Tuyat Derris elliptica
Papilionaceae Seluruh tanaman
TBC,RITUAL 119 Udun
Ficus variegata Moraceae Daun
Penyakit khusus
wanita 120
UingKayu arang
Cratoxylon celebicum Hypericaceae batang
Penyakit khusus
wanita 121 Ulibat
Spondias pinnata Anacardiaceae
Umbi Penyakit khusus wanita, Malaria
75
20 18
15 19
14 9
13 9
11 8
6 26
8 4
12 3
4 2
6 8
5 10
15 20
25 30
Pe rn
ap as
an P
en ce
rnaa n
D em
am Kh
us us
w an
ita M
al ar
ia Ka
n ke
r G
in ja
l Di
a be
tes Hi
pe rten
si Li
ver KB Kul
it A
sam ur
at m
at a
Ri tu
al O
bat c
ac in
g ko
sm eti
k Te
rn ak
An ti t
oks ik
to ni
ku m
Je nis pe nyak it J
u m
lah Je
n is
Jumlah jenis
Berdasarkan informasi masyarakat, jenis-jenis tumbuhan obat yang ada dapat dikelompokkan ke dalam 20 kelompok penyakitpenggunaan. Dilihat dari
jumlah jenis tumbuhan obatnya, kelompok penyakitpenggunaan tertinggi yaitu penyakit kulit 26 Jenis dan terendah yaitu kelompok penyakit untuk hewan
ternak 2 jenis. Pemanfaatan jenis tumbuhan obat oleh masyarakat di sekitar TNBNW untuk mengobati berbagai penyakit secara lengkap dapat dilihat pada
Gambar 10 berikut.
Gambar 10. Jumlah jenis tumbuhan obat berdasarkan jenis penyakit Berdasarkan identifikasi 121 jenis tumbuhan obat, tercatat 26 jenis
sebagai obat penyakit kulit gatal-gatal, panu, kudis, eksim, bisul, luka, 20 jenis untuk obat penyakit yang berhubungan dengan pernapasan batuk, asma dan
TBC, 19 jenis untuk penyakit khusus wanita seperti penyakit kelamin, kehamilan dan pasca persalinan, 18 jenis untuk penyakit yang berhubungan
dengan pencernaan seperti sakit perut, diare, maag, disentri, dan perut kembung, 15 jenis untuk demam atau penurun panas, 14 jenis untuk malaria, 9
jenis untuk kanker seperti kanker rahim, payudara, tumor, 13 jenis untuk ginjal atau sakit pinggangl 9 jenis untuk diabetes atau kencing manis, 11 jenis untuk
menormalkan tekanan darah tinggi, 8 jenis untuk penyakit liver masyarakat menyebutnya sakit kuning yang ditandai dengan mata dan kulit berwarna
kuning, 6 jenis digunakan sebagai obat untuk mencegah kehamilan pada wanita tetapi ada juga jenis yang dipakai sebagai alat kontrasepsi pria, 8 jenis untuk
76
asam urat termasuk rematik dan pegal linu, 4 jenis untuk mengobat sakit mata, 3 jenis sebagai obat cacing, 4 jenis sebagai kosmetik digunakan sebagai bedak,
pewarna bibir, dan penyubur rambut, 2 jenis untuk penyakit hewan ternak obat cacing dan kudis pada ternak, 8 jenis digunakan sebagai tonikum di masyarakat
dikenal sebagai obat kuat karena kelelahan bekerja maupun obat kuat untuk menambah kemampuan sex seorang pria, 6 jenis sebagai penawar racun racun
karena digigit serangga atau hewan berbisa dan juga karena makanan, 12 jenis digunakan untuk ritual seperti dipakai pada waktu upacara adat, upacara
penolak bencana, ataupun untuk penyembuhan penyakit, pengusir setan dan juga beberapa jenis tumbuhan seperti jenis cemara dan palem yang digunakan
untuk upacara keagamaan. Ditinjau dari cara penggunaan, terdapat 2 cara yaitu sebagai obat luar
dioleskan atau di temple tercatat 31 jenis dan obat dalam dimakan atau diminum tercatat 190 jenis. Cara penggunaannya dapat berupa ramuan tunggal
satu jenis saja dan ramuan yang terdiri dari lebih dari satu jenis tumbuhan. Menurut masyarakat , pengobatan yang berasal dari peramuan dua atau lebih
jenis tumbuhan memiliki khasiat yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan ramuan dari jenis tunggal. Menurut pemahaman mereka, peramuan obat yang
bahannya terdiri dari berbagai jenis dianggap setiap jenis dapat memberikan fungsinya masing-masing. Selain itu dengan kombinasi beberapa jenis tersebut
dapat memberikan khasiat berlipat ganda. Anggapan tersebut kemungkinan berkaitan dengan adanya komponen aktif yang terdapat dalam tumbuhan
tersebut yang saling menunjang atau saling melengkapi khasiat satu dengan yang lainnya. Untuk membuktikannya diperlukan studi khusus mengenai khasiat
serta kandungan fitokimianya merupakan bab tersendiri dalam disertasi ini. Berdasarkan hasil deskripsi keanekaragaman jenis tumbuhan obat di
sekitar kawasan TNBNW, dilakukan penentuan jenis tumbuhan obat berpotensi untuk penelitian lebih lanjut. Penentuan jenis tumbuhan berpotensi diperoleh
dengan cara memilih 10 jenis tumbuhan berdasarkan peringkat indeks nilai budaya ICS, indeks nilai penting INP, nilai ekologi, nilai ekonomi, pemasaran,
nilai tambah, syarat tumbuh, budidaya, pengembangan. Selanjutnya dengan metode perbandingan eksponensial dapat ditentukan satu jenis tumbuhan yang
paling berpotensi. Sepuluh jenis tumbuhan obat yang dimaksud adalah Diospyros celebicaebonik.hitam,
Knema celebicapala hutan, Areca vestiariapinang yaki, Calamus sp. rotan, Arenga pinnata seho, Mangostana
77
indicamanggis hutan, Ficus minahassaedumpagon, Aglaia minahassaepisek, Pandanus sp. pondang, Remusativa viviparatalas Gambar 11.
Diospyros celebica Knema celebica Areca vestiaria
Calamus Sp. Arenga pinnata Ficus minahassae Pandanus sp
Mangostana indica Remusativa vivipara Aglaia minahassae
Gambar 11. Sepuluh peringkat teratas jenis tumbuhan obat berdasarkan nilai budaya ICS dan nilai penting INP
78
Berdasarkan hasil perhitungan nilai pemanfaatan ICS dan nilai penting INP maka jenis tumbuhan yang termasuk kategori tumbuhan obat pada 10
peringkat tertinggi adalah sebagai berikut : Tabel 14. Sepuluh peringkat teratas tumbuhan obat berdasarkan INP dan ICS
No. Jenis ICS INP
1 Diospyros celebica ebonik.hitam
63 52,45
2 Knema celebicapala hutan
109 33,07
3 Areca vestiariapinang yaki
115 23,86
4 Calamus sativus rotan
82
13,67 5
Arenga pinnataseho
41
9,75 6
Mangostana indicamanggis hutan
60
9,10 7
Ficus minahassaedumpagon
30 8,88
8 Aglaia minahassaepisek
54 8,74
9 Pandanus sarasinorum pondang
48 5,47
10 Remusativa viviparatalas
72
4,47
Besarnya indeks nilai penting menunjukkan peranan jenis yang bersangkutan dalam komunitasnya. Jenis
Diospyros celebica eboni mendominansi lokasi hutan Doloduo dan Torout karena memiliki nilai INP
tertinggi. Knema celebica pala hutan mendominansi hutan Matayangan
sedangkan Areca vestiaria mendominasi hutan Tumokang dan kawasan hutan
Gunung Kabila. Kemampuan jenis-jenis tersebut dalam menempati sebagaian besar hutan di kawasan TNBNW menunjukkan bahwa jenis-jenis tersebut
memiliki kemampuan untuk beradatasi dengan kondisi setempat. Jenis-jenis tumbuhan di atas merupakan jenis tumbuhan yang
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar kawasan taman nasional untuk kebutuhan sehari-hari termasuk sebagai obat tradisional. Keberadaan atau ketersediaan
jenis-jenis tumbuhan tersebut di atas untuk sementara masih cukup melimpah terutama di kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone.
Berdasarkan hasil penelusuran pustaka, Diospyros celebicaeboni Pinang
Yaki Areca vestiaria Pala hutan Knema celebica, Ficus minahassae, dan
Aglaia minahassae merupakan jenis tumbuhan endemik Sulawesi Lee et al,
79
2001; Whitmore, 1989; Yuzammi dan Hidayat, 2002 ; Mogea, 2002 . Diospyros
celebica eboni merupakan jenis tumbuhan yang banyak dicari orang secara legal maupun illegal. Jenis kayu yang sudah terkenal di dalam dunia
perdagangan kayu internasional karena berkualitas tinggi untuk indusri rumah, kerajinan tangan termasuk kerajinan patung Bali menggunakan bahan kayu
hitam ini Yuzammi, 2002. Diospyros celebica merupakan suku Ebenaceae,
status langka karena sering diburu untuk kayunya. Ficus minahasae merupakan
maskot flora Sulawesi utara, di kawasan TNBNW merupakan habitat kuskus, buahnya merupakan makanan satwa hutan. Sedangkan
Areca vestiaria pinang yaki merupakan habitat monyet hitam yang juga merupakan salah satu satwa
endemik Sulawesi. Buah pinang yaki merupakan makanan bagi monyet hitam dan satwa hutan lainnya.
Nilai Ekologi :
Pada umumnya jenis-jenis pohon yang endemik Sulawesi merupakan salah satu komponen mata rantai ekosistem karena merupakan habitat dan
sumber makanan pokok bagi satwa yang juga khasendemik Sulawesi seperti Macaca nigrayakimonyet, anoaAnoa quarlesi, kus-kus, tarsiustarsius
spectrum dan aneka jenis burung. Selain itu juga jenis-jenis pohon endemik Sulawesi beberapa jenis kayu seperi kayu hitameboni
Diospyros celebica, kayu besi
Intisia bijuga, kayu linggua, meranti ,dan cempakaEmmerillia ovalis, Knema celebica, Ficus minahassae dumpagon, Cinnamomum celebicum; hasil
non kayu seperti rotan, damar Agathis celebica, berbagai jenis bambu, anggrek
khas seperti Vanda celebica, Cymbidium finlaysonianum, Grammatophyllum
speciosum, Dendrobium indivisum, Phalaenopsis amabilis, Dendrobium macrophyllum yang merupakan salah satu anggrek langka yang dilindungi
Undang-Undang, serta jenis palem endemik seperti Areca vestiaria, Pigafeta
elatawanga, Livistonya rotundifoliwoka, Pinanga caesiapalem hitam, Arenga pinnataaren memiliki mutu yang tinggi sehingga bernilai ekonomi yang tinggi
pula baik di pasar lokal maupun internasional. Ficus minahasae digunakan
sebagai maskot flora Sulawesi utara, bersama-sama dengan Areca
vestiaria,kedua jenis ini di kawasan TNBNW merupakan habitat kuskus, monyetyaki,dan buahnya merupakan makanan satwa hutan Yuzami Hidayat,
2002; Mogea, 2002.
80
Nilai Ekonomi :
Komoditi menjadi salah satu daya tarik bagi petani untuk memproduksinya. Komoditi dengan nilai ekonomi tinggi, apabila diikuti dengan
kebutuhan teknologi produksi sederhana dan mudah diaplikasikan, akan lebih disukai masyarakat. Kawasan TNBNW memiliki kekayaan tumbuhan yang
berpotensi sebagai komoditi unggulan karena merupakan flora yang khas yaitu berbagai jenis kayu dan non kayu yang berkualitas, juga terdapat beberapa jenis
tumbuhan yang berpotensi seperti tumbuhan penghasil getah, buah, bungatanaman hias, untuk bahan makanan dan sebagai bahan obat yang dapat
dikembangkan lebih lanjut untuk berbagai industri. Selain itu juga tumbuhan sebagai aset sumberdaya lingkungan yang memiliki nilai ekonomi yang besar
nilainya bagi kehidupan manusia.
Prospek pemasaran
Prospek pemasaran menentukan tingkat permintaan komoditi dan keberlanjutan sistem usaha taninya. Komoditi yang mempunyai prospek jual lebih
banyak akan lebih mudah terserap oleh pasar. Komoditi yang unggul dari segi pasokan, tetapi tidak mempunyai prospek pasar hanya akan menjadi komoditi
potensial semata. Oleh sebab itu komoditi yang potensial seharusnya memiliki sistem produk dan prospek pasar yang baik.
Nilai tambah
Kriteria dampak nilai tambah komoditi terhadap masyarakat menjadi sangat penting karena upaya pemanfaatan komoditi unggulan haruslah
memberikan manfaat dan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat setempat. Kondisi biofisik wilayah TNBNW yang merupakan kawasan yang
terbentuk dari gabungan dua lempeng yang berasal dari dua benua yang berbeda, maka akan memberikan karakteristik wilayah yang berbeda dengan
wilayah lainnya dan membentuk sumberdaya alamekonomi dengan karakteristik yang khas dan tertentu pula.
Syarat tumbuh
Pemilihan komoditi unggulan yang memenuhi kriteria agroekosistem dan biofisik wilayah diharapkan dapat menjamin kesinambungan produksinya dengan
karakteristik yang unggul.
81
Budidaya
Budidaya tumbuhan dimaksudkan untuk menilai apakah dalam usaha pengembangan tumbuhan tersebut tersedia teknologi aplikatif dan sesuai dengan
kemampuan sumberdaya manusia yang ada. Kriteria ini berkaitan dengan kemudahan dalam usaha pembudidayaan tumbuhan domestikasi untuk
meperoleh hasil yang diharapkan. Potensi sumberdaya tumbuhan menunjukkan kemungkinan
pengembangan produksi komoditi unggulan di masa yang akan datang. Apabila pengembangan komoditi tinggi, maka diharapkan volume produksi akan semakin
meningkat dan kontinyuitas pasokan komoditi akan lebih baik. Berdasarkan hasil perhitungan indeks nilai penting INP dan
Index of Cultural Significance ICS serta hasil perhitungan metode perbandingan
eksponensial MPE maka jenis tumbuhan yang termasuk kategori tumbuhan obat prioritas, pada 10 peringkat tertinggi dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Sepuluh Peringkat Tertinggi Tumbuhan Obat Berdasarkan INP, ICS, dan MPE.
Jenis tumbuhan terpilih No
Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
Nilai ekologi
25 14 33 17 18 10 16 17 20 10
2
Nilai ekonomi
11 9 15 9 15 8 8 11 10 8
3
Pemasaran
10 8 9 8 10 8 8 8 8 8 4
Nilai Tambah
50 43 60 41 60 40 46 40 40 30 5
Syarat tumbuh
8 9 10 7 10 8 8 10 10 8
6
Budidaya
50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 7
Pengembangan
8 8 15 8 15 8 7 9 10 8 8
ICS
63 109 115 82 41 50 30 54 48 72 9
INP
52,45 33,07 23,86 13,67 9,75 9,10 8,88 8,74 5,47 4,47
Jumlah MPE
277,45 283,07 340,86 235,67
227,75 191,10 181,88 207,74 201,47 198,47
Peringkat
3 2 1 4 9 7 10
8 6 5
Keterangan : 1. Diospyros celebica eboni ; 2.Knema celebica pala hutan;
3. Areca vestiaria pinang yaki; 4.Calamus sp.rotan 5.Arenga
pinnata; 6.Mangostana indicamanggis hutan; 7.Ficus minahassaedumpagon;
8.Aglaia minahassaepisek; 9.Pandanus
sarasinorum. pondang.; 10.Remusativa viviparaTalas.
82
50 100
150 200
250 300
350 400
Di os
py ro
s cel
eb ic
a K
nem a c
el ebi
ca Ar
ec a v
es tia
ria C
al am
us sp .
Ar en
ga pi nn
at a
M an
go st
ana in
di ca
Fi cus
m ina
has sae
A gla
ia m
in ah
as sa
e P
anda nus
s p.
Re m
us at
iv a v
iv ip
ar a
Nama jenis N
ila i M
P E
Hasil perhitungan metode perbandingan eksponesial MPE terhadap kesepuluh tumbuhan berdasarkan kriteria tingkat nilai penting jenis INP, nilai
pemanfaatan jenis tumbuhan ICS, nilai ekologi, nilai ekonomi, pemasaran, dampak nilai tambah jenis kepada masyarakat, syarat tumbuh yang sesuai,
ketersediaan teknologi budidaya yang memadai, dan potensi pengembangan jenis pada tabel 18, jenis tumbuhan yang mencapai jumlah tertinggi adalah
.
Areca vestiaria pinang yaki, diikuti Knema celebica pala hutan, Diospyros celebica eboni, Calamus sp.rotan, Remusativa vivipara talas, Pandanus
sarasinorum pondang, Mangostana indica manggis hutan, Aglaia minahassae pisek,
Ficus minahassae dumpagon. Dengan demikian maka jenis tumbuhan obat paling berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut adalah
Areca vestiaria pinang yaki. Histogram jumlah nilai MPE dan jenis tumbuhan obat terpilih dapat
dilihat pada Gambar 12 berikut.
Berdasarkan hasil deskripsi kegunaan jenis-jenis tumbuhan obat tersebut, terdapat jenis-jenis tanaman obat yang memiliki beberapa khasiat.
Areca vestiaria pinang yaki digunakan sebagai obat untuk penyakit diabetes dan juga
dipakai sebagai obat kontrasepsi untuk pria. Caranya biji dibelah, diambil dagingnya kemudian direbus dengan 1 gelas air, setelah mendidih didinginkan
lalu diminum. Kulit buahnya digunakan sebagai alat kosmetik untuk pemerah bibir. Sebagai masyarakat yang masih percaya dengan alam magis, masyarakat
menggunakan tanaman ini sebagai pengusir setan dengan cara menanam tanaman ini di depan pintu pagar halaman atau di setiap sudut batas tanah di
Gambar 12. Nilai MPE untuk setiap jenis tumbuhan obat
83
halaman rumah ataupun di kebun. Selain itu, pinang yaki juga dipakai masyarakat sebagai obat cacing pada hewan peliharaan seperti sapi dan
kambing. Areca vestiaria bersama-sama dengan Ficus minahassae, kedua jenis
tumbuhan ini di kawasan TNBNW merupakan habitat kuskus, monyetyaki, dan buahnya merupakan makanan satwa hutan Yuzami Hidayat, 2002; Mogea,
2002. Pinang yaki ini oleh Suku Bolaang Mongondow yang tinggal di kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone
Diospyros celebica eboni merupakan jenis tumbuhan endemik Sulawesi yang banyak dicari orang secara legal maupun illegal. Jenis kayu yang sudah
terkenal di dalam dunia perdagangan kayu internasional karena berkualitas tinggi untuk indusri rumah, kerajinan tangan termasuk kerajinan patung Bali
menggunakan bahan kayu hitam ini. Selain kayunya digunakan sebagai bahan bangunan, buahnya digunakan oleh masyarakat sekitar TNBNW untuk
mengobati beberapa penyakit yaitu hypertensi, liver,ginjal, dan diabetes dan tonikum dengan cara buahya dicuci bersih, disayat lalu dikeringkan,kemudian
3,5,7 sayatan buah kering direbus degan 3 gelas air,didinginkan lalu diminum 3 kali sehari.
Pala hutan Knema celebica yang digunakan masyarakat sekitar
kawasan untuk mengobati berbagai penyakit seperti sakit kepala, malaria, kanker, penyakit khusus wanita yaitu untuk mengobati berbagai penyakit wanita
seperti penyakit kelamin keputihan, sipilis, dan pendarahan pasca melahirkan ,
dan sebagai tonikum. Selain sebagai tumbuhan obat, ada beberapa jenis tumbuhan obat yang
memiliki multi manfaat. Pandanus sarasinorum pohon pandan digunakan
sebagai obat cacing, liver, darah tinggi dan sebagai obat penawar racun. Selain itu juga daun tanaman ini juga dipakai untuk membuat kerajinan rumah tangga
seperti tikar, keranjang dan sebagainya. Jenis rotan Calamus sativus, air dalam
batang digunakan untuk mengobati penyakit ginjal, batangnya untuk mengobati penyakit kulit, dan tanaman ini juga dipercaya oleh masyarakat sekitar kawasan,
dapat digunakan sebagai pengusir roh jahat. Selain sebagai tanaman obat, tanaman ini lebih banyak digunakan untuk keperluan rumah tangga aneka
meubel, dan kerajinan tangan keranjang, tas, dan sebagainya. Di kawasan TNBNW terdapat 5 jenis rotan sebagai bahan baku pembuatan kursi rotan
diantaranya rotan batanggotia nanga Calamus zollingeri, tohiti Calamus
84
inops, gotia merah Corthalsia celebica, doti Calamus leiocaulis dan umbul Calamus simphysipusMogea et al.,1998. Rotan-rotan ini kurang lebih 15 tahun
yang lalu masih dapat diambil dari hutan di sekitarnya yang tidak jauh dari perkampungan, namun sekarang jenis-jenis rotan tersebut sudah jarang
ditemukan di hutan yang dekat. Seho
Arenga pinnata tidak saja digunakan sebagai obat tetapi juga memiliki berbagai manfaat yaitu sebagai bahan bangunan, kerajinan, bahan
pangan saguer, gula merah dan cap tikus. Arenga pinnata atau biasa dikenal
dengan banyak nama lokal yaitu sehoenauaren merupakan bahan baku pembuatan gula merah.
Proses pembuatan gula merah mengikuti tahapan sebagai berikut : Saguernira diambil dari bunga yang paling bawah, diambil niranya 2 kali sehari
pagi dan sore dengan cara air saguer di tampung pada bambu dengan ukuran panjang 1m dan diameter 10 cm. Satu pohon nira dapat menghasilkan 1 bambu.
Biasanya dalam sekali pemasakan, dibutuhkan saguer dar 5 pohon enau. Saguer yang diambil segera dipanaskan sampai mendidih, sebab jika tidak segera
dipanaskan, saguer akan menjadi asam dan tidak dapat dibuat gula merah. Pemasakan saguer hingga menjadi gula mera membutuhkan waktu ± 7 jam.
Pada saat saguer mulai mengental, ditambahkan minyak kelapa 1 – 2 sendok makan, untuk memudahkan mengambil gula dari cetakannya. Setelah
mengental, saguer di cetak pakai tempurung kelapa, bagian yang berlubang ditutup dengan daun ubi
Manihot utilisima. Satu kali pemasakan dapat menghasilkan 14 – 18 batok gula merah. Sebagai pembungkus gula merah,
digunakan daun pisang Musa paradisiacal atau daun woka kecil Licuala
grandis yang sudah dikeringkan. Gula merah di jual di tempat dengan harga Rp.2000.- per batok, sedangkan harga di pasar Rp.3000.- per batok.
Saguer, selain sebagai bahan baku untuk membuat gula merah, saguer dapat juga dibuat “cap tikus” dengan cara penyulingan saguer. Proses
pembuatan cap tikus adalah sebagai berikut: 1 pengambilan saguer dimulai dari bunga paling atas dan berturut-turut sampai bunga paling bawah, 2 saguer di
tampung dalam bamboo sepanjang 1 m dengan diameter 10 cm, setelah selesai penampungan saguer dari pohon, saguer yang terkumpul dimasukkan dalam
drum kemudian dilakukan pemasakan dengan kayu bakar, 3 proses penyulingan berlangsung selama ± 5 jam sampai menghasilkan alkohol. Jika
drum terisi penuh dengan saguer, maka akan menghasilakan alkohol 1 galon
85
plastik 25 liter. Cap tikus yang sudah jadi, dijual dengan harga Rp.40.000,- gallon. Cap tikus biasanya di pasarkan ke Kotamobagu, Manado bahkan ke luar
Sulawesi utara Maluku dan Papua.
Pengetahuan Masyarakat
Seperti halnya masyarakat pedalaman lainnya di Indonesia, masyarakat di sekitar TNBNW juga memiliki sistem pengetahuan tentang pengelolaan
keanekaragaman sumber daya alam tumbuhan dan lingkungan yang ada di sekitarnya. Bagi masyarakat yang ada di sekitar TNBNW, tumbuhan obat adalah
semua tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan ramuan obat baik secara tunggal maupun campuran yang dianggap dan dipercaya dapat menyembuhkan
suatu penyakit atau dapat memberikan pengaruh bagi kesehatan. Sampai saat ini, walaupun sistem pengobatan modern telah maju, sistem
pengobatan tradisional masih berlaku pada sebagaian besar masyarakat. Ada kecenderungan masyarakat modern untuk kembali ke alam
back to nature dengan cara-cara tradisional semakin populer, baik di dalam negeri maupun di
luar negeri. Masyarakat di kawasan Taman nasional Bogani Nani Wartabone sebagaian besar masih bergantung pada alam sekitarnya untuk pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan terutama dari tumbuhan yang sejak dahulu sudah dimanfaatkan oleh nenek moyang mereka dan mereka hanya akan pergi ke
dokter kalau keadaan terpaksa karena lokasi tempat dokter berada jauh di ibu kota kabupaten.
Walaupun penduduk memiliki sistem pengetahuan tradisional tentang tumbuhan obat, namun yang mengetahui secara mendalam hal –hal yang
berhubungan dengan ruang lingkup penelitian hanya orang-orang tertentu saja. Pengambilan sampel untuk melakukan wawancara dilakukan dengan masyarakat
desa yang berdomisisli di sekitar kawasan yang memiliki pengetahuan ekologi empiris dan budaya mereka sendiri.
Pemilihan responden didasarkan atas pertimbangan peubah-peubah demografi penduduk setempat dan hasil wawancara penduduk lokal di setiap
lokasi desa yang dipilih. Peubah demografi yang dipilih adalah faktor usia. Menurut Nazir 1988, peubah usia penduduk dalam pemilihan responden
dimaksudkan untuk menghidari terjadinya bias kepada kelompok tertentu saja misalnya berusia muda saja atau usia tua saja, dan juga untuk mengetahui
tingkat degradasi pengetahuan antar generasi. Responden dipilih berdasarkan usia penduduk dengan rentangan usia 15 tahun sampai di atas 60 tahun.
86
Hasil perhitungan jumlah responden laki-laki dan perempuan berdasarkan kelas usia pada setiap lokasi pengamatan dapat dilihat pada Tabel
16 berikut. Tabel 16. Jumlah responden laki-laki dan perempuan berdasarkan kelas usia
Desa Doloduo Torout Matayangan Tumokang Siniung K.Mertha
Kelas Usia
L P L P L P L P L P L P
Jumlah
15-29 7 6 5 5 6 7 7 6 6 5 6 6
75 30-44 4 4 5 5 4
6 5 5 5 6 5 4 58
45-59 4 2 4 2 3 2 2 3 3 2 3 2
33 60 2 1 2 2 1
1 1 1 2 1 2 2 18
Jumlah 17 13 16 14 14 16 15 15 16 14 16 14
Total 30 30 30
30 30 30 180
Keterangan : l=laki-laki, p=perempuan Hasil survey tentang pengetahuan masyarakat terhadap jumlah jenis
tumbuhan obat tradisionalnya berdasarkan kelas usia dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 13 berikut .
Tabel 17. Pemanfaatan jenis tumbuhan obat berdasarkan kelas usia dan jenis kelamin
Pengetahuan Kelas Usia
Jumlah responden Jumlah jenis
15-29 57 15.250
30-44 56 22.370
45-59 54 29.754
60 13 43.615
Jenis kelamin Laki-laki 115
24.696 Perempuan 65
22.846 Pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan tumbuhan obat
berdasarkan kelas usia, masing-masing tertinggi dimiliki oleh kelas usia 60 tahun, diikuti kelas usia 45 - 59 tahun, kelas usia 30 - 44 tahun, dan terendah 15
– 29 tahun. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, pengetahuan kelompok laki- laki lebih tinggi dibandingkan kelompok perempuan. Semakin bertambahnya
87
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
15-29 30-44
45-59 60
Kelas Usia Ju
m la
h Je
n is
usia, semakin meningkat pengetahuan masyarakat terhadap jumlah jenis dan pemanfaatan tumbuhan obat dan sebaliknya semakin rendah usia seseorang
makin sedikit pengetahuaannya terhadap jumlah jenis tumbuhan obat dan pemanfaatannya.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan terhadap 180 responden menunjukkan bahwa kelas usia 60 tahun paling banyak mengetahui jenis
maupun pemanfaatan jenis tumbuhan obat dan hal ini semakin berkurang dengan semakin mudanya usia Gambar 13.
Gambar 13. Hubungan pemanfaatan jenis tumbuhan terhadap kelas usia Pengetahuan tentang sumberdaya tumbuhan merupakan pengetahuan
yang sangat penting bagi manusia demi kelangsungan hidupnya Wardah et al,
2002. Selanjutnya Maikhuri 2002 mengemukakan bahwa perubahan pengetahuan suatu kelompok masyarakat dapat disebabkan antara lain oleh
dimensi ekonomi, sosial dan politik. Apabila ditinjau dari sejarah perkembangan perekonomian Indonesia, maka merupakan suatu hal yang wajar bahwa
penduduk yang berusia 60 tahun keatas yang tinggal di kawasan TNBNW mempunyai pengetahuan yang lebih tinggi tentang jenis tumbuhan dan
pemanfaatannya dibandingkan dengan generasi yang lebih muda usia. Pergantian generasi yang diikuti oleh perubahan budaya tradisional
menjadi modern juga merubah sikap masyarakat terhadap penggunaan tumbuhan obat. Sebagai contoh penggunaan ramuan obat tradisional tumbuhan
menjadi berkurang sebagai akibat tersedianya obat-obatan modern dengan harga terjangkau Zuhud
et al, 1994. Peningkatan generasi muda dalam
88
pendidikan formal mengurangi intensitas kontak mereka dengan pengetahuan tradisionalnya. Menurut Ulluwishewa 1997 terdesaknya pendidikan informal
oleh pendidikan formal berdampak terhadap pengetahuan tradisional generasi mudanya. Lebih lanjut Caballero 1992 menyatakan bahwa perubahan nilai
guna tumbuhan dapat mencerminkan dinamika pemanfaatannya. Dinamika pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat modern merupakan kombinasi antara
nilai kultural dan ekonomi sebagai elemen penting dari kehidupan subsisten masyarakat tradisional.
Pemahaman masyarakat terhadap lingkungan pada umumnya dan usaha konservasi khususnya mengalami degradasi dari generasi ke generasi. Hal ini
terjadi sebagai akibat dari beberapa hal, diantaranya semakin berkurangnya ketergantungan kehidupan sehari-hari mereka terhadap sumberdaya alam hayati
yang tersedia di sekitarnya. Disamping itu sasaran penyuluhan tentang lingkungan yang sering dilakukan baik oleh pemerintah maupun lembaga-
lembaga non pemerintah hanya diberikan kepada kelompok tertentu saja, seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, maupun ketua-ketua organisasi sosial.
Informasi dari para penyuluh ini diharapkan dapat disebar luaskan kepada masyarakat luas yang ada disekitarnya. Namun kenyataannya kegiatan ini hanya
bersifat wacana, tidak ditindak lanjuti dengan aplikasi di lapangan. Oleh karena itu pemerintah, organisasi non pemerintah, perguruan tinggi, atau pihak-pihak
lain yang berkepentingan perlu memikirkan cara yang lebih efektif dan efisien agar apa yang menjadi tujuan dalam usaha pelestarian dapat dicapai.
Kelas usia diatas 60 tahun lebih banyak mengetahui tentang kelestarian lingkungan dibadingkan dengan kelas usia yang lain. Hal ini disebabkan karena
pada setiap kali penyuluhan para peserta ini yang sering diundang sehubungan dengan status mereka sebagai tokoh masyarakat, tokoh agama maupun tokoh
adat. Hal ini terbukti dari hasil wawancara, bahwa sebagian besar responden kelas usia diatas 60 tahun telah banyak mengikuti kegiatan penyuluhan
dibandingkan kelas usia dibawahnya. Oleh sebab itu pengetahuan tentang kelestarian yang meliputi tentang pengertian, langkah-langkah serta tujuan
pelestarian lebih banyak diketahui oleh kelas usia diatas 60 tahun. Sampai saat ini masih banyak ditemukan sikap dan tindakan masyarakat yang tidak peduli
terhadap kelestarian lengkungan. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan mereka terhadap pentingnya menjaga kelestarian lingkungan untuk
kelangsungan hidup manusia. Oleh sebab itu diperlukan langkah-langkah konkrit
89
dengan mengikutsertakan masyarakat dalam menjaga lingkungan. Menurut Kamil 1995 langkah yang harus diambil oleh pemerintah dalam rangka
mengikut sertakan masyarakat dalam menjaga lingkungan adalah menerapkan mekanisme yang dapat menjamin kesinambungan arus informasi bagi
masyarakat. Mekanisme yang jelas dalam pengelolaan kelestarian lingkungan dapat mendorong masyarakat ikut berperan serta dalam menjaga kelestarian
lingkungan. Pengetahuan masyarakat tentang jenis dan pemanfaatan tumbuhan obat
dapat disebabkan oleh perbedaan jarak dari masing-masing desa dengan kawasan hutan dan perbedaan tingkat sosial, ekonomi, budaya. Apabila ditinjau
dari letak pemukiman, desa Tumokang dan Matayangan merupakan desa yang paling dekat dengan kawasan hutan, dengan demikian masyarakat di kedua
desa ini lebih sering mengadakan kontak langsung dengan hutan disekitarnya. Transportasi dari kedua desa tersebut untuk berhungan dengan daerah
perkotaan lebih sulit dibandingkan dengan desa yang lain. Kondisisi ini berdampak terhadap ketergantungan masyarakat akan sumberdaya hayati
tumbuhan lebih besar sehingga hal ini juga berdampak pada pengetahuan mereka terhadap pemanfaatan tumbuhan dan lingkungannya. Pengetahuan
masyarakat tentang konservasi sumberdaya alam lingkungan sangat berhubungan erat dengan tingkat pendidikan masyarakat dan jarak lokasi desa
dengan hutan lindung. Desa Doloduo, Torout, Kembang Mertha, penduduknya rata-rata berpendidikan tamat sekolah lanjutan pertama sampai perguruan tinggi
lebih banyak dibandingkan dengan desa yang lain, sehingga pengetahuan mereka tentang perlunya konservasi tumbuhan yang mereka peroleh melaui
penyuluhan secara langsung dari instansi terkait, membaca brosur, maupun media elektronik lebih banyak dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di
desa lainnya. Pengetahuan, seni, dan keterampilan tentang cara-cara pengelolaan dan
pemanfaatan tumbuhan obat tradisional bervariasi antara suku-suku yang ada di Indonesia seperti suku Bogani di Kabupaten Bolaang Mongondow. Biasanya
tidak semua penduduk dapat memahami cara pengelolaan dan pemanfaatannya tetapi hanya oleh segelintir masyarakat yang bisa dikenal sebagai dukun
kampung. Pengobat tradisional dukun tidak sembarangan mengajarkan atau menurunkan pengetahuan, seni dan ketrampilannya kepada orang lain kecuali
90
kepada keluarganya, dan itupun ada persyaratan tertentu, bahkan ada yang hanya lewat mimpi sang dukun.
Seperti halnya yang ada di Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow ada beberapa dukun yang memperoleh cara pengobatan tradisional
dari mimpi mereka, dan sampai sekarang sudah banyak masyarakat yang mengandalkan jasa Dukun tersebut dan ternyata sembuh padahal banyak di
antara penderita yang sudah berobat ke Dokter tapi tidak sembuh. Lain halnya dengan dukun yang ada di Kecamatan Modayag yaitu daerah yang berada di
kawasan antara Taman Nasional Bogani Nani Wartabone dan Cagar Alam Gunung Ambang, pengetahuan obat tradisional diwariskan secara turun temurun
dari orang tua kepada anak atau cucunya akan tetapi juga harus melalui beberapa persyaratan tertentu yaitu anak yang diwariskan harus mendampingi
sang ayah selama pengobatan penderita dan saat mencari dan mengumpulkan ramuan obat tersebut dari kebun terdekat atau bahkan dari dalam hutan yang
jaraknya jauh dari tempat pemukiman penduduk Dalam mengobati penderitapasien, ada beberapa persyaratan yang
tidak boleh dilanggar oleh sang Dukun seperti tidak boleh menerima pemberian uang atau barang dari penderita. Hal ini jika dilanggar maka akan mengurangi
khasiat dari ramuan yang dibuat oleh sang Dukun sehingga penyakit tidak sembuh.
Di antara jenis-jenis tumbuhan yang berasal dari hutan meliputi : Pisang hutan
Musa Sp., Areca avestiaria, Pandanus Sp., Xanthosoma violaceum, Poikilospermum suaveolens, Bischovia javanica, Ficus minahassae, Erthrina
variegata, Drymoglossum piloselloides, Clerodendrum buchanii, Syzigium spicatum, ada dua jenis yang tergolong endemik yaitu Areca vestiaria dan Ficus
minahassae. Karena kedua jenis tumbuhan tersebut tergolong endemik dan dari hasil pengamatan di lokasi keberadaan kedua tumbuhan tersebut sudah sulit
ditemukan hanya terdapat pada lokasi tertentu misalnya di hutan Tumokang dan hutan G.Kabila maka sangat perlu dilakukan upaya konservasi baik insitu
maupun eksitu. Hal yang dilakukan oleh masyarakat setempat adalah menjaga agar kedua tumbuhan tersebut tidak ditebang oleh orang-orang yang tidak
bertanggung jawab dan khusus untuk Areca vestiaria sudah dibudidayakan di
kebun dekat tempat pemukiman penduduk. Sedangkan Ficus minahassae tetap
dibiarkan tumbuh di hutan dan penduduk hanya akan mengambil jika diperlukan.
91
Namun demikian banyak juga di antara tumbuhan obat tersebut berasal dari luar yaitu berupa tumbuhan pendatang. Misalnya
Abelmoschus moschatus, sejenis sayuran dari India dan Afrika Barat. Sayuran ini selain digunakan
sebagai tumbuhan obat untuk penyakit radang paru-paru atau TBC, juga merupakan makanan khas setempat yang dikenal dengan nama “ yondok “ yang
di masak dengan santan kelapa. Di Kabupaten Minahasa, sayuran ini merupakan salah satu bahan sayuran untuk membuat masakan bubur Manado atau dikenal
dengan nama “ Tinutuan “. Di daerah ini juga terdapat banyak jenis tumbuhan obat yang juga
digunakan oleh daerah lain sebagai tumbuhan obat. Misalnya Costus
megalobractea, Imperata cyllindrica, Eleucina indica, Melastoma candidum, Orthosiphon spicatus, Ageratum conyzoides, Centella asiatica, Jatropha curcas,
Piper betle, Canna edulis, dan Physallis peruviana. Namun demikian ada perbedaan pemanfaatan tanaman yang sama untuk penyakit yang berbeda.
Misalnya Piper aduncum di suku Sunda digunakan untuk mengobati penyakit
bisul dan obat luka baruberdasarkan buku inventarisasi tumbuhan obat oleh Hutanpea dkk. 2001 jilid 2 yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan Jakarta,
sedangkan oleh suku Bogani yang mendiami kawasan sekitar Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, digunakan untuk mengobati penyakit diabetes
dan ginjal dengan cara mengambil seluruh bagian tanaman kemudian direbus dengan 3 gelas air,diminum 3 kali sehari.Demikian pula dengan
Physallis peruviana, di daerah lain digunakan untuk mengobati penyakit bronkhitis
sedangkan oleh suku Bogani digunakan untuk mengobati penyakit diabetes dan ginjal.
Peperomia pelleida, di daerah lain digunakan untuk sakit ginjal dan sakit perut sedangkan oleh masyarakat setempat digunkan untuk mengobati penyakit
tekanan darah tinggi dengan cara mengambil 3,5,7,9 daun, direbus dengan 1 gelas air yang diberi gula aren secukupnya lalu diminum 3 kali sehari. Demikian
pula dengan tumbuhan Sellaginela tamariscina yang digunakan sebagai obat
penyakit kanker di daerah lain Djauharia dan Hernani, 2004 ,sedangkan masyarakat di sekitar kawasan menggunakannya untuk mengobati penyakit
liver,ginjal, dan tekanan darah tinggi, dengan cara mengambil 3 rumpun tanaman ini lalu dicuci bersih kemudian direbus dengan 3 gelas air, diminum 3 kali sehari.
Masyarakat telah secara turun temurun atau secara tradisional menggunakan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya termasuk untuk
mengobati berbagai penyakit. Kehidupan masyarakat sangat erat dengan
92
alam,khususnya dengan pemanfaatan tumbuhan obat dari ekosistem hutan alam.
Pengetahuan tradisional masyarakat ini merupakan aset bangsa dalam pengelolaan adatif pelestarian pemanfaatan plasma nutfah tumbuhan obat untuk
pengembangan obat asli Indonesia di masing-masing wilayah, sesuai dengan karakteristik sumberdaya tumbuhan obat dan masyarakat di masing-masing
wilayah Indonesia. Potensi ini merupakan aset nasional yang bernilai sangat strategis dan sangat tinggi untuk mengembangkan manfaat baru dari berbagai
hasil tumbuhan untuk kepentingan manusia di dunia obat-obatan. Aspek Konservasi Tumbuhan Obat
Masyarakat di kawasan Taman nasional Bogani Nani Wartabone sebagaian besar masih bergantung pada alam sekitarnya untuk pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan terutama dari tumbuhan yang sejak dahulu sudah dimanfaatkan oleh nenek moyang mereka dan mereka hanya akan pergi ke
dokter kalau keadaan terpaksa karena lokasi tempat dokter berada jauh di ibu kota kabupaten.
Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, akhir- akhir ini generasi muda di daerah mulai meninggalkan seni dan pengetahuan
penggunaan pengobatan tradisional ini karena mereka menganggap itu sudah kuno. Akibatnya sulit mendapatkan pewaris dukun yang professional. Hal ini
akan sangat memprihatinkan sebab kalau tidak segera dicatat dan didokumentasikan, seni dan pengetahuan pemanfaatan tumbuhan hutan untuk
memelihara kesehatan akan lenyap. Di samping itu dengan menyatunya keberadaan sumber daya alam dengan budaya masyarakat, habitatnya akan
terancam oleh ulah maysarakat itu sendiri dalam mengeksploitasi sumber daya alam tersebut dengan tidak bertanggung jawab. Dalam hal ini masyarakat perlu
membudidayakan tumbuh-tumbuhan obat tersebut yang pada gilirannya akan mendukung kelestarian lingkungan hidup dan mempertahankan
keanekaragaman jenis tumbuhan obat tersebut. Jika tidak demikian akan akan terjadi kepunahan keragaman jenis tumbuh-tumbuhan tersebut.
Untuk kepentingan pengobatan tradisional, baik untuk keluarga maupun untuk umum, masyarakat suku Bogani telah melakukan penanaman dan
pemeliharaan tanaman yang berkhasiat obat, tanaman tersebut sudah dibudidayakan dipekarangan rumah dan di kebun dekat pemukiman penduduk.
93
Namun demikian ada beberapa jenis tumbuhan obat yang tergolong endemik yang harus diprioritaskan untuk segera dibudidayakan karena tumbuhan tersebut
semakin sulit dijumpai keberadaanya seperti Areca vestiaria, Musa sp, Ficus
minahassae. Tumbuhan tersebut hampir punah sehingga diperlukan alternatif yang tepat untuk pelestariannya.
Kegiatan pelestarian sangat penting artinya dalam melindungi populasi jenis tumbuhan dan satwa untuk tetap hidup bebas pada habitat aslinya.
Pengelolaan suatu kawasan pelestarian alam yang luas merupakan suatu proses yang kompleks dan banyak ancaman dari luar, sehingga menjamin kelestarian
habitat, harus dijaga kelangsungan hubungan yang ada di dalam kawasan seperti dengan masyarakat lokal.
Benteng terakhir ekosistem hutan alam tropika Indonesia sebagai tempat penyimpanan kekayaan keanekaragaman hayati tumbuhan obat adalah
dikawasan pelestarian alam dimana salah satu kegiatan pelestarian alam adalah insitu seperti di Taman Nasional, Cagar alam, Taman Hutan raya dan Taman
Suaka alam. Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Pemerintah untuk pengelolaan
kawasan pelestarian harus mencakup : 1.
Mengidentifikasi kawasan pelestarian untuk pelestarian tumbuhan obat, masyarakat lokaltradisional, termasuk pengetahuan tradisionalnya.
2. Tehnik pendataan dan monitoring tumbuhan obat dalam kawasan pelestarian.
3. Tehnik dan prosedur untuk pengkoleksian dari tumbuhan obat dalam kawasan pelestarian.
4. Mekanisme legal untuk menjamin masyarakat lokal mendapatkan keuntungan ekonomi.
5. Mengadakan pelatihan untuk pengelola kawasan mengenai tumbuhan obat dan penggunaanya.
Kawasan pelestarian merupakan habitat bagi berbagai jenis tumbuhan obat yang tumbuh secara liar dan juga merupakan laboratorium lapangan untuk
program penelitian tumbuhan obat. Jenis tumbuhan obat yang langka atau endemik harus diberkan prioritas dalam perencanaan pengelolaan habitatnya.
Oleh sebab itu perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Mengetahui penyebaran jenis tumbuhan obat dalam kawasan
94
2. Mengetahui karakteristik ekologi dan morfologi jenis dan 3. Status dan keberadaan kawasan termasuk ancaman dari luar.
Pengelola kawasan hendaknya dapat mengizinkan masyarakat lokal untuk memanen tumbuhan obat secara terbatas dalam wilayah perlindungan.
Hal ini dapat merubah citra kawasan pelestarian dan bisa mengurangi kegiatan illegal dan kegiatan pengrusakan hutan, sebaiknya pendapatan atau keuntungan
dari tumbuhan obat hendaknya dikembalikan untuk pengeloaan kawasan yang dilindungi.
Idealnya semua tumbuhan obat harus dilestarikan meliputi semua populasi di alam pelestarian insitu dan penangkaran di luar habitatnya
pelestarian exsitu. Tujuan pelestarian exsitu adalah a untuk diintroduksikan kembali ke habitat aslinya, b untuk pemuliaan tumbuhan, c untuk penelitian
dan pendidikan. Kerugian pelestarian exsitu adalah jenis tumbuhan yang dilestarikan
memiliki variasi genetik yang lebih sempit dibandingkan genetik aslinya di alam. Jenis yang di lestarikan exsitu dapat mengalami erosi genetik dan sangat
tergantung pada perawatan kontinyu dari manusia. Prioritas pelestarian exsitu diberikan untuk jenis yang habitatnya telah rusak atau digunakan untuk
meningkatkan jenis lokal yang hampir punah sehingga menjadi tersedia kembali dialam.
95
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Pemanfaatan keanekaragaman jenis tumbuhan obat oleh masyarakat suku Bogani terdiri atas 121 jenis tumbuhan, yang terdiri atas 57 suku.
Jenis tumbuhan yang paling banyak digunakan tergolong pada suku Eupohorbiaceae, Labiatae,Verbenaceae, Araceae, dan Asteraceae.
2. Berdasarkan hasil perhitungan nilai pemanfaatan ICS dan nilai penting INP maka jenis tumbuhan yang termasuk kategori tumbuhan obat pada
10 peringkat tertinggi adalah Diospyros celebica ebonik.hitam, Knema
celebicapala hutan, Areca vestiariapinang yaki, Calamus sp. rotan, Arenga pinnata seho, Mangostana indicamanggis hutan, Ficus
minahassaedumpagon, Aglaia minahassaepisek,
Pandanus sp. pondang,
Remusativa viviparatalas. 3. Terdapat indikasi akan punahnya pengetahuan obat tradisional ini jika
tidak segera di inventarisasi karena banyak yang tidak diturunkan lagi kepada generasi muda para dukun umumnya sudah lanjut usia.
SARAN
1. Perlu penelitian lanjut untuk mengetahui senyawa bioaktif yang terkandung dalam tumbuhan obat khususnya yang mengobati beberapa
jenis penyakit. 2. Perlu penelitian lanjutan khusus untuk tanaman obat yang tergolong
langka dan endemik sebagai langkah awal pelestariannya. 3. Penelitian tentang pengetahuan obat tradisional perlu segera di
tindaklanjuti karena umumnya tidak diwariskan lagi.
96
ABSTRACT
HERNY EMMA INONTA SIMBALA. Ethno-botany, Bioprospecting of Pinang Yaki
Areca vestiaria Giseke. Under the direction of DEDE SETIADI, LATIFAH K-DARUSMAN, IBNUL QAYIM, MIN RAHMINIWATI.
Pinang yaki areca vestiaria is the kind of beautiful bias palm that
originated from Sulawesi. The plant is widely distributed in Lore Lindu National Park, Bogani Nani Wartabone National Park, Mount Ambang Natural
Conservation, slope of Mount Mahawu. The palm is also growing in Province of Maluku, particalary in Halmahera and Seram island, and widely known as
“Pinang Merah” Mogea, 2002.
The research’s objectives are to study how the community around Bogani Nani Wartabone National Park use Pinang yaki to cure a disease and to
determine chemical contend that use by local community as medicine plant by phyto-chemical analysis, and to study how far the toxicity level of Pinang yaki
fruits extract.
The result shows that Pinang yaki Areca vestiaria Giseke is an endemic
palm in Sulawesi with unique characteristics and one of important component in tropical rain forest ecosystem. The fruits is also become food sourches for black
monkey Macac nigra that also as endemic animal in Sulawesi. The result of phyto-chemical analysis shows that the contend of Pinang
yaki are tannin, flavonoid, hydroquinone, triterpenoid and saponin. While the proximate Analysis shows that fruits of pinang yaki has 6.10 water content, ash
content 0,70, water residual 5,75 and organic solvent residual 16,46. Toxicity test on
Artemia salina leach larva shows 334.988 ppm value. The LC
50
value under 1000 ppm, shows that pinang yaki seed is potential for bio active. Key word : Ethno-botany, phyto-chemical, Toxicity,
Areca vestiaria
97
PENDAHULUAN
Studi yang mempelajari tentang pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat primitif atau penduduk asli yang berkaitan dengan kebudayaan masyarakat
dikenal dengan istilah etnobotani. Harshberger 1896 dalam Wickens 1989,
mengemukakan bahwa etnobotani dapat menjelaskan beberapa hal antara lain : 1 keadaan kebudayaan suatu bangsa yang memanfaatkan tumbuh-tumbuhan
2 membuktikan penyebaran tumbuh-tumbuhan pada masa lalu 3 membuktikan jalur perdagangan 4 berguna dalam menerangkan nilai yang
didapat dari pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar yang diambil dari alam. Etnobotani sebagai suatu konsep pendekatan permasalahan dari segi
etnologi dan botani. Etnologi menjelaskan hubungan yang erat antara kehidupan suatu kelompok masyarakat dengan sumberdaya alam tumbuhan yang ada
dilingkungannya, termasuk didalamnya uraian tentang sejarah pemanfaatannya dan penyebaran jenis-jenis tumbuhan tersebut. Segi botani lebih menekankan
pada konsepsi masyarakat itu terhadap dunia tumbuhan yang dikenal, terutama perannya dalam kehidupan sehari-hari, sebagai sumber pangan, perumahan,
bahan obat, bahan rempah, maupun untuk ritual Wardah et al, 2002.
Berbagai jenis biodiversitas mempunyai potensi kandungan bahan-bahan kimia dan sumberdaya genetika. Potensi ini merupakan keunggulan komperatif
karena pada saat ini terjadi peningkatan industri terhadap sumber-sumber bahan kimia untuk memproduksi obat-obatan, agrokimia, kosmetika, zat pewarna,
bahan pengawet makanan dan lain-lain Sumarja 1998. Bioprospeksi pada prinsipnya adalah upaya pencarian, penelitian,
pengumpulan, ekstraksi, dan pemilihan sumberdaya hayati dan pengetahuan tradisional untuk mendapatkan materi genetik dan sumber biokimia yang bernilai
ekonomi tinggi. Kegiatan ini penting untuk mendokumentasi sumberdaya genetik keanekaragaman hayati sebelum ada pihak lain yang tidak bertanggung jawab
mengeksploitasi habis kekayaan tersebut, sekaligus mencari sumber bagi keuntungan ekonomi di masa depan. Oleh karena itu keanekaragaman, struktur
dan komposisi vegetasi sebagai komponen utama habitat perlu dikaji dan dianalisa. Demikian pula pemanfaatan keanekaragaman flora oleh masyarakat
sekitar taman nasional terutama pemanfaatannya sebagai bahan obat-obatan tradisional.
98
Perlombaan pencarian obat baru seiring dengan munculnya penyakit- penyakit baru. Berbagai hasil kajian, tanaman dan tumbuhan di wilayah tropis,
khususnya Indonesia, menjadi incaran. Sumberdaya alam hayati menjadi sangat berharga, khususnya sebagai sumber gen plasma nutfah dan sebagai sumber
bahan kimia. Oleh karena itu ekstrak yang diperoleh dari sumberdaya hayati ini sangat mahal sekalipun dalam jumlah yang amat sedikit mikro-liter nilainya
dapat mencapai puluhan ribu dollar. Ekstrak ini digunakan sebagai bahan baku industri gen dan industri obat modern Dennin, 2000 ; Kusuma,2002 .
Berdasarkan hasil penelitian keanekaragaman tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat di Kawasan Taman Nasional Bogani Nani
Wartabone merupakan pokok bahasan tersendiri dalam disertasi ini dan telah dibahas pada bab sebelumnya, ditemukan 121 jenis tumbuhan obat. Dari hasil
analisis Metode Perbandingan Eksponensial MPE, pinang yaki Areca vestiaria
Giseke merupakan tumbuhan yang paling berpotensi untuk dikembangkan.
Untuk itu pengkajian terhadap aspek ekologi, fenologi, dan pemanfaatan tumbuhan pinang yaki
Areca vestiaria Giseke perlu dilakukan. Penelitian ini akan membawa terobosan baru dalam penemuan senyawa-
senyawa bioaktif unggulan khas tropis, khususnya Daerah Sulawesi Utara yang merupakan kawasan peralihan antara Zona Malaysia dan Australia yang dikenal
dengan Wallaceae Area yang memiliki beranekaragam karakteristik dan keunikan jenis tumbuhan.
Pada prinsipnya penelitian ini melanjutkan eksplorasi potensi keanekaragaman hayati tumbuhan obat antifertilitas yang sudah dilakukan
Simbala, 2006. Dari hasil penelitian Bioekologi yang sudah dilakukan, Pinang yaki
Areca vestiaria merupakan jenis palem endemik Sulawesi yang memiliki karakteristik yang unik dan merupakan salah satu komponen penting dalam
ekosistem hutan hujan tropis dimana buahnya sebagai salah satu sumber makanan bagi monyet hitam
Macaca nigra yang juga merupakan satwa endemik Sulawesi.
Tumbuhan dikenal sebagai pabrik industri kimia yang merupakan bahan baku obat yang telah diketahui sejak lama dengan menggunakan obat
tradisional. Mengingat sekarang ditemukannya penyakit yang beraneka ragam seperti kanker, AIDS, flu burung dan lai-lain, diperlukan pencarian senyawa kimia
yang aktif dari tumbuhan.
99
Menurut Achmad 2003, bahan kimia yang bersumber dari tumbuhan yang telah digunakan untuk antihipertensi di antaranya resinamin dan reserpin dari
Rauwolfia serpentina Benth, dan deserpidin dari R. tetraphylla L. Apocynaceae; untuk terapi penyakit jantung dipakai bahan kimia seperti kuabain dari
Strophanthus gratus Baill. Apocynaecae; dan untuk terapi diuretik dan vasodilator dipakai teobromin dari
Theobroma cacao L. termasuk suku Sterculiaceae. Senyawa kristalin yang diketahui sebagai
daucosterol, cumanbrin- A, acacetin, glyceryl-1- monobehenate dan asam palmitik chrysanthemol yang
diisolasi dari bunga-bunga Chrysanthemum indicum L., chrysanthemol
antiinflamasi pada tikus Yu, et al, 1987; dan thalicsiline dari Thalictrum sessile
Wu et al, 1988. Bahan kimia asal tumbuhan yang dapat dipakai sebagai antifertilitas telah
banyak dikaji di antaranya Levo gossypol sebagai agen antifertilitas pada pria
berasal dari Gossypium Malvaceae. Ekstrak etanol dari Artemisia absinthium,
dan Schubertia multiflora sebagai antifertilitas, dan Ruta graveolus dapat
menyebabkan keguguran Rao, 1988; dan sebaliknya Phenylethanoid
glycosides dari herba Cistanchis dipakai untuk pergobatan bagi impotensi dan fungsi vital ginjal Tu, et al, 1997.
Tujuan Penelitian
M M
e e
m m
p p
e e
l l
a a
j j
a a
r r
i i
b b
a a
g g
a a
i i
m m
a a
n n
a a
m m
a a
s s
y y
a a
r r
a a
k k
a a
t t
d d
i i
s s
e e
k k
i i
t t
a a
r r
T T
N N
B B
N N
W W
m m
e e
m m
a a
n n
f f
a a
a a
t t
k k
a a
n n
p p
i i
n n
a a
n n
g g
y y
a a
k k
i i
u u
n n
t t
u u
k k
p p
e e
n n
g g
o o
b b
a a
t t
a a
n n
p p
e e
n n
y y
a a
k k
i i
t t
, ,
m m
e e
n n
g g
u u
j j
i i
k k
a a
n n
d d
u u
n n
g g
a a
n n
k k
i i
m m
i i
a a
t t
u u
m m
b b
u u
h h
a a
n n
p p
i i
n n
a a
n n
g g
y y
a a
k k
i i
y y
a a
n n
g g
d d
i i
g g
u u
n n
a a
k k
a a
n n
o o
l l
e e
h h
m m
a a
s s
y y
a a
r r
a a
k k
a a
t t
s s
e e
t t
e e
m m
p p
a a
t t
m m
e e
l l
a a
l l
u u
i i
a a
n n
a a
l l
i i
s s
i i
s s
f f
i i
t t
o o
k k
i i
m m
i i
a a
, ,
m mengetahui
sejauhmana tingkat toksisitas ekstrak buah pinang yaki.
3. Hipotesis Penelitian