148
membelah lagi membentuk spermatosit primer. Sebelum terbentuknya spermatosit primer terlebih dahulu diawali dengan pembentukan stadium
preleptoten, zigoten, pakiten diploten dan diakenesis. Stadium itu berlangsung agak lama sehingga disebut sebagai stadium profase miosis I. Di antara stadium
di atas, Burgos et al. 1970 menyatakan stadium pakiten memerlukan waktu yang paling panjang dibandingkan dengan stadium lainnnya, karena itu disebut
stadium stabil. Terbentuknya spermatosit sekunder terjadi pada saat setelah stadium
profase Miosis I berakhir. Pada umumnya spermatosit sekunder jarang dijumpai, karena akan segera mengalami miosis II menjadi spermatid yang haploid.
Kemudian spermatid akan mengalami metamorfosis yang cukup lama menjadi spermatozoa yang utuh Clermont, 1962, proses tersebut dikenal sebagai
spermiogenesis.
e. Spermiogenesis
Spermatid yang terbentuk dari pembelahan reduksi akan mengalami serangkaian perubahan morfologi yang kompleks sehingga menjadi
spermatozoa, proses ini disebut spermiogenesis. Prose spermiogenesis pada mamalia dapat dibagi menjadi empat fase dan tiap fase terdiri atas beberapa
tahap perkembangan spermatid. Pada tikus terdapat 19 tahap perkembangan spermatid sebelum menjadi spermatozoa dewasa. Keempat fase spermiosis
tersebut yaitu : fase golgi tahap 1-3, fase tudungtahap 4 -7, fase akrosom Tahap 8 -14 dan fase maturasi tahap 15 – 19.
Dalam fase spermiogenesis ada beberapa ciri khas yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Fase golgi; pada fase ini terdapat tiga tahap perkembangan yaitu tahap 1 – 3. Fase ini ditandai adanya iodosom yang mengandung 1 sampai 4 granula
proakrosom. Selanjutnya granula proakrosom bergabung menjadi sebuah granula inti spermatid, tetapi tetap masih berada dalam iodosom.
b. Fase tudung; fase ini disebut juga cap phase yang terdiri dari tahap 4 – 7. Dalam fase ini granula akrosom melebar di atas inti sehingga menutupi
sepertiga bagian inti spermatid. Perluasan granula akrosom ini bentuknya seperti tudung kepala head cap. Pada fase ini iodosom mulai memisah dari
granula akrosom, bersamaam dengan itu kutub inti berlawanan letak dengan sentriol dan dibentuk flagel.
149
c. Fase akrosom; dalam fase ini terdapat 7 tahap perkembangan spermatid yaitu tahap 8 - 14. Di sini terjadi orientasi tudung granula akrosom ke arah
membran basalis. Saat itu sitoplasma spermatid menggeser ke salah satu kutub inti yang semula bulat berubah memanjang. Bagian kaudal ujung inti
yang menghadap membran basalis mulai membengkok, selanjutnya diikuti pula oleh tudung inti yang disebut akrosom. Akhirnya inti makin memanjang
sehingga inti makin membelok menyerupai sperma dewasa. d. Fase maturasipematanggan; dalam fase ini terdapat 5 tahap perkembangan
spermatid tahap 15-19. Pada fase ini hanya terjadi perubahan karena struktur dasar dari spermatozoa telah terbentuk pada akhir fase akrosom.
Sebagaian sitoplasma yang masih melekat pada flagel terlepas dan disebut sebagai badan residu residual bodies. Akhirnya spermatozoa yang telah
matang segera dilepas kan ke dalam lumen tubili.
e. Patologi Testis