Landasan Teori Strategi Pengembangan Kopi Robusta Di Desa Silantom Julu Kecamatan Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara

2.3. Landasan Teori

Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki yang dikuasai sebaik – baiknya, dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran output yang melebihi masukan input Soekartawi, 1995. Biaya usahatani dibedakan menjadi 1 Biaya tetap fixed cost : biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Yang termasuk biaya tetap adalah sewa tanah, pajak dan alat pertanian. 2 Biaya tidak tetap variabel cost : biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, seperti biaya saprodi tenaga kerja, pupuk, dan pestisida Soekartawi et al 1986 dalam Sartika 2007. Dalam pendapatan usahatani ada dua unsur yang digunakan yaitu unsur penerimaan dan pengeluaran dari usahatani tersebut. Penerimaan adalah hasil perkalian jumlah produk total dengan satuan harga jual, sedangkan pengeluaran atau biaya yang dimasudkan sebagai nilai penggunaan sarana produksi dan lain – lain yang dikeluarkan pada proses produksi tersebut Ahmadi, 2001. Penerimaan diperoleh dengan menekankan adanya harga jual. Harga penjualan yang dapat diperoleh petani ditentukan oleh berbagai faktor yaitu : mutu hasil, pengolahan hasil, dan sistem pemasaran serta struktur pasar yang dihadapi. Pendapatan bersih adalah selisih total pendapatan tunai dengan total pengeluaran tunai. Pendapatan bersih suatu usaha dinyatakan dalam bentuk jumlah rupiah. Tujuan petani dalam berusahatani pada masyarakat yang telah memasuki sistem pasar adalah untuk memperoleh pendapatan bersih yang sebesar-besarnya. Dalam memperoleh pendapatan bersih yang tinggi maka petani harus mengupayakan penerimaan yang tinggi dan biaya produksi yang rendah Simanjuntak S.B, 2004 Dalam melaksanakan suatu proyek biasanya dilakukan dengan dua macam analisis, yaitu 1 Analisis finansial, dimana proyek dilihat dari sudut badan-badan atau orang-orang yang menanam modalnya dalam proyek atau yang berkepentingan langsung dalam proyek. 2 Analisis ekonomi, dimana proyek dilihat dari sudut perekonomian secara keseluruhan. Penelitian ini menggunakan analisis finansial disebabkan penelitian yang menganalisa biaya dan manfaat dari usahatani kopi robusta di daerah penelitian. Analisis finansial lebih menekankan pada aspek input-output pada penerimaan dan pengeluaran yang sebenarnya. Dengan demikian variabel yang dipakai adalah data harga real, tenaga kerja dalam dalam keluarga yang terlibat tidak diperhitungkan tetapi pajak serta biaya bea masuk tetap diperhitungkan. Begitu pula dengan besarnya bunga pinjaman juga dihitung pada analisis finansial. Untuk menganalisa layak atau tidak layaknya usahatani yang dijalankan oleh petani kopi dapat dilihat melalui kriteria investasi. Beberapa kriteria yang sering digunakan dalam analisis kelayakan finansial adalah NPV Net Present Value, IRR Internal Rate of Return dan BC Net Benefit Cost Ratio. Net Present Value NPV adalah finansial yang memperhitungkan selisih antara penerimaan dan biaya terhadap besarnya suku bunga atau lebih dikenal dengan istilah analisis yang sudah mempertimbangkan faktor diskonto pada waktu-waktu tertentu. Cara menhitung NPV adalah sebagai berikut : Keterangan : B t = Penerimaan benefit finansial sehubungan dengan sesuatu proyek pada tahun t C t = Biaya finansial sehubungan dengan proyek pada tahun t, Ct dihitung per hektar per tahun n = Umur ekonomis proyek dalam perhitungan dipergunakan 1 tahun i = Discount rate NPV = Nilai netto sekarang Tingkat pengembalian internal IRR merupakan parameter yang dipakai untuk melihat apakah sesuatu usaha mempunyai kelayakan usaha atau tidak. Criteria layak atau tidak layak bagi suatu usaha adalah bila IRR lebih besar daripada tingkat suku bunga yang berlaku saat usaha itu dilaksanakan dengan meminjam uang biaya dari bank pada saat nilai netto sekarang Net Benefit Value = 0, oleh karena itu untuk menghitung IRR diperlukan nilai NPV terlebih dahulu Soekartawi, 1995. Perkiraan IRR dapat dicari dengan memecahkan persamaan sebagai berikut : Keterangan : i’ = Nilai Social Discount rate yang ke – 1 i” = Nilai Social Discount rate yang ke – 2 NPV’ = Nilai NET Present Value yang pertama NPV” = Nilai NET Present Value yang kedua  Bila IRR ≥ tingkat suku bunga berlaku maka usaha tersebut layak untuk dilaksanakan  Bila IRR tingkat suku bunga berlaku maka usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan NPV = t− t +i t � �= ��� = � ′ + ��� ′ ��� ′ − ��� � − � ′ Benefit cost ratio BC yaitu tingkat perbandingan antara penerimaan dengan biaya yaitu antara semua nilai-nilai positif dan arus keuntungan bersih setiap tahun bulan setelah didiskontokan dengan jumlah nilai negatif atau dengan rumus : Keterangan : B t = Penerimaan benefit finansial sehubungan dengan sesuatu proyek pada tahun t C t = Biaya finansial sehubungan dengan proyek pada tahun t, Ct dihitung per hektar per tahun n = Umur ekonomis proyek i = Opportunity Cost of Capital yang digunakan t = Jangka waktu suatu proyek tau usahatani Kriteria yang dipakai adalah :  Bila BC 1 maka usaha tersebut layak diusahakan  Bila BC 1 maka usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan Strategi adalah cara terbaik untuk mencapai beberapa sasaran dan rencana yang kompeherensif. Strategi yang menginteregasikan segala sumber saya dan kemampuan yang bertujuan jangka panjang. Untuk menetapkan strategi dan kebijakan dalam pengembangan perkopian Indonesia ke masa yang akan datang digunakan analisis SWOT. Identifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi suatu industri serta analisis terhadap faktor faktor kunci menjadi bahan acuan dalam menetapkan strategi dan kebijakan penanganan perkopian. ��� B C = Bt − Ct 1 + i t n t= Ct − Bt 1 + i t n t= Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang memaksimalkan kekuatan strengths dan peluang opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan weakness dan ancaman threats Rangkuti, 2009.

2.4. Kerangka Pemikiran